Perkembangan kelembagaan dan perilaku usaha Koperasi Unit Desa di Jawa Barat : Suatu Kajian Cross-Section

dPERKEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN
PERlLAKU USAHA KOPERASI UNIT DESA
Dl JAWA BARAT :
Suat u Kajian Cross-Section
U

Bayu Krisnamurthi

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998

SUMMARY
Bayu Krisnamurthi.
Institutional Development and Business
Behaviour o f The Village Unit Cooperative (KUD) In West Java : A
Cross-Sectional Study. (Advisory committee : Bungaran Saragih, as
Chairman; Kuntjoro, Bonar M. Sinaga, and Harianto, as Members).

The Indonesian Village unit Cooperatives (KUDs) have bgen
developed for more than twenty years; among the presently existing

around 9000 KUDs there are differences in terms of businesi
performance and stages of development.

Within the icreasingly

competitive economy of globalization, the social and economic progress
in Indonesia, and specifically with the implementation of the new
cooperative law (UU no. 25/92), there is an increasing demand of
cooperative role on strengthening the rural economic. In achieving this
role, the understanding of KUD institutional development and business
behavior is a necessary condition.
The objective of the research in this dissertation are -(I)
to
understand the business institutional development among KUDsi (2) to
understand KUDs business behavior within each stages of institutional
development through the analysis of the structure-conduct-performance
relationship; (3) to understand the path of development of KUDs and its
implication to the institutional and business development strategy.
This study used three major theoretic frameworks. First, the
economic theory of cooperative as a business entity.


Cooperative is

understood as an institution of member's economic vertical integration
activities, or as an independent firm owned by the member, or as a
business institution that can accommodate different objective of each
decision maker in a coalit~on. Second, the theory of cooperative
development, as suggested by Cook (1995) : cooperative will develop

through four stages, i.e., (1) cooperative as a defensive mechanism of its
members, (2) cooperative as an alternative to do business, (3)
cooperative that face the problems of property right and decision making;
and (4) cooperative in the sustainable management situation. Third, the
framework of economic institution that suggested that business conduct
(behavior)

of a firm depends on its internal and external business

structure, and that the business conduct will inreturn determine its
business performance.


*

The first stage of analys~sof the study is to cluster 314 sample

d

KUD in 9 district in West Java with the KUD productivity as a distinctive
factor. .The study is using 1996 KUD Mandiri Profile Data from the
Department of Cooperative and SME Development. Every cluster were
then identified and analyzed using the simultaneous econometric method

. to estimate the parameters of the relation between structure, conduct, and
performance in every cluster. The nearest geometric distance between
clusters will be used as the proxy for KUDs to move between cluster.
Both analysis were used to recommend KUDs' institutional and business
strategic development recommendation.
The analysis shows that there are six categories of KUD Mandiri :

(1) 19.4 percent of the KUD is in the Pre-Business KUD category; (2) 27,l

percent in the Transition KUD; (3) 14,9 percent in the Investors-Firm
KUD; (4) 12,5 percent in the Coalition KUD; (5) 15,6 percent in the
Government-Program KUD; and (6) 12,7 percent in the Declining KUD.
Every group performs differently, which indicates a different stage
of institutional development. The Pre-Business KUD is the KUDs that is
still in the early stage of development. This category reflects only one
purpose of the establishment of KUD by the government which is to
educate people on the mechanism dan system of a formal business

institution. The Transition KUD is KUDs on its first step of becoming a full
business institution, even though they
programes.

still depends on government

The Investors-Firm KUD in the KUDs that arealready

becoming a business institution. Such KUDs, however, do not act as a
cooperative, especially in term of member orientation, although it is using
the name of cooperative. The Coalition KUD is KUDs that most likely

conducts as an ideal cooperative. in its business environment.

This

category is recommended as a target for transformation and develophent
of other categories. The Government-Program KUD usually conducts gs
government agent implementing the rural and agriculture development
program. In some situation the role of this KUD is needed, but in other
situatidn its existence only shows the dependency to government
program.

The

Declining KUD

mostly

represents KUDs with

mismanagement and unfavorable business situation.

Most KUDs, except the Coalition KUD, have an internal business
orientation, which makes members as their potential market. This
research suggested that The strategic steps toward the development of
KUD as a vehicle to increase the competitiveness of rural economy are
(1) reorientation of KUD business, (2) development of a core agribusiness

-

especially in the sub-system of processing and marketing, (3)

integration among several business unit in KUD, (4) optimization of KUD
member, and (5) development of non-program business.
.,,

RINGKASAN
Bayu Krisnamurthi. Perkembangan Kelembagaan dan Perilaku Usaha
Koperasi Unit Desa di Jawa Barat : Suatu Kajian Cross-Section.
(Dibawah bimbingan : Bungaran Saragih, sebagai Ketua, Kuntjoro,
Bonar M. Sinaga, dan Harianto, sebagai Anggota.
X


Koperasi Unit Desa (KUD) telah dikembangkan selama hampir 25
tahun. Diantara sekitar 9000 KUD yang ada saat ini terlihat adanya
keragaman tingkat perkembangan, baik antar KUD dengan status yang
berbeda (Mandiri, Calon Mandiri, dan sebagainya) maupun diantara KUD
dengan. status yang sama
Ditengah perubahan faktor internal dan
eksternal KUD, seperti berlakunya UU nomor 2511992 yang menekankan
peran koperasi Indonesia sebagai badan usaha, perkembangan
kesejagadan yang menjadikan persaingan menjadi semakin terbuka, dan
peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat, menjadi pertanyaan
bagaimana sebenarnya keragaman tingkat perkembangan KUD, apa
faktor yang mempengaruhinya, bagaimana perilaku usaha dari tiap
tingkat perkembangan tersebut, dan kemana arah perkembangan yang
akan terjadi.
Penulisan d~sertasi ini diarahkan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
mengetahui keragaman dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk (I)
perkembangan kelembagaan usaha KUD; (2) mengetahui perilaku usaha

KUD pada setiap tingkat perkembangan kelembagaan KUD, dengan
menganalisis keterkaitan hubungan antara struktur, perilaku dan kinerja
usaha; (3) mengetahui arah perkembangan serta implikasi strategi
pengembangan kelembagaan dan usaha KUD.
Terdapat tiga pemikiran teoritik yang digunakan dalam studi ini.
Pertama, teori ekonomi koperasi; yang menyatakan bahwa koperasi
sebagai suatu badan usaha akan memiliki perilaku ekonomi sebagai (a)
bentuk integrasi vertikal dar~ usaha anggota; (b) berlaku sebagai
perusahaan mandiri yang terp~sahdari kegiatan anggota; dan (c) sebagai
koalisi kepentingan para pengambil keputusan ekonomi dan bisnis yaitu

anggota, pengurus, manajer, dan pemerintah.

