Perbedaan Antara Cerpen dan Novel
76 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F
Hari ini aku akan berangkat ke pesantren dengan baju dan barang-barang yang boleh ku bawa,tentunya aku harus meninggalkan laptop dan boneka-
boneka yang selalu menemani tidur malamku,segera aku berpamitan pada abah dan umi setelah mobil jemputan sampai di depan rumahku . .
„‟mantabkan hatimu,kamu harus ingat untuk apa kamu kesana,jangan salah pengertian‟‟.kata abah mengelus jibab yang menutup kepalaku
„‟jaga kondisi kamu ya na,seminggu sekali atau 2 minggu sekali abah dan umi pasti akan menyambangimu,jangan kwatir ya,allah pasti akan selalu
melindungi mu selagi niat kamu itu baik‟‟.pesan umi padaku,aku hanya
menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa,aku tak tau apa aku siap menjalani hariku yang baru,aku melihati setiap sudut rumahku . . .selamat
tinggal,batinku memasuki mobil,dari kaca jendela mobil yang tak transparan itu terlihat jika umi tengah menangis dan bernego dengan abah,tapi abah
hanya menggandeng umi masuk kedalam rumah, dari kecil memang umi yang paling dekat dan selalu mendukung aku,tapi kali ini umi hanya menuruti
kemauan abah untuk megirim aku ke pesantren,hmmmmm.... ku sandarkan kepalaku dan menutup mataku berharap jika aku segera terbangun dari
mimpi buruk ini . . . Aku tlah sampai di pesantren yang akan mengubah hidupku,orang-orang di
sekelilingku begitu asing di mataku, ada sekerumunan perempuan berjilbab tengah mendiskusikan tugas mereka,ada juga yang tengah asyik menyantab
makanan mereka bersama-sama,dan ada pula yang menghabiskan waktunya untuk membaca al qur‟an di kamarnya,aku masuk kedalam
kamarku,menata semua barangku,kurasa semua menjadi berjalan dengan
lancar hingga aku mendapatkan teman,minggu pertama,kedua dan ketiga abah dan umi masih menjengukku seperti teman-temanku yang lain,hingga
pada akhirnya aku aku tak mendapati abah dan umi menjengukku,aku hanya terdiam di antara teman-temanku yang tengah asyik menumpahkan isi
hatinya pada orang tuanya . . „‟Selna....selamat ya‟‟.rani teman sekamarku menghampiriku
„‟selamat???selamat buat apa?‟‟,aku tak mengerti „‟atas kelahiran anak pertama tetehmu,tadi sewaktu ibuku menyambangiku
beliau bilang jika tetehmu melahirkan bayi laki-laki,menurutnya abah dan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F 77
umimu sangat gembira dengan kelahirannya,aku pikir kamu juga begitu‟‟.kenang rani,aku terdiam sejenak
„‟pasti...‟‟.ku anggukkan kepalaku „‟oiya aku ada jam ngaji nih,aku pergi dulu ya na‟‟.kata rani berlalu dari
hadapanku,aku terdiam,jadi ini alasannya mengapa abah dan umi tak lagi
mengunjungiku,apa mereka nggak tau jika aku sangat merindukan mereka,apa kehadiran anak teteh tlah menggantikan posisiku di rumah,apa
mereka membuangku,apa mereka tak pernah memikirkan keadaanku sekarang,uangku juga semakin menipis,aku nggka bisa terus-terusan seperti
ini,aku harus bisa menghidupi diriku,ya...aku harus bisa lakukan itu... „‟kamu itu suka banget menyendiri ya‟‟.kata efril duduk di sampingku,cowok
yang di kagumi banyak cewek di sekolahku karna kegantengan dan ketajiran orang tuanya itu
