Pengaruh Jadwal Irigasi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kencur (Kaempferia galanga L.)

oq>

PENGARUH JADWAL IRIGASI
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KENCUR
(Kaempferia galaizgn L.)

Oleh:

INDRUTI
A34101009

. .

PROGRAM STUD1 AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INDRWTI. Pengaruh Jadwal Irigasi terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kencur (Kaenrpferia galanga L.). (Dibimbing oleh EICO
SULISTYONO)
Penelitian hi beitujuan untuk mencari kelembaban tanah yang optimum

uutuk peltumbuhan tanaman dan produksi rimpang kencur. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret sampai Oktober 2005 di rumah kaca kebun
percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Bibit kencur ditanam menggunakan
polibag berukuran 50 x 40 cm dengan bobot tanalniya 10 kg. Sebelum bibit
diitanam terlebii dahulu disemai lebih kurang 4 minggu agar bibit bertunas.
Metode penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama, perlakuan fiekuensi irigasi
terdiri dari irigasi 2 hari sekali sampai kapasitas lapang, 4 hari sekali sampai
kapasitas lapang, 6 hari sekali sampai kapasitas lapang, 8 hari sekali sampai
kapasitas lapang, 75% air tersedia setiap 2 hari sekali, 50% air tersedia setiap 2
hari sekali dan 25% air tersedia setiap 2 hari sekali. Faktor kedua, waktu
pemberian perlakuan terdii dari seluruh fase pertumbuhan, 2 minggu sebelum
panen dan 4 minggu sebelum panen. Setiap kombinasi perlakuan diulang
sebanyak 3 kali sehingga terdapat 63 satuan percobaan.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa tingkat irigasi yang berbeda
mempengaruhi pertumbuhan tanaman tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi
kencur. Tingkat irigasi yang semakin jarang akan menyebabkan pertumbuhan
terhambat. Waktu pemberian perlakuan juga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman tetapi tidak memberikan pengaruh pada produksi kencur. Jnteraksi antara
tingkat irigasi dengan waktu pemberian perlakuan hanya memberikan pengaruh

pada tinggi tanaman dan indeks luas daun. Jadwal irigasi yang memberikan
produksi dan efisiensi pemakaian air yang baik adalah irigasi yang dilakukan jika
kadar air tanah tersisa 52% AT mulai 4 MST sampai panen.

PENGARUH JADWAL lRIGASI
TERHADAP PERTUMBURQN DAN PRODUKSI KENCUR
(Kaempferia galnitga E.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pertar?ian
pada Fakultas Peitanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
JNDRIATI
A34101009

PROGRAM STUD1 AGRONOMP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006


Judul

:PENGARUE

JADWAL

IRIGASI

TERllADAP

PERTUMBUKAN DAN PRODUKSI KENCUR (Kaempferia
galanga L.)

Nama

: Indriati

NRP


: A34101009

Program Studi : Agronomi

Menyetujui,

-

NIP. 131 667 779

Riwayat ZLidup
Penulis dilalfirkail pada tauggal 28 Januari 1983 di Jakarta. Peuulis
merupakan auak kedua dart dua bersaudara dari pasaugan Bapak Mahas Saldjoe
dan Ibu Fatimah.
Penulis menyelesaikau pendidiian di SDN 08 Jakarta Timur pada tahun
1995 dan melanjutkan ke SMPN 199 di Jakarta hingga tahuu 1998. Kemudian
penulis melanjutkau studi di SMUN 103 di Jakarta Tilnur dan Iulus pada tahun
2001.

Pada tahuu 2001 penulis meneluskan pendidian ke Institut Pertauian

Bogor lnelalui program Undangan Seleksi Masuk P B (USMI). Penulis diterima

di program studi Agronomi, Departemeu Budi Daya Pertauian, Fakultas
Pertanian.

I W A PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah membeli
kekuatan dan hidayah-Nya s e h g g a penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
beijudul Pengaruh Jadwal Irigasi Terhadap Pertnmbuhan dan Produksi
Kencur (Kaernpferia gaIarzga L.). Skripsi ini diajukan untuk menyelesaikan studi
dan memperolel~gelar saijana pertanian pada Program Studi Agronomi, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi iui disusun berdasarkau penelitian
yang dilakukan penulis di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor.
Ucapau teiima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak dan Mama tercinta seita kakaklcu tersayang dan selu~uhkeluarga
besar atas doa dau dukungauuya.