Kedua, teori tentang

perkembangan kelembagaan koperasi yang diajukan oleh Cook (1995),
yang menyatakan bahwa koperasi akan berkembang melewati empat
tahap kelembagaan, yaitu (a) koperasi sebagai bentuk mekanisme
defensif dari para anggotanya; (b) koperasi sebagai alternatif
dibandingkan dengan pelaku usaha lain; (c) koperasi yang tengah

menghadapi permasalahan struktur hak; dan (d) koperasi yang telah
mencapai tahap manajemen berkelanjutan. Ketiga, kerangka pemikiran
ekonomi kelembagaan yang menyatakan bahwa perilaku usOlha
ditentukan oleh struktur yang dimiliki atau dihadapi oleh pelaku usaha
yang bersangkutan, dan perilaku usaha tersebut kemudian aka;?
menentukan kinerja usaha yang dihasilkan.
Penelitian dilakukan dengan tahapan analisa sebagai berikut.
Pertama, dilakukan pengelompokan 314 KUD dari 9 kabupaten di Jawa
Barat dengan menggunakan analisa kelompok (cluster analysis) dengan
faktor pembeda kelompok tingkat produktivitas (anggota, aset, modal, dan
usaha) dan besarnya nilai SHU yang diterima per anggota. Data yang
digunakan berasal dari data Profil KUD Mandiri dan data hasil audit KUD
Mandiri tahun 1996. Kedua, setiap kelompok diidentifikasi kondisi
struktur, perilaku, dan kinerja usahanya secara statistikdiskriptif.
masing-masing kelompok diidentifikasi sifat dasarnya, serta keterkaitan
antara volume usaha dengan faktor yang mempengaruhi. Ketiga,
dikembangkan pendugaan model persamaan untuk melihat hubungan
struktur, perilaku, dan kinerja pada setiap kelompok.
Keempat,
melanjutkan analisa kelompok, dilakukan analisa perbandingan antar

kelompok guna mendapatkan jarak antar kelompok. Jarak antara dua
kelompok yang terdekat dianggap sebagai dua kelompok yang
anggotanya paling berpeluang untuk saling berpindah kelompok. Hal ini
kemudian menjadi dasar bagi arah perkembangan kelompok. Dengan
menggunakan hasil yang sama ditentukan arah perkembangan yang
diharapkan. Kelima, menggunakan hasil analisa ekonometrika dilakukan
instrumentasi kebijakan untuk mendorong perkembangan masing-masing
kelompok seperti yang diharapkan.

Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. Kondisi kelembagaan
Koperasi Unit Desa di Jawa Barat telah menunjukkan adanya keragaman
perkembangan. Berdasarkan faktor pembeda tingkat produktivitas, yaitu
produktivitas anggota, produktivitas aset, produktivitas modal,
produktivitas usaha, dan Sisa Hasil Usaha yang diterima peranggota;
dapat diidentifikasi enam kelompok koperasi dengan karakteristik yang
berbeda. Keenam kelompok tersebut adalah : ( 3 ) kelompok KUD Pra
Perusahaan, 19,4 persen; (2) kelompok KUD Transisi, 27.1 persen; (3)
kelompok KUD Perusahaan, 14,9 persen; (4) kelompok KUD Koalisi,:12,5
persen; (5) kelompok KUD Program, 15,6 persen; dan (6) kelompok KUD
Yang Menurun, 12,7 persen.

Perilaku usaha masing-masing kelompok tersebut berbeda satu
dengan lainnya, dan perbedaan perilaku tersebut memberikan pengaruh
yang berbeda pula pada kinerja usaha.
Beberapa perilaku umum
diantara kelompok adalah bahwa seluruh kelompok, kecuali kelompok
KUD Koalisi, berofientasi internal, yaitu menjadikan anggota sebagai
pasar utamanya. Akibatnya KUD melakukan transaksi dengan anggota,
dan perilaku usaha yang terjadi adalah bahwa anggota membeli dari atau
menjual kepada KUD, padahal seharusnya adalah membeli atau menjual
melalui KUD. Selain tidak mencerminkan prinsip-prinsip koperasi, ha1
tersebut rnernbatasi pasar KUD atas jumlah dan daya beli anggota..
Kegiatan pelayanan, baik pelayanan produksi dan konsumsi,
merupakan bentuk kegiatan yang banyak dilakukan. Namun, kecuali
pada kelompok KUD Koalisi dan KUD Perusahaan; tidak terdapat
spesialisasi usaha yang mampu mendorong terciptanya keunggulan dan
efisiensi. Kegiatan usaha agribisnis merupakan kegiatan yang potensial
dan sangat penting dalam struktur usaha KUD. Bersama kegiatan usaha
non-program, kegiatan usaha agribisnis merupakan kegiatan usaha yang
memberi pengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas. Disamping
itu strategi integrasi usaha juga memberikan pengaruh yang nyata
terhadap peningkatan kinerja. Terdapat indikasi pula bahwa jumlah
anggota beberapa kelompok KUD telah melewati tingkat optimalnya, yang
ditunjukkan oleh pengaruh negatif penambahan anggoPQrhadap
kinerja
.' .:.. . .
. ., . .'
usaha.
/

,

vii

,.

.

.,.,

Dapat disimpulkan bahwa tingkat perkembangan koperasi sangat
ditentukan oleh orientasi usaha, pengembangan usaha utama yang
berbasis agribisnis pada sub-sistem produksi dan pemasaran terutama
yang non-program dan mampu menciptakan integrasi usaha, serta
dengan mencapai tingkat jumlah anggota yang optimal.
Arah perkembangan yang diharapkan dari masing-masing
kelompok adalah dari Pra-Perusahaan ke KUD Transisi; dari KUD Yang
Menurun ke KUD Transisi, dari KUD Transisi ke KUD Koalisi, dari KUD
I
Program ke KUD Koalisi, dari KUD Perusahaan ke KUD Koalisi, dan pada
kemudian dari KUD Koalisi ke KUD Berkelanjutan. Analisa instrument,wi
kebijakan dengan menggunakan peubah-peubah struktur dan perilaku
yang diajukan dalam model telah mampu mewujudkan sebagian dari arah
perkembangan ideal tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut maka KUD perlu mengembangkan
orientasi usaha eksternal, untuk menjadikan KUD sebagai wahana
anggota memasarkan produknya atau membeli kebutuhannya melalui
KUD dan anggota tidak hanya menjual atau membeli dari KUD. KUD
juga perlu mengembangkan kegiatan-kegiatan usaha utama diantara
berbagai usaha yang dikembangkan dengan tetap memperhatikan
keterkaitan usaha utama tersebut dengan usaha-usaha lainnya. Usaha
utama yang dirnaksud adalah usaha agribisnis non-program pemerintah
dari sub-sistem produksi (agroindustri, pengolahan, dll) dan pemasaran.
KUD juga perlu mencari jumlah anggota yang optimal, yang disertai
dengan pengaturan kelembagaan dalam bentuk kontrak atau bentuk lain
baik antara KUD dengan anggota, dengan pengurus, dan dengan
manajer.

.

