Analisis harga pokok produksi pada rumah potong ayam tradisional "x" Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA
RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL “X”
KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR

SKRIPSI
PIPIN SOPIAH

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
PIPIN SOPIAH. D34102027. Analisis Harga Pokok Produksi Pada Rumah
Potong Ayam Tradisional ”X” Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor. Skripsi.
Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Zulfikar Moesa, MS
Pembimbing Anggota : Alla Asmara, S.Pt. Msi
Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat Indonesia serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan protein, akan cenderung
meningkatkan permintaan produk peternakan. Berkembangnya usaha peternakan

ayam broiler membuka peluang bagi masyarakat yang ingin bergerak dalam usaha
pemotongan ayam broiler, baik pemotongan ayam yang dilengkapi dengan peralatan
modern, maupun usaha pemotongan ayam yang bersifat tradisional.
Harga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan
dalam pesaingan. Pembentukan harga dipengaruhi oleh struktur biaya produksi atau
harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi digunakan sebagai dasar
bagi penentuan harga jual, serta sebagai sarana pengendalian biaya produksi untuk
tujuan efisiensi biaya. Ketepatan perusahaan menghitung atau memperkirakan harga
pokok produksi akan memudahkan perusahaan untuk mengambil kebijaksanaan
dalam menentukan harga jual, serta dapat menilai efisien atau tidak proses produksi
yang selama ini digunakan.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Potong Ayam (RPA) Tradisional ”X”
Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal
24 Maret sampai 25 April 2006.
Metode penelitian adalah studi kasus. Desain yang digunakan adalah
deskriptif-analitis. Bentuk deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum
Usaha Pemotongan Ayam. Analisa kuantitatif digunakan dalam perhitungan harga
pokok produksi metode perusahaan (variable costing) dan metode Activity Based
Costing (ABC). Analisa kualitatif digunakan dalam pengkajian terhadap hasil kedua
metode perhitungan harga pokok produksi selama tahun 2005.

Berdasarkan hasil analisis, perhitungan harga pokok produksi dengan metode
ABC menghasilkan harga pokok yang lebih besar dibandingkan dengan metode
perusahaan (variable costing) setiap bulannya. Harga pokok rata-rata metode ABC
sebesar Rp 11.663,63 sedangkan harga pokok rata-rata metode variable costing
sebesar Rp 11.646,15. Rata-rata selisih sebesar Rp 17,48 per bulan. Harga pokok
yang lebih tinggi pada metode ABC disebabkan karena penggunaan sumberdaya
yang lebih banyak dibandingkan bila menggunakan metode variable costing.
Meskipun metode ABC menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi, tetapi
perhitungan metode ABC mencerminkan pemakaian sumberdaya yang digunakan
dalam proses produksi. Metode ABC dapat digunakan sebagai alternatif dalam
perhitungan harga pokok perusahaan.
Kata-kata kunci : harga pokok produksi, metode variable costing, metode Activity
Based Costing

ABSTRACT
The Analyze of Cost of Good Manufactured in Traditional Slaughtering
Chicken House “X” at Kebon Pedes Sub-District Bogor City
Sopiah, P., Z. Moesa, and A. Asmara
The aims of this research were : 1) to know production activity of the
Traditional Slaughtering Chicken House “X” in Kebon Pedes Sub-District, 2) to

analyze the comparison between good manufactured cost methods calculation,
applied in the company (variable costing method) and Activity Based Costing (ABC)
method. This research was designed as descriptive analytical research. Quantitative
analysis was used in calculating variable costing method and ABC method,
meanwhile qualitative analysis was used in analyzing on the results both of variable
costing method and ABC method calculation. The obatained data was detailed in the
form of monthly data during year 2005. Based on analysis result, good manufactured
cost calculation using ABC method resulted the cost price that is higher than variable
costing method. The overcosted cost price of ABC method is caused by the number
of resources utilization needed in production process higher than the ones in varible
costing method. The difference mean is about Rp 17,48 per month. Although ABC
method resulted higher cost of good manufactured, but ABC method describe the
real consumption resource needed in production process. Therefore, ABC meethod
can be used as alternative for the company in calculating cost of good manufactured
because the method calculate the real production cost.
Keywords :

good manufactured cost, variable costing method, Activity Based
Costing method


ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA
RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL “X”
KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR

PIPIN SOPIAH
D34102027

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA
RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL “X”
KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR


Oleh
PIPIN SOPIAH
D34102027

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 12 September 2006

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Ir. Zulfikar Moesa, MS.
NIP. 130 516 995

Alla Asmara, S.Pt. MSi
NIP. 132 159 707

Dekan
Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur.Sc.
NIP. 131 624 188

