Pengertian Apresiasi Uraian Materi
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F 9
memperoleh hiburan atau kenikmatan saja, maka dalam membaca sebagai kegiatan apresiasi tidak saja sebatas untuk memperoleh kenikmatan dan
hiburan namun membaca secara lebih serius dengan upaya menggali nilai- nilai keindahan estetika dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di
dalamnya. Misalnya, bila seorang apres iator sastra membaca puisi “Ibu”
karya D. Zawawi Imron, sang apresiator akan dapat menggali nilai keindahan bahasanya, menemukan pemakai simbol dan metaforanya,
merasakan musikalitas iramanya dan juga dapat menggali aspek-aspek kehidupan di dalamnya.
Kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciation yang berarti penghargaan.Kata ini dapat pula dikembalikan pada kata berbahasa
Prancis appresier atau appreatiare yang berakar dari kata bahasa Latin pretium yang berarti price atau harga.Dengan berdasarkan kata-kata itu
secara harafiah apresiasi puisi dapat diartikan sebagai memberi penghargaan terhadap puisi. Pemberian penghargaan ini dapat muncul
dari proses yang lebih dari sekadar membaca biasa tetapi membaca dengan intens dibarengi dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk
mencintai dengan memandang puisi sebagai sesuatu yang bernilai.
2.
Apresiasi Puisi
Apresiasi puisi merupakan bagian dari kegiatan apresiasi sastra secara umum. Sebagai bagian dari apresiasi sastra, yang pertama kali harus
dipahami bahwa apresiasi sastra termasuk apresiasi puisi perlu diletakkan sebagai bagian dari peristiwa atau fenomena kesenian, bukan merupakan
peristiwa atau fenomena keilmuan, sosial, politis, ekonomis dan lain sebagainya .Sebagai peristiwa kesenian, apresiasi sastra lebih bersifat
personal bukan komunal. Sebagai peristiwa kesenian yang personal, apresiasi sastra akan lebih banyak bersangkutan dengan jiwa, nurani, budi,
rasa, emosi, dan afeksi daripada kemahiran fisikal. Untuk melakukan apresiasi khususnya apresiasi puisi, pemahaman
mendalam tentang apresiasi puisi memang perlu dilakukan. Agar tidak salah dalam melakukan apresiasi puisi, konsep apresiasi perlu dipahami
dengan cermat. Apresiasi puisi terkait dengan sejumlah aktivitas yang
10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F
berhubungan dengan puisi. Aktivitas yang dimaksud dapat berupa kegiatan membaca dan mendengarkan pembacaan puisi melalui penghayatan
sungguh-sungguh Waluyo, 2003: 19. Apresiasi merupakan pengalaman lahiríah dan batiniah yang kompleks Ichsan, 1990: 10. Apresiasi
seseorang terhadap puisi dapat dikembangkan dari tingkat sederhana ke tingkat yang tinggi. Apresiasi tingkat pertama terjadi apabila seseorang
memahami atau merasakan pengalaman yang ada dalam sebuah puisi. Apresiasi tingkat kedua terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja
lebih giat. Apresiasi tingkat tiga, pembaca menyadari hubungan kerja sastra dengan dunia luarnya, sehingga pemahamannya pun lebih luas dan
mendalam. Apresiasi puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya
dengan puisi, yaitu mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan yang sungguh-sungguh, menulis puisi, dan mendeklamasikan. Kegiatan ini
menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam, merasakan apa yang ditulis penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung
didalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya sastra seni keindahan dan kelemahan.
Kegiatan apresiasi puisi tidak dapat dilepaskan dari pemahaman struktur teks puisi. Kegiatan mengapresiasi puisi dapat dilakukan dengan
memahami struktur teks yang membangun puisi. Dengan demikian, untuk mengenal, memahami, dan menghargai puisi, dapat dilakukan dengan
mengenal struktur bagian puisi tersebut, baik menyangkut unsur isi maupun bentuk.
Apresiasi sastra sesungguhnya tidak bekerja menggunakan rumus-rumus, pola-pola, atau kaidah-kaidah ataupun perangkat teori sastra tertentu.
Rumus-rumus, pola-pola, atau teori sastra yang ada hanyalah sekadar alat bantu dalam proses kegiatan apresiasi. Dengan kata lain, teori-teori dan
rumus-rumus dalam kegiatan apresiasi hanyalah merupakan hal yang sekunder sebab tanpa teori dan rumus-rumus sastra, apresiasi sastra
termasuk apresiasi puisi tetap dapat berlangsung. Hal primer yang dibutuhkan dalam kegiatan apresiasi puisi hanyalah kesiapan dan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F 11
keterbukaan kalbu, keadaan cita rasa, kualitas emosi, kejujuran, serta ketajaman rasa dan budi.
Dalam rangkaian kegiatan apresiasi puisi, menghargai puisi merupakan ranah paling tinggi, yang sebelum sampai pada ranah menghargai itu
seorang pembaca harus terlebih dahulu melalui ranah mengenali, menikmati, dan memahami. Dalam kegiatan apresiasi sastra termasuk
apresiasi puisi akan terjadi interaksi yang intens antara manusia pembacaapresiator dan sastra.