Strategi pembangunan koperasi perlu mencakup pengembangan
pemahaman atas prinsip dan jatidiri koperasi dan peningkatan posisi
pengambilan keputusan koperasi. Sedangkan khusus bagi koperasi
pedesaan, perlu diarahkan untuk menjadi koperasi agribisnis yang
memiliki peran jelas dalarn sistem agribisnis anggota. Pembinaan KUD
juga perlu dilakukan dengan memperhatikan keragaman dan tingkat
perkembangan KUD. Dengan demikian orientasi pembinaan perlu pula
sejalan dengan perubahan orientasi usaha yang lebih mengarah pada

pasar eksternal. Pemahaman dan kemampuan pembina atas ha1 tersebut
menjadi salah satu prasyarat bagi keberhasilan pernbinaan. Perlu pula
dilakukan peninjauan ulang atas kriteria kinerja KUD, seperti kriteria KUD
Mandiri, yang masih cenderung statis dan bersifat adrninistratif.
Disamping itu konsep pembinaan yang berkonotasi pada peran serta aktif
aparat pemerintah pada kegiatan usaha KUD perlu ditelaah ulang
menjadi konsep pendampingan usaha dalarn bentuk pemberian
konsultansi, pemihakan aspek legal, dan pembangunan sarana dan
*
prasarana.

PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN
PERILAKU USAHA KOPERASI UNlT DESA
Dl JAWA BARAT :
Suatu Kajian Cross-Section
(INSTITUTIONAL DEVELOPMENT AND BUSINESS BEHAVIOR OF
THE VILLAGE UNlT COOPERATIVE (KUD) IN WEST JAVA : *
A Cross-Sectional Study)

oleh
BAYU KRlSNAMURTHl

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor Ekonomi Pertanian
pada
Program Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998

Judul Disertasi

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok

PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN
PERILAKU USAHA KOPERASI UNIT
DESA Dl JAWA BARAT : Suatu Kajian
Cross-Section

:

Bayu Krisnamurthi
E P N .92501

Menyetujui,

I.Komisi Pembimbing

/

rof.Dr.lr. Bunsaran Saraqih, MEc.
(Ketua)

Dr.lr.Bonar M. Sinasa, MA
(Anggota)

Dr.lr.

Tanggal lulus :21 Februari 1998

aha an to, MS
(Anggota)

Penulis dilahirkan sebagai putra pertama pada tanggal 18 Oktober
1964 di Menado, Sulawesi Utara. Penulis diasuh, dibesarkan dan dididik
oleh Bapak Ir. Bambang Krisnamurthi dan Ibu Umi Marifatin, bersama
adik Ina Hagniningtyas.SS,MA dan Bambang Wisnu,SH. Dari pernikahan
dengan Pudjiningsih Kartiko, penulis telah dikaruniai dua orang putri :
Prawestri Bayu Utari dan Widyacandra Bayu Utami.

*

Pendidikan sekolah dasar diselesaikan penulis di SD Panaragan I
Bogor pada tahun 1976, sedangkan pendidikan sekolah menengah
diselesaikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun
1979 dan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor pada tahun 1983.
Pada tahun 1983 penulis diterima di lnstitut Pertanian Bogor melalui jalur
PP II dan tahun 1984 penulis diterima di Jurusan Sosial Ekonomi

. Pertanian Program Studi Agribisnis,

yang dapat diselesaikan dengan

memperoleh gelar lnsinyur pada tahun 1987.
Sejak tahun 1988 penulis menjadi Staf Pengajar di Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor. Penulis
mengikuti pendidikan pascasarjana dan mendapat gelar Magister Sains
dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Program Pascasarjana, IPB pada
tahun 2991, dan pada tahun 1992 penulis mulai mengikuti program
pendidikan doktor di lembaga pendidikan yang sama. Mulai tahun 1993
hingga disertasi ini diselesaikan penulis mendapat

tugas sebagai

Sekretaris Eksekutif Pusat Studi Pembangunan, LP, IPB; dan sebagai
Wakil Direktur II Magister Manajemen Agribisnis IPB pada tahun 1995
sampai 1997.

KATA PENGANTAR

Koperasi merupakan bentuk kajian yang rnenarik jika dikaitkan
dengan kondisi sosial ekonomi rnasyarakat Indonesia, khususnya di
yang

secara

konstitusional mendapat dukungan penuh pada UUD 1945.

Aspek

pedesaan.

Koperasi

merupakan

lernbaga

usaha

historis dalarn perjuangan pembangunan ekonomi Indonesia, sejak
n

sebelum kemerdekaan hingga saat ini, telah menempatan koperasi
sebagai salah satu bentuk ideal kelembagaan usaha. Dikaitkan dengan
kondisi petani dan pelaku ekonomi di pedesaan yang memiliki berbagai
keterbatasan, secara konseptual koperasi juga rnerupakan alternatif
jawaban yang paling tepat bagi pemberdayaannya.

Namun koperasi

ternyata belum mampu menunjukkan peran dan kinerja seperti yang
diharapkan.
Pemikiran tersebut melatar belakangi keinginan untuk mengkaji
secara lebih mendalam permasalahan koperasi di Indonesia. Pemilihan
Koperasi Unit Desa sebagai objek penelitian, disamping terutama karena
posisi sentralnya dalam pengembangan koperasi selarna ini, juga
didorong oleh kesempatan melakukan kajian mengenai kelembagaan
tersebut melalui beberapa kegiatan penelitian dan diskusi di Pusat Studi
Pembangunan IPB yang bekerja sama baik dengan koperasi sendiri,
seperti beberapa KUD, Inkud. Puskud, KJA, dan lain-lain maupun dengan
Departemen Koperasi

-

PPKM.

Penggunaan pendekatan ekonomi

kelembagaan dalarn tulisan ini banyak dipengaruhi oleh literatur tentang
ekonorni koperasi, yang secara internasional menempatkan pendekatan
kelembagaan sebagai rintisan baru mengkaji koperasi.
Tulisan ini masih merupakan tulisan awal yang terbatas, dan
diharapkan dapat menjadi pemicu bagi serangkaian tulisan dan kajian lain
terhadap koperasi Indonesia. Mungkin belum berkembangnya kegiatan

usaha koperasi juga dipengaruhi oleh masih sangat sedikitnya kajian
yang mendalarn terhadap konsep koperasi dan kaitannya dengan
perkembangan sosial ekonorni masyarakat, jika dibandingkan dengan
kajian terhadap pelaku usaha lain. Koperasi tampaknya masih menjadi
suatu arnanat yang perlu d~akutualisasikan kernbali dalam konteks
pengembangan kegiatan ekonomi Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini rnasih jauh pari
kesempurnaan. Oleh sebab itu jika terdapat kekurangan dalam karya
tulis ini adalah sepenuhnya karena keterbatasan dan menjadi tanggunQ
jawab penulis.

Bogor, Januari 1998
Penulis.

xiv

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mernberikan hidayah,
dan petunjuk-Nya sehingga disertasi ini akhirnya dapat diselesaikan.
~ e n u l ~menyadari
s
sepenuhnya bahwa apa yang telah penulis capai
sepenuhnya merupakan rakhmat dari Allah SWT yang Maha Pemberi

*

Rakhmat.

Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan terirna
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang

telah

memberi

kesempatan, mendorong, mendukung,

dan

rnernberikan bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini.
Pertama kali penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua guru dan dosen yang telah memberikan
pengetahuan dan wawasan pada berbagai bidang yang rnemungkinkan
penulis mencapai tingkat pendidikan hingga saat ini.

Secara khusus,

penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada Bapak Prof.Dr.lr. Bungaran Saragih, yang bukan'hanya
rnenjadi Ketua Komisi Pembimbing dalarn penulisan disertasi ini tetapi
juga menjadi guru dan mentor penulis dalam mengawali langkah
profesional sebagai akademisi. Dernikian pula kepada Bapak Prof.Dr.lr.
Kuntjoro, Bapak Dr.lr. Bonar M. Sinaga, dan Bapak Dr.lr. Harianto atas
bimbingan dan arahannya dalam penyelesaian disertasi ini.

Kepada

Bapak Prof.Dr. Edi Guhardja dan Ibu Prof.Dr. Sjafrida Manuwoto
dihaturkan pula terirna kasih yang setinggi-tingginya atas bimbingan dan
dukungan yang penulis terima selama ini.
Kepada Bapak Rektor dan jajaran pimpinan lnstitut Pertanian
Bogor, Dekan Fakultas Pertanian IPB, Direktur Program Pascasarjana
IPB dan Ketua Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian IPB penulis
mengucapkan terirna kasih atas

kesernpatan yang diberikan untuk

rnenjadi staf pengajar dan rnengikuti pendidikan S3 di IPB melalui
program TMPD.
Kepada para Penguji Luar Kornisi, Bapak Dr.lr.Soedarsono
Hardjosukarto dan Bapak Dr.lr. Jen Tatuh yang ditengah kesibukannya
bersedia

untuk hadir, rnenguji, dan mernberi masukan yang sangat

berharga pada saat Ujian Terbuka penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

Kepada Bapak Sidik Prawiranegara, Sekretaris

*

Jenderal Departemen Koperasi dan PPK, Bapak Hedijono, Direktur
Jenderal Pernbinaan Koperasi Pedesaan, beserta seluruh jajaran.
pimpinan dan staf penulis rnenyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang

setinggi-tingginya

atas

bantuan

dan

kesediaannya

untuk

rnenyertakan penulis pada berbagai diskusi dan kajian. Penulis telah
mendapat pelajaran yang berharga selama rangkaian kegiatan tersebut
dilaksanakan. Kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan
PPK Propinsi Jawa Barat beserta staf diucapkan terimakasih atas
bantuannya dalam pengadaan data dan informasi yang penulis butuhkan.
Kepada seluruh pimpinan, rekan-rekan, dan pegawai Pusat Studi
Pembanguan IPB penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-be5arnya
atas dukungan dan bantuan penuh dalam persiapan dan penyelesaian
penulisan disertasi ini.

Tanpa bantuan dan dukungannya, sulit

mernbayangkan disertasi ini dapat diselesaikan. Terirna kasih kepada
rekan Ir. Yusman Syaukat, MEc, yang ditengah kesibukan menyelesaikan
studi doktor di Kanada menyempatkan memberikan

bantuan dalam

rnencari, rnengumpulkan dan mengirimkan berbagai bahan pustaka
tentang ekonomi koperasi. Semoga Altah SWT melapangkan jalan dalam
rangka penyelesaian studinya. Juga kepada rekan Ir. Nur Azam, MS atas
bantuannya dalarn diskusi-diskusi mengenai aspek ekonometrika dan
statistika.

xvi

Terima kasih kepada Prof. Michael L. Cook dari Center for
Cooperative Studies di University of Missouri atas diskusi dan pengiriman
bahan pustaka melalui email yang rnembuka cakrawala pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai ekonomi koperasi khususnya dilihat dari
aspek kelembagaan. Terima kasih pula kepada rekan Ir. Andi Mulyana,
MSG dan D r . .

Endang Sulistyaningsih atas kerjasamanya dalam

menghadapi perkuliahan dan ujian Prelim. Kepada seluruh Bapak, Ibu,
X

dan rekan-rekan di Jurusan Sosial Ekonomi : Ir. Yayah K. Waglono, MEc,
Ir. Lukman M. Baga, MEc, Dr.lr. Anny Ratnawati,

Ir. Dwi Rachmina, MS,

Ir. Nunung Kusnadi, MS, dan semua rekan lainnya, serta kepada rekanrekan : Dr. Ir. Andryono K.A dan Ir. Lien Herlina, MSc, penulis
mengucapkan terima kasih atas dorongan dan dukungan yang tidak
hentinya.

Kepada semua rekan mahasiswa dan bimbingan juga

diucapkan terima kasih, karena melalui rnembimbing dan menguji banyak
pelajaran dan pengayaan wawasan yang telah penulis peroleh.
Dan teristirnewa penulis menghaturkan terimakasih yang tak
terhingga kepada orang tua dan keluarga penulis : Mamah, Papah, Ina
dan lie, terima kasih atas doa dan dukungan yang tak pernah ~ u t u s .
Tanpa pendidikan, asuhan, kasih sayang Mamah dan Papah sejak kecil
tidak rnungkin semua ini dapat penulis capai.

Khusus kepada istri

tercinta Yayi dan putri tersayang Utari dan Utami penulis sampaikan
terirna kasih atas doa, dukungan dan kasih sayang yang mernberi
kekuatan penulis untuk terus berusaha menyelesaikan disertasi ini.
Sernoga Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
melimpahkan rakmat dan karunia-Nya sebagai balasan atas sernua arnal
kebaikan pihak-pihak yang telah berperan tersebut diatas serta mereka
yang telah membantu dan tidak tersebut dalam ucapan terima kasih ini.

xvii

DAFTAR IS1
Halaman

DAFTAR TABEL ......... . . ....... ..
DAFTAR GAMBAR

t.

xxi
xxiv

. . . . . . ....

PENDAHULUAN

1 .I

Latar Belakang ..

1 .2
1.3

Perumusan Masalah ..... ........................ .
.
.... . .,.,.....,....1
Tujuan dan Manfaat

1.4

Ruang Lingkup, Sumbangan dan Keterbatasan Studi ....

.

1
5
'

8
8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1
2.2
2.3
2.4

Pengertian dan Prinsip Koperasi ........... .. ....... ........... ....
Koperasi Sebagai Badan Usaha ....................................
Mazhab Perkoperasian ..................................................
Teori-teori Utarna dalam Ekonomi Koperasi ..................

