Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata COLLA )

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DI KEBUN BEKALA
KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
UNTUK TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) DAN
PISANG (Musa acuminata COLLA.)

SKRIPSI

Oleh:
Ricky Andi Putra Girsang
030303029
Ilmu Tanah

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DI KEBUN BEKALA

KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
UNTUK TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) DAN
PISANG (Musa acuminata COLLA)

SKRIPSI

Oleh:
RICKY ANDI PUTRA GIRSANG
030303029
TNH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi

Nama
Nim
Departemen
Program Studi

: Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman
Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata
COLLA )
: Ricky Andi Putra Girsang
: 030303029
: Ilmu Tanah
: Ilmu Tanah

Disetujui Oleh:


( Jamilah, SP, MP )
Pembimbing II

( Dr. Ir. Masri Sitanggang, MP )
Pembimbing I

Mengetahui

(Dr. Ir. Abdul Rauf, MP)
Ketua Departemen/ Program Studi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This research was conducted at Kebun Bekala, Pancur Batu subdistrict, Deli
Serdang district, from February until September 2008. The research was purposed to
evaluate land suitability classes for papaya (Carica papaya L.) and banana (Musa
acuminata COLLA) in Kebun Bekala. This research was conducted by using land survey

method with grid system. Analysis of land suitability was done by using matching
between land requerment for papaya and banana with land charactheristics in Kebun
Bekala. Sampling was done at two lattitudes such as 5% at soil profile I and 13% at soil
profile II. The result showed that land suitability in Kebun Bekala for papaya and banana
in profile I and II are marginally suitable due to low of pH and soil organic-C (S3-nr).

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang, dari bulan Februari sampai September 2008. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kelas kesesuaian lahan untuk tanaman pepaya (Carica papaya L.) dan
pisang (Musa acuminata COLLA.) di Kebun Bekala. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode survey lahan dengan system grid. Untuk analisis kesesuaian lahan
dengan menggunakan perbandingan antara kebutuhan lahan untuk tanaman pepaya dan
pisang dengan sifat yang dimiliki lahan di Kebun Bekala. Pengambilan sampel dilakukan
pada dua kemiringan lereng yaitu 13% pada profil I dan 5% pada profil II. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan di Kebun Bekala baik untuk
tanaman pepaya maupun pisang di profil I dan II adalah sesuai marginal oleh karena

rendahnya pH dan C-Organik tanah (S3-nr).

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Ricky Andi Putra Girsang, lahir di Kabanjahe pada tanggal 04 Juli 1985. Anak
dari ayahanda St.H.E Girsang dan ibunda D.C Aritonang. Penulis merupakan putra
pertama dari tiga bersaudara.
Tahun 1997 penulis lulus dari SD Sint Yoseph Kabanjahe, tahun 2000 penulis
lulus dari SLTP Santa Maria Kabanjahe, tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1
Kabanjahe dan masuk di Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMD. Penulis
memilih program studi Klasifikasi Tanah dan Evaluasi Lahan di Departemen Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama mengikuti perkuliahan penulis mengikuti organisasi di Departemen Ilmu
Tanah (IMILTA), Himpunan mahasiswa Simalungun (HIMAPSI) dan mengikuti Pekan
Ilmiah Mahasiswa Nasional yang ke-21 di Semarang pada tahun 2008. Penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kebun Tanah Raja PTPN III.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari penelitian ini adalah “ Evaluasi Kesesuaian lahan di
Kecamatan Pancur batu Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Pepaya ( Carica
papaya L.)

dan Pisang ( Musa acuminata COLLA ), yang merupakan salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada


Bapak Dr. Ir. Masri Sitanggang, MP, dan ibu Jamilah, SP, MP selaku dosen
pembimbing

dan tidak

lupa

kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian
ini.
Akhir kata penulis banyak mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2008

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
ABSTRACT ..................................................................................................... ........

i

ABSTRAK ....................................................................................................... ........

ii

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... ........

iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ........

iv

DAFTAR ISI.............................................................................................................


v

DAFTAR TABEL .....................................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................
Tujuan Percobaan ...........................................................................................
Kegunaan Percobaan .......................................................................................

1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Survey Tanah .................................................................................................. 4
Evaluasi kesesuaian lahan ............................................................................... 5
Karakteristik Lahan untuk Evaluasi Kesesuaian………………………………. 7

Sifat Fisik Tanah………………………………………………………. 7
Sifat Kimia Tanah……………………………………………………... 12
Syarat Tumbuh Pepaya………………………………………………………… 15
Syarat Tumbuh Pisang………………………………………………………… 19
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu penelitian..........................................................................
Bahan dan Alat ...............................................................................................
Metoda Penelitian ...........................................................................................
Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................
Parameter yang Diamati ..................................................................................

23
23
23
24
26

KEADAAN UMUM WILAYAH
Lokasi Umum Penelitian ................................................................................. 28
Relief dan Geologi .......................................................................................... 28

Vegetasi dan Penggunaan Lahan ..................................................................... 28
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian ............................................................................................... 29
Pembahasan .................................................................................................... 40

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................................... 43
Saran .............................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Tabel

Judul

Hal

Tabel 1

Kelas bahaya erosi

10

Tabel 2

Kelas bahaya banjir

11

Tabel 3

Kriteria kesesuaian lahan tanaman Pepaya ( Carica papaya L.)

18

Tabel 4

Kriteria kesesuaian lahan tanaman Pisang (Musa acuminata
COLLA)

22

Tabel 5

Hasil analisis tanah di laboratorium

29

Tabel 6

Rata-rata Curah Hujan Tahunan di Kebun Bekala Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

30

Tabel 7

Rata-rata Suhu udara di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang.

31

Tabel 8

Data Analisis Lapangan Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang.