2. Dr. Ir. Eko Sulistyono, MS selaku pembimbing yang telah membelikan
biib'igan, arahan, dan sarana selama pelaksanaan penelitian selta

peuulisan shipsi iui.
3. Dr. Ir M u i f Ghulamahdi, MS dan Ir. Adolf Pieter Loatoh, MS selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritikan dan masukan untuk
perbaikau skripsi iui.

4. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, Msi sebagai dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan akademik kepada penulis.

5. Para keryawan Kebun Percobaan Cikabayan yang telah membantu penulis
selama kegiatan penelitian disana.

6. Septi, Ina, Ani, Dewj, Lusia, Dhyna, Riri, Upi, Widi, Jun, Hendra dan
M a l i yang telah menibeiikan semangat dan bantuan selama perelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu selama kegiatan penelitian dan
penulisan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah swt dapat membalas semua amal kebaikan yang telah diberikan
semua pihak kepada penulis. Dan semoga hasil penelitian ini berguna bagi yaug
memerlukan.
Bogor, Maret 2006


DAFTAR HSI
PENDAHULUAN
Halaman
Latar Belakaug ............................................................... 1
Tujuan ......................................................................... 2
Hipotesis..................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Ekologi Tanamau Kencur......................................
Peranan Air Bagi Tanaman..................................................
Frekuensi Irigasi.............................................................
. .
Evapotranspnasl.............................................................
BAHAh' DAN METODE
Tempat dan Waktu ..........................................................
Bahan dan Alat ................................................................
..
Metode Penehtlan ...........................................................
Pelaksanaan Penelitian .....................................................
Pengamatan...................................................................


3
4
6
6
8
8
8
9

10

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Penelitian......................................................... 12
T i g g i Tauaman.................................................................................. 13
J d a h Dam....................................................................................... 16
J d a h Tunas......................................................................................
18
Iudeks Luas Dauu...............................................................................20
Bobot Basah dan Ke~iugTajuk........................................................... 22

Bobot Bas& dan Keriag Rimpang..................................................... 25
. .
Evapotrauspnasl Total........................................................................ 27
30
EvapotanspirasiAktual ......................................................
. .
Efislensl Pemakaian Air..................................................................... 33
Kadar Air Tauah................................................ ;. ............. 36
I(ESIMPULAN DAN S
M
................................................................... 39
Kesi~npulau
Saran........................................................................... 39
DAFTARPUSTAKA ............................................................... 40
L A M P W .......................................................................... 43

Nomor
Teh
Halaman
1. Pengaruh Berbagai Taraf Frekuensi Irigasi terhadap Tinggi

Tanaman .....................................................................
14
2. Pengaruh Berbagai Taraf Waktu Pemberian Perlakuan terhadap
T i g g i Tanaman ............................................................

14

3. Interaksi antara Frekuensi Irigasi dengan Waktu Pembe~ian
Perlakuan terhadap Tinggi Tanaman ..................................

15

4. Peugaruh Berbagai Taraf Frekuensi Irigasi terhadap Jumlah
Daun ..........................................................................

17

5. Pengaruh Berbagai Taraf Waktu Pembelian Perlahxan terhadap
Jumlah Dann ................................................................ 17
6 . Pengaruh Berbagai Taraf Frekuensi Irigasi terhadap Jumlah

Tunas ........................................................................

19

7. Penganth Berbagai Taraf Waktu Pemberian Perlakuan terhadap
Jumlah Tunas ...............................................................

19

8. Pengaruh Berbagai Taraf Frekaensi Irigasi terhadap Indeks Luas

Daun ..........................................................................

20

9. Pengaruh Berbagai Taraf Waktu Pemberian Perlakuan terhadap
Indeks Lnas Dam ........................................................... 20
10. Interaksi antara Frekuensi Irigasi dengan Waktu Pemberian

Perlakuan terhadap Indeks Luas Dam ....................................

