Kajian Kesesuaian Taman Hutan Raya Di Kecamatan Tondon Dan Kecamatan Nanggala, Kabupaten Tana Toraja

KAJIAN KESESUAIAN TAMAN HUTAN RAYA
DI KECAMATAN TONDON DAN
KECAMATAN NANGGALA,
KABUPATEN TANA TORAJA

YOSEPI KENDEKALLO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan, bahwa tesis “Kajian Kesesuaian Taman
Hutan Raya di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala, Kabupaten Tana
Toraja” merupakan karya saya dengan dibimbing oleh Komisi Pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, September 2008


Yosepi Kendekallo
NIM: P051060121

ABSTRACT
YOSEPI KENDEKALLO. 2008. Suitability Study of Grand Forest Park in
Tondon Subdistrict and Nanggala Subdistrict of Tana Toraja Regency.
Under the supervision of RINEKSO SOEKMADI, and I NENGAH SURATI
JAYA.
This study was conducted between October 2007- July 2008 in the tropical
lowland rainforest around Tondon Sub-District and Nanggala Sub-District in Tana
Toraja District of South Sulawesi Province. The objectives of this study are to
determine the suitability index of ecological, socio-economic and cultural aspects
to facilitate the change of forest status from protection forest KHLN to TAHURA
without altering the primary functions of the area; and to analyze the management
block of TAHURA. There are several stages to conduct this study include: 1) Prestudy to determine location, problems and questions of the research; 2) Data
collection through field survey; 3) Data processing and analyzing, divided into
spatial classification/reclassification, rescaling, buffering, weighting by ranking
methods based on the expert judgment, suitability index and spatial overlay
modeling technique. According to result of the study of biophysical and socioeconomic-cultural aspects, the suitability index derived is in the 3 rd category

which means suitable within 36,49 point, close to the other three reference
suitability index that are 38,16; 38,99 and 36,69. This result shows that the change
of protection forest status to TAHURA is considerably suitable in Tondon SubDisctrict and Nanggala Sub-District. The area of main TAHURA candidate that
positioned in the state forest area is 1.421,637 ha (12%), and the other TAHURA
candidate within the public property status is 7.589,271 ha (66%). The
management block area of main TAHURA candidate in the state forest area
consists of protected block (556,729 ha) and utilization block (864,875 ha).
Keywords : Protected Forest Area Nanggala (KHLN), Grand Forest Park
(TAHURA), Suitability Index, protected block, utilization block

RINGKASAN
YOSEPI KENDEKALLO. 2008. Kajian Kesesuaian Taman Hutan Raya di
Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala, Kabupaten Tana Toraja.
Dibimbing oleh RINEKSO SOEKMADI, dan I NENGAH SURATI JAYA.
Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu daerah strategis dan penting di
Provinsi Sulawesi Selatan. Namun kawasan hutannya seluas 156.906 ha (48,94%)
saat ini mengalami banyak masalah, diantaranya penyerobotan lahan untuk
perluasan areal pertanian maupun perkebunan, penebangan liar serta tumpang
tindih pelaksanan program pemerintah dalam kawasan hutan. Salah satunya dalam
Kawasan Hutan Lindung Nanggala (KHLN) sebagai bagian dari sub DAS

Saddang hulu dengan potensi sumberdaya alamnya yang beragam..
Kondisi dan potensi tersebut di atas mengisyaratkan pentingnya pengelolaan
KHLN yang lebih bijaksana untuk menjamin kelestarian sumber daya alam dan
meningkatkan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat tanpa mengubah fungsi
pokok kawasan. Saat ini upaya konkrit yang ingin diwujudkan pemerintah daerah
adalah pembangunan Taman Hutan Raya (TAHURA) yang dimaksudkan untuk
memperluas fungsi kawasan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji indeks kesesuaian terhadap aspek
ekologi/biofisik, sosial-ekonomi dan budaya dalam upaya pengubahan status
KHLN menjadi kawasan konservasi dengan kategori TAHURA tanpa mengubah
fungsi pokok kawasan dan mengkaji blok pengelolaannya.
Ada beberapa tahapan penelitian yang dilakukan: 1) Pra penelitian untuk
menentukan lokasi study, perumusan masalah dan tujuan. 2) Pengumpulan data
dengan survey lapangan meliputi: analisis vegetasi, metode line transect, analisis
habitat satwa, inventarisasi, ground check serta survei mendalam (deep survey). 3)
Pengolahan dan analisis data, meliputi: klasifikasi/reklasifikasi, rescaling,
pembuatan sempadan (buffering), pembobotan (weighting) dengan metode
rangking berdasarkan penilaian 7 orang ahli (expert judgement), indeks
kesesuaian (IK) dan pemodelan spasial dengan teknik spatial overlay modeling.
Kajian kesesuaian calon TAHURA dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan reklasifikasi fungsi hutan berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor
837/KPTS/UM/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung.
Dalam penelitian ini fungsi hutan hanya dikategorikan dua, yakni: hutan lindung
(HL) dan hutan non lindung. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap indikator
yang digunakan untuk tiap kriteria dalam mengkaji IK calon TAHURA meliputi
kriteria biofisik/ekologi dan kriteria sosial-ekonomi-budaya.
Berdasarkan pendapat 7 responden ahli, kriteria ekologi mendapat total bobot
tertinggi (w1IB) 0,5454 dan kriteria sosial-ekonomi-budaya dengan bobot (w1IS)
0,4546. Potensi sumber air sebagai salah satu indikator ekologi yang dinilai
mendapat bobot (w11) 0,1643 dan skor (x1) 77,5. Potensi sumber air dan
pasokannya yang melimpah merupakan salah satu wujud tetap terpeliharanya
fungsi hidroorologis KHLN sehingga ekosistem yang ada penting untuk
dilindungi.
Indikator lainnya adalah vegetasi, satwa dan habitatnya dengan bobot (w 12)
0,1503 dan skor (x2) 60. Ada beberapa potensi vegetasi yang merupakan bagian

