PSYCHOLOGICAL WELL-BEING ISTRI YANG BERSELINGKUH

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING
ISTRI YANG BERSELINGKUH

SKRIPSI

Oleh :
NISWATUN LUTFIAH
06810142

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING
ISTRI YANG BERSELINGKUH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi


Oleh :
NISWATUN LUTFIAH
06810142

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

: Psychological Well-Being Istri yang Berselingkuh

2. Nama Peneliti

: Niswatun Lutfiah

3. Nim


: 06810142

4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
6. Waktu Penelitian

: 23 Desember 2010 s/d 22 Maret 2011

7. Tanggal Ujian

: Sabtu, 16 April 2011

Malang, 16 April 2011
Pembimbing I

Pembimbing II


Hudaniah, S. Psi. M. Si

Ari Firmanto, S. Psi

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji
Pada Tanggal : Sabtu, 16 April 2011

Dewan Penguji:
Ketua Penguji

: Hudaniah, S. Psi. M. Si.

(......................................)

Anggota Penguji

: Ari Firmanto, S. Psi.


(......................................)

Dra. Djudiah, M. Si.

(......................................)

Zakarija Achmad, S. Psi. M. Si.

(......................................)

Mengesahkan :
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Niswatun Lutfiah

Nim

: 06810142

Fakultas / Jurusan

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul

:


Psychological Well-Being Pada Istri yang Berselingkuh

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah
disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan
apabila nantinya diketahui tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
undang – undang yang berlaku.

Mengetahui,

Malang, 16 April 2011

Ketua Program Studi

Yang menyatakan


M. Salis Yuniardi, M. Psi.

Niswatun Lutfiah

UNTAIAN KATA
Sebuah pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga apabila kita mau
merenungi dan mempelajarinya.
.
Keseriusan berusaha mencerminkan keinginan untuk mencapai hasil yang sebaikbaiknya.
Jangan pernah mengharapkan nilai terbaik tetapi hargailah proses yang telah dijalani
karena sebuah proses memberikan nilai yang lebih berharga.
Keberanian sejati bukan terlahir dari ucapan semata, tapi dari sikap dan tindakan.
Allah SWT tidak akan menguji hambaNya melebihi dari kemampuan hambaNya,
jadi setiap kesusahan pasti ada jalan keluarnya.

So, yakin pada kuasa Allah dan kemampuan diri!!!!

PERSEMBAHAN
Karya tulis yang sangat berharga ini, kupersembahkan kepada :

™ Allah SWT, yang selalu memberikan kasih dan sayangNya sehingga membuat
jiwa dan pikiran hamba jernih serta selalu merasa tentram. Puji Syukur
kepadaMu Ya Rabb-ku dalam setiap gerak dan hela nafasku.
™ Ayahnda dan Ibundaku yang selalu menjadi motivator dan inspirator dalam
hidupku, serta selalu melantunkan do’a yang menyejukkan hati di setiap suka
dan dukaku.
™ Kanda dan dindaku; Ka’ Dyna, Ahya, dan Idzlal yang terus memberikan support
dan warna dalam hidupku.
™ Seseorang yang telah memberikan inspirasi dalam hidupku dan membuat diriku
selalu bersemangat.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Illahi Robbi yang telah memberikan Rahmat dan RidhoNya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir dan syarat kelulusan
di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan serta
semangat dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini dengan tulus
dari hati sanubari, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga

kepada :
1.

Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.

2.

Ibu Hudaniah, S. Psi. M. Si. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu untuk peneliti serta memberikan masukan dan mendengarkan
pendapat penulis untuk di diskusikan.

3.

Bapak Ari Firmanto, S. Psi. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan semangat serta masukan yang berharga dan selalu mengingatkan
penulis untuk terus bimbingan.

4.


Bapak M. Salis Yuniardi, M. Si. selaku Ketua Program Studi dan Dosen Wali
yang selalu mengingatkan dan memotivasi mahasiswanya, khususnya anak
Kelas C angkatan 2006.

5.

Dosen – Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6.

Subjek dalam penelitian ini yang telah bersedia membantu dan mempercayai
penulis untuk mengetahui kondisi psychologicall well-being subjek.

7.

Ayahnda dan Ibunda penulis yang selalu jadi motivator dan inspirator penulis.
Terima kasih untuk semua yang telah diberikan terutama untaian do’a serta kerja
keras ayah dan bunda sehingga penulis dapat mendapat gelar Sarjana.


8.

