Percepatan Penanganan Pasca Panen dan Pemantapan Gerakan Khusus Kedelai-Jagung di WKPP Wirakanan, BPP Wirakanan, Kecamatan Kadanghaur Kabupaten Indramayu JAwa Barat
RINGKASAN
R U S B A N.
Percepatan Penanganan Pasca Panen dan Peman-
t a p a n Gerakan Khusus Kedelai-Jagung di WKPP Wirakanan, Kecan a t a n Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat
( D i bawah bimbingan J A J A H KOSWARA).
Kuliah Kerja Nyata dilakukan di WKPP Wirakanan, Kecamat a n Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat.
Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 1 0 J u l i 1986 sampai
dengan 5 Oktober 1986.
Tujuan KICN IPB-Ditjentan adalah agar para p e t a n i , penderep, pengrajin mau dan mampu melaksanakan penanganan pasc a panen t e p a t guna, mengetahui kegunaan a l a t pasca panen
dan tergugah untuk memiliki s e r t a aemasyarakatkan penggunaannya l e b i h l a n j u t .
Disamping i t u , agar petani mau dan
marnpu melaksanakan usahatani kedelai dan jagung s e c a r a i n t e n s i f dan benar.
Metode pelaksanaan KECN adalah melalui penyuluhan-penyuluhan, pembuatan ubinan untuk mengetahui persentase kehilanga n h a s i l , a n a l i s a mutu gabah dan beras, monitoring harga gabah dan monitoring penelusuran arus gabah dan beras.
Kelompok t a n i dibagi t i g a golongan y a i t u kelompok tani
bimbingan, kelompok t a n i suluhan dan kelornpok t a n i non suluhan.
Kelompok t a n i bimbingan adalah kelompok t a n i yang
d i s u l u h dan dibimbing dalam melaksanakan ubinan.
Kelompok
t a n i suluhan adalah kelompok t a n i yang disuluh t e t a p i t i d a k
dibimbing, sedangkan kelompok tani non suluhan adalah mereka
yang t i d a k disuluh dan tidak dibimbing.
Kehilangan h a s i l r a t . - r a t a a k i b a t penanganan pasca panen di t i n g k a t petani masih cukup besar y a i t u s e k i t a r 11.26
persen.
Kehilangan h a s i l pada kelompok tani bimbingan, ke-
lompok tani suluhan dan kelompok t a n i non suluhan b e r t u r u t t u r u t sebesar 8.87 %, 10.86 % dan 14.07 %.
F'rosentase gabah yang t e r c e c e r di petakan sawah apabila
dipanen dengan menggunakah s a b i t bergerigi sebesar 0.87 %,
l e b i h k e c i l dibandingkan dengan menggunakan s a b i t b i a s a yang
digunakan p e w y a i t u sebesar 1.46 %.
Para petani sebagian besar tidak melakukan pembersihan
terhadap gabah yang mau dijemur, d i j u a l maupun disimpan.
Akibatnya prosentase kotoran dan gabah hampa a n t a r a gabah
kering panen, gabah kering lumbung dan gabah kering g i l i n g
r e l a t i f t i d a k berbeda y a i t u 8.67 %, 6.61 % dan 6.12 %.
Pengeringan gabah t e r g a n b g pada s i n a r matahari dan biasanya
dilakukan pengeringan seperlunya s a j a , sehingga k u a l i t a s ga-
bah masih rendah.
Kualitas gabah kering panen belum memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh pemerintah terutama b u t i r hijau/menga-
pur dan b u t i r kuning/rusak y a i t u berturut-turut 1.23 % clan
6.33 % l e b i h t i n g g i dari yang ditetapkan.
Kualitas gabah
kering g i l i n g yang belum memenuhi persyaratan adalah kadar
a i r , kadar hampa/kotoran dan b u t i r kuning/rusak berturut-
t u r u t 2.60 %, 3.12 % dan 1.87 % l e b i h t i n g g i d a r i yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan kualitas gabah kering
lumbung yang belum memenu persyaratan terutama kadar kotoran/hampa dan b u t i r kuning/rusak yaitu 0.61 96 dan 3.34
96
l e b i h tinggi d a r i yang ditetapkan.
Rendahnya k u a l i t a s gabah berpengaruh pada k u a l i t a s beras yang dihasilkan.
Perilaku petani dalam menangani kuali-
tas gabah terutama pengeringan dan pembersihan dipengaruhi
oleh perbedaan harga gabah.
