PERAN AKTIF PEMERINTAH INDONESIA DALAM ORGANISASI KONFERENSI ISLAM (OKI) PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004-2009)

PERAN AKTIF PEMERINTAH INDONESIADALAM ORGANISASI
KONFERENSI ISLAM (OKI) PADAMASA PEMERINTAHAN PRESIDEN
SUSILO BAMBANGYUDHOYONO (2004-2009)
Oleh: Ainun Martina Wati ( 05260018 )
International Relation
Dibuat: 2010-06-08 , dengan 7 file(s).

Keywords: Kebijakan Luar Negeri, Kelompok Islam, Indonesia, OKI, Presiden Yudhoyono
ABSTRAKSI
Adanya perubahan politik luar negeri Indonesia yaitu adannya isu Islam yang dipandang oleh
dunia Internasional sebagai sesuatu hal yang negative, bahkan menjadi suatu hal yang
menyebabkan terjadinya islamophobia. Hal ini menyebabkan sensitifitas Islam di Indonesia
meningkat terutama pada masa pemerintahan Presiden Yudhooyono 2004-2009. Membuat
masyarakat memberi tekanan kepada pemerintah untuk berperan dalam memecahkan
persoalan islamophobia. Di negara yang menerapkan demokrasi seperti Indonesia, hubungan
antara negara dan masyarakat (state society relations) adalah sesuatu hal yang penting.
Pemerintah membutuhkan dukungan domestik untuk tetap berada dalam kekuasaan, dan
dalam negara yang demokratis pengaruh yang dominan berasal dari kelompok-kelompok
masyarakat. Di Indonesia kelompok yang dominan datang dari kelompok Islam. Kelompok
Islam inilah yang kemudian mengendalikan arah kebijakan luar negeri Indonesia. Fenomena
ini sejalan dengan teori peran yang menyebutkan bahwa atribut ideologis seperti sikap umum

dan kesesuaian nilai dengan negara lain menentukan arah kebijakan luar negeri, dan
kemudian mendorong pemerintah untuk berperan aktif dalam Organisasi Konferensi Islam
(OKI). Organisasi Internasional ini merupakan organisasi yang beranggotakan negara-negara
Islam dan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia.

ABSTRACT
The changes of Indonesian foreign policy have been caused by Islamic issues that seen by
international world as an negative thought, even they called it as Islamophobia. This caused
Islamic sensitivity in Indonesia increased especially in Yudhoyono’s government since 20042009. It made the society gave pressure to the government to take part in resolving the
Islamophobia matter. In democratic state such as Indonesia, relationship between state and
society (state society relations) is an important thing. Government needs domestic support for
their authority, and in a democratic state the dominant influence come from society groups. In
Indonesia the dominant group came from Islamic group. These Islamic group later controlled
the dominant influence in the Indonesia’s foreign policy. This phenomenon supports the role
theory which states that attribute like general attitude and appropriate values with another
state determine the way of foreign policy, and than encourage the government to take an
active role in Organization of Islamic Conference (OIC). This international organization is an
organization that consists of Islamic states and states with majority of Moslem society like
Indonesia.
Keyword: foreign policy, Islamic group, Indonesia, Organization of Islamic Conference

(OIC), President Yudhoyono.