dari kumpulan plasma nutfah yang ditemukan dalam HL Nanggala: 1) 64 jenis
anggrek diantaranya Arundina graminifolia, dan Paphiopedilum sp; 2) Jenis non
anggrek 49 suku, 56 marga, 106 jenis yang juga berpotensi sebagai tanaman hias
diantaranya Rhododendron sp; 3) 60 jenis tanaman obat-obatan dengan potensi

spesies 7.815 individu/ha untuk habitus pohon. Berdasarkan hasil analisis vegetasi
maka diperoleh indeks nilai penting (INP tertinggi baik pada tingkat pohon, tiang
dan pancang adalah jenis ”asa” (Castanopsis buruana) dengan nilai berturut-turut
48,40%, 39,93% dan 42,23%. Sedangkan jenis satwa yang ditemukan adalah ceba
(Macaca tonkeana) dan ayam hutan. Habitatnya terletak pada ketinggian 1.0001.300 meter dpl dan masih dalam kondisi baik.
Indikator slope dengan bobot (w13) 0,1294 penting dalam pengelolaan hutan
terutama untuk areal perlindungan hidroorologis dengan skor (x3) bervariasi. Skor
tertinggi 100 pada areal seluas 40,630 ha dan sekaligus sebagai skor terpilih.
Hasil bobot indikator curah hujan adalah (w14 ) 0,1014. Curah hujan rata-rata
bulanan di kedua wilayah kecamatan 10 tahun terakhir adalah 369 mm/bulan
dengan rata-rata jumlah hari hujan bulanan 13 hari menghasilkan skor (x4) 77,5.
Selanjutnya penilaian indikator potensi objek dan atraksi sosekbud dengan
dengan bobot (w15) 0,1084. Ada enam macam objek dan atraksi sosekbud yang
berpotensi menjadi ODTW yakni Marante, habitat kelelawar dan aset budaya,
bentang alam, habitat ceba dan ayam hutan, situ Lengke’ serta simbuang batu dan
patane sehingga skornya (x5) 100.
Indikator penutupan lahan/landcover bobotnya (w 16) 0,1434. Komposisi
landcover yang menempati indeks tertinggi sebagai patokan yakni tutupan lahan
hutan sekunder 283,211 ha (2,443%), sehingga skornya (x6) 82.
Indikator masyarakat dan lingkungan bobotnya (w17) 0,1084. Kecamatan

Nanggala memiliki sembilan lembang dan satu lembang (Tondon Langi) di
Kecamatan Tondon yang arealnya berada atau berbatasan langsung dengan
KHLN. HL terluas 1.270,020 ha (31,760%) berada di Lembang Karre Limbong,
Kecamatan Nanggala. Jumlah penduduknya di kedua kecamatan 16.880 jiwa yang
berbanding dengan kepadatan penduduk 115 jiwa/km2 sehingga skor terpilih
adalah 79,7. Variabel tingkat pendidikan ini menghasilkan skor 10. Mata
pencaharian masyarakat kedua kecamatan adalah sebagai petani, menghasilkan
skor 50. Variabel tata guna tanah dan perencanaan sesuai dengan rencana
pembentukan TAHURA sehingga dihasilkan skor 100. Indikator potensi fasilitas
umum bobotnya (w18) 0,0994 dan skornya berturut-turut 67,5 dan 32,5.
Berdasarkan hasil kajian, maka diperoleh IK calon TAHURA 38,58 atau
kategori sesuai (3) untuk perubahan status KHLN menjadi kawasan konservasi
dengan kategori TAHURA di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala dan
IK calon TAHURA pembandingnya berturut-turut 38,27, 39,92 dan 37,93. Luas
areal untuk calon TAHURA di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala
adalah 1.421,637 ha (12%) untuk calon TAHURA utama yang merupakan hak
milik negara dan 7.589,271 ha (66%) merupakan calon TAHURA lain dengan
status hak milik masyarakat yang dikategorikan juga sebagai blok penyangga.
Luas blok pengelolaan dalam calon TAHURA utama terdiri atas blok
perlindungan 556,729 ha dan blok pemanfaatan 864,875 ha.

Kata kunci: Kawasan Hutan Lindung Nanggala, taman hutan raya, indeks
kesesuaian

@Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjuan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Alinda F. Zain, MSc

KAJIAN KESESUAIAN TAMAN HUTAN RAYA
DI KECAMATAN TONDON DAN
KECAMATAN NANGGALA,
KABUPATEN TANA TORAJA


YOSEPI KENDEKALLO

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul Tesis

Nama

: Kajian Kesesuaian Taman Hutan Raya di Kecamatan
Tondon dan Kecamatan Nanggala, Kabupaten Tana
Toraja

: Yosepi Kendekallo

NRP

: P 05106012

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui:
Komisi Pembimbing:

Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F

Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr
Anggota

Ketua

Diketahui:


Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof . Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro,MS

