III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
3. 1. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Wilayah KPH Cianjur secara geografis 6
o
36’ s.d 7
o
26’ LS dan 106
o
30’ s.d 107
o
25’ BT menurut buku Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan Kelas Perusahaan Jati KPH Cianjur dan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan Kelas
Perusahaan Pinus KPH Cianjur. KPH Cianjur memiliki luas hutan 70.110,27 Ha. KPH Cianjur secara administratif berada pada wilayah Pemerintahan Kabupaten
Cianjur seluas 69.178,20 Ha 98,7 yang tersebar di 27 dua puluh tujuh Kecamatan meliputi 143 desa dan sebagian masuk kedalam wilayah administratif
Pemerintahan Kabupaten Purwakarta seluas 160,90 Ha 0,3 serta sebagian masuk kedalam wilayah administratif Pemerintahan Kabupaten Sukabumi seluas
771,17 Ha 1,1 yang berada di 2 dua kecamatan. Batas administratif KPH Cianjur sebagai berikut :
1. Bagian Utara berbatasan dengan KPH Purwakarta dan KPH Bogor
2. Bagian Timur berbatasan dengan KPH Bandung Utara, KPH Garut dan KPH
Bandung Selatan 3.
Bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia 4.
Bagian Barat berbatasan dengan KPH Sukabumi dan KPH Bogor
Gambar 1. Peta lokasi KPH Cianjur
Wilayah hutan KPH Cianjur dikelompokkan ke dalam Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH dan enam hutan bagian, yaitu : Bagian Hutan
Agrabinta dengan luas 15.337,67 Ha, Bagian Hutan Cisokan dengan luas 8.149,29 Ha, Bagian Hutan Cugenang seluas 8.779,15 Ha, Bagian Hutan Citiis seluas
13.272,70 Ha, Bagian Hutan Caringin seluas 5.941,07 Ha, dan Bagian Hutan Cisadea dengan luas 18.630,39 Ha.
3. 2. Kondisi Topografi
Topografi pada kawasan hutan wilayah KPH Cianjur berdasarkan buku Risalah Hutan PDE-2 KPH Cianjur, KPH Cianjur mulai dari dataran rendah
sampai pegunungan dengan ketinggian berkisar 5 s.d 2829 m dpl. Berdasarkan keadaan topografi tersebut, kawasan hutan KPH Cianjur bagian barat yang
mempunyai ketinggian rata-rata 1000 m dpl, besar pengaruhnya terhadap hidrologi wilayah sekitarnya atau kelompok hutan yang mempunyai kelerengan di
atas 50 . Lapangan yang mempunyai konfigurasi lapangan landai sampai dengan bergelombang masuk ke dalam Kelas Perusahaan Jati yaitu dengan
ketinggian antara 5 s.d 576 m dpl. Hutan Rasamala di BKPH Sukanagara Selatan berada pada ketinggian lebih dari 700 m dpl sehingga sesuai dengan tempat
tumbuhnya rasamala.
3. 3. Jenis Tanah
Pada Hutan KPH Cianjur, BKPH Sukanagara Selatan terdiri dari 3 jenis tanah, yaitu jenis tanah kompleks grumusol regosol dan mediteran, latosol coklat
kekuningan dan latosol merah dan kemerahan. Bahan induk endapan liat, abupasir dan tufvolkan intermedier, tufvolkan intermedier.
3. 4. Iklim
Wilayah Perum Perhutani KPH Cianjur dan sekitarnya beriklim tropis yang ditandai dengan terdapatnya pergantian yang jelas antara musim hujan dan
musim kemarau, dengan temperatur rata-rata 21-26
o
C. Berdasarkan pengumpulan data banyaknya curah hujan di wilayah KPH
Cianjur, maka keadaan curah hujan di wilayah kerja KPH Cianjur memiliki curah hujan rata-rata curah hujan per bulan mencapai 110,5 mmbln. Dengan kondisi
tersebut, maka wilayah KPH Cianjur memiliki kriteria bulan basah, dimana rata- rata curah hujan per bulan di atas 100 mmbulan dan dengan memperhatikan
perbandingan bulan basah dan bulan kering maka tipe iklim wilayah KPH Cianjur termasuk tipe iklim C.
3. 5. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi masyarakat di wilayah Hutan BKPH Sukanagara Selatan dapat diketahui dari luas wilayah, jumlah penduduk, pola penggunaan
lahan, mata pencaharian penduduk, kepemilikan lahan dan lain sebagainya. Mata
pencaharian penduduk dalam wilayah Hutan BKPH Sukanagara Selatan sebagian besar adalah petani dan buruh perkebunan, Hal ini ditunjang oleh keadaan lahan
pertanian yang subur dan perkebunan teh di sebagian wilayah Sukanagara Selatan. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM di Sukanagara Selatan
dengan pembentukan Lembaga Masyarakat Desa hutan LMDH Wana Bakti. LMDH Wana Bakti melakukan usaha produktif yang menghasilkan hand trast
product dari limbah tebangan. Hand trast product dapat berupa alat musik seperti
gitar. LMDH Wana Bakti juga melakukan kerjasama pengelolaan Wisata Cisalada dengan pihak ketiga.
IV. METODE PENELITIAN