2.4.1 Koperasi Sebagai Bentuk lntegrasi Vertikal
Kegiatan Ekonomi Anggota .................................
2.4.2Koperasi Sebagai Suatu Perusahaan ..................
2.4.3Koperasi Sebagai Suatu Bentuk Koalisi ..............
2.5
2.6

Pendekatan Ekonomi Kelembagaan Terhadap Perilaku
.
...
.
... ... ............. ......... ...........
Koperasi ......... . .. . . ..... .....
. . Perkembangan Kelernbagaan Koperasi

: Pemikiran

Umum Hipotesa Cook ... ... ... ... ... ... ...... ........................

2.7
2.8
2.9

Sejarah dan Perkembangan Koperasi Unit Desa ...........
Studi Ekonomi Koperasi Terdahulu ...............................
Rangkuman Pembahasan .....................
.
....................

Ill. KERANGKA PEMlKlRAN DAN MODEL ANALISA

3.1

Aplikasi Teori Perkembangan Koperasi dalam Analisa
Keragaman KUD ... ... .. . ... ... ... . .. ... ... ... ...... ... ... ...... ...

94

3.2

Kerangka Pemik~ranUmum ............................................

98

3.3

Pengelompokan KUD ..................................................

3.4

ldentifikasi Kelompok .....................................................

3.5

Analisa Perilaku Usaha .................................................

3.6

Analisa Perkembangan Kelernbagaan ..........................
3.6.1. Analisa Jarak Geometrik antar Kelompok ...........
3.6.2. Analisa Simulasi Perkembangan .......................

3.7

Data dan Metode Pengambilan Contoh .........................
3.7.1. Objek Penelitian ...............................................A .
3.7.2. Metode Pengambilan Contoh .............................
3.7.3. Jenis dan Sumber Data ......................................
3.7.4. Analisa Perkembangan dan Data Cross Section
3.7.5. Definisi Operasional ............................................

3.7

Asurnsi .......................................................................

IV. KERAGAMAN KOPERASI UNIT DESA
4.1

Pengelompokan KUD ....................................................

4.2

Sebaran dan Kondisi Usaha ..........................................
4.2.1. Sebaran Wilayah ................................................
4.2.2. Anggota, Aset. Modal dan Sarana ................:.....
4.2.3. Pengembangan Organisasi .................................
4.2.4. Orientasi dan Jumlah Jenis Usaha ...................
4.2.5. Volume Usaha dan Produktivitas ........................

4.3

ldentifikasi Kelompok KUD ............................................

4.4

Perkiraan Perkembangan ..............................................

4.5

Rangkurnan Pembahasan ..............................................

V . PERllAKU USAHA
5.1

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Usaha ..................

175

5.1.1 Orientasi Usaha ...................................................

176

5.1.2 Kegiatan Usaha Utama ........................................

180

5.1.3 Penggunaan Modal Luar .....................................

182

xix

5.2

Faktor Yang Mernpengaruhi Kinerja ..............................
5.2.1 Produktivitas Anggota ...............................

........

5.2.2 Produktivitas Aset ...................... .
......................
5.2.3 Produktivitas Modal .............................................
5.2.4 Produktivitas Usaha .......................

.
..................

5.2.5 Sisa Hasil Usaha per Anggota ............................
5.3

Rangkurnan Pernbahasan
. . ............................ .

............
X

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN
6.1

Arah Pengernbangan .....................................................

6.2

Strategi Pengernbangan ..............................................
6.2.1. Analisa Simulasi ..................................................

6.2.2 Strategi Usaha Tingkat KUD ...............................
6.2.3 Kebijakan Pembangunan Koperasi Pedesaan ....
6.3

Rangkuman Pernbahasan ............................................

VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1

Kesirnpulan .................................................................

7.2

Saran dan lmplikasi Kebijakan

7.3

Saran Penelitian Lanjutan ............................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................

DAFTAR TABEL
Nomor

,

Teks

Haiaman

1.

Perbandingan Prinsip Koperasi UU 2511992 dan ICA 1995 ......

16

2.

Kemampuan Pokok dan Ukuran Penilaian KUD Mandiri ...........

85

3.

Daftar Peubah : Simbul. Keterangan dan Satuan ......................

120

4.

Sebaran KUD Contoh .................................................................

127

5.

Hasil lterasi Pengelompokan KUD dan Nilai lndeks WESS ....I. *

135

6.

Persebaran KUD Menurut Kelompok dan Wilayah ..................... 137

7.

Kondisi Rata-rata Anggota, Aset, Modal Sendiri, Modal Luar dan
Ketersediaan Sarana Tiap Kelompok KUD diJawa Barat, 1996

8.

Kondisi Rata Jumlah Karyawan, Jumlah Manajer, Jumlah TPK,
dan Jumlah Unit Otonom Usaha tiap Kelompok KUD di Jawa
Barat, 1996 ...............................................................................

145

Kondisi Rata-rata Jumlah Jenis Usaha, Orientasi Usaha, Usaha
Utama, dan lntegrasi Usaha tiap Kelompok KUD di Jawa Barat,
1996 ........................................................................................

146

9.

10.
11.
12.

13.

14.
15.

16.

139

Rata-rata Volume Usaha Tiap Kelompok KUD di Jawa Barat
1996 ............................................................................................

15q

Kondisi Rata-rata Kinerja Usaha tiap Kelompok KUD di
Jawa
Barat, 1996 ............................................................................
..

153

:.

Hasil Pendugaan Persamaan Linier Sederhana Faktor Yang
Mernpengaruhi Volume Usaha Total pada Setiap Kelompok
KUD di Jawa Barat dengan Metode OLS ....................................
Perbandingan Pengelompokan Kelembagaan Koperasi
BerdasarkanTeori Ekonomi Koperasi, Hipotesa Cook,
Kerangka Pemikiran, dan Pengujian Empiris atas 314 KUD di
Jawa Barat ..................................................................................
Jarak Geometris antar Kelornpok Berdasarkan Volume Usaha
dan Faktor Lainnya ................................................................
Hasil Pendugaan Persamaan Sirnultan Faktor Yang
Mempengaruhi Orientasi Usaha Tiap Kelompok KUD di Jawa
Barat ....................................................................................
Hasil Pendugaan Persamaan Simultan Faktor Yang
Mempengaruhi Kegiatan Usaha Utama Tiap Kelompok KUD di
Jawa Barat .................................................................................

157

162
166

77

Hasil Pendugaan Persamaan Sirnultan Faktor Yang
Mernpengaruhi Penggunaan Modal Luar Tiap Kelornpok KUD di
Jawa Barat .................................................................................
Hasil Pendugaan Persarnaan Sirnultan Faktor Yang
Mempengaruhi Produktivtas Anggota Tiap Kelornpok KUD di
Jawa Barat ...............................................................................
Hasil Pendugaan Persarnaan Sirnultan Faktor Yang
Mempengaruhi Produktivtas Aset Tiap Kelompok KUD di Jawa
Barat .......................................................................................
I#
Hasil Pendugaan ~ersarnaan'~irnultan
Faktor Yang
Mempengaruhi Produktivtas Modal Tiap Kelornpok KUD di Jawa
Barat .......................................................................................

