Pembelajaran Matematika s mat 050318 chapter2

Tabel 2.1 Hollistic Scoring Rubrics Skor Menulis written text Menggambar drawing Membentuk model math expressions Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa- apa 1 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar Hanya sedikit dari gambar, diagram, atau tabel yang benar Hanya sedikit dari model matematika yang benar 2 Penjelasan secara matematis masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan benar Melukiskan diagram, gambar, atau tabel namun kurang lengkap dan benar Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi namun kurang lengkap dan benar 3 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa Melukis diagram, gambar, atau tabel secara lengkap dan benar Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara lengkap dan benar

B. Pembelajaran Matematika

Menurut Fontana Suherman, 2001 belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, bersifat internal dan unik dalam diri siswa. Sedangkan pembelajaran merupakan penataan lingkungan agar proses belajar tumbuh dan berkembang secara optimal, bersifat eksternal dan sengaja direncanakan. Hakikat pembelajaran termasuk pembelajaran matematika adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan lingkungannya baik dengan guru, antar siswa maupun dengan sumber belajar Suherman, 2001. Proses komunikasi dalam pembelajaran akan lebih efektif bila siswa ikut berpartisipasi aktif, karena itu perlu ditekankan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran itu sendiri. Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan belajar yang dibedakan menjadi dua Suherman, 2001 yaitu belajar dengan menghafal rote learning dan belajar dengan pengertian meaningful learning. Pada pembelajaran matematika hendaknya siswa dapat menguasai materi pelajaran tidak hanya terbatas pada tahap ingatan tanpa pengertian rote learning tetapi materi pelajaran dapat diserap secara bermakna meaningful learning. Pembelajaran bermakna atau belajar dengan pengertian meaningful learning dimaksudkan sebagai cara mengajarkan materi pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan, bukan belajar menerima maupun menghafal dan yang diutamakan adalah prosesnya, sedang hasilnya nomor dua Suherman, 2001. Dalam belajar bermakna aturan-aturan atau konsep-konsep matematis tidak disajikan dalam bentuk jadi tetapi sebaliknya konsep-konsep tersebut sebaiknya ditemukan oleh siswa. Dalam suatu pembelajaran, materi atau bahan pelajaran dapat disajikan menggunakan pendekatan ataupun metode tertentu. Pendekatan pembelajaran dalam matematika merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan mengajar. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan untuk mengajarkan tiap bahan pelajaran misalnya metode ceramah, metode tanya jawab, dan lain-lain Suherman, 2001. Selain siswa aktif dan belajar bermakna, proses pembelajaran seyogyanya bukan sekedar transfer gagasan dari guru kepada siswa, namun merupakan suatu proses yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan. Nicson Lestarini, 2009 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran matematika konsep atau prinsip-prinsip matematis dibangun sendiri oleh siswa dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbentuk. Dalam pembelajaran matematika pada saat sekarang ini diharapkan siswa dapat menerapkan matematika secara baik dalam kehidupan mereka. Dengan hal tersebut diharapkan matematika lebih memasyarakat dan tidak dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan.

C. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Personalized