Pada panen m u s i m gadu 1986 har-
ga gabah di a t a s harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah,
bahkan harga gabah kering lumbung dapat mencapai Rp 220 tanpa diperlakukan secara khwus.
Oleh karena i t u petani akan
merasa dirugikan b i l a gabah dikeringkan sampai kadar a i r
14
96
dan dibersihkan sampai kadar kotoran/hampa 3 %, karena
harganya akan sama dengan gabah yang berkadar a i r s e k i t a r
16-17 % dan tanpa dibersihkan secara khusus.
Faktor pembatas utama dalam penanaman kedelai dan jagung adalah hama tikus, persaingan dengan komoditi l a i n yang
l e b i h menguntungkan dan pemasaran.
Para petani belum menyadari sepenuhnya peranan KUD da-
lam berusahatani.
Begitu juga, KUD belum banyak berperanan
s ebagaimana mestinya.
Usaha mempercepat penanganan pasca panen dan mewujudkan
swasembada kedelai dan jagung akan berhasil apabila didukung
k e r j a sama yang baik antara petani, kontak t a n i , penyuluh,
KUD dan pihak l a i n yang berkaitan.
Kerja sama yang t e l a h
t e r j a l i n perlu l e b i h ditingkatkan lagi.
RINGKASAN
R U S B A N.
Percepatan Penanganan Pasca Panen dan Peman-
t a p a n Gerakan Khusus Kedelai-Jagung di WKPP Wirakanan, Kecan a t a n Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat
( D i bawah bimbingan J A J A H KOSWARA).
Kuliah Kerja Nyata dilakukan di WKPP Wirakanan, Kecamat a n Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat.
Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 1 0 J u l i 1986 sampai
dengan 5 Oktober 1986.
Tujuan KICN IPB-Ditjentan adalah agar para p e t a n i , penderep, pengrajin mau dan mampu melaksanakan penanganan pasc a panen t e p a t guna, mengetahui kegunaan a l a t pasca panen
dan tergugah untuk memiliki s e r t a aemasyarakatkan penggunaannya l e b i h l a n j u t .
Disamping i t u , agar petani mau dan
marnpu melaksanakan usahatani kedelai dan jagung s e c a r a i n t e n s i f dan benar.
Metode pelaksanaan KECN adalah melalui penyuluhan-penyuluhan, pembuatan ubinan untuk mengetahui persentase kehilanga n h a s i l , a n a l i s a mutu gabah dan beras, monitoring harga gabah dan monitoring penelusuran arus gabah dan beras.
Kelompok t a n i dibagi t i g a golongan y a i t u kelompok tani
bimbingan, kelompok t a n i suluhan dan kelornpok t a n i non suluhan.
Kelompok t a n i bimbingan adalah kelompok t a n i yang
d i s u l u h dan dibimbing dalam melaksanakan ubinan.
Kelompok
t a n i suluhan adalah kelompok t a n i yang disuluh t e t a p i t i d a k
dibimbing, sedangkan kelompok tani non suluhan adalah mereka
yang t i d a k disuluh dan tidak dibimbing.
Kehilangan h a s i l r a t . - r a t a a k i b a t penanganan pasca panen di t i n g k a t petani masih cukup besar y a i t u s e k i t a r 11.26
persen.
Kehilangan h a s i l pada kelompok tani bimbingan, ke-
lompok tani suluhan dan kelompok t a n i non suluhan b e r t u r u t t u r u t sebesar 8.87 %, 10.86 % dan 14.07 %.
F'rosentase gabah yang t e r c e c e r di petakan sawah apabila
dipanen dengan menggunakah s a b i t bergerigi sebesar 0.87 %,
l e b i h k e c i l dibandingkan dengan menggunakan s a b i t b i a s a yang
digunakan p e w y a i t u sebesar 1.46 %.
Para petani sebagian besar tidak melakukan pembersihan
terhadap gabah yang mau dijemur, d i j u a l maupun disimpan.
Akibatnya prosentase kotoran dan gabah hampa a n t a r a gabah
kering panen, gabah kering lumbung dan gabah kering g i l i n g
r e l a t i f t i d a k berbeda y a i t u 8.67 %, 6.61 % dan 6.12 %.
Pengeringan gabah t e r g a n b g pada s i n a r matahari dan biasanya
dilakukan pengeringan seperlunya s a j a , sehingga k u a l i t a s ga-
bah masih rendah.
