Evaluasi Keragaan Fenotip Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L.) Transgenik pada Media yang Berbeda

EVALUASI KERAGAAN FENOTIP KULTIVAR
KENTANG (Solanurn tuberosum L,) TRANSGENIK
PADA MEDIA YANG BERBEDA.

Oleh :
ARI SETYOWATI
A 29 0838

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR

1998

Dia mencipiakan langif ianpa penopong sebagaimana engkau lihai.
Dia pun memancangkan gunung-gunung
sebagai penguman don penyeimbay di permukaon bumi ini, ............
agar kamu iidak mengalami bahaya,
Ialu dikembang-biakkan-Nya bermacam-macam jenis makhluk bergemk
don diiurunkan-Nya hujan dari langit..............
lalu Kami iumbuhkan di muka bumi ini

segala macam iumbuh- iumbuhan yang baik

..............

Specialpresent to
Hy father. in the other world, Hy lover mother.
my little sister & brother h'unik & Wiwic? my grandmother.
and my dear love Estu.
With all o f my heat? and my life,
I hope I can makeyou all, proud of me.

mencapai 100% pada minggu ke - 4. BA 5 mgil mempercepat pertumbuhan umbi
pada Eba - AT 201, Eba - AT 8370 dan Primiere non transgenik, sedangkan air
kelapa 15% pada Eba - AT 4060 dan semua Primiere transgenik.
Perlakuan sitokinin dan kultivar tidak berpengaruh nyata terhadap diameter
dan bobot basah umbi, tetapi berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi. Eba

- AT 4060 menghasilkan bobot kering tertinggi dibandingkan kultivar Eba
lainnya. Primiere transgenik menghasilkan bobot kering lebih besar dibandingkan
Primiere non transgenik.

Pada percobaan regenerasi, perlakuan kultivar dan pemberian air kelapa
berpengaruh nyata terhadap perkembangan kalus.

Eba non transgenik

menghasilkan jumlah kalus lebih besar dibandingkan Eba transgenik, Eba AT 4060 menghasilkan kalus paling sedililt. Primiere - AT 8370 menghasilkan kalus
yang lebih besar dibandingkan kultivar Primiere yang lain. Sejak minggu ke - 3
setelah tanam terlihat bahwa pemberian air kelapa 10% menghambat pertumbuhan
kalus.
Tunas mulai terbentuk sejak minggu ke

-

3 setelah tanam yaitu pada

Primiere - AT 4060 dan Primiere - AR 1332 yang tidak diberi air kelapa.
Sedangkan pada perlakuan air kelapa, tunas baru terbentuk pada minggu ke

-6


pada Eba - AT 4060, dan minggu ke - 8 pada kultivar Eba non transgenik. Kalus
yang belurn bertunas membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bertunas.
Jumlah tunas rata-rata pada botol yang bertunas berkisar antara 1 - 3 tunas
adventif.

EVALUASI KERAGAAN FENOTIP KULTIVAR
KENTANG (Solanurn fuberosum L.) TRANSGENIK
PADA MEDIA YANG BERBEDA.

Skripsi
Sebaaai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor

Oleh :
ARI SETYOWATI
A 29 0838

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan karya ilmiah yang
berjudul Evaluasi Keragaan Fenotip Kultivar Kentang (Solanurn tuberosunt
L.) Transgenik pada Media yang Berbeda.
Karya ihniah ini disusun berdasarkan hasil penelitian selama kurang lebih 4
bulan di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir. G.A. Wattimena, MSc selaku dosen pembimbing atas

segala bimbingan, pengarahan dan dorongannya selama penelitian hingga
selesainya karya ilmiah ini.

2. Bapak Dr.1r. Sudarsono, MSc dan Ibu Ir. Diny Dinarti selaku dosen penguji
atas saran-sarannya

3. Seluruh petugas Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian,
Mas Didi, Mas Agus dan Pak Parjo atas segala bantuannya.

4. Ibu, Dik Nunik dan Dik Wiwid yang selalu mendoakan dan memberi
sernangat.
5. Kakak Estu Nurdianto yang selalu membantu dan meinberi dorongan.

6. Rekan-rekan Hortikultura A'l, Budi, Widodo, Ervan, warga Cidangiang 42
dan rekan-rekan IAAS serta seluruh pihak yang telah membantu penulis.
Akhimya penulis mengharapkan sernoga karya ilrniah ini bennanfaat bagi
yang membutuhkan.