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 15 November 1983. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Undang Saepudin
dan Ibu Siti Halimah.
Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1990 dengan memasuki
jenjang sekolah dasar di SDN Bojongmalang I, dan lulus pada tahun 1996. Pada
tahun 1999, penulis menyelesaikan pendidikan di SLTPN 1 Cimaragas dan
pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2002 di SMUN I Banjar.
Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada jurusan Sosial Ekonomi Industri
Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertania Bogor, penulis aktif di
berbagai organisasi kemahasiswaan dan orgnisasi internal kampus. Pada tahun 20032004, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gentra Kaheman sebagai
Bendahara Umum. Pada tahun yang sama penulis juga aktif sebagai Badan Pengawas
di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP). Selama

tahun 2005 penulis diberi amanah sebagai Ketua Asrama Putri Darmaga.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai tugas akhir Program Sarjana. Skripsi ini merupakan hasil studi
mengenai analisis harga pokok produksi pada usaha pemotongan ayam yang bersifat
tradisional. Studi mengenai analisis harga pokok produksi dengan mengetahui
perhitungan harga pokok produksi metode perusahaan dan memperkenalkan
perhitungan harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing (ABC).
Setelah dilakukan analisis perbandingan kedua metode dapat diambil keputusan
pemakaian metode harga pokok produksi yang tepat.
Penelitian dilaksanakan pada salah satu perusahaan pemotongan ayam
terbesar di Kelurahan Kebon Pedes. Data dianalisis dengan menggunakan analisa
kuantitatif yaitu perhitungan harga pokok produksi metode perusahaan dan metode
ABC, serta analisa kualitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari kedua metode
perhitungan.
Penulis menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran ataupun kritik yang membangun agar skripsi
ini menjadi lebih baik.


Bogor, September 2006

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .............................................................................................
i
ABSTRACT..................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iv


DAFTAR ISI ..............................................................................................

v

DAFTAR TABEL ......................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

ix

PENDAHULUAN ......................................................................................

1

Latar Belakang .................................................................................
Perumusan Masalah ........................................................................

Tujuan Penelitian ............................................................................
Manfaat penelitian ..........................................................................

1
2
3
3

KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

7

Rumah Potong Ayam ......................................................................
Karkas Ayam Broiler ......................................................................
Biaya dan Klasifikasinya ................................................................
Sistem Activity Based Costing (ABC) ............................................

Pengertian dan Definisi Sistem ABC ..................................
Manfaat Metode ABC .........................................................
Hierarki Biaya Dalam Metode ABC ...................................
Perbedaan Antara Sistem ABC dengan Sistem Konvensional .......
Harga Pokok dan Fungsinya ...........................................................
Pengertian Harga Pokok .....................................................
Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi ........................
Metode Penentuan Harga Pokok Produksi .........................
Harga Jual .......................................................................................

7
7
8
9
9
9
10
11
12
12
13
14
17

METODE PENELITIAN .........................................................................

18

Lokasi dan Waktu ...........................................................................
Desain Penelitian ............................................................................
Data dan Istrumentasi .....................................................................
Pengumpulan Data ..........................................................................
Analisis Data ...................................................................................
Definisi Istilah .................................................................................

18
18
18
18
19
20

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ..........................................

22

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

23

Proses Pemotongan Ayam ..............................................................
Biaya Produksi Karkas ....................................................................
Biaya Bahan Baku ..............................................................
Biaya Tenaga Kerja ............................................................
Biaya Overhead Pabrik .......................................................
Perhitungan Harga Pokok Produksi Karkas Metode Variable
Costing ............................................................................................
Perhitungan Harga Pokok Produksi Karkas Metode ABC .............
Analisis Perbandingan Harga Pokok Produksi Karkas Antara
Metode Variable Costing dengan Metode ABC .............................

23
25
25
27
28

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

35

Kesimpulan .....................................................................................
Saran ...............................................................................................

35
35

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................

36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

38

LAMPIRAN ...............................................................................................

39

28
29
32

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran.....................................................................
2. Keyakinan Dasar yang Melandasi ABC System .....................................
3. Proses Pemotongan Ayam .......................................................................

6
9
23

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA
RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL “X”
KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR

SKRIPSI
PIPIN SOPIAH

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
PIPIN SOPIAH. D34102027. Analisis Harga Pokok Produksi Pada Rumah
Potong Ayam Tradisional ”X” Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor. Skripsi.
Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Zulfikar Moesa, MS
Pembimbing Anggota : Alla Asmara, S.Pt. Msi
Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat Indonesia serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan protein, akan cenderung
meningkatkan permintaan produk peternakan. Berkembangnya usaha peternakan
ayam broiler membuka peluang bagi masyarakat yang ingin bergerak dalam usaha
pemotongan ayam broiler, baik pemotongan ayam yang dilengkapi dengan peralatan
modern, maupun usaha pemotongan ayam yang bersifat tradisional.
Harga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan
dalam pesaingan. Pembentukan harga dipengaruhi oleh struktur biaya produksi atau
harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi digunakan sebagai dasar
bagi penentuan harga jual, serta sebagai sarana pengendalian biaya produksi untuk
tujuan efisiensi biaya. Ketepatan perusahaan menghitung atau memperkirakan harga
pokok produksi akan memudahkan perusahaan untuk mengambil kebijaksanaan
dalam menentukan harga jual, serta dapat menilai efisien atau tidak proses produksi
yang selama ini digunakan.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Potong Ayam (RPA) Tradisional ”X”
Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal
24 Maret sampai 25 April 2006.
Metode penelitian adalah studi kasus. Desain yang digunakan adalah
deskriptif-analitis. Bentuk deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum
Usaha Pemotongan Ayam. Analisa kuantitatif digunakan dalam perhitungan harga
pokok produksi metode perusahaan (variable costing) dan metode Activity Based
Costing (ABC). Analisa kualitatif digunakan dalam pengkajian terhadap hasil kedua
metode perhitungan harga pokok produksi selama tahun 2005.
Berdasarkan hasil analisis, perhitungan harga pokok produksi dengan metode
ABC menghasilkan harga pokok yang lebih besar dibandingkan dengan metode
perusahaan (variable costing) setiap bulannya. Harga pokok rata-rata metode ABC
sebesar Rp 11.663,63 sedangkan harga pokok rata-rata metode variable costing
sebesar Rp 11.646,15. Rata-rata selisih sebesar Rp 17,48 per bulan. Harga pokok
yang lebih tinggi pada metode ABC disebabkan karena penggunaan sumberdaya
yang lebih banyak dibandingkan bila menggunakan metode variable costing.
Meskipun metode ABC menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi, tetapi
perhitungan metode ABC mencerminkan pemakaian sumberdaya yang digunakan
dalam proses produksi. Metode ABC dapat digunakan sebagai alternatif dalam
perhitungan harga pokok perusahaan.
Kata-kata kunci : harga pokok produksi, metode variable costing, metode Activity
Based Costing

