Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biomassa Pengukuran dan Pendugaan Biomassa

hutan dapat memberikan dugaan sumber karbon pada vegetasi hutan, oleh karena 50 dari biomassa adalah karbon Brown dan Gaton 1996 dalam Irawan 2009. Penyerapan cadangan karbon dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan pertumbuhan biomassa hutan secara alami, menambah cadangan kayu pada hutan yang ada dengan penanaman pohon atau mengurangi pemanenan kayu, dan mengembangkan hutan dengan jenis pohon yang cepat tumbuh. Karbon yang diserap oleh tanaman disimpan dalam bentuk biomasa kayu, sehingga cara yang paling mudah untuk meningkatkan cadangan karbon adalah dengan menanam dan memelihara pohon Rahayu et al. 2004.

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biomassa

Suhu dan curah hujan merupakan faktor yang mempengaruhi laju peningkatan karbon biomassa pohon Kusmana, 1993. Selain curah hujan dan suhu yang mempengaruhi besarnya biomassa yang dihasilkan adalah umur dan kerapatan tegakan, komposisi dan struktur tegakan, serta kualitas tempat tumbuh Satoo dan Madgwick, 1982. Semakin tinggi suhu akan menyebabkan kelembaban udara relatif semakin berkurang. Kelembaban udara relatif bisa mempengaruhi laju fotosintesis. Hal ini disebabkan kelembaban udara relatif yang tinggi akan memiliki tekanan udara uap air parsial yang lebih tinggi dibanding dengan tekanan udara pasial CO 2 sehingga memudahkan uap air berdifusi melalui stomata. Akibat selanjutnya laju fotosintesis akan menurun Siringo dan Ginting 1997 dalam Irawan 2009.

2.2.3. Pengukuran dan Pendugaan Biomassa

Menurut Brown 1997 ada dua pendekatan untuk menduga biomassa dari pohon, yang pertama berdasarkan pendugaan volume kulit sampai batang bebas cabang yang kemudian dirubah menjadi jumlah biomassa tonha sedangkan yang kedua secara langsung dengan menggunakan persamaan regresi biomassa. Tetapi yang menjadi kelemahan persamaan regresi penduga biomassa terbaru yang berlaku di daerah tropik yang dibuat Brown tidak menyertakan penduga biomassa per bagian pohon seperti untuk batang, cabang, kulit, dan daun. Pendekatan pertama oleh Brown 1997 menggunakan persamaan di bawah ini. Biomassa di atas tanah tonha = VOB x WD x BEF Dimana : VOB = Volume batang bebas cabang dengan kulit m 3 ha WB = Kerapatan kayu BEF = Faktor ekspansi Perbandingan total biomassa pohon kering oven di atas tanah dengan biomassa kering oven volume inventarisasi hutan. Dalam penelitian ini pendugaan biomassanya pada dasarnya juga menggunakan pendekatan volume seperti yang diusulkan Brown 1997, namun dengan beberapa penyesuaian diantaranya pendugaan volume dengan menggunakan Tarif Volume Lokal TVL Rasamala KPH Cianjur yang telah mencantumkan keliling cm dan volumenya m 3 . Pendekatan kedua yaitu dengan menggunakan persamaan regresi biomassa yang didasarkan atas diameter batang pohon. Dasar dari persamaan regresi ini adalah hanya mendekati biomassa rata-rata per pohon menurut sebaran diameter, menggabungkan sejumlah pohon pada setiap kelas diameter, dan menjumlahkan total seluruh pohon untuk seluruh kelas diameter. Pengukuran biomassa vegetasi dapat memberikan informasi tentang nutrisi dan persediaan karbon dalam vegetasi secara keseluruhan, atau jumlah bagian- bagian tertentu seperti kayu yang sudah diekstraksi. Pengumpulan data biomassa dapat dikelompokkan dengan cara dekstruktif dan non destruktif tergantung jenis parameter vegetasi yang diukur Hairiah et al. 2001. Brown 1997 telah membuat model penduga biomassa di hutan tropika dengan model pangkat Y = a D b atau dengan model polynominal Y = a + bD + cD 2 berdasarkan zona wilayah hujan kering, lembab dan basah. Model yang disulkan Brown untuk zona lembab adalah: Y = 1,242 D 2 – 12,8 D + 42,69 nilai R 2 = 84 untuk model polynomial Y = 0,118 D 2,53 nilai R 2 = 97 untuk model pangkat Dimana: Y = Biomassa pohon kg D = Diameter rata-rata pada setiap kelas diameter cm R 2 = Nilai koefisien determinasi a, b, c = Konstanta Chapman 1976 dalam Irawan 2009 mengelompokkan metode pendugaan biomassa diatas tanah kedalam dua kelompok besar yaitu: 1. Metode destruktif pemanenan a. Metode pemanenan individu tanaman Metode ini digunakan pada tingkat kerapatan individu tumbuhan cukup rendah dan komunitas tumbuhan dengan jenis sedikit. b. Metode pemanenan kuadrat Metode ini mengharuskan memanen semua individu pohon dalam suatu unit contoh dan menimbangnya. c. Metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar rata-rata. Metode ini biasanya diterapkan pada tegakan yang memiliki ukuran seragam. 2. Metode non destruktif tidak langsung a. Metode hubungan allometrik Persamaan allometrik dibuat dengan mencari korelasi yang paling baik antara dimensi pohon dengan biomassanya. Pembuatan persamaan tersebut dengan cara menebang pohon yang mewakili sebaran kelas diameter dan ditimbang. b. Crop meter Penduga biomassa metode ini dengan cara menggunakan seperangkat peralatan elektroda listrik yang kedua kutubnya diletakkan di atas permukaan tanah pada jarak tertentu.

2.3. Karbon