Kakanda dan adinda penulis; Ka’ Dyna, Ahya, dan “si kecil” Idzlal yang telah
memberikan warna dalam hidup penulis. I Love You My Sista.

9.

Tyar, Uyi, Nida, dan Atul yang selalu memotivasi penulis dan mengingatkan
penulis untuk rajin kuliah dan menyelesaikan skripsi. Terima kasih sahabat –
sahabatku.

10. Seseorang yang telah memberikan inspirasi dan motivasi pada penulis dalam
memandang kehidupan ini.
11. Anto, Danang, Ludfi, Risa, Kiki, Mas Ucok dan teman – teman angkatan 2006
khususnya kelas C’06 terima kasih atas masukan serta bantuannya selama ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis ucapkan terima kasih
banyak.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini tetap diharapkan.
Penulis mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan, dan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat.

Malang, 16 April 2011
Penulis

Niswatun Lutfiah

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................
INTISARI ...........................................................................................................
ABSTRACT ........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................

i
iii
iv
v
vii
viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
D. Manfaat Penelitian .....................................................................

1
6
6
6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Psychological Well-Being ..........................................................
1. Pengertian .............................................................................
2. Dimensi – Dimensi Psychological Well-Being ....................
3. Faktor yang Mempengaruhi Psychological Well-Being .......
B. Istri .............................................................................................
1. Pengertian .............................................................................
2. Peran Istri dalam Rumah Tangga .........................................
C. Selingkuh ...................................................................................
1. Pengertian .............................................................................
2. Macam – Macam Selingkuh .................................................
3. Faktor Penyebab Perselingkuhan .........................................
D. Psychological Well-Being Istri yang Berselingkuh ..................

8
8
11
15
17
17
17
17
17
19
22
26

BAB III

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian .................................................................
Batasan Istilah ............................................................................
Subjek Penelitian .......................................................................
Sumber Data ...............................................................................
Tempat, Waktu, dan Pengorganisasian Penelitian .....................
Jenis Data, Instrumen Penelitian, dan
Metode Pengumpulan Data ........................................................
G. Prosedur Penelitian ....................................................................
H. Analisis Data ..............................................................................
I. Keabsahan Data .........................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..........................................................................
1. Deskripsi Subjek ...................................................................
2. Deskripsi Data ......................................................................

28
28
29
29
30
30
32
32
33

34
34
35

3. Ringkasan Hasil Penelitian ...................................................
B. Pembahasan ................................................................................

43
55

PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................
B. Saran ..........................................................................................

58
60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN ........................................................................................................

62
65

BAB V

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel
Halaman
Tabel 1 : Identitas Subjek ...................................................................................
34
Tabel 2 : Identitas Suami dan Selingkuhan ........................................................
34
Tabel 3 : Ringkasan Hasil Kondisi Pernikahan dan Perselingkuhan ..................
43
Tabel 4 : Ringkasan Hasil Gambaran Psychological Well-Being .......................
47

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Lampiran
Halaman
Informed Consent Subjek ...................................................................................
Surat Kesepakatan ...............................................................................................
Guide Interview ..................................................................................................
Verbatim .............................................................................................................

65
68
71
78

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, W. S. (2004). Nikmatnya Selingkuh. Smart Media.
Baswardono. (2003). Antara Cinta, Seks dan Dusta: Memahami Perselingkuhan.
Yogyakarta: Galang Press.
Christoper, J. C. (1999). Situation psychological well-being: Exploring the cultural
roots of its theory and research. Journal of counseling and development.
Compton, C. W. (2005). An Introduction to positive psychology. USA: Thompson
Wadsworth.
Daniel, Rinaldi. (2003). Selingkuh Budaya Ekskutif Muda. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Faklutas Psikologi UMM. (2010). Pedoman Penulisan Skripsi. Malang: Fakultas
Psikologi UMM.
Formica, J. M. (2009). The Extra-Relational Affair: A Study in Contrast. Diambil
online
pada http://www.psychologytoday.com/blog/enlightenedliving/200901/the-extra-relational-affair-study-in-contrast tanggal 21 Juni
2009.
Hauser, M.R, Springer W.K, Pudrovska T. (2005). Temporal structure of
psychologicall
Well being continuity or change?. Medison: University of Wisconsin.
Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang
Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hawari, D. (2002). Love Affair (Perselingkuhan). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
KBBI dalam jaringan http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
Moelong, Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Majid, Abdul. (2003). Kiat Meredam Kemarahan Suami. Bayanallah.