31

Tabel 9

Data Analisis Laboratorium Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang.

33

Tabel 10

Kelas Kesesuaian Lahan tanaman pepaya Unit Lahan Berbukit
(SPT1)

36

Tabel 11

Kelas Kesesuaian Lahan tanaman papaya untuk Unit Lahan Landai
(SPT2)

37

Tabel 12

Kelas Kesesuaian Lahan tanaman pisang Unit Lahan Berbukit
(SPT1)

38

Tabel 13

Kelas Kesesuaian Lahan tanaman pisang untuk Unit Lahan Landai
(SPT2)

39

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Judul

Hal

Lampiran 1

Data Suhu Udara di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang.

45

Lampiran 2

Data Curah Hujan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang.

46

Lampiran 3

Kriteria Hara Tanah Mineral Berdasarkan Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat Bogor (2003)

47

Lampiran 4

Deskripsi profil tanah pada unit lahan berbukit (13%) SPT1 di
Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

48

Lampiran 5

Deskripsi profil tanah pada unit lahan Landai (5%) SPT2 di
Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

49

Lampiran 6

Kriteria kesesuaian lahan tanaman pepaya (Carica papaya L.)

50

Lampiran 7

Kriteria kesesuaian lahan tanaman pisang
(Musa acuminata COLLA)

51

Lampiran 8

Hasil Analisis Laboratorium

52

Lampiran 9

Gambar profil SPT1

53

Lampiran 10 Gambar profil SPT2

54

Lampiran 11 Peta lokasi Penelitian Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang

55

Lampiran 12 Peta Model Elevasi Digital Kebun Bekala Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang

56

Lampiran 15 Peta Satuan Lahan dan Tanah Kebun Bekala Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang

57

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This research was conducted at Kebun Bekala, Pancur Batu subdistrict, Deli
Serdang district, from February until September 2008. The research was purposed to
evaluate land suitability classes for papaya (Carica papaya L.) and banana (Musa
acuminata COLLA) in Kebun Bekala. This research was conducted by using land survey
method with grid system. Analysis of land suitability was done by using matching
between land requerment for papaya and banana with land charactheristics in Kebun
Bekala. Sampling was done at two lattitudes such as 5% at soil profile I and 13% at soil
profile II. The result showed that land suitability in Kebun Bekala for papaya and banana
in profile I and II are marginally suitable due to low of pH and soil organic-C (S3-nr).

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang, dari bulan Februari sampai September 2008. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kelas kesesuaian lahan untuk tanaman pepaya (Carica papaya L.) dan
pisang (Musa acuminata COLLA.) di Kebun Bekala. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode survey lahan dengan system grid. Untuk analisis kesesuaian lahan
dengan menggunakan perbandingan antara kebutuhan lahan untuk tanaman pepaya dan
pisang dengan sifat yang dimiliki lahan di Kebun Bekala. Pengambilan sampel dilakukan
pada dua kemiringan lereng yaitu 13% pada profil I dan 5% pada profil II. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan di Kebun Bekala baik untuk
tanaman pepaya maupun pisang di profil I dan II adalah sesuai marginal oleh karena
rendahnya pH dan C-Organik tanah (S3-nr).

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah merupakan tubuh alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dengan cara
mengelolanya. Manusia yang hidup di permukaan bumi sangat tergantung pada tanah
dan sebaliknya suatu tanah pertanian yang baik ditentukan pula sampai sejauh mana
manusia mengelolanya. Pengelolaan yang salah akan dapat mengakibatkan kerusakan
tanah. Tanah yang telah mengalami kerusakan berat tidak akan dapat menyuplai unsur
hara yang efektif untuk pertumbuhan tanaman. Tanah dikatakan subur apabila dapat
mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal melalui penyediaan unsur hara dalam
keadaan seimbang didukung dengan sifat fisik, kimia dan biologi.
Hubungan antara kondisi lahan dengan tanaman dapat diupayakan dengan cara
pengelolaan yang baik sehingga

tanaman dapat

menunjukkan

respon dengan

memperlihatkan produksi yang maksimum. Tingkat produksi tanaman akan meningkat
jika tanah dapat menyediakan unsur hara yang berimbang. Produktifitas lahan umumnya
dibatasi oleh beberapa faktor pembatas dan kendala fisik antara lain kemiringan lahan
dan rendahnya tingkat kesuburan tanah. Hal ini diakibatkan dari pemakaian lahan yang
salah dalam pengelolaannya. Untuk mengatasi kendala fisik maka diperlukan
pengetahuan dalam mereklamasi lahan dan informasi tentang potensi lahan.
Informasi tentang

potensi lahan dapat

diketahui dari evaluasi kesesuaian

lahan. Evaluasi kesesuaian lahan merupakan proses pendugaan potensi lahan untuk
macam – macam penggunaan. Evaluasi kesesuaian lahan dapat digunakan untuk proyek
perencanaan. Alat ini sangat fleksibel bergantung dari keperluan dan komoditas lahan
yang akan dievaluasi.

Universitas Sumatera Utara

Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Amerika. Buah papaya telah
menjadi bagian penting dalam menu makan pagi atau menu yang disebut

continental

breakfast, karena rasanya yang manis dan mengandung banyak air. Pemanfaatan
buah papaya sangat beragam, daun pepaya muda, bunga dan buah yang masih mentah
dapat dibuat sebagai bahan berbagai ragam sayuran. Batang, daun dan buah

pepaya

muda mengandung getah berwarna putih. Getah ini mengandung suatu enzim pemecah
protein yang disebut papain.

