Kemampuan Komunikasi Matematis s mat 050318 chapter2

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction PSI Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Komunikasi Matematis

Komunikasi melalui interaksi sosial memiliki peranan penting dalam membina pengetahuan matematika siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya mewujudkan komunikasi yang berbentuk interaksi sosial di kalangan siswa dengan siswa, siswa dengan guru dalam proses pembelajaran matematika. Melalui tindakan tersebut guru dapat membantu siswa dalam meningkatkan dan memperbaiki pengetahuan matematika yang telah terbiasa sebelumnya. Interaksi antara siswa dengan guru dan teman sebayanya merupakan ”denyut nadi” proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, interaksi sosial di antara siswa dengan guru, siswa dengan bahan ajar, siswa dengan siswa, secara individu atau kelompok merupakan salah satu proses komunikasi yang harus diwujudkan dalam proses pembelajaran matematika. Menurut Abdulhak Ansari, 2003, komunikasi dimaknai sebagai proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima melalui saluran tertentu untuk tujuan tertentu. Di lain pihak, Roger Sunata, 2009 mengartikan komunikasi sebagai proses para partisipanpeserta saling berbagi informasi satu sama lain guna mencapai pengertian timbal balik. Sedangkan Grebner Sunata, 2009 mengemukakan bahwa komunikasi adalah interaksi sosial melalui simbol dan sistem penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi pengertian bersama. Menurut Mulyadiana Agisti, 2009 komunikasi merupakan salah satu keterampilan proses, yaitu berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyampaikan atau menerima gagasanidea agar lebih kreatif, baik melalui lisan maupun tulisan. Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi di atas, terdapat satu kesamaan bahwa dalam komunikasi harus terdapat beberapa faktor di antaranya pemberi informasi komunikator, penerima informasi komunikan, dan pesaninformasi itu sendiri. Komunikasi merupakan wahana atau sarana untuk mengungkapkan perasaan, gagasan, penemuannya pada orang lain saat berinteraksi. Dengan demikian pengertian komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi antara dua orang atau lebih, baik secara lisan maupun tulisan. Baroody Ansari, 2003 mengungkapkan bahwa komunikasi adalah kemampuan siswa yang dapat diukur melalui aspek-aspek: a. Representasi Representing Representasi adalah bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah atau ide; translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam simbol kata-kata. b. Mendengar Listening Mendengarkan merupakan sebuah aspek yang sangat penting ketika berdiskusi. Begitupun dalam kemampuan komunikasi, mendengar merupakan aspek yang sangat penting untuk dapat terjadinya komunikasi yang baik. c. Membaca Reading Reading adalah aktivitas membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah disusun. Membaca aktif berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban yang relevan dengan pertanyaan. d. Diskusi Discussing Mendiskusikan sebuah idea adalah cara yang baik bagi siswa untuk menjauhi ketidakkonsistenan, atau suatu keberhasilan kemurnian berpikir. Selain itu, dengan diskusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. e. Menulis Writing Menulis adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan sadar untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran. Dengan menulis seseorang telah melalui tahap proses berpikir keras yang kemudian dituangkan ke dalam kertas. Dalam komunikasi, menulis sangat diperlukan untuk merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan, dituangkan dalam bahasa sendiri sehingga lebih mudah dipahami dan lebih lama tersimpan dalam ingatan. Sementara itu komunikasi matematis menurut Schoen, dkk Ansari, 2003 adalah kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan siswa mengonstruksi dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafik, kata-katakalimat, persamaan, tabel, dan sajian secara fisik. Pandangan lain datang dari Greenes dan Schulman Ansari, 2003 yang menyatakan bahwa, komunikasi matematis adalah: kemampuan 1 menyatakan idea matematika melalui ucapan, tulisan, demonstrasi, dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda; 2 memahami, menafsirkan, dan menilai idea yang disajikan dalam tulisan, lisan, atau dalam bentuk visual; dan 3 mengonstruk, menafsirkan, dan menghubungkan bermacam-macam representasi idea dan hubungannya. Selanjutnya Sullivan Mousley Ansari, 2003 mempertegas bahwa komunikasi matematis bukan hanya sekedar menyatakan idea melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal bercakap, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan, klarifikasi, bekerja sama sharing, menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang telah dipelajari. Ansari 2003 membagi komunikasi matematis