131
5  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
1.  Angin  muson  di  atas  perairan  ZEEI  Samudera  Hindia  selatan  Jawa  Timur sangat  mempengaruhi  sebaran  suhu  permukaan  laut,  suhu  menegak,  suhu
mendatar,  dan  konsentrasi  klorofil-a.  Sebaran  parameter  oseanografi  pada musim timur lebih mendukung keberadaan stok cakalang dibandingkan sebaran
parameter pada musim barat. 2.  Fluktuasi  CPUE  mengikuti  pola  angin  muson,  dengan  nilai  yang  lebih  tinggi
pada musim timur dibanding musim barat. Musim puncak penangkapan adalah pada bulan Agustus hingga bulan Oktober, dengan kecenderungan peningkatan
CPUE  dengan  adanya  pertambahan  upaya  tangkap.  Peluang  bagi  peningkatan upaya penangkapan  sebesar 70,25 dari tingkat  produksi aktual, dan peluang
peningkatkan trip sebesar 83,58 dari jumlah trip aktual. 3.  Pada  musim  timur  dimana  suhu  permukaan  laut  menurun  dan  konsentrasi
klorofil-a  meningkat,  nilai  CPUE  cenderung  meningkat.  Sebaliknya  pada musim  barat  saat  suhu  permukaan  laut  meningkat  dan  konsentrasi  klorofil-a
menurun, nilai CPUE juga cenderung menurun. 4.  Hasil  analisis  indeks  keberlanjutan  untuk  setiap  dimensi  menunjukkan  bahwa
dimensi  ekologi  berada  pada  kategori  berkelanjutan.  Status  keberlanjutan dimensi  teknologi  berada  pada  kategori  sedang,  sementara  dimensi  sosial,
kelembagaan, dan ekonomi berada pada kategori kurang berkelanjutan dengan nilai indeks yang terendah pada dimensi sosial.
5.  Nilai  indeks  keberlanjutan  multidimensi  menunjukkan  status  keberlanjutan perikanan  cakalang  di  perairan  ZEEI  Samudera  Hindia  selatan  Jawa  Timur
berada  pada  kategori  sedang.  Berdasarkan  urutan  prioritas  dimensi  maka strategi  keberlanjutan  ditekankan  pada  peningkatan  kondisi  sosial,
kelembagaan dan ekonomi yang dilakukan secara simultan dan terarah dengan ditunjang  oleh  ketersediaan  armada  penangkapan  kapal  sekoci  serta  potensi
sumberdaya perikanan cakalang dan kondisi parameter oseanografi lingkungan perairan yang masih baik. Selanjutnya, penerapan strategi pengelolaan berbasis
status  keberlanjutan  depat  meningkatkan  nilai  indeks  multidimensi  dari kategori sedang menjadi berkelanjutan.
132
5.2 Saran
1.  Keterkaitan  antara  pola  oseanografi  secara  spasial  dan  temporal  dengan kecenderungan hasil tangkapan cakalang dapat digunakan sebagai acuan dalam
memutuskan  lokasi  dan  kedalaman  penangkapan,  serta  dalam  pengaturan tingkat upaya penangkapan cakalang per musim tangkap.
2.  Untuk  mengintegrasikan  kondisi  oseanografi  perairan  ZEEI  Samudera  Hindia dan  keberadaan  populasi  cakalang  dengan  kondisi  wilayah    pesisir    Sendang
Biru,  analisis  dimensi  ekologi  perlu  ditambahkan  dengan  kajian  mengenai status ekosistem pesisir di selatan Jawa Timur.
3.  Kondisi  atribut  pada  dimensi  sosial,  kelembagaan  dan  ekonomi  perlu ditingkatkan  dalam  rangka  meningkatkan  status  keberlanjutan  multidimensi
perikanan cakalang perairan ZEEI Samudera Hindia selatan Jawa Timur. 4. Status eksploitasi cakalang yang masih rendah memerlukan kajian lebih lanjut
mengenai  model  pengembangan  perikanan  dan  peningkatan  teknologi  kapal sekoci  dalam  rangka  mengoptimalkan  pemanfaatan  sumberdaya  cakalang
secara berkelanjutan di perairan ZEEI Samudera Hindia Selatan Jawa.