Papain banyak digunakan dalam industri,

diantaranya

industri makanan dan minuman, farmasi , kosmetik, tekstil dan penyamak.
Pisang merupakan tanaman buah yang bermutu tinggi dan tanaman liar yang
keberadaannya mudah ditemukan di suatu daerah. Selain mempunyai khasiat
mengandung protein dan vitamin yang tinggi, pisang sangat mudah dalam budidayanya.
Bagian pisang seperti tunas dan pelepah dapat dijadikan sebagai bagian dari sayur.
Banyak negara di dunia menggunakan pisang sebagai bahan ekspor yang kegiatannya
dilakukan dalam perkebunan besar dengan perawatan prapanen yang intensif dan cermat.
Sehingga sektor agroindustri suatu negara semakin kuat dan semakin berkembang.
Indonesia memiliki beberapa karakteristik tanah, beriklim tropis dan

memiliki

sumber daya alam seperti pepaya, pisang. Daerah seperti Kebun Bekala kemungkinan
memiliki potensi lahan untuk ditanami tanaman seperti pepaya dan pisang. Jika dilihat
dari segi produksi kedua komoditi ini tidak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
dan kondisi inilah yang perlu dipelajari. Daerah Kebun Bekala jika ditinjau dari segi
keadaan alamnya sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman pepaya dan pisang. Hal
ini terlihat semakin banyaknya masyarakat yang memanfaatkan lahannya untuk ditanami
tanaman pepaya dan pisang. Perlu kita ingat bahwa daerah Kebun Bekala memiliki

Universitas Sumatera Utara

potensi dikembangkannya usaha pertanian, sehingga pembudidayaan tanaman pepaya
dan pisang dapat lebih baik dan memperoleh

produksi yang maksimal dan diharapkan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:


Mengetahui kesesuaian lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Sedang, untuk tanaman Pepaya (Carica papaya L.) dan Pisang
(Musa acuminata COLLA).



Mengetahui menejemen praktis yang diperlukan dalam membudidayakan
tanaman Pepaya ( Carica papaya L.) dan Pisang (Musa acuminata COLLA) di
Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Sedang

Kegunaan Penelitian


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.



Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Survey Tanah
Survey tanah merupakan proses penelitian dan pemetaan dari permukaan bumi
di mana istilah unitnya disebut tipe tanah. Survey tanah merupakan pengumpulan data
kimia, fisika dan biologi baik di lapangan maupun di laboratorium, dengan maksud
pendugaan kesesuaian lahan untuk tujuan khusus maupun tujuan umum. Suatu survey
tanah memiliki kegunaan jika diteliti dalam pemetaannya hal ini berarti mencari lokasi
yang representatif, tepat dalam menentukan sifat morfologinya (Abdullah, 1993 ).
Tujuan dari survey tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama ke dalam satuan pemetaan
tertentu. Sifat-sifat dari masing-masing satuan peta secara singkat digambarkan ke dalam
legenda peta, sedang untuk uraian yang lebih detail dicantumkan ke dalam laporan
laporan survey tanah

dengan mencantumkan

peta tanah. Disamping itu dilakukan

interpretasi kemampuan tanah dari masing-masing peta tanah untuk penggunaan tertentu
( Hardjowigeno, 1993 ).
Survey tanah dilakukan untuk mengetahui penyebaran jenis tanah dan
menentukan

potensinya

untuk

berbagai

alternatif

penggunaan

lahan.

Dalam

pengembangan metode survey tanah dan evaluasi lahan terdapat beberapa hal yang perlu
segera dilakukan atau disepakati penggunaannya secara nasional. Dalam metode survey
tanah perlu dilakukan pengamatan pendahuluan tentang jenis tanah dan penggunaan
tanah. Survey tanah juga merupakan pekerjaan pengumpulan data fisika, kimia dan
biologi tanah di lapangan maupun data analisis dari laboratorium dengan tujuan
pendugaan lahan umum maupun khusus ( Abdullah, 1993 ).

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi lahan
Kesesuaian lahan adalah tingkat penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan
untuk penggunaan tertentu. Kelas kesesuian lahan suatu areal dapat berbeda
dari tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan.

Evaluasi

tergantung
lahan

pada

hakekatnya berhubungan dengan evaluasi untuk penggunaan dari suatu lahan. Fungsi
evaluasi sumber daya alam

adalah

memberikan

pengertian

tentang hubungan

antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai
perbandingan dan alternatif yang dapat diharapkan berhasil. Dengan demikian manfaat
yang mendasar dari evaluasi lahan adalah nilai kesesuaian bagi penggunaan tertentu.
Sementara itu juga harus dilakukan tindakan konservasi lahan untuk penggunaan di masa
yang akan datang sehungga potensi lahan terjaga ( Sitorus, 1985 ).
Evaluasi lahan adalah proses menduga kelas kesesuian lahan dan potensi lahan
untuk penggunaan tertentu, baik untuk pertanian maupun non - pertanian.

Kelas

kesesuaian lahan suatu wilayah untuk penggunaan tertentu untuk pengembangan
pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat fisik lingkungan yang
mencakup iklim, lereng, relief, batuan di atas permukaan dan di dalam penampang tanah
serta singkapan batuan, hidrologi dan persyaratan penggunaan lahan atau persyaratan
tumbuh tanaman ( Djaenudin, dkk, 2000 ).
Penilaian kelas kemampuan lahan berdasarkan Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat, Bogor (2003) digolongkan atas dasar-dasar kelas kesesuaian lahan sebagai
berikut:
1. S1 : Sangat sesuai, lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau
nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan .

Universitas Sumatera Utara

2. S2 : Cukup sesuai, lahan mempunyai faktor pembatas, faktor pembatas ini
berpengaruh terhadap produktifitas.
3. S3 : Sesuai marginal, lahan mempunyai faktor pembatas berat, faktor pembatas
ini akan berpengaruh terhadap produktifitasnya.
4. N : Tidak sesuai, lahan yang tidak sesuai karena mempunyai faktor pembatas
yang sangat berat.
Dalam evaluasi lahan dikenal kesesuaian lahan aktual yakni

kelas kesesuaian

lahan berdasarkan penilaian kondisi saat ini dan belum mempertimbangkan asumsi atau
usaha-usaha perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala

atau

faktor

pembatas yang ada sedangkan kelas kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan
lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan dan usaha perbaikan
harus memperhatikan aspek ekonominya ( Hardjowigeno, 1991 ).

Universitas Sumatera Utara

Karakteristik Lahan Untuk Evaluasi
Sifat fisika Tanah
Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir
tanah satu sama lain. Gumpalan struktur karena butiran pasir, debu, liat, terikat satu sama
lain oleh satu perekat semisal bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Struktur
tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Yang dimaksud dengan struktur
makro adalah struktur pada lapisan bawah tanah yaitu penyusun agregat tanah satu
dengan yang lainnya, sedangkan mikro adalah penyusun butir-butir primer tanah ke
dalam butir majemuk. Sesungguhnya struktur tanah yang baik untuk tanaman adalah
struktur remah; Pada struktur ini terdapat keseimbangan yang baik antara udara yang
diperlukan untuk pernafasan akar tanaman dan air tanah sebagai medium pada larutan
unsur hara (Darmawijaya, 1997 ).
Tekstur
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah berdasarkan atas perbandingan
antara pasir, liat, debu di dalam tanah. Tanah terdiri dari butir-butir tanah dengan
berbagai ukuran yang ada di dalamnya. Bagian tanah yang berukuran 2 mm disebut
bahan kasar. Bahan-bahan tanah yang lebih halus dapat dibedakan menjadi: 4,8

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Kelas bahaya banjir
Simbol
Kelas bahaya banjir
F0
F1
F2
F3
F4

Tanpa
Ringan
Sedang
Agak berat
Berat

Kelas bahaya banjir berdasarkan kombinasi
kedalaman dan lamanya banjir
F1.1, F2.1, F3.1
F1.2, F2.2, F3.2, F4.1
F1.3, F2.3, F3.3
F1.4, F2.4, F3.4, F4.2, F4.3, F4.4

Temperatur
Temperatur atau suhu merupakan

derajat

panas atau dingin yang diukur

berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan beberapa tipe thermometer. Energi
matahari hanya kira-kira 20% yang dapat diserap oleh atmosfer, sisanya

diubah

dulu

menjadi gelombang panjang. Perubahan energi ini terjadi di permukaan daratan

dan

permukaan lautan yang dapat menyerap panas ( Abdullah, 1993 )
Curah Hujan
Unsur meteorologi pertanian paling banyak diamati adalah curah hujan. Data
curah hujan yang dikumpul selama 10 tahun atau lebih dari suatu daerah dapat digunakan
untuk perencanaan dan pengembangan jenis tanaman di daerah itu. Curah hujan sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman. Oleh karena itu kita
harus mengetahui data curah hujan daerah yang kita amati sehingga kita dapat
mengetahui ketersediaan air, apakah mencukupi untuk pertumbuhan dari suatu tanaman
atau tidak ( Hardjowigeno, 2003 )

Universitas Sumatera Utara

Sifat Kimia Tanah
Kapasitas Tukar Kation
Kapasitas Tukar Kation ( KTK ) didefenisikan sebagai kapasitas tanah untuk
menyerap dan mempertukarkan kation yang biasanya dinyatakan dalam milliekivalen per
100 gram tanah. Kation-kation yang berbeda dapat mempunyai kemampuan yang
berbeda untuk menukar kation yang diserab. Jumlah yang diserap tidak sama dengan
yang ditukarkan. Ion-ion divalent biasanya diikat lebih kuat daripada ion monovalen
sehingga sulit dipertukarkan ( Tan, 1998 ).
Ada dua hal yang penting dalam pertukaran kation dan pertumbuhan

tanaman.

Hal yang pertama berkenaan dengan jumlah hara yang tersedia bagi pertumbuhan
tanaman sebagai kation yang dapat dipertukarkan, hal yang kedua adalah derajat
penjenuhan pertukaran kation dengan basa-basa sebagai pengganti hydrogen. Hidrogen
yang dapat dipertukarkan akan diberi sumbangan untuk kemasaman tanah ( Foth, 1991)
Permukaan akar yang mempunyai kapasitas tukar kation

muatan

negatif

dinetralkan oleh ion hidrogen yang dikeluarkan oleh akar. Selama tanaman mengabsorbsi
kation ion hydrogen dikeluarkan oleh akar tanaman akan terjadi pertukaran kation

pada

permukaan misel sehingga menambah ion hydrogen yang dapat

hara

mengikat unsur

lain untuk tanaman ( Foth,1991 )
pH Tanah
Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral dan alkalin. Pernyataan tersebut
didasarkan pada jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan tanah. Bila dalam larutan
ditemukan larutan ion H+ lebih banyak dari ion OHdikatakan masam. Bila ion OH- sama dengan ion