Hasil Pendugaan Persamaan Sirnultan Faktor Yang
Mempengaruhi Produktivtas Usaha Tiap Kelornpok KUD di Jawa
~ a s iPendugaan
l
Persamaan Sirnultan Faktor Yang
Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha per Anggota Tiap Kelompok
KUD di Jawa Barat ...................................................................
Jalur Pengembangan , Sasaran, serta Simulasi Struktur dan
Perilaku .............................................................................
Hasil Simulasi Kebijakan : Pergerakan KUD antar Kelompok ..
Sebaran KUD Mandiri dan KUD Mandiri Inti pada Tiap
.......................................... ..,..
Kelompok .............................. .
.
Kriteria, Kelompok, dan Strategi Pengembangan KUD ........:... ..

DAFTAR GAMBAR

Teks

Nomor

Halaman

Model Koperasi Sebagai Badan Usaha ...................
.
.
........

25

Alternatif Tingkat Harga dan Jurnlah Optimal bagi Koperasi
Produsen dan Konsumen ....................
....................
.............

31

3.

Hubungan Penerimaan Produk Koperasi dan Biaya .............

34

4.

Keseimbangan Biaya dan Pener~rnaanProduk Koperasi ......

5.

Tinjauan Atas Hipotesa Cook : Perkembangan
Kelernbagaan, Kinerja, dan Tantangan Usaha ......................

1.
2.

.

*

34
53

6.

Kerangka Pemikiran Analisa Perkembangan Kelembagaan
dan Perilaku Usaha KUD

7.

Unsur dan Keterkaitan Struktur, Perilaku, dan Keragaan
Koperasi . ......... ....... .... . . . . . . . . . . . . .. . . . ... . .. .... . . .. . ... ... ... . .. .......

110

8.

Alur Hubungan Antar Peubah Struktur. Perilaku, dan Kinerja
KUD ... ... ... . .. ... ... ... . . . . . . .. . ... ............. ..... .. .... ....................... .

112

9.

Struktur Modal KUD

142

10.

Jarak Geometris Antar Kelompok Berdasarkan Volume
Usaha dan Jurnlah Anggota ................................................. .

168

11.

Jarak Geometris Antar Kelompok Berdasarkan Volume
169
Usaha dan Nilai Aset ..............................................................

12.

Jarak Geometris Antar Kelornpok Berdasarkan Volume
Usaha dan Jumlah Modal ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .

170

13.

Jarak Geometris Antar Kelompok Berdasarkan Volume
Usaha dan Nilai SHU .............................................................

171

14.

Jalur Pengembangan Kelompok Koperasi .............................

204

99

.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian
Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis
X

yang kuat dalam UUD 1945, dan dalam sejarah pembangunan ekonomi
Indonesia

koperasi

pengembangannya.

telah

mendapat

banyak

dukungan

bhgi

Secara khusus koperasi pertanian di Indonesia,

terutama melalui Koperasi Unit Desa (KUD), telah mendapat tugas
sekaligus berbagai fasilitas untuk turut mendukung pelaksanaan program
pencapaian swasembada pangan (beras) dan mendukung pembangunan
ekonomi pedesaan.

Berkaitan dengan ha1 ini, keberadaan dan

perkembangan KUD juga telah rnenjadi simbol dari keberadaan dan
perkembangan koperasi pertanian di lndonesia dalam dua pulqh tahun
tahun terakhir, serta sangat erat kaitannya dengan program dan peran
pemerintah dalam pembangunan pertanian dan pedesaan.
Proses pengembangan KUD yang telah berjalan lebih darj 20
tahun

kiranya

dapat

menjadi

pengalaman

yang

berharga

bagi

pengembangan koperasi pedesaan dan pertanian pada umumnya.
Dalam masa itu KUD telah menunjukkan kondisi perkembangan yang
beragam. Secara umum KUD dinilai telah memberikan dukungan yang
signifikan

terhadap

keberhasilan

pembangunan

pertanian

yang

berorientasi pada peningkatan produksi, khususnya swasembada beras.
Disamping itu beberapa KUD telah mampu menjadi lembaga usaha

dengan kinerja yang baik dengan nilai usaha yang cukup besar. Namun
banyak pula

KUD yang tidak berkembang, bahkan menjadi sumber citra

buruk bagi KUD lain dan koperasi pada urnumnya. Dalam ha1 ini banyak
KUD yang belum menunjukkan secara jelas kemampuannya untuk
menjadi contoh bagi pencapaian harapan koperasi lndonesia sebagai
sokoguru perekonomian.
I

Pada masa yang

akan datang peran koperasi

lndonesia

diperkirakan akan tetap, bahkan semakin pentjng terutama dalam
kaitannya untuk menjadi wahana pengembangan ekonomi rakyat. Namun
dernikian koperasi juga akan menghadapi tantangan yang semakin berat.
Kondisi

kesejagatan

(globalisasi),

perkembangan sosial

ekonomi

masyarakat, serta perkembangan koperasi sendiri akan rnenuntut
koperasi untuk rnampu meningkatkan peran dan fungsi usahanya jika
tidak ingin tersisih oleh pelaku usaha lain (Ake-Book, 1994; Cracknell,
1996). Tantangan pengembangan usaha ini akan menjadi kunci

keberhasilan, keberadaan (eksistensi) dan perkembangan koperasi.
Untuk itu

koperasi Indonesia, termasuk

KUD,

dituntut memiliki

kemampuan dalarn meningkatkan daya saing usaha anggotanya serta
rnampu tetap memberikan dukungan bagi pemenuhan kebutuhan rakyat.
Disamping itu koperasi juga dituntut untuk rneningkatkan keterlibatan
anggota secara demokratis dalam setiap pengambilan keputusan
ekonomi sekaligus rnendayakan pelaku ekonomi kecil, atau dengan
perkataan lain koperasi dituntut untuk tetap dapat menerapkan prinsipprinsip koperasi dalam lingkungan ekonomi yang sernakin bebas dan
terbuka. Koperasi lndonesia juga dituntut untuk dapat sernakin

,

berkembang pada kondisi dimana sumberdaya pemerintah untuk
mendukung perkernbangannya telah sernakin terbatas, dan situasi
dimana

telah

terjadi

peningkatan tuntutan

sebagai

akibat

dari

peningkatan pendapatan, pengetahuan, dan kesadaran masyarakat pada
berbagai bidang kehidupan.
Tuntutan tersebut bukan rnerupakan sesuatu yang tidak m r g k i n
diwujudkan.

Pada banyak negara koperasi telah terbukti memiliki

kernarnpuan dan kinerja usaha yang lebih baik dari lernbaga usaha lain.
Hal tersebut antara lain dapat dilihat dari peran koperasi dalam
perekonomian. Di Amerika Serikat misalnya, pada tahun 1995 terdapat
sekitar 47.000 kegiatan usaha koperasi yang mencakup bisnis skala kecil

.

hingga mencapai bisnis yang terrnasuk 500 terbesar di AS. Pada tahun
yang sama barang kebutuhan pokok senilai US$123 miliar telah diperjual
belikan dari toko-toko rnilik koperasi. Di AS terdapat sekitar 4000 unit
koperasi pertanian dengan anggota rnencapai 2 juta petani. Koperasi
pertanian mernasarkan 86 % dari total susu yang dihasilkan, 40 % dari
biji-bijian (grains), 41 % dari kapas, 20 % dari buah dan sayur, serta 13 %
dari seluruh produksi peternakan di AS.