Tanggal Ujian: 27 Agustus 2008

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Penulis bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
Rahmat dan Berkat-Nya, sehingga penulisan Tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tesis yang berjudul “KAJIAN KESESUAIAN TAMAN HUTAN
RAYA DI KECAMATAN TONDON DAN KECAMATAN NANGGALA,
KABUPATEN TANA TORAJA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor (IPB). Penelitian dilaksanakan dalam periode Oktober 2007
sampai dengan Juli 2008, berlokasi di Kecamatan Tondon dan Kecamatan
Nanggala, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Penelitian dilatarbelakangi oleh adanya rencana Pemerintah Kabupaten
Tana Toraja untuk merubah status Kawasan Hutan Lindung Nanggala menjadi
kawasan konservasi dengan kategori Taman Hutan Raya yang merupakan
salah salah satu kawasan hutan bagian dari Sub DAS Saddang hulu yang
penting di Kabupaten Tana Toraja. Sebagai rimbawan muda, penulis terpanggil
untuk berbuat sesuatu, sebelum rencana Pemda ini dilaksanakan dengan
melakukan studi awal dan melihat bagaimana tingkat kesesuaian perubahan
status kawasan ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Rinekso Soekmadi,
M.Sc.F. selaku pembimbing utama yang telah membimbing dan memberikan
saran berharga dalam pelaksanaan maupun penulisan tesis. Demikian pula
untuk Bapak Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M. Agr selaku pembimbing
kedua yang telah mengenalkan saya tentang penataan ruang dan software Arc
View sebagai tools yang dapat memberikan informasi penting serta menunjang
dalam pengambilan keputusan terutama dalam pengelolaan kawasan hutan,
terima kasih atas arahan dan bimbingannya. Penghargaan penulis sampaikan
juga kepada Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, Kepala Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Tana Toraja dan staf, Bpk. Uus, Mas Edwin, Kak
Sahabuddin, Kak Thoni sekeluarga, Kak Yosep, Pak Samsuddin, Kak Albert
Kodea sekeluarga, Kak Heri, Kak Melewanto, Kak Rudi sekeluarga dan
teman-teman yang lain atas pengumpulan data dan informasi dalam penelitian
ini yang membantu kelancaran proses penelitian. Terima kasih juga kepada
teman-teman PSL dan IPK angkatan 2006, sahabatku Kak Marthina Lebang,
atas dukungan dan support semangatnya. Ungkapan terima kasih tak terhingga
penulis haturkan untuk kedua orang tuaku Marthen Luther Bara’ dan Ibu
Yustina Parirak atas perhatian, doa dan kasih sayangnya. Kepada Kak Tina
sekeluarga, Kak Rampak, Kak Gaby sekeluarga, Neli sekeluarga, sahabat
terbaikku Alberto Tambing Tanduklangi, terima kasih atas pengorbanan, doa
dan cinta tulus kalian.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2008

Yosepi Kendekallo

KAJIAN KESESUAIAN TAMAN HUTAN RAYA
DI KECAMATAN TONDON DAN
KECAMATAN NANGGALA,
KABUPATEN TANA TORAJA

YOSEPI KENDEKALLO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan, bahwa tesis “Kajian Kesesuaian Taman
Hutan Raya di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala, Kabupaten Tana
Toraja” merupakan karya saya dengan dibimbing oleh Komisi Pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, September 2008

Yosepi Kendekallo
NIM: P051060121

ABSTRACT
YOSEPI KENDEKALLO. 2008. Suitability Study of Grand Forest Park in
Tondon Subdistrict and Nanggala Subdistrict of Tana Toraja Regency.
Under the supervision of RINEKSO SOEKMADI, and I NENGAH SURATI
JAYA.
This study was conducted between October 2007- July 2008 in the tropical
lowland rainforest around Tondon Sub-District and Nanggala Sub-District in Tana
Toraja District of South Sulawesi Province. The objectives of this study are to
determine the suitability index of ecological, socio-economic and cultural aspects
to facilitate the change of forest status from protection forest KHLN to TAHURA
without altering the primary functions of the area; and to analyze the management
block of TAHURA. There are several stages to conduct this study include: 1) Prestudy to determine location, problems and questions of the research; 2) Data
collection through field survey; 3) Data processing and analyzing, divided into
spatial classification/reclassification, rescaling, buffering, weighting by ranking
methods based on the expert judgment, suitability index and spatial overlay
modeling technique. According to result of the study of biophysical and socioeconomic-cultural aspects, the suitability index derived is in the 3 rd category
which means suitable within 36,49 point, close to the other three reference
suitability index that are 38,16; 38,99 and 36,69. This result shows that the change
of protection forest status to TAHURA is considerably suitable in Tondon SubDisctrict and Nanggala Sub-District. The area of main TAHURA candidate that
positioned in the state forest area is 1.421,637 ha (12%), and the other TAHURA
candidate within the public property status is 7.589,271 ha (66%). The
management block area of main TAHURA candidate in the state forest area
consists of protected block (556,729 ha) and utilization block (864,875 ha).
Keywords : Protected Forest Area Nanggala (KHLN), Grand Forest Park
(TAHURA), Suitability Index, protected block, utilization block

RINGKASAN
YOSEPI KENDEKALLO. 2008. Kajian Kesesuaian Taman Hutan Raya di
Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala, Kabupaten Tana Toraja.
Dibimbing oleh RINEKSO SOEKMADI, dan I NENGAH SURATI JAYA.
Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu daerah strategis dan penting di
Provinsi Sulawesi Selatan. Namun kawasan hutannya seluas 156.906 ha (48,94%)
saat ini mengalami banyak masalah, diantaranya penyerobotan lahan untuk
perluasan areal pertanian maupun perkebunan, penebangan liar serta tumpang
tindih pelaksanan program pemerintah dalam kawasan hutan. Salah satunya dalam
Kawasan Hutan Lindung Nanggala (KHLN) sebagai bagian dari sub DAS
Saddang hulu dengan potensi sumberdaya alamnya yang beragam..
Kondisi dan potensi tersebut di atas mengisyaratkan pentingnya pengelolaan
KHLN yang lebih bijaksana untuk menjamin kelestarian sumber daya alam dan
meningkatkan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat tanpa mengubah fungsi
pokok kawasan. Saat ini upaya konkrit yang ingin diwujudkan pemerintah daerah
adalah pembangunan Taman Hutan Raya (TAHURA) yang dimaksudkan untuk
memperluas fungsi kawasan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji indeks kesesuaian terhadap aspek
ekologi/biofisik, sosial-ekonomi dan budaya dalam upaya pengubahan status
KHLN menjadi kawasan konservasi dengan kategori TAHURA tanpa mengubah
fungsi pokok kawasan dan mengkaji blok pengelolaannya.
Ada beberapa tahapan penelitian yang dilakukan: 1) Pra penelitian untuk
menentukan lokasi study, perumusan masalah dan tujuan. 2) Pengumpulan data
dengan survey lapangan meliputi: analisis vegetasi, metode line transect, analisis
habitat satwa, inventarisasi, ground check serta survei mendalam (deep survey). 3)
Pengolahan dan analisis data, meliputi: klasifikasi/reklasifikasi, rescaling,
pembuatan sempadan (buffering), pembobotan (weighting) dengan metode
rangking berdasarkan penilaian 7 orang ahli (expert judgement), indeks
kesesuaian (IK) dan pemodelan spasial dengan teknik spatial overlay modeling.
Kajian kesesuaian calon TAHURA dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan reklasifikasi fungsi hutan berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor
837/KPTS/UM/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung.
Dalam penelitian ini fungsi hutan hanya dikategorikan dua, yakni: hutan lindung
(HL) dan hutan non lindung. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap indikator
yang digunakan untuk tiap kriteria dalam mengkaji IK calon TAHURA meliputi
kriteria biofisik/ekologi dan kriteria sosial-ekonomi-budaya.
Berdasarkan pendapat 7 responden ahli, kriteria ekologi mendapat total bobot
tertinggi (w1IB) 0,5454 dan kriteria sosial-ekonomi-budaya dengan bobot (w1IS)
0,4546. Potensi sumber air sebagai salah satu indikator ekologi yang dinilai
mendapat bobot (w11) 0,1643 dan skor (x1) 77,5. Potensi sumber air dan
pasokannya yang melimpah merupakan salah satu wujud tetap terpeliharanya
fungsi hidroorologis KHLN sehingga ekosistem yang ada penting untuk
dilindungi.
Indikator lainnya adalah vegetasi, satwa dan habitatnya dengan bobot (w 12)
0,1503 dan skor (x2) 60. Ada beberapa potensi vegetasi yang merupakan bagian