Kualitas gabah kering panen belum memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh pemerintah terutama b u t i r hijau/menga-
pur dan b u t i r kuning/rusak y a i t u berturut-turut 1.23 % clan
6.33 % l e b i h t i n g g i dari yang ditetapkan.
Kualitas gabah
kering g i l i n g yang belum memenuhi persyaratan adalah kadar
a i r , kadar hampa/kotoran dan b u t i r kuning/rusak berturut-
t u r u t 2.60 %, 3.12 % dan 1.87 % l e b i h t i n g g i d a r i yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan kualitas gabah kering
lumbung yang belum memenu persyaratan terutama kadar kotoran/hampa dan b u t i r kuning/rusak yaitu 0.61 96 dan 3.34
96
l e b i h tinggi d a r i yang ditetapkan.
Rendahnya k u a l i t a s gabah berpengaruh pada k u a l i t a s beras yang dihasilkan.
Perilaku petani dalam menangani kuali-
tas gabah terutama pengeringan dan pembersihan dipengaruhi
oleh perbedaan harga gabah.
Pada panen m u s i m gadu 1986 har-
ga gabah di a t a s harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah,
bahkan harga gabah kering lumbung dapat mencapai Rp 220 tanpa diperlakukan secara khwus.
Oleh karena i t u petani akan
merasa dirugikan b i l a gabah dikeringkan sampai kadar a i r
14
96
dan dibersihkan sampai kadar kotoran/hampa 3 %, karena
harganya akan sama dengan gabah yang berkadar a i r s e k i t a r
16-17 % dan tanpa dibersihkan secara khusus.
Faktor pembatas utama dalam penanaman kedelai dan jagung adalah hama tikus, persaingan dengan komoditi l a i n yang
l e b i h menguntungkan dan pemasaran.
Para petani belum menyadari sepenuhnya peranan KUD da-
lam berusahatani.
Begitu juga, KUD belum banyak berperanan
s ebagaimana mestinya.
Usaha mempercepat penanganan pasca panen dan mewujudkan
swasembada kedelai dan jagung akan berhasil apabila didukung
k e r j a sama yang baik antara petani, kontak t a n i , penyuluh,
KUD dan pihak l a i n yang berkaitan.
Kerja sama yang t e l a h
t e r j a l i n perlu l e b i h ditingkatkan lagi.
R U S B A N.
Percepatan Penanganan Pasca Panen dan Peman-
t a p a n Gerakan Khusus Kedelai-Jagung di WKPP Wirakanan, Kecan a t a n Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat
( D i bawah bimbingan J A J A H KOSWARA).
Kuliah Kerja Nyata dilakukan di WKPP Wirakanan, Kecamat a n Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat.
Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 1 0 J u l i 1986 sampai
dengan 5 Oktober 1986.
Tujuan KICN IPB-Ditjentan adalah agar para p e t a n i , penderep, pengrajin mau dan mampu melaksanakan penanganan pasc a panen t e p a t guna, mengetahui kegunaan a l a t pasca panen
dan tergugah untuk memiliki s e r t a aemasyarakatkan penggunaannya l e b i h l a n j u t .
Disamping i t u , agar petani mau dan
marnpu melaksanakan usahatani kedelai dan jagung s e c a r a i n t e n s i f dan benar.
Metode pelaksanaan KECN adalah melalui penyuluhan-penyuluhan, pembuatan ubinan untuk mengetahui persentase kehilanga n h a s i l , a n a l i s a mutu gabah dan beras, monitoring harga gabah dan monitoring penelusuran arus gabah dan beras.
Kelompok t a n i dibagi t i g a golongan y a i t u kelompok tani
bimbingan, kelompok t a n i suluhan dan kelornpok t a n i non suluhan.
Kelompok t a n i bimbingan adalah kelompok t a n i yang
d i s u l u h dan dibimbing dalam melaksanakan ubinan.
Kelompok
t a n i suluhan adalah kelompok t a n i yang disuluh t e t a p i t i d a k
dibimbing, sedangkan kelompok tani non suluhan adalah mereka
yang t i d a k disuluh dan tidak dibimbing.
Kehilangan h a s i l r a t . - r a t a a k i b a t penanganan pasca panen di t i n g k a t petani masih cukup besar y a i t u s e k i t a r 11.26
persen.