Pada tahun 1994, 4174 unit

koperasi pertanian AS merniliki volume usaha senilai US$ 89,3 miliar
dengan keuntungan (net-income) senilai US$ 1,96 rniliar. Pada tahun
1995, jumlah koperasi berkurang menjadi 4006 unit, tetapi volume usaha
dan keuntungannya meningkat rnenjadi US$ 94,O miliar dan US$ 2,35
miiar

Garnbaran serupa juga diberikan oleh peran koperasi di Jepang,

Eropa, Kanada, dan Korea Selatan : koperasi rnernberikan surnbangan

' National Cooperative Business Association : http://www.ncba/w-neVstst.htm

yang besar bagi perekonomian, tidak hanya dilihat dari peran pelayanan
tetapi juga dilihat dari pangsa pasar koperasi dalam statistik ekonomi
negara yang bersangkutan.
Gambaran

pada

beberapa

negara

tersebut

menunjukkan

pentingnya peran koperasi, dan dapat diperkirakan bahwa pada masa
yang akan datang koperasi justru dapat berperan lebih besar +lam
perekonornian nasional dibanyak negara. Secara analisa-teoritik Cook
(1995), Fulton (1995), dan McCain (1995) juga telah menunjukkan bahwa
pada masa yang akan datang peran koperasi akan sernakin kuat,
walaupun diperlukan penajaman dalam kegiatan dan pendekatan
pengelolaannya.
Walaupun usaha untuk menghitung secara tepat berapa besar
dampak kegiatan dan keberadaan koperasi terhadap perekonornian
merupakan ha1 yang penting, namun ha1 yang lebih mendasar adalah
untuk mempelajari ha1 apa yang dapat meningkatkan kegiatan koperasi
sehingga dampaknya kepada perekonomian dapat diperbesar. Dalam ha1
ini salah satu aspek yang dianggap sangat strategis dalam lingkungan
ekonomi adalah aspek perilaku usaha. Darnpak yang dapat ditimbulkan
koperasi pada akhirnya bersumber pada ketepatan pengambilan
keputusan (perilaku) usaha koperasi itu sendiri (Thyfault, 1996); yang
pada gilirannya akan mernpengaruhi kegiatan perekonornian anggota,
perkembangan usaha yang dilakukan koperasi, dan manfaat yang
dirasakan rnasyarakat secara keseluruhan. Perilaku usaha tersebut akan
menentukan tingkat perkembangan k
(LeVay, 1983).

i lembaga usaha

1.2. Perurnusan Masalah

Selama 25 tahun terakhir jumlah KUD terus bertambah, dan KUDKUD tersebut menunjukkan perkernbangan yang berbeda satu dengan
lainnya. Tahun 1992 misalnya, telah terdapat 8721 KUD, 8024 (92,O
persen) diantaranya merupakan KUD aktif, 4060 KUD (46,5 persen)
merupakan KUD Mandiri, dan 2365 KUD (27,l persen) merupakaneKUD
Mandiri Mantap.

Pada tahun 1996 terdapat 9226 KUD, 8981 (97,3

persen) diantaranya rnerupakan KUD aktif, 6390 (69,3

persen)

merupakan KUD Mandiri, dan 5606 (60,8 persen) merupakan KUD
Mandiri Mantap (Balitbangkop, 1996). Mulai awal Pelita V kemudian
diperkenalkan predikat KUD Mandiri Inti, yang pada tahun 1997 telah
berjumlah 449 unit (Ditjen PKD, 1997).
Keragaman status KUD dengan rnenggunakan indikator yang
secara formal diperkenalkan oleh pernerintah, seperti predikat KUD
Mandiri, KUD Mandiri Inti dan sebagainya; secara

langsung telah

menunjukkan perkembangan yang berbeda antar KUD. Bahkan diantara
KUD yang merniliki predikat yang sarna, KUD Mandiri misalnya, juga
terdapat

keragaman

yang

sekaligus

rnenggambarkan

tingkat

perkembangan yang berbeda (Muslimin, 1990).
Keragaman perkembangan KUD

dicerminkan

oleh

kondisi

internalnya, terutarna dalam kaitannya dengan berbagai indikator kinerja.
Disarnping itu keragaman perkembangan yang menonjol juga terjadi antar
wilayah (CUAC, 1997), sehingga faktor ekonomi wilayah perlu rnenjadi
faktor yang diperhatikan dalarn analisa. Keragaman perkembangan
tersebut kemudian mempengaruhi i-espon KUD terhadap masukan dan

fasilitas, baik yang datang dari pihak luar KUD rnaupun strategi usaha
yang dilakukan KUD sendiri. Beberapa KUD memiliki kernampuan untuk
rnernberi respon yang lebih baik dibandingkan yang lain, dan KUD yang
berada pada kelompok KUD ini dapat diidentifikasi sebagai KUD yang
rnemiliki kemampuan usaha yang tinggi (CUAC, 1997).
Dilain pihak tantangan terbesar yang saat ini masih dihadaa oleh
KUD adalah untuk dapat rnewujudkan KUD sebagai badan usaha yang
tangguh, yang mampu rnenerapkan prinsip-prinsip koperasi Indonesia,
dan marnpu rnewujudkan misinya dalarn memberdayakan ekonorni rakyat.
Hal iersebut tersebut dapat

diartikan

meningkatkan kinerja usaha KUD.

.

sebagai tantangan untuk

Melihat keragarnan perkembangan

KUD dapat diduga bahwa diantara KUD ada yang mampu menjawab
tantangan tersebut, tetapi juga ada yang tidak mampu.
Berkaitan dengan ha1 tersebut kinerja usaha koperasi yang masih
belurn seperti yang diharapkan dapat diduga berkaitan dengan. perilaku
usaha koperasi yang belum optimal dalam arti belum mendorong
mencapaian keunggulan usaha yang tinggi (Thyfault, 1996; Gobia, 1997).
Perilaku usaha koperasi adalah proses
ekonomi

dan manajemen yang akan

pengambilan

keputusan

mengarahkan perkembangan

kegiatan koperasi sebagai suatu badan usaha disamping perilaku
koperasi sebagai lembaga sosial (Torgerson et al, 1997; Staatz, 1987;
dan LeVay, 1983).