dari kumpulan plasma nutfah yang ditemukan dalam HL Nanggala: 1) 64 jenis
anggrek diantaranya Arundina graminifolia, dan Paphiopedilum sp; 2) Jenis non
anggrek 49 suku, 56 marga, 106 jenis yang juga berpotensi sebagai tanaman hias
diantaranya Rhododendron sp; 3) 60 jenis tanaman obat-obatan dengan potensi
spesies 7.815 individu/ha untuk habitus pohon. Berdasarkan hasil analisis vegetasi
maka diperoleh indeks nilai penting (INP tertinggi baik pada tingkat pohon, tiang
dan pancang adalah jenis ”asa” (Castanopsis buruana) dengan nilai berturut-turut
48,40%, 39,93% dan 42,23%. Sedangkan jenis satwa yang ditemukan adalah ceba
(Macaca tonkeana) dan ayam hutan. Habitatnya terletak pada ketinggian 1.0001.300 meter dpl dan masih dalam kondisi baik.
Indikator slope dengan bobot (w13) 0,1294 penting dalam pengelolaan hutan
terutama untuk areal perlindungan hidroorologis dengan skor (x3) bervariasi. Skor
tertinggi 100 pada areal seluas 40,630 ha dan sekaligus sebagai skor terpilih.
Hasil bobot indikator curah hujan adalah (w14 ) 0,1014. Curah hujan rata-rata
bulanan di kedua wilayah kecamatan 10 tahun terakhir adalah 369 mm/bulan
dengan rata-rata jumlah hari hujan bulanan 13 hari menghasilkan skor (x4) 77,5.
Selanjutnya penilaian indikator potensi objek dan atraksi sosekbud dengan
dengan bobot (w15) 0,1084. Ada enam macam objek dan atraksi sosekbud yang
berpotensi menjadi ODTW yakni Marante, habitat kelelawar dan aset budaya,
bentang alam, habitat ceba dan ayam hutan, situ Lengke’ serta simbuang batu dan
patane sehingga skornya (x5) 100.
Indikator penutupan lahan/landcover bobotnya (w 16) 0,1434. Komposisi
landcover yang menempati indeks tertinggi sebagai patokan yakni tutupan lahan
hutan sekunder 283,211 ha (2,443%), sehingga skornya (x6) 82.
Indikator masyarakat dan lingkungan bobotnya (w17) 0,1084. Kecamatan
Nanggala memiliki sembilan lembang dan satu lembang (Tondon Langi) di
Kecamatan Tondon yang arealnya berada atau berbatasan langsung dengan
KHLN. HL terluas 1.270,020 ha (31,760%) berada di Lembang Karre Limbong,
Kecamatan Nanggala. Jumlah penduduknya di kedua kecamatan 16.880 jiwa yang
berbanding dengan kepadatan penduduk 115 jiwa/km2 sehingga skor terpilih
adalah 79,7. Variabel tingkat pendidikan ini menghasilkan skor 10. Mata
pencaharian masyarakat kedua kecamatan adalah sebagai petani, menghasilkan
skor 50. Variabel tata guna tanah dan perencanaan sesuai dengan rencana
pembentukan TAHURA sehingga dihasilkan skor 100. Indikator potensi fasilitas
umum bobotnya (w18) 0,0994 dan skornya berturut-turut 67,5 dan 32,5.
Berdasarkan hasil kajian, maka diperoleh IK calon TAHURA 38,58 atau
kategori sesuai (3) untuk perubahan status KHLN menjadi kawasan konservasi
dengan kategori TAHURA di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala dan
IK calon TAHURA pembandingnya berturut-turut 38,27, 39,92 dan 37,93. Luas
areal untuk calon TAHURA di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala
adalah 1.421,637 ha (12%) untuk calon TAHURA utama yang merupakan hak
milik negara dan 7.589,271 ha (66%) merupakan calon TAHURA lain dengan
status hak milik masyarakat yang dikategorikan juga sebagai blok penyangga.
Luas blok pengelolaan dalam calon TAHURA utama terdiri atas blok
perlindungan 556,729 ha dan blok pemanfaatan 864,875 ha.
Kata kunci: Kawasan Hutan Lindung Nanggala, taman hutan raya, indeks
kesesuaian

@Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjuan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Alinda F. Zain, MSc

KAJIAN KESESUAIAN TAMAN HUTAN RAYA
DI KECAMATAN TONDON DAN
KECAMATAN NANGGALA,
KABUPATEN TANA TORAJA

YOSEPI KENDEKALLO

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul Tesis

Nama

: Kajian Kesesuaian Taman Hutan Raya di Kecamatan
Tondon dan Kecamatan Nanggala, Kabupaten Tana
Toraja
: Yosepi Kendekallo