Kehilangan h a s i l pada kelompok tani bimbingan, ke-
lompok tani suluhan dan kelompok t a n i non suluhan b e r t u r u t t u r u t sebesar 8.87 %, 10.86 % dan 14.07 %.
F'rosentase gabah yang t e r c e c e r di petakan sawah apabila
dipanen dengan menggunakah s a b i t bergerigi sebesar 0.87 %,
l e b i h k e c i l dibandingkan dengan menggunakan s a b i t b i a s a yang
digunakan p e w y a i t u sebesar 1.46 %.
Para petani sebagian besar tidak melakukan pembersihan
terhadap gabah yang mau dijemur, d i j u a l maupun disimpan.
Akibatnya prosentase kotoran dan gabah hampa a n t a r a gabah
kering panen, gabah kering lumbung dan gabah kering g i l i n g
r e l a t i f t i d a k berbeda y a i t u 8.67 %, 6.61 % dan 6.12 %.
Pengeringan gabah t e r g a n b g pada s i n a r matahari dan biasanya
dilakukan pengeringan seperlunya s a j a , sehingga k u a l i t a s ga-
bah masih rendah.
Kualitas gabah kering panen belum memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh pemerintah terutama b u t i r hijau/menga-
pur dan b u t i r kuning/rusak y a i t u berturut-turut 1.23 % clan
6.33 % l e b i h t i n g g i dari yang ditetapkan.
Kualitas gabah
kering g i l i n g yang belum memenuhi persyaratan adalah kadar
a i r , kadar hampa/kotoran dan b u t i r kuning/rusak berturut-
t u r u t 2.60 %, 3.12 % dan 1.87 % l e b i h t i n g g i d a r i yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan kualitas gabah kering
lumbung yang belum memenu persyaratan terutama kadar kotoran/hampa dan b u t i r kuning/rusak yaitu 0.61 96 dan 3.34
96
l e b i h tinggi d a r i yang ditetapkan.
Rendahnya k u a l i t a s gabah berpengaruh pada k u a l i t a s beras yang dihasilkan.
Perilaku petani dalam menangani kuali-
tas gabah terutama pengeringan dan pembersihan dipengaruhi
oleh perbedaan harga gabah.
Pada panen m u s i m gadu 1986 har-
ga gabah di a t a s harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah,
bahkan harga gabah kering lumbung dapat mencapai Rp 220 tanpa diperlakukan secara khwus.
Oleh karena i t u petani akan
merasa dirugikan b i l a gabah dikeringkan sampai kadar a i r
14
96
dan dibersihkan sampai kadar kotoran/hampa 3 %, karena
harganya akan sama dengan gabah yang berkadar a i r s e k i t a r
16-17 % dan tanpa dibersihkan secara khusus.
Faktor pembatas utama dalam penanaman kedelai dan jagung adalah hama tikus, persaingan dengan komoditi l a i n yang
l e b i h menguntungkan dan pemasaran.
Para petani belum menyadari sepenuhnya peranan KUD da-
lam berusahatani.
Begitu juga, KUD belum banyak berperanan
s ebagaimana mestinya.
Usaha mempercepat penanganan pasca panen dan mewujudkan
swasembada kedelai dan jagung akan berhasil apabila didukung
k e r j a sama yang baik antara petani, kontak t a n i , penyuluh,
KUD dan pihak l a i n yang berkaitan.
Kerja sama yang t e l a h
t e r j a l i n perlu l e b i h ditingkatkan lagi.
RINGKASAN
R U S B A N.
Percepatan Penanganan Pasca Panen dan Peman-
t a p a n Gerakan Khusus Kedelai-Jagung di WKPP Wirakanan, Kecan a t a n Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat
( D i bawah bimbingan J A J A H KOSWARA).
Kuliah Kerja Nyata dilakukan di WKPP Wirakanan, Kecamat a n Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat.
Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 1 0 J u l i 1986 sampai
dengan 5 Oktober 1986.
Tujuan KICN IPB-Ditjentan adalah agar para p e t a n i , penderep, pengrajin mau dan mampu melaksanakan penanganan pasc a panen t e p a t guna, mengetahui kegunaan a l a t pasca panen
dan tergugah untuk memiliki s e r t a aemasyarakatkan penggunaannya l e b i h l a n j u t .
Disamping i t u , agar petani mau dan
marnpu melaksanakan usahatani kedelai dan jagung s e c a r a i n t e n s i f dan benar.
