Waktu dan Tempat Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Pengamatan dan Tahap Pengujian Prosedur Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pengujian dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara selama kurang lebih 2 bulan. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan Bahan yang menjadi objek pengujian ini adalah bahan bakar premium dan campuran premium- super fuel dengan kadar: 1. 95 Premium + 5 Super Fuel dalam campuran. 2. 90 Premium + 10 Super Fuel dalam campuran. 3. 85 Premium + 15 Super Fuel dalam campuran.

3.2.2 Alat

Alat yang dipakai dalam eksperimental ini terdiri dari: 1. Mesin Generator set 4-langkah dengan merk STARKE Tipe GFH1900LX merupakan mesin uji yang digunakan untuk mendapatkan unjuk kerja motor bakar bensin. 2. Bom kalorimeter untuk menghitung nilai kalor bahan bakar. 3. Autologic gas analyzer untuk menguji emisi gas buang. 4. Alat bantu perbengkelan, seperti : kunci pas, kunci Inggris, kunci ring, kunci L, obeng, tang, palu, kertas amplas dan lain sebagainya. 5. Stop watch untuk menentukan waktu yang dibutuhkan mesin uji untuk menghabiskan bahan bakar dengan volume sebanyak 50 ml. 6. Termometer untuk menghitung perubahan suhu yang terjadi antara sebelum masuk dan setelah keluar air cooler. Universitas Sumatera Utara

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam pengujian ini meliputi: a. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran dan pembacaan pada unit instrumentasi dan alat ukur pada masing-masing pengujian. b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian karakteristik bahan bakar super fuel yang dilakukan oleh PT WATS Jakarta dan data mengenai karakteristik bahan bakar premium dari PT Pertamina.

3.4 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder diolah ke dalam rumus empiris, kemudian data dari perhitungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik.

3.5 Pengamatan dan Tahap Pengujian

Pada penelitian yang akan diamati adalah: 1. Parameter torsi T 2. Parameter daya PB. 3. Parameter konsumsi bahan bakar spesifik sfc. 4. Effisiensi thermal � � . 5. Rasio perbandingan udara bahan bakar AFR. 6. Parameter komposisi gas buang. Prosedur pengujian dapat dibagi beberapa tahap, yaitu: 1. Pengujian nilai kalor bahan bakar. 2. Pengujian unjuk kerja mesin otto dengan bahan bakar premium murni. 3. Pengujian unjuk kerja motor bensin dengan bahan bakar campuran 95 premium + 5 super fuel . 4. Pengujian unjuk kerja motor bensin dengan bahan bakar campuran 90 premium + 10 super fuel . 5. Pengujian unjuk kerja motor bensin dengan bahan bakar campuran 85 premium + 15 super fuel . Universitas Sumatera Utara

3.6 Prosedur Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

Alat yang digunakan dalam pengukuran nilai kalor bahan bakar ini adalah alat uji “Bom Kalorimeter¨. Gambar 3.1 Bom kalorimeter. Peralatan yang digunakan meliputi : − Kalorimeter, sebagai tempat air pendingin dan tabung bom. − Tabung bom, sebagai tempat pembakaran bahan bakar yang diuji. − Tabung gas oksigen. − Alat ukur tekanan gas oksigen, untuk mengukur jumlah oksigen yang dimasukkan ke dalam tabung bom. − Termometer, dengan akurasi pembacaan skala 0.01 C. − Elektromotor yang dilengkapi pengaduk untuk mengaduk air pendingin. − Spit, untuk menentukan jumlah volume bahan bakar. − Pengatur penyalaan saklar, untuk menghubungkan arus listrik ke tangkai penyala pada tabung bom. − Kawat penyala busur nyala, untuk menyalakan bahan bakar yang diuji. − Cawan, untuk tempat bahan bakar di dalam tabung bom. − Pinset untuk memasang busur nyala pada tangkai penyala, dan cawan pada dudukannya. Universitas Sumatera Utara Adapun tahapan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengisi cawan bahan bakar dengan bahan bakar yang akan diuji. 2. Menggulung dan memasang kawat penyala pada tangkai penyala yang ada pada penutup bom. 3. Menempatkan cawan yang berisi bahan bakar pada ujung tangkai penyala, serta mengatur posisi kawat penyala agar berada tepat diatas permukaan bahan bakar yang berada didalam cawan dengan menggunakan pinset. 4. Meletakkan tutup bom yang telah dipasangi kawat penyala dan cawan berisi bahan bakar pada tabungnya serta dikunci dengan ring sampai rapat. 5. Mengisi bom dengan oksigen 30 bar. 6. Mengisi tabung kalorimeter dengan air pendingin sebanyak 1250 ml. 7. Menempatkan bom yang telah terpasang kedalam tabung kalorimeter. 8. Menghubungkan tangkai penyala penutup bom ke kabel sumber arus listrik. 9. Menutup kalorimeter dengan penutupnya yang dilengkapi dengan pengaduk. 10. Menghubungkan dan mengatur posisi pengaduk pada elektromotor. 11. Menempatkan termometer melalui lubang pada tutup kalorimeter. 12. Menghidupkan elektromotor selama 5 lima menit kemudian membaca dan mencatat temperatur air pendingin pada termometer. 13. Menyalakan kawat penyala dengan menekan saklar. 14. Memastikan kawat penyala telah menyala dan putus dengan memperhatikan lampu indikator selama elektromotor terus bekerja. 15. Membaca dan mencatat kembali temperatur air pendingin setelah 5 lima menit dari penyalaan berlangsung. 16. Mematikan elektromotor pengaduk dan mempersiapkan peralatan untuk pengujian berikutnya. 17. Mengulang pengujian sebanyak 5 lima kali berturut-turut. Diagram alir pengujian nilai kalor bahan bakar yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Diagram alir pengujian nilai kalor bahan bakar Mencatat temperatur air pendingin T 2 °C Menghitung HHV bahan bakar HHV = T2-T1-Tkp x Cv x 1000 Jkg Melakukan pengadukan terhadap air pendingin selama 5 menit Menyalakan bahan bakar Mencatat temperatur air pendingin T 1 °C Melakukan pengadukan terhadap air pendingin selama 5 menit • Berat sampel beban 0,20 gr • Volume air pendingin 1250 ml • Tekanan oksigen 30 Bar Mulai Pengujian = 5 kali HHV rata-rata = ∑ HHVi 5 �=1 5 Jkg Selesai Universitas Sumatera Utara

3.7 Prosedur Pengujian Performansi Motor Bensin