NRP

: P 05106012

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui:
Komisi Pembimbing:

Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F

Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr
Anggota

Ketua

Diketahui:

Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof . Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro,MS

Tanggal Ujian: 27 Agustus 2008

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Penulis bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
Rahmat dan Berkat-Nya, sehingga penulisan Tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tesis yang berjudul “KAJIAN KESESUAIAN TAMAN HUTAN
RAYA DI KECAMATAN TONDON DAN KECAMATAN NANGGALA,
KABUPATEN TANA TORAJA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor (IPB). Penelitian dilaksanakan dalam periode Oktober 2007
sampai dengan Juli 2008, berlokasi di Kecamatan Tondon dan Kecamatan
Nanggala, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Penelitian dilatarbelakangi oleh adanya rencana Pemerintah Kabupaten
Tana Toraja untuk merubah status Kawasan Hutan Lindung Nanggala menjadi
kawasan konservasi dengan kategori Taman Hutan Raya yang merupakan
salah salah satu kawasan hutan bagian dari Sub DAS Saddang hulu yang
penting di Kabupaten Tana Toraja. Sebagai rimbawan muda, penulis terpanggil
untuk berbuat sesuatu, sebelum rencana Pemda ini dilaksanakan dengan
melakukan studi awal dan melihat bagaimana tingkat kesesuaian perubahan
status kawasan ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Rinekso Soekmadi,
M.Sc.F. selaku pembimbing utama yang telah membimbing dan memberikan
saran berharga dalam pelaksanaan maupun penulisan tesis. Demikian pula
untuk Bapak Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M. Agr selaku pembimbing
kedua yang telah mengenalkan saya tentang penataan ruang dan software Arc
View sebagai tools yang dapat memberikan informasi penting serta menunjang
dalam pengambilan keputusan terutama dalam pengelolaan kawasan hutan,
terima kasih atas arahan dan bimbingannya. Penghargaan penulis sampaikan
juga kepada Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, Kepala Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Tana Toraja dan staf, Bpk. Uus, Mas Edwin, Kak
Sahabuddin, Kak Thoni sekeluarga, Kak Yosep, Pak Samsuddin, Kak Albert
Kodea sekeluarga, Kak Heri, Kak Melewanto, Kak Rudi sekeluarga dan
teman-teman yang lain atas pengumpulan data dan informasi dalam penelitian
ini yang membantu kelancaran proses penelitian. Terima kasih juga kepada
teman-teman PSL dan IPK angkatan 2006, sahabatku Kak Marthina Lebang,
atas dukungan dan support semangatnya. Ungkapan terima kasih tak terhingga
penulis haturkan untuk kedua orang tuaku Marthen Luther Bara’ dan Ibu
Yustina Parirak atas perhatian, doa dan kasih sayangnya. Kepada Kak Tina
sekeluarga, Kak Rampak, Kak Gaby sekeluarga, Neli sekeluarga, sahabat
terbaikku Alberto Tambing Tanduklangi, terima kasih atas pengorbanan, doa
dan cinta tulus kalian.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2008

Yosepi Kendekallo

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Rantepao, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi
Selatan pada tanggal 17 Maret 1980 dari Bapak Marthen Luther Bara’ dan Ibu
Yustina Parirak. Penulis merupakan putri keempat dari lima bersaudara. Pada
Tahun 1992 penulis menyelesaikan pendidikan dasar dari SD Negeri Nomor 108
Rantelemo, pendidikan lanjutan tingkat pertama Tahun 1995 dari SMP Katolik
Makale dan pendidikan lanjutan tingkat atas pada Tahun 1998 dari Sekolah
Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Ujung Pandang serta

Tahun 2006

menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana dari Program Studi Manajemen Hutan,
Universitas Winaya Mukti, Jatinangor, Bandung. Pada tahun yang sama (2006),
penulis melanjutkan studi tingkat magister di Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana

Institut

Pertanian Bogor. Penulis bekerja pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Tana Toraja, sejak Tahun 1999 sampai sekarang.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN........... ...........................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Kerangka Pemikiran..........................................................................
1.3 Perumusan Masalah ..........................................................................
1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................
1.6 Ruang Lingkup..................................................................................

1
1
4
7
8
8
9

II. TINJAUAN PUSTAKA.......... ...................................................................
2.1 Kawasan Lindung dan Konservasi Sumberdaya Alam .....................
2.2 Kategori Kawasan Dilindungi atau Kawasan Konservasi ...............
2.3 Pengelolaan Hutan ...........................................................................
2.4 Bank Plasma Nutfah dan Hutan dengan Nilai Konservasi
Tinggi ................................................................................................
2.5 Taman Hutan Raya (TAHURA) .......................................................
2.6 Penataan Ruang dan Kesesuaian Lahan ............................................
2.7 Jenis-jenis Metode yang Digunakan .................................................

10
10
13
18

III. METODOLOGI PENELITIAN...... ..........................................................
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................
3.3 Rancangan Penelitian .......................................................................
3.3.1 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ......................................
3.3.2 Tahapan Penelitian ...................................................................

32
32
32
32
32
36

IV KEADAAN UMUM WILAYAH ........ .....................................................
4.1 Kondisi Biofisik ............................. ..................................................
4.1.1 Letak dan Luas .........................................................................
4.1.2 Iklim .........................................................................................
4.1.3 Topografi dan Tanah ................................................................
4.1.4 Hidrologi ..................................................................................
4.1.5 Vegetasi dan Satwa ..................................................................

64
64
64
66
66
67
69

4.2

Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya......... ......................................
4.2.1 Demografi ................................................................................
4.2.2 Penggunaan Lahan dan Perekonomian Masyarakat.................
4.2.3 Sarana dan Prasarana................................................................