Parker, Ian. (2005). Qualitative Psychology: Psikologi Kualitatif. (Terj. V. D. S.

Hartoko). Yogyakarta: ANDI.
Pujihastuti, Alifah. (2006). Karena Istri Ingin Dimengerti. Samudera.
Ryan M. R, Deci L. D. (2001). On happiness and human potentials: a review of
research on hedonic and Endonomic well being. Rochester: University of
Rochester.
Ryff, D.C. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of
pyschological well being. Madison: University Of Wisconsin.
Satiadarma, Monty. (2001). Menyikapi Perselingkuhan. Jakarta: Pustaka Obor.
Sawitri, S. S. (2005). Pendampingku Tak Seperti Dulu Lagi. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Snyder, C. R, Lopez, J.S. (2002). Handbook of positive psychology. New York:
Oxford
University Press.
Smith, Jonathan. A. (2006). Qualitative Psychology: Dasar – Dasar Psikologi
Kualitatif.
(Terj. M. Khozim). Bandung: Nusa Media.
Strauser D. R. (2008). Psychological well-being : its relation to work personality,
vocalitional identity, and career thoughts. The Journal of Psychology.
Heldref
Publication.
Sugiyono. (2008) Memahami Penelitian Kualitatif (Cetakan Keempat). Bandung.
CV.
ALFABETA.
Supratiknya, A. (1995). Psikologi Kepribadian: Teori – Teori Holistik. Penerbit
Kanisius.
Tim Dosen FKIP UMM. (2010). Bahasa Indonesia Untuk Karangan Ilmiah (Cetakan
Ketiga). Malang: UMMPress.

http://news.okezone.com/read/2010/02/10/340/302371/sucipto-sekap-istri-karena-

selingkuh-dengan-guru-ngaji
http://ot-indo.blogspot.com/2010/03/data-statistik-perselingkuhan.html
http://sosbud.kompasiana.com/2010/04/30/perselingkuhan-perempuan-desa/
http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=57259
http://surabaya.detik.com/read/2010/04/13/154251/1337471/475/kepergokselingkuh-bidan-desa-digerebek-tetangga
http://www.metrotvnews.com/metromain/newscat/nusantara/2010/10/21/32091/Bers
elingkuh-Kades-Dilaporkan-Suaminya-ke-Bupati
http://www.lintasberita.com/go/1121812
http://awan965.wordpress.com/2007/03/20/data-selingkuh-di-indonesia/
http://www.posmetrobatam.com/rubrik/alamaakk/5277-bini-berselingkuh-demipuaskan-hasrat-seks
http://female.kompas.com/read/xml/2010/06/08/19332244/makin.banyak.perempuan.
yang.berselingkuh
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cyberman/detail.aspx?x=LifeStyle&y=cyberman|0|0|4|1
537
http://afatih.wordpress.com/2007/09/10/karir-dan-selingkuh/
www.undiksha.ac.id/lemlit/kajianwanita/images/img_lemlit2.../43.doc

 
 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkawinan sesungguhnya merupakan keterkaitan “jiwa dan raga”
antarpasangan. Idealnya, satu sama lain secara konsisten saling menghidupi “jiwa”
antarpasangan, dan menjiwai kehidupan perkawinan. Memberi rasa cinta setiap saat,
setiap detik. Namun, setelah sekian lama perkawinan berlangsung, keterikatan “jiwa”
mulai meluntur dimana satu sama lain cenderung mengikuti perasaan sendiri dan
tidak jarang mulai mengabaikan perasaan pasangan. Padahal, perkawinan adalah
perjalanan yang sangat panjang dan harus dibina hingga akhir hayat.
Kehidupan perkawinan yang terjadi sekian lama terkadang tidak selalu
seindah dan seromantis harapan. Persoalan demi persoalan yang dihadapi setiap hari,
belum lagi keunikan antarpasangan dalam menghadapi persoalan rumah tangga.
Tidak sedikit pasangan yang memilih untuk menjalin hubungan dengan lawan
jenisnya pada saat keadaan rumah tangga sedang tidak harmonis. Hal seperti inilah
yang menjadikan pengkhianatan terhadap pasangan. Tindakan pengkhianatan ini
lebih dikenal dengan sebutan selingkuh. Dalam buku Karena Istri Ingin Dimengerti,
Pujihastuti (2006) menyatakan bahwa perselingkuhan merupakan salah satu bentuk
hubungan cinta atau ikatan batin seorang pria atau seorang wanita yang sudah
berrumah tangga namun terlibat hubungan asmara dengan orang lain.
Saat ini, selingkuh tidak hanya terjadi di perkotaan yang menganut gaya
hidup metropolitan, tetapi juga telah merambah di pedesaan yang masih kental
dengan norma – norma yang memandang selingkuh itu sebuah aib. Agaknya saat ini
kesetiaan terhadap pasangan dan komitmen terhadap perkawinan terkesan meluntur.
Begitu kompleksnya pola kehidupan saat ini sehingga tidak dapat dideteksi apa yang
merupakan penyebab mendasar dari ketidaksetiaan terhadap pasangan.
Setiap tindakan sudah tentu ada dampaknya, begitu pula dengan perselingkuhan.
Salah satu dampak yang terjadi adalah perceraian. Angka perceraian akibat
perselingkuhan dari dulu sampai sekarang semakin meningkat jumlahnya. Hal

