b. Respon perilaku Respon kecemasan terhadap perilaku adalah gelisah, ketegangan fisik, tremor,
reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mengalami cidera, menarik diri dari hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah,
menghindar, hiperventilasi, sangat waspada. c. Respon kognitif
Respon kecemasan pada kognitif adalah perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berfikir,
lapang persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kendali,
takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian, kilas balik, mimpi buruk. d. Respon afektif
Respon kecemasan pada afektif adalah mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa,
rasa bersalah, malu.
2.3.6 Gejala Kecemasan
Hamilton menguraikan gejala kecemasan sesuai karakteristik respon kecemasan Hawari, 2006. Perasan cemas, meliputi : cemas, firasat buruk, takut akan
pikiran sendiri, mudah tersinggung. Keteganggan, meliputi : merasa tegang, lesu, tidak bisa beristirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar
gelisah. Ketakutan, meliputi : takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, takut pada
24
kerumunan orang banyak. Gangguan tidur, meliputi : sukar masuk tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi
buruk. Gangguan kecerdasan, meliputi : sukar konsentrasi, daya ingat menurun, daya ingat buruk. Perasaan depresi murung, meliputi : hilangnya minat,
berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
Gejala somatikfisik otot, meliputi : sakit dan nyeri otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil. Gejala somatikfisik sensorik, meliputi :
tinnitus telinga berdenging, penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, perasaan ditusuk-tusuk. Gejala kardiosvaskular jantung dan pembuluh darah,
meliputi : takikardia denyut jantung cepat, berdebar-debar, nyeri didada, denyut nadi mengeras, rasa lesulemas seperti mau pingsan, detak jantung menghilang
berhenti sekejap. Gejala pernafasan, meliputi : rasa tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik, sering menarik nafas, nafas pendeksesak. Gejala gastroinstestial,
meliputi : sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah,
buang air besar lembek, sukar buang air besar konstipasi, kehilangan barat badan. Gejala urogenital, meliputi : sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni,
tidak datang bulan tidak ada haid, darah haid berlebihan, darah haid amat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam
sebulan, menjadi dingin frigid, ejakulasi dini.
25
BAB III KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause.
Menopause adalah proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapat haid selama 1 tahun. Penyebab berhentinya haid karena ovarium tidak lagi memproduksi
estrogen dan progesteron. Menopause terjadi rata-rata pada usia 50 tahun. Pada masa menopause terjadi beberapa perubahan, salah satunya adalah perubahan fisik. Perubahan
fisik yang terjadi di antaranya adalah perubahan menstruasi, hot flushes yang sering menimbulkan insomnia, palpitasi, pening, dan rasa lemas. Gangguan seksual yang
berupa penurunan libido dan disparenia. Gejala-gejala saluran kemih seperti urgensi, frekwensi, disuri, inkontinensia, dan infeksi saluran kemih. Perubahan pada kulit yaitu
kulit menjadi kering dan keriput. Perubahan pada tulang yang menyebabkan nyeri pada persendian, dan osteoporosis yang meningkatkan kejadian patah tulang pada masa
menopause. Obesitas serta penyakit-penyakit penyerta lain yang diakibatkan oleh kondisi menopause seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker, dan demensia tipe
Alzheimer Shimp Smith, 2000;Kasdu, 2004. Gambaran
diri body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini , mencakup persepsi dan perasan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh. Perubahan perkembangan yang normal
26