20
22
27
28

71
71
72
76

……Lanjutan Daftar Isi
V HASIL DAN PEMBAHASAN ........... ......................................................
5.1 Keterkaitan Hutan dan Adat di Kabupaten Tana Toraja ...................
5.2 Kearifan dan Sejarah Hutan Lindung Nanggala ...............................
5.3 Kajian Kesesuaian Calon Taman Hutan Raya (TAHURA) ..............
5.3.1 Komposisi Kawasan di Kecamatan Tondon dan Kecamatan
Nanggala ..................................................................................
5.3.2 Reklasifikasi Fungsi Hutan ......................................................
5.3.3 Deliniasi Peta Fungsi Hutan dan Calon TAHURA ..................
5.3.4 Pembobotan (weighting) ..........................................................
5.3.5 Analisis Terhadap Indikator yang digunakan untuk Tiap
Kriteria dalam Mengkaji Kesesuaian Calon Taman Hutan
Raya (TAHURA.......................................................................
5.3.6 Indeks Kesesuaian (IK) Calon TAHURA................................
5.4 Penataan Zona /Blok Pengelolaan dalam Calon TAHURA.................
5.4.1 Blok Pengelolaan dalam Calon TAHURA Utama...................
5.4.2 Blok Pengelolaan dalam Calon TAHURA Lain ......................

77
77
79
82
84
86
86
97

101
117
118
120
125

VI KESIMPULAN DAN SARAN .. ............................................................... 130
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 130
6.2 Saran.................................................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA ................ ...................................................................... 131
LAMPIRAN ..................................................................................................... 135

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Matriks 6 kategori kawasan konservasi ...............................................

2.

Kriteria, indikator, variabel dan metode pengumpulan serta pengolahan
dan analisis data/informasi yang digunakan dalam penelitian ............. 37

3.

Ukuran plot, jenis data dan teknik analisis vegetasi ............................

38

4.

Rancangan tabel kriteria dan indikator dalam pembobotan .................

44

5.

Klasifikasi kelas lereng dan skornya....................................................

46

6.

Klasifikasi kelas tanah dan skornya .....................................................

46

7.

Klasifikasi kelas intensitas hujan dan skornya.....................................

46

8.

Rancangan tabel indikator sumber air dengan beberapa variabel ........

49

9.

Rancangan tabel indikator vegetasi dan satwa .....................................

50

10.

Kriteria untuk menentukan prioritas konservasi bagi perlindungan
spesies dan komunitas (Indrawan et al. 2007) .....................................

50

11.

Variable yang digunakan dalam penilaian indikator lereng ........................

52

12.

Variable yang digunakan dalam penilaian indikator curah hujan ........

52

13.

Indikator objek dan atraksi sosial-ekonomi-budaya dengan beberapa
variabel ................................................................................................

53

14.

Indiaktor penutupan lahan....................................................................

53

15.

Indikator masyarakat dan lingkungan dengan beberapa variabelnya ..

54

16.

Indikator potensi fasilitas umum dan variabelnya ...............................

55

17.

Kriteria blok /zona pengelolaan dalam TAHURA...............................

57

18.

Bentuk dan metode pengambilan data .................................................

59

19.

Penilaian terhadap objek dan atraksi wisata alam................................

59

20.

Penilaian akseptibilitas masyarakat......................................................

61

21.

Penilaian peluang pemberdayaan masyarakat......................................

62

22.

Keadaan lembang/kelurahan yang ada di Kecamatan Tondon dan
Kecamatan Nanggala ...........................................................................

65

Keadaan curah hujan 10 tahun terakhir di Kecamatan Nanggala dan
sekitarnya .............................................................................................

66

24.

Kapasitas produksi PDAM Kabupaten Tana Toraja Tahun 2007........

69

25.

Keadaan penduduk di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala

71

23.

17

……Lanjutan Daftar Tabel
26.

Fasilitas pendidikan di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala

72

27.

Penggunaan lahan di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala ..

73

28.

Produktifitas beberapa jenis tanaman budidaya di Kecamatan Tondon
dan Kecamatan Nanggala.....................................................................

74

Populasi ternak masyarakat di Kecamatan Tondon dan Kecamatan
Nanggala ..............................................................................................

75

Keadaan sarana-prasarana di Kecamatan Tondon dan Kecamatan
Nanggala ..............................................................................................

76

29.
30.
31.

Cakupan pelayanan air minum oleh PDAM di Kabupaten Tana Toraja 84

32.

Fungsi hutan menurut TGHK di Kecamatan Tondon dan Kecamatan
Nanggala ..............................................................................................

85

33.

Hasil pembobotan dengan 7 orang ahli ................................................

97

34.

Bobot dari hasil penilaian ahli dengan jumlah terbanyak untuk urutan
tingkat kepentingan yang bernilai 1 pada indikator yang dinilai ......... 100

35.

Penilaian ahli dengan jumlah terbanyak untuk urutan tingkat
kepentingan yang bernilai 7 pada indikator yang dinilai ..................... 100

36.

Hasil penilaian dengan bobot yang seimbang untuk tiap indikator
yakni 0,1250 ......................................................................................... 100

37.

Kondisi 5 vegetasi pohon yang dinilai ................................................. 106

38.

Kondisi 2 satwa yang dinilai

39.

Hasil interpretasi komposisi 5 kelas lereng.......................................... 109

40.

Hasil penilain 6 ODTW dalam blok pemanfaatan wisata alam ........... 125

41.

Hasil penilain tingkat akseptibilitas masyarakat 6 ODTW dalam blok
pemanfaatan wisata alam ..................................................................... 126

42.

Hasil penilain peluang pemberdayaan masyarakat 6 ODTW dalam
blok pemanfaatan wisata alam ............................................................. 127

................................ 107

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Kerangka pemikiran dalam upaya pencapaian pengelolaan kawasan hutan
lindung Nanggala dengan kategori TAHURA yang sustainable ............... 6

2.

Kategori kawasan konservasi dan pengklasifikasian ................................. 18

3.

Peta lokasi penelitian.................................................................................. 34

4.

Tahapan penelitian ..................................................................................... 35

5.