 


 

ini terbukti pada tahun 2005, di Indonesia terdapat 13.779 kasus perceraian
yang bisa dikategorikan akibat selingkuh, 9.071 karena gangguan orang ketiga, dan
4.708 akibat cemburu. Dapat dikatakan 10 keluarga yang bercerai satu diantaranya
karena selingkuh. Saat ini saja, rata – rata dua jam ada tiga pasang suami-istri
bercerai gara – gara cemburu (http://awan965.wordpress.com, 29 Mei 2010).
Sedangkan menurut data statistik Pengadilan Tinggi Agama seluruh Indonesia
menunjukkan bahwa perceraian akibat orang ketiga pada tahun 2005 sebanyak 9.071
kasus, 2006 mengalami pengurangan menjadi 8.285 kasus, 2007 meningkat kembali
menjadi 10.444 kasus, 2008 terdapat 12.617 kasus, dan data terakhir pada tahun 2009
lebih meningkat lagi menjadi 16.077 kasus (www.badilag.net dalam otindo.blogspot.com, 29 Mei 2010).
Meningkatnya angka perceraian akibat perselingkuhan setiap tahunnya ini
sangatlah memprihatinkan. Pada umumnya pelaku perselingkuhan adalah suami dan
pada sebagian budaya masyarakat tertentu perselingkuhan sering kali diasumsikan
sebagai sifat alamiah suami. Namun, statistik menunjukkan jumlah istri berselingkuh
juga semakin meningkat. Dimana berdasarkan budaya istri dituntut dalam bentuk
streotipe – streotipe seperti seorang istri harus setia pada suaminya, sebuah aib besar
apabila menduakan suami, harus bersikap patuh, mengabdi, pasif, dan bergantung
pada orang lain (tidak mandiri). Selain itu, kepada istri juga dilekatkan berbagai
peran. Istri yang bekerja diharuskan tetap bertanggung jawab atas tugas – tugas
domestik dan keharmonisan keluarga. Ketika rumah tangganya tidak harmonis, istri
dipersalahkan karena terlalu sibuk dengan karirnya. Selain itu, banyak perempuan
terpaksa meninggalkan pekerjaan atau tidak mengambil kesempatan untuk mendapat
penghasilan lebih tinggi karena terikat dengan peran wanita sebagai istri dan ibu.
Seperti telah diketahui bahwa peran wanita sebagai istri ialah untuk menjadi teman
hidup dan partner seksual suami, seorang ibu dan pendidik untuk anak – anaknya,
dan bertanggung jawab untuk mengatur rumah tangga (Kartono, 1992).
Meningkatnya perselingkuhan dikalangan istri setiap tahunnya telah
dibuktikan dari beberapa survei penelitian. Pada survei yang dilakukan Glass,
seorang

psikolog

asal

Amerika

dan

pakar

perselingkuhan

(dalam

situs

www.wordpress.com, 30 Mei 2010) menyatakan bahwa 46% istri di Amerika telah
 
 