Bogor, Januari 1988
Penulis

EVALUASI KERAGAAN FENOTIP KULTIVAR
KENTANG (Solanurn tuberosum L,) TRANSGENIK
PADA MEDIA YANG BERBEDA.

Oleh :

ARI SETYOWATI
A 29 0838

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR

1998

Dia mencipiakan langif ianpa penopong sebagaimana engkau lihai.
Dia pun memancangkan gunung-gunung
sebagai penguman don penyeimbay di permukaon bumi ini, ............
agar kamu iidak mengalami bahaya,
Ialu dikembang-biakkan-Nya bermacam-macam jenis makhluk bergemk
don diiurunkan-Nya hujan dari langit..............
lalu Kami iumbuhkan di muka bumi ini
segala macam iumbuh- iumbuhan yang baik

..............


Specialpresent to
Hy father. in the other world, Hy lover mother.
my little sister & brother h'unik & Wiwic? my grandmother.
and my dear love Estu.
With all o f my heat? and my life,
I hope I can makeyou all, proud of me.

mencapai 100% pada minggu ke - 4. BA 5 mgil mempercepat pertumbuhan umbi
pada Eba - AT 201, Eba - AT 8370 dan Primiere non transgenik, sedangkan air
kelapa 15% pada Eba - AT 4060 dan semua Primiere transgenik.
Perlakuan sitokinin dan kultivar tidak berpengaruh nyata terhadap diameter
dan bobot basah umbi, tetapi berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi. Eba

- AT 4060 menghasilkan bobot kering tertinggi dibandingkan kultivar Eba
lainnya. Primiere transgenik menghasilkan bobot kering lebih besar dibandingkan
Primiere non transgenik.
Pada percobaan regenerasi, perlakuan kultivar dan pemberian air kelapa
berpengaruh nyata terhadap perkembangan kalus.

Eba non transgenik


menghasilkan jumlah kalus lebih besar dibandingkan Eba transgenik, Eba AT 4060 menghasilkan kalus paling sedililt. Primiere - AT 8370 menghasilkan kalus
yang lebih besar dibandingkan kultivar Primiere yang lain. Sejak minggu ke - 3
setelah tanam terlihat bahwa pemberian air kelapa 10% menghambat pertumbuhan
kalus.
Tunas mulai terbentuk sejak minggu ke

-

3 setelah tanam yaitu pada

Primiere - AT 4060 dan Primiere - AR 1332 yang tidak diberi air kelapa.
Sedangkan pada perlakuan air kelapa, tunas baru terbentuk pada minggu ke

-6

pada Eba - AT 4060, dan minggu ke - 8 pada kultivar Eba non transgenik. Kalus
yang belurn bertunas membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bertunas.
Jumlah tunas rata-rata pada botol yang bertunas berkisar antara 1 - 3 tunas
adventif.


EVALUASI KERAGAAN FENOTIP KULTIVAR
KENTANG (Solanurn fuberosum L.) TRANSGENIK
PADA MEDIA YANG BERBEDA.

Skripsi
Sebaaai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor

Oleh :
ARI SETYOWATI
A 29 0838

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan karya ilmiah yang
berjudul Evaluasi Keragaan Fenotip Kultivar Kentang (Solanurn tuberosunt
L.) Transgenik pada Media yang Berbeda.
Karya ihniah ini disusun berdasarkan hasil penelitian selama kurang lebih 4
bulan di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir. G.A. Wattimena, MSc selaku dosen pembimbing atas

segala bimbingan, pengarahan dan dorongannya selama penelitian hingga
selesainya karya ilmiah ini.

2. Bapak Dr.1r. Sudarsono, MSc dan Ibu Ir. Diny Dinarti selaku dosen penguji
atas saran-sarannya
3. Seluruh petugas Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian,
Mas Didi, Mas Agus dan Pak Parjo atas segala bantuannya.

4. Ibu, Dik Nunik dan Dik Wiwid yang selalu mendoakan dan memberi

sernangat.
5. Kakak Estu Nurdianto yang selalu membantu dan meinberi dorongan.

6. Rekan-rekan Hortikultura A'l, Budi, Widodo, Ervan, warga Cidangiang 42
dan rekan-rekan IAAS serta seluruh pihak yang telah membantu penulis.
Akhimya penulis mengharapkan sernoga karya ilrniah ini bennanfaat bagi
yang membutuhkan.

Bogor, Januari 1988
Penulis