ABSTRACT
The Analyze of Cost of Good Manufactured in Traditional Slaughtering
Chicken House “X” at Kebon Pedes Sub-District Bogor City
Sopiah, P., Z. Moesa, and A. Asmara
The aims of this research were : 1) to know production activity of the
Traditional Slaughtering Chicken House “X” in Kebon Pedes Sub-District, 2) to
analyze the comparison between good manufactured cost methods calculation,
applied in the company (variable costing method) and Activity Based Costing (ABC)
method. This research was designed as descriptive analytical research. Quantitative
analysis was used in calculating variable costing method and ABC method,
meanwhile qualitative analysis was used in analyzing on the results both of variable
costing method and ABC method calculation. The obatained data was detailed in the
form of monthly data during year 2005. Based on analysis result, good manufactured
cost calculation using ABC method resulted the cost price that is higher than variable
costing method. The overcosted cost price of ABC method is caused by the number
of resources utilization needed in production process higher than the ones in varible
costing method. The difference mean is about Rp 17,48 per month. Although ABC
method resulted higher cost of good manufactured, but ABC method describe the
real consumption resource needed in production process. Therefore, ABC meethod
can be used as alternative for the company in calculating cost of good manufactured
because the method calculate the real production cost.
Keywords :

good manufactured cost, variable costing method, Activity Based
Costing method

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA
RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL “X”
KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR

PIPIN SOPIAH
D34102027

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA
RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL “X”
KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR

Oleh
PIPIN SOPIAH
D34102027

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 12 September 2006

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Ir. Zulfikar Moesa, MS.
NIP. 130 516 995

Alla Asmara, S.Pt. MSi
NIP. 132 159 707

Dekan
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur.Sc.
NIP. 131 624 188

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 15 November 1983. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Undang Saepudin
dan Ibu Siti Halimah.
Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1990 dengan memasuki
jenjang sekolah dasar di SDN Bojongmalang I, dan lulus pada tahun 1996. Pada
tahun 1999, penulis menyelesaikan pendidikan di SLTPN 1 Cimaragas dan
pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2002 di SMUN I Banjar.
Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada jurusan Sosial Ekonomi Industri
Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertania Bogor, penulis aktif di
berbagai organisasi kemahasiswaan dan orgnisasi internal kampus. Pada tahun 20032004, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gentra Kaheman sebagai
Bendahara Umum. Pada tahun yang sama penulis juga aktif sebagai Badan Pengawas
di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP). Selama
tahun 2005 penulis diberi amanah sebagai Ketua Asrama Putri Darmaga.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai tugas akhir Program Sarjana. Skripsi ini merupakan hasil studi
mengenai analisis harga pokok produksi pada usaha pemotongan ayam yang bersifat
tradisional. Studi mengenai analisis harga pokok produksi dengan mengetahui
perhitungan harga pokok produksi metode perusahaan dan memperkenalkan
perhitungan harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing (ABC).
Setelah dilakukan analisis perbandingan kedua metode dapat diambil keputusan
pemakaian metode harga pokok produksi yang tepat.
Penelitian dilaksanakan pada salah satu perusahaan pemotongan ayam
terbesar di Kelurahan Kebon Pedes. Data dianalisis dengan menggunakan analisa
kuantitatif yaitu perhitungan harga pokok produksi metode perusahaan dan metode
ABC, serta analisa kualitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari kedua metode
perhitungan.
Penulis menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran ataupun kritik yang membangun agar skripsi
ini menjadi lebih baik.

Bogor, September 2006

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .............................................................................................
i
ABSTRACT..................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iv

DAFTAR ISI ..............................................................................................

v

DAFTAR TABEL ......................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

ix

PENDAHULUAN ......................................................................................

1

Latar Belakang .................................................................................
Perumusan Masalah ........................................................................
Tujuan Penelitian ............................................................................
Manfaat penelitian ..........................................................................

