Permohonan Kompensasi melalui LPSK
27 LPSK kemudian merespon permohonan tersebut. Dalam 2 permohonan dari korban 65,
LPSK bukan tidak diterima namun hasil penelaahan yang dilakukan LPSK menyimpulkan bahwa sebagai korban peritiwa 65, LPSK harus menunggu adanya surat keterangan korban
dari Komnas HAM sebagai lembaga yang berwenang melakukan rekomendasi. Pada saat itu penyelidikan peristiwa 65 di Komnas HAM belum mengeluarkan hasil, sehingga pemohon
harus menunggu hasil dari KPP sehingga surat keterangan korban dapat di keluarkan. Di samping itu, proses pengadilan HAM yang menjadi syarat diajukannya permohonan
kompensasi belum terbentuk. Hal lain yang penting adalah mengenai dokumen-dokumen pendukung bagi permohonan kompensasi, yang belum secara memadai dipersiapkan oleh
pemohon. Sedangkan untuk permohonan kompensasi dari korban HAM Tanjung Priok yang diajukan, bila dilihat berdasarkan prosedur permohonan ternyata pengadilan HAM yang
mengadilinya telah selesai sehingga tidak mungkin diajukan kembali. Permohonan kompensasi ke LPSK meningkat pada tahun 2011-2012, terutama sejak LPSK
menyiapkan program bantuan medis dan rehabilitasi psikologis bagi korban HAM berat. Seluruh permohonan mayoritas di lakukan oleh korban dan keluarga korban HAM berat
dalam kasus peritiwa 65, lebih lebih setelah penyelidikan Komnas HAM menyimpulkan adanya dugaan pelanggaran HAM berat atas peristiwa 1965-1966.
Paling tidak tercatat berdasarkan data permohonan LPSK tahun 2012
58
saja, ada sekitar 25 permohonan kompensasi dari 217 permohonan korban pelanggaran HAM berat
59
Namun karena proses pengadilan HAM yang menjadi syarat diajukannya permohonan Kompensasi
belum terbentuk. Dan juga dokumen-dokumen pendukung bagi permohonan kompensasi yang belum secara memadai dipersiapkan oleh pemohon, maka permohonan masih
menunggu kedua proses tersebut untuk di implementasikan.