Diskusi mengenai teori yang mendasari perilaku

usaha suatu koperasi saat ini masih terus berkernbang (Sexton, 1984),
dan rnerupakan salah satu bidang kajian utama dalam studi koperasi
khususnya dan ekonomi pertanian pada urnumnya (Torgerson et at. 1997,

Murray, 1983; dan Cook, 1994). Dalam ha1 ini terdapat diskusi yang
cukup intensif antara pendekatan ekonomi neo-klasik dan ekonomi
kelembagaan yang keduanya turut mewarnai perkernbangan teori
ekonomi

koperasi. Dalam

kelembagaan,

perilaku

disiplin
usaha

kerangka

pemikiran

(business

ekonorni

conduct/business

behavior/business strategy) merupakan hasil dari kondisi struktur usaha

*

(business structure) yang
(business performance).

kernudian akan mernpengaruhi kinerja
Kinerja itu sendiri pada gilirannya akan

membangun struktur usaha pada tahap selanjutnya (Rumelt, 1986;
Schmia, 1987).

Dalam pandangan ini, perilaku usaha dapat diartikan

sebagai pengambilan keputusan usaha yang

dilakukan

dengan

memperhatikan kondisi struktur usaha menuju pencapaian tujuan usaha
tertentu. Perilaku usaha send~rimerupakan hasil dari pemikiran dasar
bahkan teori

- yang

-

memandu pengambil keputusan dalam mengelola

sumberdaya yang dimilikinya guna mencapai tujuan yang diinginkan dan
tingkat perkembangan usaha yang telah dicapai (Lawless, et.al. 1996;
Kohls and Uhl, 1990).
Berdasarkan pemikiran tersebut, beberapa pertanyaan pokok
pertama berkaitan dengan peningkatan kemampuan usaha KUD adalah,
pertama, bagaimana keragaman dan perkembangan kelembagaan KUD
itu sendiri ? Kedua, bagaimana perilaku usaha KUD pada tiap tingkat
perkembangan serta bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja KUD dan
tingkat perkembangan kelembagaan itu sendiri. Ketiga, bagaimana arah
perkembangan kelembagaan KUD, dan bentuk kebijakan apa yang perlu
dilakukan

agar

perkembangan tersebut

dapat

mengarah

pada

peningkatan keunggulan KUD dan manfaatnya bagi pengembangan
ekonomi rakyat.

1.3. Tujuan

Berdasarkan pemikiran diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk :

*

1.

Mengetahui keragaman dan perkembangan kelembagaan' usaha
KUD:

2.

Mengetahui

perilaku usaha KUD pada setiap tingkat ragam

kelembagaannya, dengan

menganalisis keterkaitan hubungan

antara struktur, perilaku, dan kinerja usaha;

3.

Mengetahui arah perkembangan dan strategi pengembangan kelernbagaan dan usaha KUD.

1.4. Ruang Lingkup, Sumbangan dan Keterbatasan Studi

Kegiatan penelitian ini akan diawali oleh suatu diskusi rnengenai
perkembangan dan perilaku usaha koperasi. Kemudian akan disusun
model analisa empirik mengenai tingkat perkernbangan serta perilaku
usaha koperasi. Dalam ha1 ini akan dianalisa seluruh KUD yang terdapat
di Propinsi Jawa Barat berdasarkan beberapa karakteristik wilayah. Jawa
Barat dipilih karena propinsi ini merupakan salah satu propinsi dengan
jumlah koperasi dan KUD terbanyak di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan kegiatan studi sebelurnnya, penelitian

ini memberikan sumbangan dalarn ha1 pemahaman tentang keragaman

dan perkernbangan kelembagaan usaha KUD. Dalarn ha1 ini ditunjukkan
bahwa pemberian predikat KUD Mandiri sebagai salah satu bentuk
indikasi perkernbangan KUD masih rnerupakan pengelompokan yang
terlalu urnum, dan didalarn kelornpok KUD Mandiri tersebut terdapat
kelornpok-kelornpok KUD dengan perkernbangan dan kinerja yang
berbeda.

Sumbangan lain adalah dalarn ha1 pernahaman tentang
t

perilaku usaha, khususnya katerkaitan antara faktor struktur, perilaku,dan
kinerja usaha KUD. Hal ini dikaitkan dengan keragarnan kelornpok KUD
itu sendiri, dan ditujukan untuk rnenjadi rnasukan agar

upaya

pengembangan KUD dapat dilakukan dengan strategi yang relatif lebih
spesifik dan ditujukan kepada kelompok KUD tertentu.

Secara teknis-

metodologis rnenjadi kegiatan studi pertama yang rnengkaji KUD secara
ekstensif dalarn jumlah yang cukup besar.
Narnun dernikian, studi ini rnerniliki beberapa keterbatasan. Dilihat
dari ruang lingkup, studi ini terbatas pada data yang terse'dia dari
berbagai aspek ekonomi KUD Mandiri, dan tidak secara langsung
membahas berbagai aspek non-ekonorni yang juga menjadi komponen
dari yang rnernpengaruhi perilaku dan kinerja KUD. Dilihat dari aspek
metodologis, studi ini terbatas dalam penggunaan data sekunder yang
tentunya rnemiliki tingkat kehandalan yang lebih rendah karena
rnengandung interpretasi surnber data kedua.

Studi ini juga terbatas

pada penggunaan data cross-section yang bersifat statis sedangkan
aspek yang dianalisa merniliki dimensi dinarnis.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Prinsip Koperasi

Jika dilihat dari sejarahnya, prinsip-prinsip koperasi pertama kali
dikemukakan

oleh koperas~ Rochdale pada tahun 1844 di lnggris

(Nasution, 1990).

X

Prinsip-prinsip itu adalah (1) pengawasan bersama

dari semua anggota (secara dernokrasi); (2) kepemimpinanlmanajemBn
terbuka; (3) bunga yang terbatas atas modal; (4) distribusi keuntungan
dilakukan melalui transaksi; ( 5 ) semua risiko ditanggung bersama; (6)
perniagaan dengan tunai; (7) pengembangan Pendidikan; dan (8) bebas
dari politik dan agama.
Sementara itu, di Jerman pada abad yang sama juga telah lahir
koperasi pertanian, dipelopori oleh F.W. Raiffeisen, dengan sendi
dasar koperasi yang serupa : ( I ) swadaya, artinya para petani harus
dapat rnengatasi kesulitan dengan kekuatan sendiri; (2) daerah kerja
terbatas, artinya daerah operasi koperasi yang didalamnya tiap-tiap
anggota saling mengenal dengan baik; (3) SHU sebagai cadangan,
artinya seluruh SHU dipergunakan untuk cadangan menarnbah besarnya
modal; (4) tanggung jawab anggota tidak terbatas, artinya kekayaan
pribadi anggota termasuk sebagai tanggungan; ( 5 ) usaha hanya kepada
anggota, artinya koperasi tidak melayani orang-orang yang bukan
anggota; dan (6) pengurus bekerja atas dasar sukarela, artinya pengurus
tidak memperoleh balas jasa.

Hasil kongres ICA ke-28 (Oktober 1984, di Hamburg) mengajukan
resolusi untuk meninjau kembali sendi-sendi dasar koperasi Rochdale
yang telah disahkan oleh kongres ICA pada tahun 1966 sebagai sendi
dasar koperasi dunia, yaitu rnenjadi :
1. Sifat keanggot