H+

tanah

maka tanah tersebut dapat
maka

tanah

tersebut

Universitas Sumatera Utara

dinyatakan

netral. Pengaruh pH yang terbesar bagi pertumbuhan tanaman adalah

persediaan hara ( Hakim, dkk,1986 ).
Pada umumnya faktor hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah
sekitar netral. Karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air.
Pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap oleh akar tanaman karena diikat atau
difiksasi oleh Al, sedang pada tanah alkalis unsur P juga tidak dapat diserap tanaman
karena difiksasi oleh Ca ( Hardjowigeno, 1993 ).
Kejenuhan Basa
Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah kation basa dengan
jumlah semua kation yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Jumlah kation yang
dapat diserap tanah menunjukkan nilai Kapasitas Tukar Kation tanah tersebut.
% KB = Basa-basa dapat tukar x 100%
KTK
Kejenuhan basa (KB) sering dianggap sebagai petunjuk kesuburan tanah.
Kemudahan pelepasan kation terserap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan
basa. Pengapuran merupakan cara untuk meningkatkan kejenuhan basa ( Tan,1991 ).
Kandungan Bahan Organik
Bahan organik pada umumnya ditemukan di atas permukaan tanah, jumlahnya
tidak besar, sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap sifat-sifat tanah.
Dapat dilihat

bahwa bahan organik dapat berfungsi sebagai: Sebagai granulator

memperbaiki srtuktur tanah, sebagai sumber unsur hara N, P, S , kapasitas meningkatkan
nilai KTK tanah merupakan sumber energi bagi mikroorganisme tanah dan menambah
kemampuan tanah menahan air ( Hardjowigeno, 1995 ).

Universitas Sumatera Utara

Tanaman akan menyerap unsur hara dalam bentuk ion yang terdapat disekitar
perakaran. Unsur-unsur ini harus dalam bentuk tersedia dalam kondisi optimum untuk
pertumbuhan. Selanjutnya unsur-unsur harus berada dalam suatu keseimbangan. Hingga
sekarang dikenal 16 unsur hara yang esensial bagi tanaman. Suatu unsur akan dikatakan
esensial bagi tanaman bila kekurangan unsur hara tersebut dapat menghambat
pertumbuhan tanaman baik vegetatif maupun generatif. Kekurangan unsur hara tersebut
tidak dapat diganti oleh unsur lain. Berdasarkan kebutuhannya bagi tanaman maka
keenam belas unsur hara tersebut dibagi dalam dua kelompok unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Unsur hara makro relatif lebih banyak digunakan daripada unsur hara
mikro. Dilihat dari kandungan C-Organik dalam tanah dapat ditentukan dengan
pembakaran

kering atau pembakaran basah. Pembakaran kering dilakukan dengan

membakar contoh tanah diatas furnace (penangas), kemudian mengukur CO2 yang
dilepaskan. Hasilnya secara kuantitatif lebih tepat dari pembakaran basah. Pembakaran
basah dilakukan dengan cara mengoksidasi asam kromat dengan jumlah yang berlebihan,
kemudian dilakukan titrasi terhadap kelebihan oksidan tersebut ( metode Walkey and
Black ). Hasilnya lebih bersifat semikuantitatif, tetapi dapat dilakukan dengan cara yang
tepat dan cara sederhana ( Hakim dkk, 1986 ).

Universitas Sumatera Utara

Syarat Tumbuh Tanaman Pepaya
Iklim
Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis. Pusat penyebaran
tanaman diduga berada di daerah sekitar Mexico bagian selatan dan Nikaragua. Seiring
perkembangannya tanaman ini menyebar ke berbagai benua dan negara termasuk benua
Asia dan Afrika serta Negara India. Dari India, tanaman ini menyebar ke Indonesia dan
pulau-pulau di lautan Pasifik ( Foth, 1991 ).
Tanaman pepaya dengan mendapat sinar matahari dalam jumlah banyak akan
berpengaruh terhadap proses pematangan buah dan proses pembungaan pada tanaman
papaya. Sinar matahari mempercepat proses pemasakan buah yang terdapat pada tanaman
pepaya sehingga dapat mempengaruhi rasa buah menjadi lebih manis karena kandungan
gulanya meningkat akibat proses pematangan ini ( Hardjowigeno, 1995 )
Temperatur yang ideal untuk tanaman pepaya berada pada kisaran antara 22260C. Suhu minimum 150C, suhu maksimum 430C. Pada kondisi ini tanaman

pepaya

dapat tumbuh ideal. Curah hujan yang cocok untuk tanaman papaya berkisar 1.000 –
1.500 mm/tahun. Waktu tanam harus dapat diatur agar tanaman dapat berbunga
bertepatan dengan awal musim hujan . Untuk daerah yang mempunyai bulan basah
sepanjang tahun maka penanaman dapat dilakukan setiap waktu. Lain halnya untuk
daerah-daerah yang memiliki musim kemarau maka penyiraman menjadi masalah utama.
Jika hal ini tidak terjamin, khususnya dari segi biaya produksi maka penanaman harus
dilakukan dua atau empat bulan sebelum musim hujan. Di daerah basah atau daerah yang
memiliki daerah pengairan yang mudah, penanaman dengan menggunakan biji akan lebih

Universitas Sumatera Utara

efisien. Sebaliknya, di daerah yang memiliki musim kering lama maka

penanaman

dari bibit semaian lebih dianjurkan (Abdullah, 1993)
Tanah
Tanaman pepaya dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Tanah yang baik
untuk tanaman papaya adalah lembab namun jangan sampai tergenang oleh air agar dapat
tumbuh optimal. Derajat kemasaman tanah atau pH tanah yang sesuai untuk tanaman
papaya adalah sekitar 6,5-7. Bila tanaman sampai tergenang air 2-3 hari saja, akibatnya
akan fatal. Tanaman- tanaman akan mati semuanya. Oleh karena itu, drainase atau
pengaturan pembuangan air yang berlebihan mutlak perlu dilakukan pada usaha tani
tanaman pepaya ( Kalie, 2000 )
Untuk pertumbuhan tanaman pepaya memerlukan kelembaban yang tinggi. Bila
kondisi tidak lembab maka bunga-bunga akan berguguran, penyerbukan tidak sempurna
sehingga bentuk bunga kecil dan tidak sempurna. Oleh karena itu, kelembaban lahan
harus terjamin sepanjang tahun dengan ketersediaan air yang cukup ( Kalie, 2000 )
Pertumbuhan tanaman pepaya termasuk cepat karena buahnya dapat dipanen
dalam waktu 10-12 bulan. Hasilnya banyak digunakan untuk kebutuhan manusia seperti
buah dan bunganya. Buah, bunga dan daunnya dapat dijadikan sebagai berbagai macam
sayuran yang sangat berguna untuk kebutuhan dari manusia. Masih banyak pemanfaatan
yang diperoleh dari tanaman pepaya. Pada daun muda pepaya terdapat kandungan
alkaloid carpain ( C14 H25N O2) yang dapat berfungsi menurunkan tekanan darah dan
membunuh amoeba ( Foth, 1991).