Herman J Waluyo 2005: 45 menyebutkan ada empat tingkatan apresiasi yakni tingkat menggemari, tingkat menikmati, tingkat mereaksi dan tingkat
produktif. Sedangkan Wardani 1981 menyebutkan ada empat tahap dalam mengapresiasi karya sastra, yaitu 1 tingkat menggemari, yang
ditandai oleh adanya rasa tertarik pada buku buku sastra serta ada keinginan untuk membacanya; 2 tingkat menikmati, yaitu mulai dapat
menikmati cipta sastra karena mulai tumbuh pengertian; 3 tingkat mereaksi, yaitu mulai ada keinginan untuk menyatakan pendapat tentang
cipta sastra yang dinikmati misalnaya dengan menulis sebuah resensi atau diskusi sastra, serta 4 tingkat produksi, mulai ikut menghasilkan karya
sastra. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahap mengapresiasi karya
sastra meliputi: menyenangi, menghargai, memahami, menghayati, dan memproduksi. Tahap paling dasar adalah menyenangi sedangkan tahap
paling tinggi adalah memproduksi. Pembelajaran apresiasi sastra di sekolah menurut Maman S Mahayana
2007:1 adalah agar siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kewmampuan berbahasa. Selain itu, para siswa lebih dapat menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dalam kegiatan apresiasi sastra -termasuk apresiasi puisi- akan terjadi interaksi
yang intens antara manusia pembacaapresiator dan sastra.
12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F
Terjadinya interaksi yang intens ini berarti menuntut adanya perjumpaan mesra dan akrab antara manusia sebagai pengapresiasi dan puisi sebagai
yang diapresiasi. Karena itu sebenarnya pengajaran apresiasi puisi bertujuan sebagai upaya membangun dunia perjumpaan antara siswa dan
puisi secara akrab dan mesra, yang paling tidak dalam proses apresiasi itu dapat diperoleh empat hal, yakni: 1 pengalaman, 2 pengetahuan, 3
kesadaran, dan 4 hiburan. Yang dimaksud dengan pemerolehan pengalaman dalam tindak apresiasi
puisi ini bukanlah pengalaman empiris, fisikal dan yang memerlukan tindak jasmani, melainkan pengalaman yang nonempiris, nonfisikal, dan
cenderung berupa pengalaman rohaniah-batiniah. Pengalaman rohaniah- batiniah ini berupa pengalaman a literer-estetis, b pengalaman
humanistis, c pengalaman etis dan moral, d pengalaman filosofis, dan e pengalaman religius-sufistis-profetis.
Pengalaman-pengalaman ini diuraikan lebih jauh berikut ini. a Pengalaman literer-estetis.
Yang dimaksud dengan pengalaman literer-estetis adalah pemerolehan pengalaman-pengalaman keindahan, keelokan, kebagusan, dan
keterpikatan.Pengalaman ini dapat diperoleh dari diksi, bahasa, majas, rima, atau unsur-unsur lain yang terdapat dalam puisi
b Pengalaman humanistis. Dalam membaca dan mengapresiasi puisi sering juga dapat dinikmati
pengalaman-pengalaman humanistis,
pengalaman-pengalaman manusiawi, pengalaman-pengalaman hidup dan kehidupan manusia.
Pengalaman humanistis ini merupakan pengalaman yang berisi dan bermuatan nilai-nilai kemanusiaan, pemuliaan harkat martabat manusia,
menggambarkan kondisi dan situasi yang manusiawi.Penggambaran kondisi situasi yang manusiawi ini tidak saja hal-hal yang
menyenangkan, indah, dan bahagia tetapi juga dapat berupa peristiwa tragis, dramatis, sinis, ironis, humoristis, murung, bahkan bisa juga
garang.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F 13
c Pengalaman Etis dan Moral Pengalaman etis dan moral yang dapat diperoleh dalam mengapresiasi
puisi mengacu pada pengalaman yang berisi dan bermuatan bagaimana seharusnya sikap dan tindakan manusia terhadap sesama, serta
pengalaman yang menyajikan bagaimana kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai manusia. Dalam hal ini, puisi menghadirkan
kelebatan-kelebatan masalah, pesan etis dan moral yang dapat ditangkap radar-radar penjiwaan, penghayatan, dan penikmatan kita
sebagai pembaca dan apresiator. d Pengalaman Filosofis
Teks sastra termasuk puisi sudah sejak lama diperlakukan sebagai media atau wahana pengungkapan dan pencetusan gagasan-gagasan
filosofis yang
muncul dari
daya renungan
kontemplasi pengarangnya.Sehubungan dengan hal ini, pada saat kita membaca
dan mengapresiasi puisi kita dapat menggali persoalan filosofis atau persoalan yang direnungkan oleh penyairnya lewat puisi tersebut.