Bentuk dan urutan rencana petak contoh ................................................... 38

6.

Jenis tanaman Monochoria vaginalis......................................................... 67

7.

Sebuah tongkonan yang dikelilingi hutan, kebun dan sawah .................... 77

8.

Gambaran hutan lindung di: a) Lembang Tandung Nanggala;
b) Lembang Karre Limbong...................................................................... 85

9.

Perbandingan luas kawasan hasil analisis spasial ...................................... 87

10.

Peta kelas lereng di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala .......... 88

11.

Peta jenis tanah di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala ............ 89

12.

Peta kelas curah Hujan di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala 90

13.

Peta fungsi hutan berdasarkan hasil reklasifikasi pertama......................... 91

14.

Peta buffer pada sumber air di Kecamatan Tondon dan
Kecamatan Nanggala ................................................................................. 92

15.

Peta fungsi hutan berdasarkan hasil reklasifikasi kedua. ........................... 93

16.

Peta fungsi hutan menurut hasil TGHK ..................................................... 94

17.

Peta fungsi hutan dan calon TAHURA pertama ........................................ 95

18.

Peta fungsi futan dan calon TAHURA kedua ............................................ 96

19.

Peta hidrologi sebagai potensi sumber air di Kecamatan Tondon dan
Kecamatan Nanggala ................................................................................. 104

20.

Jenis pakan lebah madu yang ditemukan di dalam dan di sekitar KHLN . 108

21.

Peta letak beberapa ODTW di Kecamatan Tondon dan Kecamatan
Nanggala .................................................................................................... 112

22.

Peta penutupan lahan di Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala .. 114

23.

Peta fungsi hutan dan blok pengelolaan calon TAHURA ......................... 119

24.

Peta blok pengelolaan dalam calon TAHURA utama sebelum deliniasi... 122

25.

Peta blok pengelolaan dalam calon TAHURA utama sesudah deliniasi ... 123

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Beberapa jenis tanaman yang ditemukan dalam calon TAHURA ............. 135

2.

Hasil analisis vegetasi dan peta plot........................................................... 141

3.

Potensi objek dan daya tarik wisata (ODTW)............................................ 153

4.

Penutupan lahan dan status kepemilikan lahan di Kecamatan Tondon dan
Kecamatan Nanggala ................................................................................. 161

5.

Hasil kusioner di blok pemanfaatan wisata alam calon TAHURA lain..... 163

6.

Kegiatan yang sudah dilakukan dalam kawasan hutan lindung
Nanggala (KHLN)...................................................................................... 166

7.

Hasil pembobotan dan kajian indek kesesuaian calon TAHURA ............. 169

8.

Hasil analisis spasial .................................................................................. 177

I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sumber daya alam termasuk hutan bagi masyarakat pra-sejahtera di

pedesaan merupakan sumber mata pencaharian untuk kehidupan mereka.
Sementara itu hutan juga mempunyai fungsi lingkungan atau jasa lingkungan
sehingga perlu dikonservasi dan dilindungi. Jasa lingkungan yang dihasilkan
dapat berupa fungsi daerah aliran sungai (DAS), penyerapan karbon,
keanekaragaman dan keindahan alam. Pemberian hak atas lahan dalam kebijakan
hutan kemasyarakatan (HKm) merupakan salah satu bentuk imbalan jasa
lingkungan yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa hutan
(Suyanto dan Khususiyah 2006).
Jasa tersebut diatas juga berlaku di dalam kawasan lindung. Manfaat nyata
yang diberikan kawasan lindung antara lain fungsi hidroorologis (pencegahan
banjir, erosi dan longsor), perlindungan peninggalan budaya serta flora-fauna,
mengurangi emisi CO2, mencegah pemanasan global, serta mencegah abrasi angin
dan air laut. Manfaat yang intangible ini, mengakibatkan kawasan lindung
dianggap sebagai sumber daya milik umum (common property) yang kemudian
dipersepsikan berbeda menurut ruang dan waktu sehingga dalam prakteknya
manfaat tersebut sulit dikelola.
Kabupaten Tana Toraja dengan luas 320.577 ha termasuk salah satu
daerah strategis dan penting baik ditinjau dari aspek ekologi, lingkungan hidup
maupun aspek pembangunan sosial-ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara
fisik Tana Toraja merupakan daerah perbukitan dan pegunungan. Letaknya berada
di hulu DAS Saddang dengan panorama bentang alam dan objek wisata lain yang
menarik seperti situs-situs budaya yang kebanyakan berada dekat atau dalam
kawasan hutan. Tipe hutannya adalah hutan pegunungan rendah dengan
keanekaragaman jenis flora-fauna dan habitatnya serta budaya yang tinggi seperti
dijumpai dalam acara rambu solo’ dan rambu tuka’ (upacara kedukaan maupun
upacara kegembiraan). Tana Toraja juga merupakan salah satu daerah dengan
curah hujan tinggi dengan kisaran antara 100 sampai dengan 400 mm/bulan (BPS