1
2
3
3

KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

7

Rumah Potong Ayam ......................................................................
Karkas Ayam Broiler ......................................................................
Biaya dan Klasifikasinya ................................................................
Sistem Activity Based Costing (ABC) ............................................
Pengertian dan Definisi Sistem ABC ..................................
Manfaat Metode ABC .........................................................
Hierarki Biaya Dalam Metode ABC ...................................
Perbedaan Antara Sistem ABC dengan Sistem Konvensional .......
Harga Pokok dan Fungsinya ...........................................................
Pengertian Harga Pokok .....................................................
Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi ........................
Metode Penentuan Harga Pokok Produksi .........................
Harga Jual .......................................................................................

7
7
8
9
9
9
10
11
12
12
13
14
17

METODE PENELITIAN .........................................................................

18

Lokasi dan Waktu ...........................................................................
Desain Penelitian ............................................................................
Data dan Istrumentasi .....................................................................
Pengumpulan Data ..........................................................................
Analisis Data ...................................................................................
Definisi Istilah .................................................................................

18
18
18
18
19
20

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ..........................................

22

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

23

Proses Pemotongan Ayam ..............................................................
Biaya Produksi Karkas ....................................................................
Biaya Bahan Baku ..............................................................
Biaya Tenaga Kerja ............................................................
Biaya Overhead Pabrik .......................................................
Perhitungan Harga Pokok Produksi Karkas Metode Variable
Costing ............................................................................................
Perhitungan Harga Pokok Produksi Karkas Metode ABC .............
Analisis Perbandingan Harga Pokok Produksi Karkas Antara
Metode Variable Costing dengan Metode ABC .............................

23
25
25
27
28

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

35

Kesimpulan .....................................................................................
Saran ...............................................................................................

35
35

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................

36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

38

LAMPIRAN ...............................................................................................

39

28
29
32

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran.....................................................................
2. Keyakinan Dasar yang Melandasi ABC System .....................................
3. Proses Pemotongan Ayam .......................................................................

6
9
23

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Perbandingan Harga Pokok Karkas RPA Asia Afrika
Antara Metode ABC dengan Metode Konvensional Bulan
Juni 2003-Januari 2004 .....................................................................

12

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk JKPT Perusahaan
Kecap Dengan Metode Konvensional Periode Januari-Juni 2002....

13

3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk Chicken Nugget PT.
Japfa-Osi Food Industries dengan Metode Volume Based Costing
Periode Januari-Juni 2002 .................................................................

15

4. Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk Chicken Nugget PT.
Japfa-Osi Food Industries dengan Metode ABC Periode
Januari 2002 ......................................................................................

16

5. Perkembangan Nilai MIR CV. GAI Tahun 2002-2003 ....................

17

6. Biaya Pembelian Ayam Hidup Selama Tahun 2005 ........................

25

7. Jumlah Produksi Karkas Selama Tahun 2005 ..................................

26

8. Karakteristik Tenaga Kerja RPA Tradisional ”X” ...........................

27

9. Biaya Tenaga Kerja Selama Tahun 2005 .........................................

28

10. Biaya Overhead Selama Tahun 2005................................................

28

11. Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan Selama
Tahun 2005 .......................................................................................

30

12. Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode ABC untuk
Bulan Januari Tahun 2005 ................................................................

31

13. Perbandingan Harga Pokok Produksi Menurut Metode ABC dengan
Metode Perusahaan Selama Tahun 2005 .......................................... 32

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan Februari Tahun 2005 ........................................................ 40
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan Maret Tahun 2005 ............................................................ 41
3. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan April Tahun 2005 ............................................................. 42
4. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan Mei Tahun 2005 ............................................................... 43
5. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan Juni Tahun 2005 ............................................................... 44
6. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan Juli Tahun 2005 ................................................................ 45
7. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan Agustus Tahun 2005 ........................................................ 46
8. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan September Tahun 2005 .................................................... 47
9. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan Oktober Tahun 2005 ........................................................ 48
10. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan November Tahun 2005 ..................................................... 49
11. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
untuk Bulan Desember Tahun 2005 ..................................................... 50

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 221,33 juta jiwa dan perkiraan
tingkat pendapatan penduduk pertahun pada tahun 2005 sebesar 2500 US Dollar,
merupakan negara dengan pangsa pasar terbesar ke-4 di dunia. Hal tersebut berarti
peluang sekaligus masalah bagi kelangsungan iklim usaha di Indonesia, karena
dengan pangsa pasar sebesar itu Indonesai merupakan sasaran empuk bagi berbagai
produk negara lain apalagi pada era globalisasi saat ini.
Ditengah laju pertumbuhan ekonomi yang masih rendah karena krisis
ekonomi yang belum pulih, subsektor peternakan mempunyai potensi dan peluang
yang besar sebagai sumber pertumbuhan baru dalam perekonomian Indonesia.
Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat Indonesia serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan protein, akan cenderung
meningkatkan permintaan produk peternakan. Khusus di bidang usaha peternakan
ayam broiler, kebutuhan pasar daging unggas nasional saat ini mencapai + 1,2–1,5
juta ton/th dengan perputaran uang mencapai Rp 1,5 trilyun per tahun.
Berkembangnya usaha peternakan ayam broiler membuka peluang bagi masyarakat
yang ingin bergerak dalam usaha pemotongan ayam broiler, baik pemotongan ayam
yang dilengkapi dengan peralatan modern, maupun usaha pemotongan ayam yang
bersifat tradisional.
Sentra usaha pemotongan ayam broiler di Kota Bogor berada di Kelurahan
Kebon Pedes. Usaha tersebut mulai dirintis sejak tahun 1970 oleh seorang pendatang
dari Wonogiri, Jawa Tengah. Beberapa tahun kemudian mulai berdatangan urban
dari propinsi yang sama dan ikut merintis usaha pemotongan ayam. Umumnya
kegiatan pemotongan ayam dilakukan secara tradisional. Saat ini sentra usaha
pemotongan ayam broiler di Kelurahan Kebon Pedes telah berkembang yang
ditandai dengan meningkatnya jumlah unit usaha menjadi 41 unit, dan merupakan
pemasok utama untuk memenuhi kebutuhan daging ayam di pasar-pasar tradisional
khususnya di wilayah Kotamadya Bogor.
Harga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan
dalam persaingan disamping kualitas, distribusi, promosi serta mekanisme pasar.