Pengalaman-pengalaman filososis ini akan diperoleh bilamana radar- radar nurani, rasa, dan budi kita terarah secara tajam dan peka terhadap
renungan-renungan hidup-kehidupan yang terdapat dalam puisi. Renungan filosofis ini dapat berupa renungan tentang hidup-mati,
renungan tentang kejadian, renungan tentang apa dan siapa manusia, dan sebagainya.
e Pengalaman Religius-Sufistis-Profetis Pengalaman religius-sufistis-profetis merupakan pengalaman yang
berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan yang dapat diperoleh saat kita mengapresiasi sebuah puisi. Pengalaman ini pada dasarnya merupakan
pengalaman transendental dan spiritual dan kesadaran akan adanya Yang Di Atas Sana, yang membawa kita pada suasana yang mistis dan
pasrah terhadap kekuasaan dan kehadiran-Nya. Pengalaman-pengalaman religius ini dapat diperoleh bilamana radar-
radar penjiwaan, penghayatan, dan penikmatan kita mampu tersentuh dan menangkap fenomena-fenomena yang ditandai oleh kesadaran
keilahian yang diungkapkan dalam sebuah puisi.
14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F
Di samping menghidangkan pengalaman-pengalam seperti terurai di atas, proses mengapresiasi puisi juga dapat memberikan seperangkat
pengetahuan.Yang dimaksud dengan pemerolehan pengetahuan dalam kegiatan apresiasi ini adalah hal-hal yang dapat kita peroleh yang bersifat
konseptual dan kognitif pemahaman dari karya puisi. Pengetahuan- pengetahuan itu antara lain a pengetahuan tentang literer-estetis,
misalnya struktur puisi, estetika puisi, b pengetahuan humanistis, c pengetahuan mengenai religiositas, d pengetahuan tentang sosial-politik,
e pengetahuan tentang nilai-nilai budaya, f pengetahuan tentang kesejarahan dan g pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
moralitas. Bekal-bekal dasar ini diuraikan sebagai berikut: 1 Kemauan, kesudian, dan ketetapan hati untuk mengakrabi dan
menggumuli puisi merupakan bekal dasar paling utama yang harus ada dan dimiliki oleh apresiator. Tanpa kemauan, kesudian, kesediaan, dan
ketetapan hati niscaya kegiatan apresiasi puisi tidak akan dapat berlangsung. Sebagai contoh, jika seseorang akan mengapresiasi
kumpulan puisi Asmaradana karya Goenawan Muhhamad, maka pertama- tama dia harus memiliki kemauan, kesudian, dan ketetapan hati untuk
menggumuli, menggauli, dan mengakrabi puisi terlebih dahulu. Tanpa ini semua jelas bahwa orang tersebut tidak akan mampu untuk
mengapresiasinya. 2 Keyakinan bahwa teks puisi dapat memenuhi hajat rohaniah manusia,
menjadi tempat mendulang bahan-bahan renungan, merupakan syarat dasar kedua agar kegiatan apresiasi puisi dapat berlangsung. Sebagai
contoh jika seseorang ingin mengapresiasi puisii-puisi Sapardi Djoko Damono dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, maka terlebih dahulu dia
harus yakin bahwa puisi Hujan Bulan Juni itu dapat menjadi bahan renungan dan memenuhi kebutuhan rohaniahnya.
3 Pengalaman hidup sehari-hari juga nerupakan bekal dasar selanjutnya. Dengan adanya dan dimilikinya pengalaman hidup sehari-hari proses
kegiatan apresiasi puisi dapat berlangsung lancar dan berkualitas. Pengalaman hidup sehari-hari itu akan memantapkan proses apresiasi
puisi.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional F 15
4 Kemampuan dan kemahiran berbahasa juga merupakan bekal dasar yang perlu dimiliki oleh pengapresiasi puisi. Tanpa kemampuan dan
kemahiran berbahasa mustahil sebuah kegiatan apresiasi puisi dapat berlangsung.
Keempat bekal dasar tersebut di atas menjadi semacam prasyarat agar seseorang dapat melakukan kegiatan apresiasi puisi. Keempat bekal
dasar tersebut menentukan lancar tidaknya proses apresiasi puisi. Untuk memilikinya seorang calon apresiator tidak perlu mengikuti pembelajaran
secara khusus karena empat bekal dasar ini dapat dimiliki selama menjalani hidup dan kehidupan.
Sedangkan yang dimaksud dengan bekal lanjut ialah bekal tambahan yang seyogyanya dimiliki oleh pengapresiasi puisi agar proses apresiasi puisi
yang dilakukan menjadi lebih mendalam, lebih bermakna, lebih luas, lebih kaya, dan lebih tajam.
Bekal-bekal lanjut yang disarankan dalam tindak mengapresiasi puisi itu antara lain ialah; 1 pengetahuan tentang lambang-lambang bahasa,
lambang-lambang sastra, dan lambang-lambang budaya kode bahasa, kode sastra, dan kode budaya, 2 pengetahuan tentang manusia dan
kemanusiaan dengan segala sisi kehidupannya, 3 pengetahuan tentang masyarakat dan budaya dengan segala ragam persoalannya, 4
pengetahuan tentang sastra yang mencakup karya sastra, teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra, dan 5 pengetahuan linguistik dan stilistik
yang bersangkutan dengan bunyi-bunyi bahasa, kata, kalimat, gaya, imaji dan sebagainya.