Metode pelaksanaan KECN adalah melalui penyuluhan-penyuluhan, pembuatan ubinan untuk mengetahui persentase kehilanga n h a s i l , a n a l i s a mutu gabah dan beras, monitoring harga gabah dan monitoring penelusuran arus gabah dan beras.
Kelompok t a n i dibagi t i g a golongan y a i t u kelompok tani
bimbingan, kelompok t a n i suluhan dan kelornpok t a n i non suluhan.
Kelompok t a n i bimbingan adalah kelompok t a n i yang
d i s u l u h dan dibimbing dalam melaksanakan ubinan.
Kelompok
t a n i suluhan adalah kelompok t a n i yang disuluh t e t a p i t i d a k
dibimbing, sedangkan kelompok tani non suluhan adalah mereka
yang t i d a k disuluh dan tidak dibimbing.
Kehilangan h a s i l r a t . - r a t a a k i b a t penanganan pasca panen di t i n g k a t petani masih cukup besar y a i t u s e k i t a r 11.26
persen.
Kehilangan h a s i l pada kelompok tani bimbingan, ke-
lompok tani suluhan dan kelompok t a n i non suluhan b e r t u r u t t u r u t sebesar 8.87 %, 10.86 % dan 14.07 %.
F'rosentase gabah yang t e r c e c e r di petakan sawah apabila
dipanen dengan menggunakah s a b i t bergerigi sebesar 0.87 %,
l e b i h k e c i l dibandingkan dengan menggunakan s a b i t b i a s a yang
digunakan p e w y a i t u sebesar 1.46 %.
Para petani sebagian besar tidak melakukan pembersihan
terhadap gabah yang mau dijemur, d i j u a l maupun disimpan.
Akibatnya prosentase kotoran dan gabah hampa a n t a r a gabah
kering panen, gabah kering lumbung dan gabah kering g i l i n g
r e l a t i f t i d a k berbeda y a i t u 8.67 %, 6.61 % dan 6.12 %.
Pengeringan gabah t e r g a n b g pada s i n a r matahari dan biasanya
dilakukan pengeringan seperlunya s a j a , sehingga k u a l i t a s ga-
bah masih rendah.
Kualitas gabah kering panen belum memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh pemerintah terutama b u t i r hijau/menga-
pur dan b u t i r kuning/rusak y a i t u berturut-turut 1.23 % clan
6.33 % l e b i h t i n g g i dari yang ditetapkan.
Kualitas gabah
kering g i l i n g yang belum memenuhi persyaratan adalah kadar
a i r , kadar hampa/kotoran dan b u t i r kuning/rusak berturut-
t u r u t 2.60 %, 3.12 % dan 1.87 % l e b i h t i n g g i d a r i yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan kualitas gabah kering
lumbung yang belum memenu persyaratan terutama kadar kotoran/hampa dan b u t i r kuning/rusak yaitu 0.61 96 dan 3.34
96
l e b i h tinggi d a r i yang ditetapkan.
Rendahnya k u a l i t a s gabah berpengaruh pada k u a l i t a s beras yang dihasilkan.
Perilaku petani dalam menangani kuali-
tas gabah terutama pengeringan dan pembersihan dipengaruhi
oleh perbedaan harga gabah.
Pada panen m u s i m gadu 1986 har-
ga gabah di a t a s harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah,
bahkan harga gabah kering lumbung dapat mencapai Rp 220 tanpa diperlakukan secara khwus.
Oleh karena i t u petani akan
merasa dirugikan b i l a gabah dikeringkan sampai kadar a i r
14
96
dan dibersihkan sampai kadar kotoran/hampa 3 %, karena
harganya akan sama dengan gabah yang berkadar a i r s e k i t a r
16-17 % dan tanpa dibersihkan secara khusus.
Faktor pembatas utama dalam penanaman kedelai dan jagung adalah hama tikus, persaingan dengan komoditi l a i n yang
l e b i h menguntungkan dan pemasaran.
Para petani belum menyadari sepenuhnya peranan KUD da-
lam berusahatani.
Begitu juga, KUD belum banyak berperanan
s ebagaimana mestinya.
Usaha mempercepat penanganan pasca panen dan mewujudkan
swasembada kedelai dan jagung akan berhasil apabila didukung
k e r j a sama yang baik antara petani, kontak t a n i , penyuluh,
KUD dan pihak l a i n yang berkaitan.
Kerja sama yang t e l a h
t e r j a l i n perlu l e b i h ditingkatkan lagi.