Universitas Sumatera Utara

Untuk lebih jelasnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Bogor (2003), menetapkan suatu kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman Pepaya (Carica
papaya L. ) sebagaimana terdapat pada Tabel 3 berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3 : Kriteria kesesuaian Lahan untuk tanaman Pepaya ( Carica Papaya L.)
Persyaratan penggunaan/
Karakteristik lahan

Kelas Kesesuaian Lahan
S1

S2

S3

N

25 - 28

28 - 34

34 - 38

> 38

2 0 - 25

15 - 20

< 15

< 600

Temperatur (tc)
Temperatur rerata ( C)

Kesediaan air (wa)
Curah hujan (mm)

Kelembaban Udara (%)

1.000 - 1.500

24 – 80

800 - 1.000

600 - 800

1.500 - 2.000

> 2.000

20 – 24

< 20

80 – 90

> 90

Baik, sedang

Agak terhambat

Terhambat

Sgt Terhambat

Sdng,agk halus,halus

Agak kasar

Sangat halus

Kasar

Ketersediaan Oksigen ( oa )
Drainase
Media Perakaran ( rc )
Tekstur
Bahan Kasar ( % )

< 15

Kedalaman Tanah ( cm )

> 75

Gambut :
Ketebalan (cm )

< 60

60 – 140

140 – 200

> 200

Ketebalan ( cm ), pengkayaan

< 140

140 – 200

200 – 400

>400

Kematangan

Saprik

Saprik,hemik

Hemik,fibrik

Fibrik

> 16

< 16

Retensi hara ( nr )
KTK Liat ( cmol )
Kejenuhan Basa ( % )

> 35

20 – 35

< 20

6,0 – 6,6

5,5 – 6,0

< 5,5

> 1,2

0,8 – 1,2

< 0,8

4

< 15

15 – 20

20 – 25

> 25

> 125

100 – 125

60 – 100

< 60

Lereng ( % )

30

Bahaya Erosi

Sangat rendah

Rendah-Sedang

Berat

Sangat berat

F0

-

-

F0

Batuan di permukaan ( % )

40

Singkapan Batuan ( % )

25

pH H2O
C – Organik ( % )
Toksisitas ( xc )
Salinitas ( dS/m )
Sodisitas ( xn )
Alkalinitas / ESP ( % )
Bahaya Sulfidik ( xs )
Kedalaman Sulfidik ( cm )
Bahaya Erosi ( eh )

Bahaya banjir ( fh )
Genangan
Penyiapan lahan ( lp )

Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor (2003)

Universitas Sumatera Utara

Syarat Tumbuh Tanaman Pisang
Iklim
Pisang merupakan tanaman yang cocok ditanam di asia tenggara khususnya
Indonesia. Sudah lama buah pisang menjadi komoditas buah tropis yang sangat popular
di dunia. Hal ini dikarenakan rasanya lezat, gizinya tinggi dan harganya relatif murah.
Negara produsen pisang utama di dunia adalah Filipina, Taiwan, Malaysia, Thailand dan
Honduras ( Sunarjono, 2002 )
Lokasi penanaman pisang harus sesuai syarat agronomis dan agroklimat
tanamannya, yaitu dataran rendah tropis basah, ketinggian 100-700 m dpl, suhu udara
220- 320C, tidak terdapat angin kencang, subur dan terutama harus ada sumber pengairan
saat musim kemarau panjang. Didaerah yang beriklim agak basah dengan curah hujan
merata sepanjang tahun (< 1200 mm/tahun), ketersediaan sumber air menjadi kurang
penting. Dengan pertumbuhannya yang sangat cepat dan terus-menerus, yang akan
mengakibatkan hasil yang tinggi, pisang memerlukan tempat tumbuh di iklim tropik yang
hangat dan lembab ( Sunarjono, 2002 )
Di dataran tinggi daerah ekuator, pisang tidak dapat tumbuh pada ketinggian di
atas 1600 m dpl. Kebutuhan akan penyinaran belum dipahami benar. Kebanyakan pisang
tumbuh di lahan terbuka, tetapi kelebihan penyinaran akan menyebabkan terbakar
matahari ( sunburn ). Dalam cuaca berawan atau di bawah naungan ringan, daur
pertumbuhannya sedikit panjang dan tandannya lebih kecil. Pisang sangat sensitive
terhadap angin kencang, yang akan merobek - robek daunnya, menyebabkan distorsi
tajuk dan akan dapat merobek pohonnya. Diperlukan pasokan air yang baik, untuk
pertumbuhan optimalnya curah hujan hendaknya 200-220 mm, dan kelembaban tanahnya