Pembentukan harga dipengaruhi oleh struktur biaya produksi atau harga pokok
produksi. Perhitungan harga pokok produksi digunakan sebagai dasar penentuan
harga jual, serta sebagai sarana pengendalian biaya produksi untuk tujuan efisiensi
biaya. Rumah Potong Ayam Tradisional “X” merupakan salah satu perusahaan
pemotongan ayam terbesar di Kelurahan Kebon Pedes. Didirikan pada tahun 1970,
hingga saat ini RPA tersebut memiliki karyawan sebanyak 16 orang, dengan jumlah
produksi rata-rata per hari tahun 2004 mencapai 3500 kilogram karkas. Dengan
sumberdaya sebanyak itu, RPA Tradisional “X” dapat dikategorikan sebagai rumah
potong ayam kategori I kelas C menurut Prayitno (2003). Oleh karena itu, sudah
seharusnya perusahaan memperhatikan perhitungan harga pokok produksi sebagai
dasar bagi penentuan harga jual produknya, agar harga jual dari produk yang
dihasilkan dapat bersaing dengan produk sejenis di pasaran.
Perumusan Masalah
Suatu mata rantai dari usaha penanganan dan pengolahan produk hasil
peternakan khususnya daging unggas adalah usaha pemotongan ayam, yang
merupakan usaha untuk mengolah lebih lanjut ayam hidup menjadi produk karkas
siap olah yang selanjutnya siap dipasarkan kepada konsumen. Skala usaha dalam
usaha pemotongan ayam ditentukan oleh banyaknya ayam broiler yang merupakan
input utama dalam usaha pemotongan ayam.
Kontinuitas penjualan pada Rumah Potong Ayam Tradisional “X” di
Kelurahan Kebon Pedes, selain ditentukan oleh permintaan pasar, juga dapat dijaga
dengan cara memproduksi daging ayam bermutu dengan harga yang memadai.
Berdasarkan studi yang telah dilakukan, RPA Tradisional “X” di Kelurahan Kebon
Pedes belum memperhatikan perhitungan harga pokok sebagai dasar bagi penetapan
harga jualnya. Penetapan harga jual yang ditetapkan belum mencerminkan berapa
besar biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produknya. Oleh karena itu, maka
perhitungan harga pokok produksi dalam menentukan harga jual produk yang
dilakukan secara tepat dan teliti mutlak diperlukan.
Menurut Horngren (1994), terdapat dua metode penentuan harga pokok
produksi yaitu metode berdasarkan volume dan metode berdasarkan aktivitas
(Activity-based Costing). Metode yang berbasis pada volume relatif mudah
diterapkan, tetapi kurang mencerminkan biaya aktivitas penanganan produk yang

sesungguhnya. Akibatnya dapat terjadi kekeliruan dalam pembebanan biaya
produksi. Total biaya produksi yang besar menyebabkan harga jual tinggi sehingga
perusahaan akan kalah dalam persaingan. Sebaliknya, bila perhitungan total biaya
produksi kecil maka harga jualnya rendah, tetapi perusahaan akan mengalami
kerugian karena pendapatan yang diperoleh tidak mampu menutupi semua biaya
yang dikeluarkan.
Terdapat kegunaan lain dengan dilakukannya perhitungan terhadap harga
pokok produksi ini, yaitu perusahaan dapat mengetahui berapa besarnya keuntungan
yang diraih atau kerugian yang diderita. Ketepatan perusahaan menghitung atau
memperkirakan harga pokok produksi akan memudahkan perusahaan untuk
mengambil kebijaksanaan dalam menentukan harga jual, serta dapat menilai efisien
atau tidak proses produksi yang selama ini dilakukan.
Metode yang berdasarkan aktivitas mempunyai informasi yang akurat pada
penentuan konsumsi aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan sumberdaya
dalam penanganan produk. Oleh karena itu, perusahaan lebih mampu mengendalikan
proses produksi dan pembebanan biaya produksi yang lebih akurat.
Dari pemaparan diatas, maka pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana aktivitas produksi Rumah Potong Ayam Tradisional “X” di
Kelurahan Kebon Pedes?
2. Bagaimana analisis perbandingan metode perhitungan harga pokok produksi
yang digunakan perusahaan dan metode ABC?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui aktivitas produksi RPA Tradisional “X” di Kelurahan Kebon
Pedes.
2. Mengetahui analisis perbandingan metode perhitungan harga pokok produksi
yang digunakan perusahaan dan metode ABC.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Pihak perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan penentuan harga pokok produksi.
2. Informasi dan Ilmu Pengetahuan bagi pembaca guna melakukan studi lain
tentang agribisnis peternakan khususnya harga pokok produksi.
3. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mempunyai pengalaman dan pengetahuan
dalam penentuan harga pokok produksi.

