TEORI DASAR KOMBINASI BEBAN INPUT DATA

pengunaan hasil keluaran program ini 100 ada di pengguna. Pengguna wajib melakukan pengecekan terhadap kesahihan hasil keluaran program ini. Karena program ini tidak mencakup semua aspek disain, sebaiknya penggunaannya dibatasi untuk proses pra-disain.

3.2 TEORI DASAR

Sama dengan Teori Dasar Perencanaan Dinding Penahan Tanah Bab 1.2

3.3 KOMBINASI BEBAN

Berdasarkan Kombinasi Beban untuk Perencanaan Tegangan Kerja sesuai dengan Tabel 2.2.1 Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, kombinasi yang digunakan dalam programsoftware ini adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Kombinasi Beban Untuk Perencanaan Tegangan Kerja Aksi K o m b i n a s i 1 2 3 4 5 6 7 Aksi Tetap X X X X X X X Beban Lalu Lintas X X X X O O O Pengaruh Temperatur O X O X O O O ArusHanyutanHidroDaya Apung X X X X X O O Beban Angin O O X X O O O Pengaruh Gempa O O O O X O O Beban Tumbukan O O O O O O X Beban Pelaksanaan O O O O O X O Tegangan berlebihan yang diperbolehkan 25 25 40 50 30 50

3.4 INPUT DATA

a. Tinggi Total Abutmen dan Panjang Abutmen meter Panjang abutmen di tentukan berdasarkan lebar dari jembatan. Tinggi total abutmen akan menentukan bentuk dan tipe dari abutmen itu sendiri. Jika ketinggiannya cukup besar, maka abutmen yang digunakan adalah tipe dinding, sedangkan jika ketinggiannya tidak besar akan digunakan tipe beam-cap. Pemilihan tipe ini akan dilakukan oleh programsoftware secara otomatis. Panjang abutmen ditentukan berdasarkan lebar dari jembatan. b. Dimensi panjang tumpuan dan tinggi dari Balok Girder Struktur Atas m. Dimensi dari struktur atas ini akan digunakan untuk menentukan bentuk dan ukuran bagian atas dari abutmen. Tinggi balok girder akan menentukan tingginya tembok kepala. Panjang tumpuan akan digunakan untuk menentukan lebar dari dudukan tersebut. Semakin panjang bentang jembatan, maka panjang tumpuan akan semakin besar, sehingga bagian atas dari abutmen juga akan semakin lebar. Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer III - 2 Gambar 3.2 Tumpuan Balok Struktur Atas ke Abutmen c. Tebal Dudukan Balok Girder m Tebal dudukan balok girder hanya digunakan jika digunakan abutmen beton tipe dinding. d. Beban Merata di Atas TanahSurcharge Load kNm 2 Berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan 2.2.6, beban merata diatas tanah yang diklasifikasikan sebagai beban lalu lintas yang diekivalensikan dengan tanah urugan setinggi 0.6 meter e. Data Tanah Timbunan Data Tanah timbunan yang diperlukan adalah berat jenis  kNm3, sudut geser dalam  derajat , dan kohesi c kNm2. Berdasarkan Peraturan Perencanaan Tehnik Jembatan, tanah timbunan hendaknya bukanlah tanah “clay”, sehingga nilai c = 0. Nilai  tanah timbunan yang umum digunakan adalah 18 kNm3. Sedangkan sudut geser dalam  minimum dari tanah timbunan adalah 30 . Programsoftware ini hanya akan berjalan jika nilai cohesi tanah timbunan = 0 tanah non-kohesif. f. Lebar dan Tebal Pile Cap. Lebar pile cap didasarkan atas tipe serta lay-out dari pondasi yang akan digunakan, sehingga nilai awal dari lebar pile cap ditentukan berdasarkan perkiraan lay-out pondasi jembatan tersebut. Tebal pile cap biasanya diambil 0.75 sd 1.5 meter. Nilai yang tepat dari tebal pile cap didasarkan atas analisispenulangan lentur, geser, dan geser pons pada pile cap Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer III - 3 Abutmen balok girder Panjang tumpuan minimum Tinggi balok girder Tebal dudukan girder girder Gambar 3.3 Lebar dan Tebal Pile Cap g. Tebal Dinding Abutmen Tebal dinding abutmen hanya digunakan untuk abutmen tipe dinding. Harga yang biasa digunakan adalah 110 dari tinggi abutmen Gambar 3.4 Tebal Dinding Abutmen h. Koefisien Gempa Untuk analisis yang memperhitungkan pengaruh gempa diperlukan C h1 koefisien gempa untuk inersia struktur, C h2 koefisien gempa untuk tekanan tanah dinamis dan Faktor Keutamaan I. Nilai C h1 dapat ditentukan berdasarkan Gambar 1.8, Nilai koefisien C h2 ditentukan dengan menggunakan Tabel 1.4, sedangkan Faktor Keutamaan “I” ditentukan berdasarkan Tabel 1.2 Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer III - 4 Lebar pile cap tebal dinding abutmen Lebar pile cap Lebar pile cap Tebal pile cap i. Gaya Vertikal dan Horisontal dari Struktur Atas kN Tanda positif menunjukkan arah gaya tersebut ke atas atau kekanan. Karena programsoftware ini menggunakan kombinasi pembebanan berdasarkan Kombinasi Beban untuk Perencanaan Tegangan Kerja sesuai dengan Tabel 2.2.1 Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, maka beban vertikal dan horisontal dari struktur atas di uraikan sesuai dengan tipe beban yang bekerja. Tipe bebanaksi tersebut adalah a. Aksi tetap b. Beban Lalu lintas c. Pengaruh temperatur d. ArusHanyutanHidrolikaDaya Apung e. Beban Angin f. Pengaruh gempa g. Beban Tumbukan h. Beban Pelaksanaan k. Lokasi Gaya Vertikal dan Horisontal Struktur Atas m Transfer gaya-gaya dari struktur atas ke abutmen jembatan dilakukan melalui perletakan atau bearing. Parameter ini digunakan untuk menunjukkan titik tangkap gaya-gaya dari struktur atas pada abutmen jembatan tipe gravitasi. Posisi arah x ditentukan dari ujung balok girder, sedangkan posisi gaya-gaya dalam arah y ditentukan dari permukaan balok girder. Gambar 3.5 Lokasi Gaya Vertikal dan Horisontal Struktur Atas

3.5 CARA PEMAKAIAN PROGRAM