Universitas Sumatera Utara

jangan kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan. Jadi sebagian besar lahan
memerlukan pengairan tambahan.
Tanah
Tanaman pisang dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Tanah yang baik untuk
tanaman pisang adalah tanah liat yang dalam dan gembur, yang memiliki pengeringan
dan aerasi yang baik. Kesuburan yang tinggi akan sangat menguntungkan dan
kandungan bahan organiknya hendaknya 3% atau lebih. Tanaman pisang toleran terhadap
pH 4,5-7,5 ( Foth, 1991 ).
Tanaman pisang menghendaki tanah yang subur. Namun, ditanam di tanah yang
kritis pun masih dapat menghasilkan, meski hasilnya kurang memuaskan seperti daerah
yang beriklim kering. Akar tanaman ini mampu memanfaatkan uap air dari dalam tanah
dan menyimpannya dalam batang. Tanaman pisang tidak menghendaki air yang
menggenang terus-menerus. Akar tanaman ini memerlukan peredaran udara yang baik di
dalam tanah. Tak heran bila tanaman pisang yang tumbuh di tepi sungai yang airnya
mengalir kebanyakan tumbuh subur. Tentu saja tanaman pisang yang ditanam di kebun
memerlukan drainase yang baik ( Djaenudin, dkk, 2000 ).
Kemiringan tanah pun perlu diperhatikan. Daerah dengan lahan agak miring
(kemiringan kurang dari 10%) sangat baik untuk tanaman pisang. Ini disebabkan drainase
air lebih mudah dibandingkan lahan datar. Sementara daerah dengan lahan curam tidak
baik sebagai kebun pisang karena dikhawatirkan akan banyak menimbulkan masalah
erosi. Lahan datar dengan daya serap air (porositas) rendah sering menimbulkan masalah,
terutama kesehatan akar tanaman. Di lahan datar ini tanaman sering terserang penyakit
layu panama. Namun demikian, lahan datar dengan porositas rendah ini boleh digunakan

Universitas Sumatera Utara

asalkan dibuatkan saluran-saluran drainase. Hanya saja kalau pada lahan tersebut terdapat
lapisan bawah bercadas keras atau kedap air, pembuatan saluran drainase menjadi kurang
efisien ( Sunarjono, 2002 ).
Untuk lebih jelasnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Bogor (2003), membuat suatu kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman Pisang (Musa
acuminata COLLA) seperti dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4 : Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pisang ( Musa acuminata COLLA )
Persyaratan Penggunaan/

Kelas Kesesuaian Lahan

Karakteristik lahan

S1

S2

S3

N

Temperatur (tc)
Temperatur rerata ( C)

Ketinggian tempat dpl ( m )

25 - 27

27 - 30

30 - 35

> 38

2 2 - 25

18 - 22

< 18

< 1.200

1.200 – 1.500

1.500 – 2.000

> 2.000

Kesediaan air (wa)
Curah hujan (mm)

1.500 – 2.500

800 - 1.000

600 – 800

< 600

Lamanya masa kering (bln)

0-3

3-4

4-6

>6

Kelembaban Udara (%)

> 60

50 - 60

30 - 50

< 30

Baik, agak terhambat

Agak cpt,sedang

Terhambat

Sgt Terhambat

Ketersediaan Oksigen ( oa )
Drainase
Media Perakaran ( rc )
Tekstur

-

Agak kasar

Kasar

Bahan Kasar ( % )

Halus,agk halus,Sdg
< 15

15 - 35

35 - 55

> 55

Kedalaman Tanah ( cm )

> 75

> 75

50 - 75

< 50

> 200

Gambut :
Ketebalan (cm )

< 60

60 – 140

140 – 200

Ketebalan ( cm ), pengkayaan

< 140

140 – 200

200 – 400

>400

Kematangan

Saprik

Saprik,hemik

Hemik,fibrik

Fibrik

> 16

< 16

Retensi hara ( nr )
KTK Liat ( cmol )
Kejenuhan Basa ( % )

> 50

35 - 50

< 35

5,6 – 7,5

5,2 – 5,6

< 5,2

> 1,5

0,8 – 1,5

< 0,8

6

12

> 100

75 - 100

40 - 75

< 40

Lereng ( % )

F2

Batuan di permukaan ( % )

40

Singkapan Batuan ( % )

25

pH H2O
C – Organik ( % )
Toksisitas ( xc )
Salinitas ( dS/m )
Sodisitas ( xn )
Alkalinitas / ESP ( % )
Bahaya Sulfidik ( xs )
Kedalaman Sulfidik ( cm )
Bahaya Erosi ( eh )

Sangatberat

Bahaya banjir ( fh )
Genangan
Penyiapan lahan ( lp )

Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor (2003)

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang. Dengan ketinggian tempat 81 m di atas permukaan laut. Analisis tanah
dilakukan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara,
Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2008 sampai September 2008.

Bahan dan Alat
Bahan – bahan yang digunakan adalah sampel tanah daerah penelitian, aquades
dan bahan kimia lain.
Alat – alat yang digunakan adalah peta model elevasi digital, peta lokasi serta peta
satuan lahan Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, bor tanah,
cangkul, kompas, Altimeter, GPS, meteran, Kantong plastik, tali plastik, label nama,
spidol, karet gelang, formulir isian profil, Munsell Soil Color Chart, goni plastik, karton
manila, pisau pandu dan kamera.

