Pasal 9 1
Setiap orang atau kelompok orang-orang yang telah menemukan Goa Sarang Burung Walet wajib melaporkan hasil temuannya kepada
Pemerintah Daerah melalui Camat dalam Wilayah Kecamatan yang bersangkutan tentang adanya Goa Sarang Burung Walet dengan
memperlihatkan bukti-bukti yang sah menurut Peraturan Perundang- undangan yang berlaku.
2 Atas dasar laporan tersebut ayat 1 diatas Pemerintah Daerah akan
melakukan pendataan dan pemeriksaan ke lokasi.
Pasal 10 1
Berdasarkan laporan, pendataan atau pemeriksaan ke lokasi, pada penemu yang mengajukan permohonan serta memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan dapat diberikan Surat Ijin Usaha sebagaimana dimaksud Pasal 7 Ayat 1 oleh Bupati.
2 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu Bupati berhak membatasi
jumlah pengusaha yang melakukan usaha sarang burung.
BAB IV PELESTARIAN DAN PEMANENAN
Pasal 11 Setiap orang wajib menjaga kelestarian dan habitat alami burung walet serta
keamanan dan ketentraman Goa Sarang Burung.
Pasal 12 1
untuk menjaga kelestarian tersebut Pasal 11 di atas, kepada para pemilik sarang burung walet hanya dapat memanen maksimal 4 empat kali dalam
1 satu tahun dengan ketentuan tenggang waktu atau jarak penen tidak kurang dari 45 hari atas goa sarang burung walet yang sama.
2 Tenaga pemanen sepanjang diperlukan di utamakan diambil dari anggota
masyarakat desa kelurahan dimana Goa Sarang Burung berkedudukan.
BAB V BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 13 Besarnya tarif retribusi Tata Niaga Sarang Burung Walet di Kabupaten Murung
Raya adalah berdasarkan klasifikasi sebagai berikut :
a. sarang burung walet putih Rp. 50.000 Kg;
b. sarang burung walet hitam Rp. 30.000 Kg;
c. sarang burung walet hitam boreng Rp. 25.000 Kg;
BAB VI TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 14 1
Retribusi dipungut menggunakan KTPR atau dokumen lain yang dipersamakan dengan itu oleh Bupati melalui Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
2 Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat 1 disetor
secara Bruto ke kas daerah melalui Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
3 Retribusi dipungut oleh petugas pungut yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
4 Petugas pemungut sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini diberikan
insentif yang besarannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 15 Pungutan retribusi Tata Niaga Sarang Burung Walet serta peredarannya
sebagaimana menurut Pasal 5 tidak dapat diborongkan kepada pihak ke tiga, kecuali ada ketentuan lain yang mengaturnya.
BAB VII PENGELOLAAN DAN BENTUK RETRIBUSI
Pasal 16 1
Pengelolaan, pengendalian,
pengawasan dan
pengadaan KTPR
dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
2 Bentuk uraian, warna dan ukuran serta bukti KTPR Retribusi Tata Niaga
Sarang Burung Walet akan ditentukan oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Atas Nama Bupati Murung Raya.
Pasal 17 Dalam hal-hal tertentu, Bupati dapat menetapkan harga jual yang berkembang di
masyarakat sebagai pedoman atau standar dalam pemungutan Retribusi.
Pasal 18 Tata cara pendaftaran, pemungutan dan penyetoran Retribusi sebagaimana diatur
dalam Pasal 14 Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Bupati.
BAB VIII PENYIDIKAN