„‟emangnya kenapa???‟‟.tanyaku balik „‟kamu selalu duduk menyendiri disini,aku pikir kamu suka menulis,kamu
nggak mau ketawa-tawa bareng teman temanmu s eperti itu‟‟.katanya
mengarahkan jari telunjuknya di antara kerumunan para santri yang tengah asyik bercanda
„‟kata siapa aku nulis??‟‟. „‟ini...aku nemuin ini disini kemarin sewaktu kamu meninggalkan tempat
ini,cerpen kamu bagus kok‟‟.dia menunjukkan lembaran kertas yang berisi cerpenku yang terjatuh kemarin,pujinya yang membuatku tersipu malu
„‟hmmmm aku lebih suka di tempat yang tenang seperti ini,menghabiskan waktu dengan merasakan semilir angin yang menerpaku,dengan begitu aku
bisa mendapatkan inspiras i dan aku bisa membuat cerita‟‟.kataku antusias
„‟buat apa kamu membuat cerita sebanyak itu jika kau tak mendapatkan hasilnya‟‟.katanya
„‟aku itu bukan anak yang hanya mengandalkan uang dari orang tuanya‟‟.aku menyelanya
„‟bu..bukan itu maksud aku,kamu kan bisa mempublikasikan cerita-cerita kamu dan kamu bisa mendapat uang‟‟.efril merasa tak enak hati karna tlah
berkata seperti itu
„‟hmmmmmm...‟‟,aku menimbang-nimbang kata-kata efril
78 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F
„‟katanya pingin punya uang????‟‟.efril meledekku „‟iya sih,tapi gimana caranya aku melakukan itu semua,kamu kan tau sendiri
jika aku tinggal di pesantren dan tidak di perbolehkan membawa laptop‟‟.aku berdiri memunggungi efril
„‟kamu kan punya hari minggu‟‟. „‟terus????‟‟.
„‟kan kamu bisa ke warnet untuk mempublikasikan cerpenmu itu,mengirim cerpen-
cerpenmu ke majalah agar mendapatkan uang,beres kan‟‟.efril nyengir
„‟pinter juga kamu‟‟.aku terseyum mendengar ide darinya „‟efril....‟‟.dia semakin menunjukkan gigi-gigi putihnya itu,aku tak percaya jika
dia memiliki pemikiran yang dewasa seperti itu,aku pikir dia Cuma mau
berteman dengan orang sederajatnya saja,ternyata dia juga mau nyamperin aku dan membantuku yang tak sepadan dengannya,kini aku di sibukkan
dengan membuat cerpen,hingga aku sering tidak mengikuti pelajaran karena aku selalu izin pergi ke lap komputer ataupun warnet dengan alasan untuk
mengerjakan tugasku,dan kini aku mendapatkan keinginanku,cerpenku tlah di muat dan aku mendapatkan honorku,cukuplah untuk sekedar membiayai
makanku setiap hari,tapi...aku sering mendapat nilai di bawah 70 karena sering tidak mengikuti pelajaran,hingga suatu ketika abah dan umi
menyambangiku di pesantren di waktu jam besuk santri... „‟abah ....‟‟.ku cium tangan abah dan umi
„‟kamu ini apa-apaan,kenapa raport kamu merah,abah mendapat laporan dari guru kamu jika kamu sering nggak ikut pelajaran,kamu sering tidur di
kelas,apa kamu lupa tujuan kamu disini untuk apa???‟‟, „‟tapi abah . . .‟‟.aku mencoba membela diriku,tapi percuma,amarah telah
menggelegak di dalam sanubari orang tua itu
„‟tapi apa,kamu mau bilang jika pesantren bukan tempat kamu,jika kamu nglakuin ini semua karna terpaksa,iya...kamu itu harus bisa hidup
mandiri,kamu harus bisa mengatur dan menghidupi dirimu sendiri,kamu nggak bisa terus-terusan menggantungkan hidupmu pada orang lain,kamu
harus mempersiapkan dirimu jika suatu ketika abah atau umimu sudah tidak ada,kamu harus bisa berdiri di atas kakimu sendiri „‟.abah melotot matanya