22

I I . Pengaruh Berbabagai Taraf Frekuensi Irigasi terhadap Bobot Taj&
Tanaman .....................................................................

23

12. Pengaruh Berbagai Taraf Waktu Pemberian Perlakuan terhadap
Bobot Tajuk Tanaman .....................................................

23

13. Interaksi antara Frekuensi Irigasi dengan Waktu Pemberian
Perlakuan terhadap Bobot Tajuk .....................................................

24

14. Pengaruh Berbagai Taraf Frekuensi Irigasi terhadap Bobot
&pang ............................................................................................25

Nomor
Halaman
15. Pengaiuh Berbagai Taraf Waktu Pemberian Perlakuan terhadap
Bobot Rimpang ................................................................................. 25
16. Interaksi antara Frekuensi Irigasi dengan Waktu Pemberian
Perlakuan terhadap Bobot Rimpang .......................................

26

17. Pengaruh Berbagai Taraf Frekuensi Irigasi terhadap Nilai
. .
Evapotranspuasi Total ......................................................................

28

18. Pengaruh Berbagai TarafWaktu Pemberian Perlakuan terhadap
. .
NilaiEvapotrausputasl Total .............................................................

28

19. Interaksi antara Frehensi higasi dengan Waktu Pemberian
Perlakuan terhadap Nilai Evapotranspirasi Total ............................

29

.

20. Pengaruh Berbagai Taraf Frekuensi Irigasi terhadap Niai
.
Evapotranspuasi A h a 1 ....................................................................

31

21. Pengaruh Berbagai Taraf Waktu Pemberian Perlakuan terhadap
Niai EvapotranspirasiAktual .......................................................... 3 1
22. Interaksi antara Frekuensi Irigasi Dengan Waktu Pemberian
Perlakuan Terhadap Niai EvapotranspirasiAktual ..........................

32

23. Pengaruh Berbagai Taraf Frekuensi Irigasi terhadap Efisiensi
Pemakaian Air (EPA) .......................................................................

34

24. Pengaruh Berbagai Taraf Waktu Pemberian Perlakuan terhadap
Efisiensi Pemakain Air (EPA) .........................................................

34

25. Interaksi antara Frekuensi Irigasi dengan Waktu Pemberian
Perlakuan terhadap Efisiensi Pemakaian Air (EPA) ......................

35

1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Setiap Peubah ...............................

44

......................
2. Hasil Sidik Ragam Tinggi Tanaman .......................
.

46

3. Hasil Sidii Ragam Jumlah Daun ....................................................

48

4. Hasil Sidii Ragam Jumlah Tunas ...................................................

50

Hasil Sidii Ragam Indeks Luas Daun ..............................................

52

6. Hasil Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk ..........................................

52

5

Nomor
Halaman
7. Hasil Sidik Ragam Bobot Basah Rimpang .....................................
52
8. Hasil Sidik RagamBobot Icering Tajuk............................................
9 . Hasil Sidii Ragam Bobot Kering Rimpang .....................................

10. Hasil Sidik Ragam EPA Biologis ....................................................
11. Hasil Sidik Ragam EPA Agronomis .................................................

12. Hasil Sidik Ragam Evapotranspirasi Total .......................................
13. Hasil Sidik Ragam Evapotranspirasi Aktual ...................................
14. Titik Kritis Uji DMRT pada Perlakuan Frekuensi Irigasi..................

15. Titik Kritis Uji DMRT pada Perlakuan Waktu Pemberian
Perlakuan...........................................................................................
16. Titik Kritis Uji DMRT pada Interaksi antara Frekuensi Irigasi dengan
Waktu Pemberian Perlakuan............................................................... 58

DAFTAR GAMBAR
Teks
Nomor.
Halaman
1. Gratik Hubungan Evapotranspirasi dengan Bobot Kering Tajuk.. .... 36
2. Grafik Hubungan Evapotranspirasi dengan Bobot Kering Total.. ....

