Menganalisis status dan tingkat pemanfaatan sumberdaya bulu babi T.
10
Gambar 6 Peta lokasi penelitian
Pengumpulan Data Pengumpulan Data Parameter Lingkungan
Pengumpulan data parameter lingkungan dilakukan langsung di lapangan insitu. Parameter lingkungan yang diukur meliputi parameter fisika suhu,
kecerahan, kedalaman dan kecepatan arus, kimia pH, DO dan salinitas serta biologi jenis, kerapatan, tutupan dan sebaran lamun.
Pengambilan Sampel Bulu Babi dan lamun
Sampel bulu babi diproleh dari hasil pengambilan sampel menggunakan metode transek kuadrat pada saat air surut dan dengan bantuan alat snorkling pada
saat air mulai pasang. Lima transek dipasang tegak lurus garis pantai menuju tubir dan kuadrat yang digunakan berukuran 2,5 x 10 m. Selain itu, sampel dari hasil
tangkapan nelayan juga daiambil pada setiap periode penangkapan bulu babi. Variabel biologi bulu babi yang diukur antara lain: jumlah individu, diameter
cangkang mm, bobot tubuh gram, jenis kelamin, bobot gonad gram dan tingkat kematangan gonad TKG bulu babi.
Selain parameter biologi, dilakukan juga pengamatan parameter ekologi yang meliputi kerapatan dan sebaran jenis bulu babi. Untuk mengetahui variabel
lingkungan yang mempengaruhi keberadaan bulu babi dilakukan analisis vegetasi lamun dengan menggunakan kuadrat berukuran 0,5 x 0,5 m yang diletakkan
secara acak di dalam kuadrat bulu babi Gambar 7. Variabel yang diamati meliputi jenis, kerapatan, tutupan dan sebaran lamun di lokasi penelitian.
Penentuan jenis lamun dilakukan secara langsung dengan menggunakan identifikasi lamun menurut Seagrass Watch Northern Fisheries Center Australia,
Lanyon 1986; Mc Kenzie 2003; Mc Kenzie et al. 2003. Data yang diperoleh digunakan untuk menentukan kerapatan, tutupan dan distribusi jenis lamun
menggunakan software ArcView GIS 3.3. PULAU LOMBOK
11
Gambar 7 Metode Transek Kuadrat yang digunakan untuk pengambilan sampel bulu babi dan lamun.
Analisis Data Hubungan Diameter Cangkang dengan Bobot Tubuh Bulu Babi
Hubungan diameter cangkang dengan bobot tubuh bulu babi menggunakan uji regresi dengan rumus sebagai berikut Effendi 2002:
=
Keterangan: W
= bobot tubuh bulu babi gram D
= diameter cangkang bulu babi mm a dan b = konstanta
Hubungan parameter diameter cangkang dengan bobot tubuh bulu babi dapat dilihat dari nilai b yang dihasilkan. Nilai b sebagai penduga kedekatan
hubungan antara kedua parameter, yaitu: Nilai b=3, menunjukan pola pertumbuhan isometrik pola pertumbuhan panjang
sama dengan pola pertumbuhan berat Nilai b
≠3, menunjukan pola pertumbuhan allometrik.
Parameter pertumbuhan dan umur K, D
∞
, t
o
Penghitungan pertumbuhan bulu babi dilakukan dengan pendekatan metode Plot-Walford untuk menduga parameter pertumbuhan D
∞
dan K dari persamaan von Bartalanffy sebagai berikut King 1995:
=
∞
1
−
[ ]
Keterangan: D
t
= diameter cangkang pada umur t satuan waktu D
∞
= diameter maksimum secara teoritis diameter asimtotik K
= koefisien pertumbuhan per satuan waktu t
o
= umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol
12 pendugaan umur dilakukan dengan pendekatan berdasarkan pengalaman
Pauly 1983 dalam mnganalisis data frekuensi panjang, yang kemudian dikenal dengan rumus empiris Pauly:
– = 0.3952
−
0.2752
∞
−
1.038 K
Parameter pertumbuhan dan umur tersebut K, D
∞
, to dapat diduga dengan menggunakan metode ELEVAN 1 yang terakomodasi dalam software
FISAT II FAO 2002.
Mortalitas
Estimasi laju mortalitas total Z, menggunakan metode kurva hasil tangkapan yang dikonversi ke panjangdiameter Spare dan Venema, 1999 dan
menggunakan rumus Beverton dan Holt 1957:
=
− −
Metode lain jika ′ diketahui dapat digunakan rumus berikut:
=
− − ′
Keterangan: K
= Indeks kurva pertumbuhan von Bertalanffy D
∞
= diameter infiniti = diameter rata-rata bulu babi ukuran D’
Dc = diameter pertama tertangkap
D’ = diameter terkecil dalam sampel dengan jumlah sudah dapat
diperhitungkan representatif Mortalitas alami dapat diduga dengan menggunakan rumus empiris Pauly
1983,1984. Pauly menjelaskan bahwa ada pengaruh suhu tahunan terhadap laju mortalitas, berdasarkan pengamatan empirisnya. Rumus empiris Pauly adalah
sebagai berikut:
=
−
0.0066
−
0.279 log
∞
+ 0.6543 log + 0.4638 log
Ukuran Pertama Kali Matang Gonad
Analisis perhitungan ukuran pertama kali matang gonad D
m
dihitung dengan pendekatan formula kurva logistik seperti yang diperkenalkan oleh King
1995 sebagai berikut:
= 1
1 + exp
− −
Keterangan: P
= proporsi ukuran matang gonad r
= slove kurva D
= diameter rata-rata mm Dm
= ukuran matang pada porsi 50 mm