2
2007a). Oleh karena itu penetapan kawasan hutan lebih didominasi oleh hutan
dengan fungsi lindung (Dishutbun 2007).
Berdasarkan hasil tata guna hutan kesepakatan (TGHK) pada Tahun 1980,
kawasan hutan di Tana Toraja seluas 156.906 ha (48,94% dari luas wilayah
Toraja) ditetapkan sebagai hutan lindung (HL) seluas 138.101 ha dan selebihnya
(18.805 ha) merupakan hutan produksi (HP). Tanggung jawab pengelolaan HP
kemudian diserahkan kepada pihak Inhutani III oleh pemerintah sejak Tahun 1990
sampai sekarang. Sedangkan tanggung jawab pengelolaan HL menjadi wewenang
Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan
(Dishutbun ) Kabupaten Tana Toraja (Dishutbun 2007).
Saat ini kawasan hutan di Tana Toraja mengalami banyak masalah,
diantaranya penyerobotan lahan untuk perluasan areal pertanian maupun
perkebunan serta penebangan liar yang juga menjadi salah satu penyebab makin
luasnya lahan kritis. Data lahan kritis sampai dengan Tahun 2007 dalam kawasan
hutan mencapai 33.821 ha dan luar kawasan hutan 39.456 ha (Dishutbun 2007).
Masalah lain adalah terjadinya tumpang tindih pelaksanan program pemerintah
dalam kawasan hutan.
Salah satu kawasan hutan yang dimaksud adalah Kawasan Hutan Lindung
Nanggala (KHLN). Masalah tumpang tindih pelaksanaan program pembangunan
yang terjadi dalam KHLN saat ini, antara lain (Lampiran 6):
a. Adanya program hutan rakyat (social forestry) yang dilaksanakan sejak Tahun
2000 sampai sekarang. Karena pengelolaannya kurang baik, maka berdampak
pada pengurangan luas HL akibat makin maraknya perambahan dan klaim
areal HL yang berbatasan dengan hutan milik (misalnya tanah tongkonan).
b. Pengelolaan potensi sumber mata air dan air terjun diantaranya lokasi Wairede
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tana Toraja yang belum
dilaksanakan dengan baik sehingga menimbulkan konflik.
c. Dibangunnya areal model silvikultur intensif (SILIN) seluas 50 ha pada Tahun
2006 sebagai wujud dari kegiatan pengembangan jenis tanaman endemik
dataran tinggi di Lembang Nanna’ Nanggala, Kecamatan Nanggala hasil
kerjasama antara Balai Penglolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Saddang
dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) UNHAS yang

3
dicadangkan untuk menjadi arboretum. Arboretum ini nanti bisa difungsikan
untuk memajukan ilmu pengetahuan tetapi, saat ini areal tersebut tidak terawat
dengan baik (BP DAS 2006).
d. Diberikannya izin kepada PT Royal Cresh Indonesia pada awal Tahun 2007
untuk melakukan penyadapan getah pinus dengan konsesi seluas 500 ha pada
beberapa lokasi hutan yang letaknya menyebar di beberapa kecamatan
termasuk di dalam KHLN (Dishutbun 2007).
Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah:
a. Letak KHLN khususnya Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala yang
berada di sub DAS Saddang hulu, berarti sangat penting dan potensial sebagai
area tangkapan air (catchment area). Luas keseluruhan sub DAS Saddang
hulu adalah 175.837 ha atau 54,04% dari total DAS di Kabupaten Tana Toraja
(BP DAS 2007).
b. Potensi sumber daya alam yang beragam diantaranya, panorama alam, situ
(0,20 ha) yang merupakan habitat burung belibis, ayam hutan, karapuak,
burinti dan ular hitam. Beberapa jenis pohon langka seperti damar, banga,
iyasah dan lamben serta keanekaragaman hayati lainnya seperti kupu-kupu,
monyet, babi hutan, burung alo, kaluppini, dan lain sebagainya yang
merupakan hewan endemik Tana Toraja (Toding 2007).
c. Hasil eksplorasi para ahli tanaman dari Kebun Raya Eka Bali pada Tahun
2002 yang menemukan 64 jenis anggrek (25 marga) diantaranya Arundina
graminifolia, Phalaenopsis sp, Phaius flavus dan Paphiopedilum sp (Pendit et
al. 2002).
d. Hasil penelitian IPB Tahun 2003 yang menemukan 60 jenis tanaman obatobatan di Hutan Lindung Nanggala II (LPPM 2003).
e. Adanya objek wisata dalam hutan adat misalnya rumah adat (tongkonan) dan
habitat kelelawar yang berbatasan dengan HL Nanggala.
f. Tekanan terhadap KHLN berupa kegiatan wisata alam karena letak
Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala yang berbatasan langsung
dengan kawasan konservasi, Taman Wisata Alam Nanggala III.

4
Kondisi dan potensi tersebut di atas mengisyaratkan pentingnya dilakukan
pengelolaan KHLN yang lebih bijaksana untuk menjamin kelestarian sumber daya
alam dan meningkatkan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat tanpa
mengubah fungsi pokok kawasan.
Upaya pengelolaan kawasan hutan khususnya dalam KHLN sebenarnya
juga sejalan dengan tema pembangunan dalam rangka pelaksanaan tahun ketiga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di Tana Toraja Tahun
2008: pembangunan berkelanjutan yang partisipatif, terpadu, harmonis dengan
pendekatan kawasan, dan visi Dishutbun dalam Rencana Strategis (Renstra)
2006-2010: terwujudnya kelestarian fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan
dan meningkatkan hasil kebun untuk kesejahteraan rakyat guna mendukung
pembangunan daerah. Saat ini upaya konkrit yang ingin diwujudkan Pemda
adalah pembangunan Taman Hutan Raya (TAHURA) dalam Kawasan Hutan
Lindung Nanggala (KHLN) tanpa mengubah fungsi pokok kawasan. Pengubahan
status dari HL menjadi TAHURA dimaksudkan untuk memperluas fungsi
kawasan tersebut.
TAHURA merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli,
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi (UU Nomor 5 Tahun 1990).
Program pembangunan TAHURA ini diharapkan bisa terlaksana dengan
baik jika memenuhi kriteria dan indikator penting yang dibutuhkan. Hal ini terkait
dengan asas dan tujuan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya yang
ingin diwujudkan yakni pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia (pasal 2 dan 3 UU Nomor 5 Tahun 1990).

1.2

Kerangka Pemikiran
Kawasan hutan di Nanggala pada awalnya merupakan hutan adat dan

kemudian setelah dilakukan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), sebagian
arealnya resmi ditetapkan sebagai hutan lindung (HL) Nanggala dengan Surat

5
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 760/Kpts/Um/10/1982 tanggal 12 Oktober
1982 seluas 15.928 ha. HL Nanggala setelah terjadi beberapa kali pemekaran
kecamatan, secara administratif mencakup beberapa wilayah kecamatan juga
termasuk Kecamatan Tondon dan Kecamatan Nanggala (Dishutbun