36

3. Grafik Kadar Air Tanah Sebelum Irigasi pada Berbagai Umur

Tanaman terhadap Waktu Pemberian Perlakuan Seluruh Fase
Pertumbnhan....................................................................................... 37
4. Grafik Kadar Air Tanah SeSslum Irigasi pada Beibagai Umur
Tanaman terhadap Waktu Pemberian Perlakuan 2 Minggu Sebelum

Panen................................................................................................... 37
5. Grafik Kadar Air Tanah Sebelum Irigasi pada Berbagai Umur
Tanaman terhadap Waktu Pemberian Perlakuan 4 Minggu Sebelum
Panen..................................................................................................3 8

Latar Belakang
Penggunaan tanaman obat sudah sejak lama dilakukarr oleh masyarakat
Indonesia untuk kesehatan dan kecantikan. Namun, penggunaannya hanya sebatas
ruang lingkup keluarga belum digunakan s2cara luas. Adanya perubahan gaya
hidup ke "Back to izatttre" dan ditunjang berbagai penelitian di bidang kesehatan
yang telah membuktikan khasiat tanaman obat, pennintaan tanaman obat semakin
meniugkat baik sebagai bahan balm obat tradisional maupun bahan baku
fitofannaka. Selain itu tanaman obat juga mudah didapat, harganya terjangkau
serta memiliki efek samping yang relatifrendah.
Menurut Sumantri (2002) nilai penjualan obat tradisional pada tahun 1993
hanya Rp 287 milyarltahun tetapi pada tahun 1996 meningkat menjadi Rp 760
miiyarltahun.

Sedangkan

menurut

data

Departemen

Perindustrian

dan

Perdagangan (2004) nilai ekspor tanaman obat pada t a b 2001 mencapai US$
5.3 juta dan pada tahun 2002 sebesar US$ 4.3 juta. Penurunan nilai ekspor

tersebut disebabkan karena Indonesia belum mampu memenuhi keingiuan pasar.
Salah satu tanaman obat yang banyak digunakan adalah kencur.
Berkembang pesatnya industri obat dan kosmetik tradisional memberi petunjuk
arah pasar bahwa kencur semakin banyak dibutuhkan untuk bahan baku berbagai
uidustri. Pada perusahaan besar jamu penggunaan simplisia kencur menduduki
urutan ke-7 setelah lengkuas, kedawung, cabe jawa, lempuyang, jahe dan
temulawak.
Produk kencur adzlah rimpanguya yang diianfaatkan sebagai bahan baku
obat nnbati (simplisia tradisional), bahan industri rokok kretek sebagai saus
tembakau, bahan baku kosmetik, bahan baku indusri minuman penyegar,
untuk bumbu dapur dan lalap. Sebagai bahan baku obat nabati, rimpang kencur
berkhasiat untuk obat batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, perut kernbung, rasa
mual, masuk angiu, pegal-pegal, pengompresan bengkak, tetanus dan penambah
nafsu makan. Tanaman kencur juga befingsi untuk tanaman hias karena
bentuknya menarik serta berbunga indah (Afiiastini, 1988).

Manfaat tauaman kencur yang banyak mengakibatkan pelmiutaauuya
semakiu meuiugkat. Namun, permintaan tersebut belum dapat terpenuhi secara
memuaskan baik dari segi kuautitas maupun kualitas. Hal ini disebabkan sebagian
besar bahau bakuuya masib diperoleh dari hasil penambangan hutau-hutan atau
liugkungau alamiah lainnya serta hasil budidaya di pedesaau dengan mutu yang
sangat belvariasi (Rukmana, 1994). Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
rimpang kencur penggunaan teknik budidaya yang baik dau tepat hams diterapkan
diautaranya dalam ha1 penyediaan air.
Peuyediaan air secara cukup pada media p e r t a u a m kencur mutlak
diperlukan terutama pada tauaman muda yang saugat memerlukan air untuk
proses pertumbuhan vegetatif h g g a