 

melakukan perselingkuhan. Menariknya, perselingkuhan yang dilakukan kalangan
istri justru meningkat secara signifikan dari tahun 1982 – 1990 yaitu 38% istri
melakukan perselingkuhan berbanding 50% istri tidak setia dari tahun 1991 – 2000.
Sementara itu, hasil survei terbaru website Netmums menyatakan, hampir 25% istri
tidak setia pada suaminya. Survei yang dilakukan di Inggris ini melibatkan 4.000
wanita dan sepertiga dari para istri yang tidak setia juga melakukan one night stand
(www.lintasberita.com, 08 Juni 2010). Sedangkan survei di Indonesia sendiri pada
cover majalah wanita “Kartini” edisi minggu pertama tahun 2005 diketahui bahwa
40% istri di Jakarta melakukan selingkuh. Hal ini diperkuat hasil riset Sukiat,
psikolog

klinis

dari

Fakultas

Psikologi

Universitas

Indonesia

(dalam

blog.friendster.com, 31 Mei 2010) yang menyatakan bahwa lebih dari 70% istri di
Jakarta memiliki PIL (Pria Idaman Lain) atau satu dari tiga wanita di Jakarta pada
saat ini berada dalam status selingkuh.
Kasus – kasus perselingkuhan di kalangan istri pun menjadi pemberitaan
dan topik yang hangat di media cetak maupun elektronik. Seperti pada harian
Kompas edisi Kamis, 29 September 2005 dimana seorang ibu rumah tangga yang
sekaligus adalah eksekutif di sebuah perusahaan swasta mengkonsultasikan tentang
perselingkuhan yang ia lakukan dengan pria idaman lain yang mampu memberinya
“hotter dan wilder sex”. Adapula perselingkuhan istri pengusaha, istri muda, atau
istri simpanan para pejabat Jakarta yang rela merogoh kocek Rp. 1,5 juta hingga Rp.
2 juta sekali kencan dngan pria panggilan. Selain Jakarta, perselingkuhan wanita –
wanita papan atas ini juga sudah menjamur di sejumlah kota besar seperti Surabaya,
Medan, Semarang, dan Makasar. Bahkan di Jawa Timur sudah menjalar ke Malang,
Kediri, dan Madiun (www.tribunnews.com, 11 Februari 2010).
Pada harian Kompas online (dalam situs sosbud.kompasiana.com, 31 Mei
2010) diberitakan bahwa seorang istri di sebuah desa di Banda Aceh yang bekerja
sebagai buruh di perkebunan sawit telah berselingkuh dengan rekan kerjanya yang
juga buruh sawit. Ada pula istri pengusaha salah satu warung makan di Semarang
berselingkuh dengan guru ngaji di rumahnya sendiri dan telah diketahui suaminya
dan membuat suaminya memukul guru ngaji tersebut sehingga sang suami harus
mendekam dalam penjara (www.news.okezone.com, 31 Mei 2010). Selain itu,
 
 


 

Kepala Desa di sebuah desa di kota Temanggung dilaporkan suaminya ke Bupati
Temenggung

karena

ketahuan

berselingkuh

dan

dirinya

diminta

untuk

mengundurkan diri dari jabatannya (www.metrotvnews.com, 21 Oktober 2010).
Dari beberapa kasus yang ada, perselingkuhan di kalangan istri ternyata
tidak hanya memberikan dampak perceraian tetapi juga dapat meberikan sanksi
sosial serta sanksi hukum apabila hal ini terbongkar kerena perselingkuhan istri
masih menjadi hal yang sangat tabu. Selain itu, perasaan yang sudah tentu dirasakan
adalah perasaan berdosa apalagi seorang istri yang berselingkuh telah melakukan one
night stand dengan pasangan selingkuhnya. Selain itu juga perasaan tidak nyaman,
khawatir, gelisah, dan tidak tenang karena telah melakukan pengkhianatan dan takut
akan terbongkar.
Perasaan – perasaan tersebut sudah tentu akan mempengaruhi dalam
pencapai kehidupan yang baik yang diinginkan oleh semua orang tidak terkecuali
istri yang berselingkung. Dimana kehidupan yang baik merupakan keinginan
tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap orang begitu pula pada istri yang telah
melakukan pengkhianatan terhadap suami. Pencapaian kehidupan yang baik ini
tergantung pada perasaan sejahtera (well-being) khususnya secara psikologis yang
dirasakan oleh diri sendiri.
Dalam penelitian mengenai konsep kebahagian, diketahui bahwa seseorang
dikatakan memiliki kebahagiaan yang tinggi jika mereka memiliki kepuasan hidup,
sering merasa gembira, jarang mengalami perasaan sedih, dan marah. Sebaliknya
orang

yang

merasa

tidak

puas

dalam

hidupnya,

memiliki

pengalaman

menggembirakan yang kurang dan sering merasakan emosi yang negatif seperti
marah atau gelisah akan menyebabkan individu tersebut memiliki kebahagian yang
rendah (Ed Diener, Eunkook Suh, and Shigehiro Oishi, 1997).
Tidak dipungkiri lagi bahwa semua kerja keras dan tindakan yang dilakukan
oleh manusia berorientasi pada kehidupan yang baik untuk diri sendiri ataupun orang
lain di masa depan. Untuk itu manusia berusaha untuk mencari tahu bagaimana cara
mencapai suatu kehidupan yang baik tersebut. Jeremy Bentham (1789/1948)
menganggap bahwa kehidupan yang baik dapat tercapai jika kebahagiaan hadir dan
perasaan

sedih

atau

sakit

berkurang.
 