KERANGKA PEMIKIRAN
Rumah Potong Ayam (RPA) ”X” di Kelurahan Kebon Pedes bergerak di
sektor pangan berbasis peternakan (agrifood), memasarkan ayam siap olah dan
daging ayam berkualitas. Bisnis utamanya adalah pemotongan ayam serta produkproduk ayam bernilai tambah lainnya.
Harga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam
persaingan, disamping kualitas, distribusi, promosi serta mekanisme pasar.
Pembentukan harga juga dipengaruhi oleh struktur biaya produksi atau harga pokok
produksi. Harga pokok merupakan suatu pertimbangan dalam menetukan harga jual
dari produk-produk yang dihasilkan. Selain sebagai dasar penentuan harga jual,
perhitungn harga pokok juga penting sebagai sarana pengendalian biaya produksi
untuk tujuan efisiensi biaya.
Salah satu cara untuk memungkinkan manajemen perusahaan mengelola
konsumsi sumberdaya dalam pembuatan produk adalah dengan dilakukannya
perancangan kembali sistem akuntansi biaya yang dapat merefleksikan konsumsi
sumberdaya dalam kegiatan pembuatan produk. Sistem ini dikenal dengan nama
Activity Based Costing (ABC). Penetapan harga pokok dengan metode ABC
dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui proses produksi dari Rumah Potong
Ayam Tradisional “X” di Kelurahan Kebon Pedes. Dalam penelitian ini, perhitungan
harga pokok produksi dengan metode ABC, konsumsi sumberdaya hanya
dikhususkan pada kegiatan dalam proses produksinya. Dengan metode ABC, harga
pokok produksi dibentuk dari kegiatan pada proses produksi yang benar-benar
efisien atau kegiatan produksi yang menambah nilai, sehingga harga pokok produksi
per unit dapat diturunkan. Penurunan harga pokok per unit tersebut memungkinkan
harga jual produk yang lebih rendah. Skema dari kerangka pemikiran dapat dilihat
pada Gambar 1.

Rumah Potong Ayam
Tradisional ”X”

Identifikasi Proses
Produksi karkas

Identifikasi Biaya
Produksi

Perhitungan Harga
Pokok Produksi Karkas

Perhitungan Harga Pokok
Produksi Metode Perusahaan

Perhitungan Harga Pokok
Produksi Metode ABC

Analisis Perbandingan Metode
Perusahaan dengan Metode ABC

Pengambilan Keputusan
Pemakaian Metode Harga Pokok
Produksi yang Tepat

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

TINJAUAN PUSTAKA
Rumah Potong Ayam
Definisi rumah potong ayam menurut Departemen Pertanian (1995) adalah
komplek bangunan yang didesain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan
teknis dan higienis tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong ayam atau
unggas bagi masyarakat umum. Menurut Prayitno (2003), terdapat pembagian kelas
usaha pemotongan ayam berdasarkan luasan peredaran daging yang dihasilkan; (1)
Kelas A, yaitu usaha pemotongan ayam untuk penyediaan daging ayam kebutuhan
ekspor; (2) Kelas B, yaitu usaha pemotongan ayam untuk penyediaan daging ayam
kebutuhan antar propinsi daerah tingkat I; (3) Kelas C, yaitu usaha pemotongan ayam
untuk penyediaan daging ayam kebutuhan antar kabupaten/kotamadya daerah tingkat
II dalam satu propinsi daerah tingkat I, dan (4) Kelas D, yaitu usaha pemotongan
ayam untuk penyediaan daging ayam kebutuhan daerah tingkat II. Masih menurut
Prayitno (2003), pembagian kelas usaha menurut jenis kegiatan usaha pemotongan
ayam terdiri dari; (1) Usaha pemotongan ayam kategori I, yaitu kegiatan pemotongan
ayam milik sendiri di rumah potong milik sendiri; (2) Usaha pemotongan ayam
kategori II, yaitu kegiatan menjual jasa pemotongan ayam atau melaksanakan
pemotongan ayam milik orang lain, dan (3) Usaha pemotongan ayam kategori III,
yaitu kegiatan pemotongan ayam pada rumah potong ayam milik pihak lain.
Karkas Ayam Broiler
Istilah ayam broiler ditujukan pada ayam tipe pedaging yang berumur di
bawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, serta mempunyai
timbunan daging dan lemak yang banyak (Amrullah, 2003). Lebih lanjut Amrullah
(2003) menyatakan bahwa instink ayam broiler hanya untuk makan dan tumbuh
menimbun daging dan lemak.
Menurut Prayitno (2003), karkas adalah ayam yang telah disembelih dan
dikurangi bagian-bagian tertentu. Karkas ayam dibedakan menjadi : a) Karkas
Kosong atau lazim dikenal whole chicken, yaitu ayam yang telah disembelih dan
dikurangi darah, bulu, alat-alat tubuh bagian dalam (jeroan), kepala dan kaki; dan b)
Karkas Isi, yaitu karkas kosong segar tetapi diisi dengan hati, jantung, dan ampela
yang sudah dibersihkan.