dewasa. Pada tanah yang becek

peltumbuhannya kurang baik dan sedikit auakau. Sedangkau menjelang pauen
tanaman memerlukan kelembabau rendah dau keadaan media yaug cukup kering.
Jumlah air yang diserap tanaman dari lingkungan terutama bergantung
pada banyaknya air yang tersedia di dalam tanah. Salah satu cara untuk menjaga
agar air tetap tersedia adalah dengan melakukan pemberian irigasi. Dalam
pengaturan irigasi yaug ideal bagi tanaman perlu diperhatikan segi efisiensi,
waktu pemberian, fiekuensi irigasi serta jumlzh air yang diberikan agar sesuai
dengan kebutuhan tanaman tidak kuraug d m tidak lebih. Frekuensi irigasi saugat
menentukan tingkat ketersediaau air dan jika tidak dilakukau dengan tepat akau
menyebabkan stress air pada tauaman.
Tujuan
Tujuan dari perrelitian ini adalah uutuk mencari kelembaban tanah
optimum mtuk pertumbuhan tanaman dan produksi rimpang kencur (Kaenzpfria

galunga L.)
Hipotesis
1. Perbedaan tiugkat irigasi mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan
produksi k p a n g kencur.
2. Terdapat iuteraksi antara tingkat irigasi dan waktu pemberian perlakuan

terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi rimpang kencur.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Ekologi Tanaman Kencur
Menurut Rukmana (1994), dalam sistematika taksouolni tumbuhan kencur
memiliki klasifikasi sebagai berikut:
KXugdom

: Plautae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospennae

Kelas

: Monocotyledouae

Ordo

: Ziugibererales

Famili

: Zigiberaceae

Spesies

: Kaenzpferia galanga L.

Keragaman didalam jenis K. galanga saugat sempit hanya dikenal 2 tipe kencur
yaitu jenis berdaun lebar dan berdaun sempit (Rostiana et. al., 1995). Kencur
merupakan tumbuhan asli India (Rukmana, 1994) namuu dapat tumbuh hampir
d i s e l d daerah di Indonesia. Daerah seutra produksi keucur terbesar saat ini
yaitu Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah). Pada awalnya keucur merupakan
tanaman ornamental d m tidak dibudidayakm sebagai tanaman ekonomi (Rostiana
et. al., i995).

Tanaman kencur berupa tema yaug hampir menutup tanah. Bentuk
limpa~igumumnya bulat, bercabang-cabang, berdesak-desakan, bagian tengah
berwama put& dan pinggimya coklat kekuningan, berbau hanun dau rasanya
pedas. Akarnya berbentuk gelondong sering kali berumbi, h a m baunya,
berbentuk bulat dan berwama kuning muda. Batang saugat pendek terbcntuk dari
pelepah-pelepah daun yang s d h g menutupi, pelepah terbeuam di dalam tanah.
Dauu tumbuh tunggal secara berlawanan, berbentuk jorong, lebar sampai hampir
bundar, pangkal sediit berbentuk jantung, ujung dam lancip mendadak d m tepi
bergelombang tangkai pendek serta berdagiug agak tebal. Perbungaan terdiri atas
4-12 buuga, kelopak berbentuk tabuug, Waina bunga put&, uugu hingga
lembayuilg (Suratman et. al., 1987 dan Rukmana, 1994).
Kegunaan dan khasiat rimpaug kencur ditentukan oleh komponenkomponen yailg dikanduug. Meiiurut Rukmana (1994) zat kimia yang diandung

pada iimpang kencur yaitu miuyak atski 2.4-3.9 %, culuamal, aldehide, asam
mot2 p-cumarik, asam ciunamal etil ester dan pentadekan. Dalam literatur lain
disebutkan rimpaug kencur menganduug siueol, yaraeumaliu, asam auisic, gom,
p ati dan miueral.
Keucur dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tiuggi.
Tetapi tanaman iui menghasilkan daya produksi tiuggi didaerah dengan kondisi
iklim meliputi curah hujan 1 500-4 000 mmltahun, suhu udara 19°-300~ dan

ketinggian tempat 100-700 m dari atas pelmukaan laut (Rulunana, 1994).
Tanaman kencur sepeiti haluya tanaman belumbi laiuuya menghendnki
tanah yang me&