 

Para

pakar

subjective

well-being


 

mengemukakan, jika seorang individu memiliki kegembiraan yang berlimpah ruah
maka dia memiliki kunci untuk mempunyai kehidupan yang baik (Ed. Snyder dan
Lopes, 2002: 63).
Menurut Bradburn (dalam Ryff, 1989) kebahagiaan (happiness) merupakan
hasil dari kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan merupakan tujuan
tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap manusia. Bagi Ryff (1989), kesejahteraan
psikologis dapat diartikan sebagai penggambaran sejauh mana individu merasa
nyaman, damai, dan bahagia berdasarkan penilaian subjektif serta bagaimana mereka
memandang pencapaian potensi – potensi mereka sendiri. Dengan kata lain,
kebahagian tercapai jika kesejahteraan tercapai dan akan membuahkan kehidupan
yang baik. Ryff (dalam Keyes, 1995) juga menjelaskan bahwa psychological well
being (PWB) sebagai pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu
keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya,
memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain,
menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus tumbuh
secara personal.
Dari pemamparan di atas, istri yang sedang mengalami konflik dalam rumah
tangga, perasaan tidak dihargai oleh suami, sakit hati (dengan diri sendiri maupun
orang lain), stress (karena masalah terdahulu maupun yang baru saja terjadi pada
dirinya), dan tidak lagi merasakan kepuasan dalam menjalin hubungan rumah tangga
merupakan motif yang membuat dirinya menjalin hubungan dengan lawan jenisnya
(pasangan selingkuhnya). Hal ini sudah tentu menjadi pengalaman hidup yang
membuat dirinya merasa tidak nyaman, berdosa, gelisah. Akan tetapi di sisi lain bisa
saja perselingkuhan ini juga dapat meningkatkan harga diri pelakunya. Dimana hal
ini akan mempengaruhi kehidupan dan perasaan sejahteranya (well-being) dalam
mencapai tujuan hidup tertinggi yang ingin diraih olehnya.
Gambaran perasaan – perasaan yang dirasakan oleh pelaku perselingkuhan
ini (khususnya istri) menjadi suatu fenomena yang menarik untuk diteliti. Dimana
fenomena istri berselingkuh dengan peristiwa – peristiwa yang negatif atau bahkan
positif dalam dirinya sehingga akan mempengaruhi pencapaian kesejahteraan
psikologisnya baik dalam rumah tangga maupun tindakan selingkuhnya. Fenomena
 
 


 

perselingkuhan ini telah meningkat setiap tahunnya dan menjadi sangat
memprihatinkan, sehingga membuat peneliti merasa perlu mengadakan penelitian
lebih lanjut secara detail dan mendalam khususnya tentang gambaran kesejahteraan
psikologis (psychological well being) pada istri yang berselingkuh. Oleh karena itu
peneliti mengemukakan judul penelitian Psychological Well-Being Istri yang
Berselingkuh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu bagaimanakah gambaran psychological well-being pada istri yang berselingkuh?

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang diharapkan
peneliti adalah mengetahui gambaran psychological well-being istri yang
berselingkuh.

D. Manfaat Penelitian
Ditinjau dari aspek praktis dan teoritis, manfaat penelitian yang diharapkan
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Secara Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat menumbuhkan sikap kritis peneliti
terhadap kasus perselingkuhan yang telah marak terjadi dikalangan istri
khususnya mengenai psychological well-being istri yang berselingkuh. Selain
itu juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi individu baik pada
peneliti sendiri, istri maupun suami, konselor perkawinan, dan masyarakat
secara luas dalam memahami psychological well-being seorang istri yang
telah melakukan perselingkuhan.

 
 


 

b. Secara Teoritis
Selain secara praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan warna baru dalam aspek teoritis terutama sebagai referensi
tambahan

bagi pengembangan ilmu Psikologi khususnya Psikologi

Perkawinan dan Psikologi Sosial mengenai gambaran psychological wellbeing istri yang berselingkuh.