menjadi dua, yaitu komunikasi matematis lisan dan komunikasi matematis tulisan. Komunikasi matematis lisan diartikan sebagai suatu peristiwa saling interaksi dialog yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas atau kelompok kecil, terjadi pengalihan pesan berisi tentang materi dalam matematika yang sedang dipelajari baik antar guru dengan siswa maupun antar siswa itu sendiri. Sedangkan komunikasi matematis tulisan adalah kemampuan atau keterampilan siswa dalam menggunakan kosa katanya, notasi, dan struktur matematis baik dalam bentuk penalaran, koneksi, maupun problem solving. Menurut NCTM Sunata, 2009 kemampuan komunikasi matematis perlu dibangun dalam diri siswa agar dapat: 1 Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik, dan secara aljabar, 2 Merefleksikan dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan matematis dalam berbagai situasi, 3 Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan-gagasan matematis termasuk peranan definisi-definisi dalam matematika, 4 Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematis, 5 Mengkaji gagasan matematis melalui konjektur dan alasan yang meyakinkan, dan 6 Memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam pengembangan gagasan matematika. Baroody Ansari, 2003 menyebutkan sedikitnya ada dua alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan SMP. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga ”an invaluable tool for communicating a variety of ideas clearly, precisely, and succinctly. ” Kedua, mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini merupakan bagian penting untuk ”nurturing children’s mathematical potential.” Pada saat pembelajaran matematika, komunikasi berperan efektif dalam mengembangkan pengetahuan siswa. Melalui komunikasi yang baik, siswa dapat merepresentasikan pengetahuannya sehingga bila terjadi salah konsep dapat segera diantisipasi dan transfer ilmu pengetahuan terhadap siswa lainnya dapat dilaksanakan. Melihat begitu pentingnya komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika, NCTM Sunata, 2009 menyatakan bahwa program pelajaran matematika di sekolah yang baik salah satunya adalah harus menekankan siswa dalam menggunakan bahasa matematis untuk mengekspresikan idea-idea matematis secara benar. Adapun kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis tertulis. Kemampuan komunikasi matematis tertulis dapat dilihat dari kemampuan dan keterampilan siswa dalam menggunakan kosa katanya, notasi, dan struktur matematis ketika menyatakan suatu permasalahan melalui representasi Dewi, 2006. Bentuk representasi ini digolongkan ke dalam tiga kategori indikator besar, yaitu: a. Pemunculan model konseptual, seperti gambar, diagram, tabel, dan grafik aspek drawing, b. Membentuk model matematis atau persamaan aljabar aspek mathematical expressions, dan c. Argumentasi yang didasarkan pada analisis terhadap gambar dan konsep-konsep formal aspek written text. Menurut Ross Sunata, 2009, beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan komunikasi matematis tertulis adalah: 1 Use multiple representations to express mathematical concepts and solutions; 2 Represent problem situations and express their solutions using pictorial, tabular, graphical, and algebraic methods; 3 Use mathematical language and symbolism appropriately; 4 Describe situatins matehamatically by providing mathematical ideas and evidence in written form; 5 Present results in written form. Berdasarkan penjelasan tersebut maka indikator yang digunakan untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa pada penelitian ini adalah: 1 Menggambarkan situasi masalah menggunakan gambar, tabel, grafik. 2 Menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan konsep matematis dan solusinya. 3 Menyatakan hasil dalam bentuk tertulis. Untuk mengukur skor terhadap soal-soal komunikasi matematis yang menggunakan representasi, Helmaheri Dewi, 2006 mengemukakan alternatif acuan pemberian skor menurut aturan Hollistic Scoring Rubrics seperti yang tercantum dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Hollistic Scoring Rubrics Skor Menulis written text Menggambar drawing Membentuk model math expressions Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa- apa 1 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar Hanya sedikit dari gambar, diagram, atau tabel yang benar Hanya sedikit dari model matematika yang benar 2 Penjelasan secara matematis masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan benar Melukiskan diagram, gambar, atau tabel namun kurang lengkap dan benar Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi namun kurang lengkap dan benar 3 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa Melukis diagram, gambar, atau tabel secara lengkap dan benar Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara lengkap dan benar

B. Pembelajaran Matematika