sifat fisik, k b i a dan biologi yang baik (Nurhayati ef. al.,

1995). Pada tauah yang becek pertumbuhau keucur kuraug baik, begitu pula pada
tanah rawa dan tanah berat yang banyak menganduug fiaksi liat. St~uktwtauah
yang dikeheudaki adalah lempuug berpasir, liat beipasir d m lempuug berliat.
Bagian yang dipanen adalah rimpangnya. Ciri-ciri tanaman kencur yang
sudah dapat dipanen yatu telah bemmur 8-12 bulan, daunnya tampak layu,
menguning dan mengering, rimpang berwarna coklat mengkilap seita daginguya
keras. Untuk rimpaug kencur yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan lalap
dapat dipanen setelah bemmur 6 bulau.
hoduksi rimpang kencur sangat dipengarubi oleh kete~sediaauair selama
pertumbuhan tanamau. Untuk menjamiu agar air tetap tersedia selama
pembudidayaan tanaman adalah dengan peuggunaan teknikknikLirigasi
yaug tepat.
Dilihat dari kebutuhan tanaman tidak setiap fase pertumbuhan lnemerlukan air
dengan jumlah yang sama. Oleh kareua itu, air yang diberikan pada tanamau
kencur hams disesuaikan dengan kebutuhan tauaman agar tanamau dapat tumbuh
secara optimal dan produksinya mencapai maksimal. Selain itu, fiekuensi
irigasiuya juga harus diperhatikxrt agar tauaman tidak mengalami stress ak.
Peranan Air Bagi Tanarnan

Air mempakan komponen utama yang dibutuhkan tanaman selain unsur
liara, cahaya dan udara. Peranan air bagi tanamau saugat banyak diautaranya yaitu
(1) merupakan senyawa protoplasma, (2) air mempakan medium bagi reaksireaksi metabolisme, (3) pereaksi penting dalam fotosintesis dan proses-proses

hid~ilitik,(5) selta untuk turgiditas, pertumbuhan set, me~npertahallkanbentuk
dauu, operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan (Tjondronegoro et. al.,
1999).

Air masuk kedalam tanaman dali tanab melalui akar kemudian
ditranslokasikan ke dauu. Mekanisme itu disebabkan karena perbedaan potensial
akar dau proses tranqtirasi melahi dauu. Menurut Fitter dan Hay (1991) pada
tanaman yang bertrauspirasi dau meudapat cukup air, kanduugan energi bebas dari
air menurun dengau cepat sementara bergerak dari tanab, melalui xylem dan daun
ke atmosfer bebas, konsekueusiuya air meugalir dari tauah masuk ke tanaman
terns ke udara sebagai respon terhadap gradien energi bebas tersebut.
Secara m u m tanaman memerlukan air pada keadaau seimbang yaitu
keadaan pada saat air tersedia sama dengan kebutxhan tanaman, tidak kurang dau
tidak lebih. Kekurangan dan kelebihan air dapat mengganggu proses metabolisme
bahkau akau mematikan tauaman. Hale dan Orcutt (1987) menyatakan bahwa
kekeiiugan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil dau kualitas tanaman.
Kekurangan air yaug berkepanjangan mengakibatkan taneman mati. Kelebihan
air dapat mengganggu sktem perakaran tanaman ka~enamenyebabkan kejenuhan
pada akar sehingga konsentrasi oksigen disekitar akar menurun, selaiu itu juga
akan menyebabkan p e n m a n kemampuan akar menyerap hara dan mineral dan
a k y a akan mengganggu perhlmbuhan tanaman.
Dari seluruh air yang diabsorbsi tanaman, hanya 1 % yang dipergunakau
dalam reaksi metabolisme karena sebagian besar dari air yang diabsorbsi oleh
tanamau akan hilang ke udara dalaln bentuk uap dari bagian-bagian yang terdapat
diatas tanah lnelaiui proses tra~spirasiHal hi dapat dikatakm dalam penggwaan
air tanaman sangat tidak efisien. Meskipun demikian, transpkasi sangat
menguutungkau karena dapat mendiginkan daun, menyebabkan air mengalir ke
daun dan meningkatkan absorbsi dari unsure-unsur hara. Namun, jika transpirasi
terlalu cepat menyebabkan tanaman menjadi layu s e l ~ g g adapat mengganggu
fotosiutesis dan keseimbangaugula-pati (Tjodronegoro, 1979). Hal tersebut
biasauya teljadi pada saat siang hari ketika