Biaya dan Klasifikasinya
Mulyadi (2000), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Lebih lanjut Mulyadi (2000) menggolongkan biaya berdasarkan
tujuan yang hendak dicapai pada penggolongan tersebut. Dalam hal ini biaya
digolongkan menurut : (1) Objek Pengeluaran, dalam cara penggolongan ini, nama
objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya; (2) Fungsi Pokok dalam
Perusahaan, dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu
dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu : a) biaya produksi, b) biaya pemasaran dan c) biaya administrasi dan umum.
Murharjadi (2005), dalam penelitiannya mengenai penentuan harga jual nata de coco
pada PD. “Central Nata De Coco” (CNDC), diketahui bahwa biaya-biaya yang
dikeluarkan PD. CNDC dalam memproduksi nata de coco dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi dan
umum. Dari hasil penelitiannya, biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan selama
tahun 2003 total mencapai Rp 9.322.093.900,00 yang meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung untuk 68 orang dan biaya overhead pabrik. Biaya
pemasaran yang dikeluarkan perusahaan mencapai Rp 61.700.000,00 sedangkan
untuk biaya administrasi dan umum selama tahun 2003 mencapai Rp 27.600.000,00 .
(3) Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai, dalam hal ini biaya
dikelompokkan menjadi dua golongan : a) biaya langsung (direct cost) terdiri dari
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, dan b) biaya tidak langsung
(indirect cost) yang dikenal dengan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
Berdasarkan penelitian Hasibuan (2005) tentang penetapan harga pokok produksi
unit usaha pakan ternak, biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi konsentrat
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Diketahui bahwa biaya bahan baku untuk menghasilkan konsentrat selama periode
2003 total sebesar Rp 1.481.989.659,05 dari tiga jenis konsentrat yang dihasilkan.
Biaya tenaga kerja langsung pada tahun 2003 sebesar Rp 66.059.729,82 untuk 8
orang bagian produksi, dan biaya overhead pabrik mencapai Rp 116.470.7446,25
yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya

pemeliharaan bangunan, biaya pengawasan mutu pakan, biaya operasi mesin, biaya
angkutan dan bongkar muat, serta biaya listrik mesin; (4) Perilaku Biaya dalam
Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, dalam hal ini, biaya
digolongkan menjadi : biaya variabel, biaya semivariabel, biaya tetap, biaya
semifixed; dan (5) Jangka Waktu Manfaatnya, dalam hal ini biaya dapat
digolongkan menjadi dua yakni biaya modal dan pengeluaran pendapatan.
Sistem Activity Based Costing (ABC)
Pengertian dan Definisi Sistem ABC
Mulyadi (2003), Activity-based cost system (ABC) adalah system informasi
biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan
pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas. Lebih lanjut
Mulyadi (2003) menjelaskan keyakinan dasar yang melandasi ABC system pada
Gambar 1.

Sumberdaya

Aktivitas

Produk

Gambar 1. Keyakinan Dasar yang melandasai ABC System
Sumber : Mulyadi (2003)

Menurut Garrison dan Nooreen (2003), Activity Based Costing adalah metode
penentuan harga pokok yang didesain untuk melengkapi para manajer dengan
informasi harga untuk strategi perusahaan dan keputusan lain yang kemungkinan
besar akan mempengaruhi kapasitas sehingga timbul biaya tetap. ABC awalnya
digunakan sebagai tambahan daripada sebagai pengganti pada sistem penentuan
harga yang biasa digunakan oleh perusahaan. Ditambahkan oleh Hannon (2000),
bahwa Inti dari Activity Based Costing adalah untuk menghubungkan aktivitasaktivitas dari cost driver ke produk yang akan memikul beban atau biaya dari
masing-masing aktivitas tersebut.
Manfaat Metode ABC
Mulyadi (2003), mengemukakan beberapa manfaat yang diharapkan dari
penerapan ABC system sebagai berikut : (1) menyediakan informasi berlimpah
tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan

jasa bagi pelanggan (customer); (2) menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan
cepat anggaran berbasis aktivitas (activity-based budget); (3) menyediakan informasi
biaya untuk memantau implementasi rencana pengurangan biaya; dan (4)
menyediakan secara akurat dan multidimensi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan.
Ivana (2004), dalam penelitiannya mengenai penentuan harga pokok produksi
karkas pada Rumah Potong Ayam (RPA) Asia dengan menggunakan metode full
costing, variable costing, dan activity based costing, diketahui bahwa harga pokok
karkas dengan menggunakan metode full costing sebesar Rp 14.632,38 per kilogram
merupakan harga pokok rata-rata tertinggi. Harga pokok rata-rata terendah sebesar
Rp 8.361,25 per kilogram diperoleh dengan menggunakan metode variable costing.
Menggunakan metode activity based costing (ABC) harga pokok rata-rata yang
diperoleh sebesar Rp 12.580,25 per kilogram berada di antara metode full costing
dan variable costing. Harga pokok yang diperoleh dengan menggunakan metode
ABC akan overcosted untuk produk yang diproduksi dalam jumlah sedikit (Ivana,
2004). Selanjutnya Ivana (2004) menambahkan bahwa perusahaan sebaiknya
mempertimbangkan penggunaan metode ABC sebagai alternatif dalam menghitung
harga pokok produksi karena perhitungannya benar-benar mencerminkan konsumsi
sumberdaya.
Hierarki Biaya dalam Metode ABC
Menurut Hansen dan Maryanne (1999), komponen biaya dalam metode ABC
dibagi kedalam empat kelompok biaya aktivitas, yakni (1) Biaya pada tingkat unit
(unit level activity cost). Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit
produk yang dihasilkan, terdiri dari biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan
biaya bahan baku; (2) Biaya pada tingkat batch (batch level Activity cost). Biaya
ini berhubungan dengan batch produk yang dihasilkan, tidak dipengaruhi oleh
jumlah unit yang diproduksi, terdiri dari biaya set-up mesin, biaya supervisi dan
biaya inspeksi; (3) Biaya pada tingkat produk (product sustaining level activity
cost). Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk, terdiri
dari biaya pengujian mutu produk, dan pemeliharaan mesin-mesin dan (4) Biaya
pada tingkat fasilitas (facility sustainig level activity cost). Biaya ini berhubungan

dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan, terdiri
dari biaya depresiasi bangunan, depresiasi mesin dan biaya overhead lain-lain.
Berdasarkan penelitian Hasibuan (2005) tentang penetapan harga pokok
produksi unit usaha pakan ternak, diketahui bahwa penggunaan ABC diawali denagn
tahap mengidentifikasi jenis aktivitas yang terjadi dalam proses produksi konsentrat.
Jenis aktivitas yang dapat diidentifikasi dalam proses produksi konsentrat Unit Usaha
Pakan Ternak KPS-Bogor terdiri dari : inspeksi, supervisi, operasi mesin mixer,
operasi mesin jahit otomatis, penyusutan peralatan timbang, listrik mesin mixer,
listrik mesin jahit, pemeliharaan bangunan, dan pengawasan mutu pakan ternak.
Perbedaan Antara Sistem ABC dengan Sistem Konvensional
Menurut

Garrison

dan

Nooreen

(2003),

dalam

perhitungan

biaya

konvnsional, hanya biaya manufaktur yang dibebankan pada produk. Biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum dianggap sebagai biaya periodik dan tidak
dibebankan pada produk. Akan tetapi, banyak dari biaya nonmanufaktur yang
merupakan bagian dari biaya produksi, seperti pemasaran, distribusi, dan pelayanan
produk. Contoh lainnya, gaji salesman, biaya pengapalan dan biaya garansi dapat
dengan mudah dibebankan pada setiap produk. Dalam metode ABC, produk dibebani
oleh biaya overhead. Intinya, kita akan menentukan biaya lengkap suatu produk
daripada hanya biaya manufakturnya saja. Ditambahakan Hilton et al., (2003) bahwa
Sistem penentuan harga pokok yang digunakan oleh banyak perusahaan tidak
menunjukkan biaya-biaya tidak langsung seperti gaji supervisor dan biaya utilitas
yang berhubungan langsung dengan produk. Selain itu, dalam penggunaan metode
konvensional, perusahaan membebankan biaya-biaya tidak langsung pada produk
menggunakan alokasi tambahan seperti jam tenaga kerja langsug atau jam mesin.
ABC adalah metode penentuan harga pokok yang pertama-tama menunjukkan biaya
pada aktivitas-aktivitas, kemudian pada barang dan jasa berdasarkan seberapa
banyak barang dan jasa tersebut menggunakan aktivitas-aktivitas.
Ivana (2004), dalam penelitiannya mengenai penentuan harga pokok produksi
karkas pada Rumah Potong Ayam (RPA) Asia Afrika, memperlihatkan perbedaan
yang jelas antara hasil perhitungan harga pokok metode konvensional dengan metode
ABC pada Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Perbandingan Harga Pokok Produksi Karkas RPA Asia Afrika
antara Metode ABC dengan Metode Konvensional Bulan Juni
2003 – Januari 2004
Bulan

Juni ’03
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari ’04

Harga Pokok Produksi Karkas (Rp/kg)
Metode Konvensional

Metode ABC

6.040,00
7.296,00
5.022,00
7.018,00
8.266,00
7.844,00
7.938,00

19.831,00
14.977,00
10.855,00
11.316,00
10.859,00
14.215,00
9.657,00
8.931,00

Sumber : Ivana, 2004

Metode perhitungan harga pokok yang digunakan perusahaan sangat
sederhana, bahkan tidak sesuai dengan kaidah perhitungan harga pokok menurut
standar akuntansi Indonesia, karena harga pokok tidak menggambarkan penggunaan
biaya yang seharusnya menjadi komponen harga pokok. Bila hal ini terus terjadi
akan menyebabkan pengambilan keputusan yang dapat merugikan perusahaan.
Dalam metode ABC, harga pokok produksi yang dihasi