Metode Penelitian
Metode evaluasi yang digunakan adalah metode survey Grid. Sedangkan
penilaian untuk analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan perbandingan antara
Land Requirment ( Kebutuhan lahan untuk tanaman ) dengan Land Caracteristic ( Sifat
dan ciri yang dimiliki lahan) menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor
(2003 )

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing, telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian dan penyediaan bahan serta
peralatan yang digunakan di lapangan.
Tahap Kegiatan di Lapangan
Daerah penelitian adalah seluruh kawasan daerah Kebun Bekala Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten deli Serdang. Adapun tahap yang dilakukan di lapangan meliputi:
1. Penentuan daerah pengambilan sampel tanah pada Kebun Bekala Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang berdasarkan perbedaan unit lahan/
berdasarkan perbedaan kemiringan lereng. Terdapat 2 kemiringan lereng pada
daerah penelitian. Titik koordinat kedua lubang profil masing-masing adalah :
a. Profil tanah I (SPT 1) : 98037’26,22” BT – 3028’35,07” LU dengan
kemiringan lereng 13 % (berbukit)
b. Profil tanah II (SPT 2) : 98038’18,20” BT - 3029’53,34” LU dengan
kemiringan lereng 5 % (landai)
Pengambilan sample tanah juga dilakukan dengan cara pengeboran terdiri
atas 8 lubang pengeboran yang dilakukan secara grid dengan jarak pemboran
100 meter. Pengambilan dianggap benar-benar telah mewakili sample tanah
lokasi penelitian.

Universitas Sumatera Utara

2. Pengambilan sampel tanah
Diambil sampel tanah dari setiap profil dan dari setiap lubang pengeboran,
kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat kimia tanahnya.
3. Dilakukan deskripsi profil tanah dan lingkungan
Dilakukan deskripsi profil pada masing-masing unit lahan (SPT) untuk
mengetahui sifat fisik tanahnya serta pengamatan lingkungan untuk mengetahui
data-data pendukung.

Tahap Analisis Laboratorium
Contoh tanah yang berasal dari lapangan kemudian dianalisis di laboratorium
yang meliputi sifat fisik dan sifat kimia tanahnya. Sifat fisik dan kimia tanah ini berguna
untuk menentukan kelas lahan berdasarkan kriteria kelas kesesuaian lahan menurut Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor ( 2003 ). Yang dianalisis dan dievaluasi
terutama yang berhubungan dengan faktor pembatas sifat karakteristik lahan kelas
kesesuaian untuk tanaman Pepaya ( Carica papaya L) dan Pisang ( Musa acuminata
COLLA).

Analisis Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan untuk tanaman Pepaya ( Carica Papaya L ) dan Pisang (Musa
Acuminata COLLA ) disusun Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor (2003)
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Ordo : Keadaan sesuai lahan global. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan
dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan lahan yang tergolong tidak
sesuai (N)
2. Kelas : Menunjukkan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo. Antara lain :


S1 : Sangat sesuai, lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau
nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan .







S2 : Cukup sesuai, lahan yang mempunyai faktor pembatas yang agak serius.
S3 : Sesuai marginal, lahan mempunyai faktor pembatas yang serius.
N : Tidak sesuai, lahan yang tidak sesuai karena mempunyai faktor pembatas
yang lebih serius.

Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati terbagi atas data yang diambil dari lapangan dan data
hasil analisis laboratorium berdasarkan kriteria kelas kesesuaian lahan untuk tanaman
pepaya dan pisang yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor (2003)
Data Lapangan :


Temperatur, yaitu rata-rata temperatur 10 tahun yang diperoleh dari BMG
Sampali Medan.



Drainase tanah, dengan melihat adanya gejala-gejala pengaruh air dan
penampang tanah.



Kedalaman efektif (cm) dengan penggalian profil tanah, untuk mengetahui
kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman yang penting
dalam pengelolaan tanah.

Universitas Sumatera Utara



Lereng (%) dengan Klinometer, untuk mengetahui persen kemiringan lereng
pada daerah tersebut.

Data Laboratorium
1. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dengan metode NH4Oac pH 7, untuk
mengetahui banyaknya unsur-unsur hara yang

dapat dipertukarkan oleh

koloid tanah kompleks yang erat kaitannya dengan kesuburan tanah.
2. pH H2O dengan metode elektrometrik ( pH meter ), untuk mengetahui tingkat
kemasaman tanah.
3. Tekstur dengan metode Hidrometer, untuk mengetahui persen kandungan
pasir, liat, debu yang erat kaitannya dengan pengelolaan dan kesuburan tanah.
4. Kejenuhan basa (%) untuk mengetahui persen basa- basa tukar yaitu K, Ca,
Na, Mg dengan metode ekstraksi 1 N NH4OAC pH 7.
5. C – Organik (%) dengan metode Walkey and Black.
6. Salinitas dengan metode Conductometry.
7. Alkalinitas diperoleh dengan rumus :

Na

x 100 %

KTK

Universitas Sumatera Utara

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Bekala Simalingkar Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang. Wilayah penelitian memiliki luas daerah 300 ha dengan
ketinggian tempat 81 meter di atas permukaan laut. Kebun Bekala merupakan lokasi
penelitian yang mudah dijangkau karena berada di antara Pancurbatu dan kota Medan.
Hal tersebut menyebabkan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam hal
perhubungan dan transportasi.
Relief dan bentuk wilayah daerah kebun Bekala termasuk daerah dataran rendah
dan bahan induk penyusunan tanahnya adalah Dasit. Berdasarkan Soil Taxonomi, tanah
di daerah penelitian termasuk dalam ordo Inseptisol. Pola penggunaan lahan Kebun
Bekala secara garis besar terbagi atas pertanian tanaman keras, tanaman semusim dan
peternakan. Vegetasi yang terdapat pada daerah penelitian terdiri dari kelapa sawit, jati,
jagung, pepaya, pisang dan semak belukar.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 5. Hasil Analisis Tanah di Laboratorium

Unit Lahan

Fraksi
Tekstur

pH
H2O

COrganik
(%)

Salinitas
(dS/m)

Pasir(%) Debu(%) Liat(%)
SPT1 (13 %)
Pengeboran
P1(0-20cm)
P2(20-40cm)
Rata-rata
SPT2 (5%)
Pengeboran
P1(0-20cm)
P2(20-40cm)
Rata-rata