Perencanaan Lanskap Agrowisata Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA DUSUN MUARA SATU
DESA CIBUNIAN KECAMATAN PAMIJAHAN
KABUPATEN BOGOR

IFFAH RAHMANIYAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Lanskap
Agrowisata Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Iffah Rahmaniyah
NIM A44100051

ABSTRAK
IFFAH RAMANIYAH. Perencanaan Lanskap Agrowisata Dusun Muara Satu
Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh AFRA
DN. MAKALEW.
Dusun Muara Satu Desa Cibunian terletak di Kecamatan Pamijahan
Kabupaten Bogor dengan luas 18,6 Ha. Dusun ini mempunya potensi alam yang
indah yang didukung oleh budaya pertanian masyarakat lokal seperti upacara adat
“Seren Taun” yang masih diadakan oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan rencana
induk pariwisata Bogor tahun 2009-2025 Kecamatan Pamijahan akan menjadi
pusat pariwisata, sehingga perencanaan kawasan agrowisata sesuai untuk
dikembangkan di lokasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan
perencanaan kawasan wisata berbasis budaya pertanian lokal di Dusun Muara
Satu. Metode yang digunakan ialah proses perencanaan yang dimodifikasi dari
Gold (1980) dengan pendekatan sumber daya wisata, yang terdiri dari persiapan,

inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan lanskap. Untuk penilaian
kelayakan agrowisata menggunakan skala likert dengan rumus Rosenberg diacu
dari Smith (1989). Untuk menentukan kesesuaian ruang digunakan analisis spasial
dan deskriptif. Hasil perencanaan berupa ruang konservasi sebsar 42,17%, ruang
penyangga 27,28%, ruang sosial 8,55%, ruang penunjang agrowisata sebesar
2,51% dan ruang utama agrowisata 19,11 % dari luas total keseluruhan.
Kata kunci: Agrowisata, Dusun Muara Satu, perencanaan lanskap

ABSTRACT
IFFAH RAHMANIYAH. Landscape planning of agritourism on Dusun Muara
Satu, Cibunian village Pamijahan district, Bogor regency. Supervised by AFRA
DN. MAKALEW
Dusun Muara Satu located on Cibunian village Pamijahan district, Bogor
regency, which has area of 18,66 ha. This place has many beautiful natural
potential and completed with agricultural tradition. "Seren taun" traditional
ceremony which is still held by its people living there. On the bogor regency
tourism masterplan in 2009-2025, Pamijahan district is going to be the center of
tourism objects, so landscape planning of agritourism bocomes most potential
thing to be developed in this area. The study was purposed to make landscape
plan in Dusun Muara Satu as an agricultural tourism area. The planning process

modificated by Gold (1980) which consists of preparation, inventory, analysis,
synthesis, and landscape planning stages. The descriptive and space analysis
were used to determine the suitability of the space. The agritourism analysis were
used likert scale with Rosenberg's formula which referenced using Smith (1989).
The planning products are; the conservation zone with 42,17%, the supporting
area with 26,28%, the community zone with 8,55%, the agritourism supporting
zone with 2,51 and the main agritourism zone with 19,11% from total area.
Key words : Agritourism, Dusun Muara Satu, landscape planning

PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA DUSUN MUARA SATU
DESA CIBUNIAN KECAMATAN PAMIJAHAN
KABUPATEN BOGOR

IFFAH RAHMANIYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap


DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. berkat segala karuniaNya sehingga kegiatan penelitian ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari 2014 ialah
perencanaan lanskap, dengan judul “Perencanaan Lanskap Agrowisata di Dusun
Muara Satu Desa Cibunian Kecamaan Pamijahan Kabupaten Bogor”.
Dalam kesempatan ini sebagai bentuk rasa syukur penulis kepada allah
SWT, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga dan pengharagaan
terhadap:
1. Orang tua tercinta, Bapak Abdul Hannan Abbas Lc, Ibu Risa
Fahriani, Nafiah afaf Spi. MM, Afif Jauhar S.E, Ahmad Taqiudin
Lc, dan Fadlullah atas dukungan, motivasi, doa dan kasih
sayangnya.
2. Dr. Ir. Afra DN Makalew, M.Sc selaku dosen pembimbing yang

memberi bantuan, dukungan, motivasi, bimbingan serta arahan
kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ini.
3. Bapak Uci selaku tokoh masyarakat Dusun Muara Satu Desa
Cibunian, yang telah memberi bimbingan dan arahan selama berada
di lokasi penelitian.
4. Teman- teman satu bimbingan skripsi Kukuh, Sai, Bagus, Dilfan,
yang berjuang bersama dengan penulis selama mengerjakan karya
ini.
5. Seluruh teman-teman Arsitektur lanskap Angkatan 47,46,45
khusunya kepada Nira Lir Rasmi, Aliya Faizah, Ega Aprindah,
Harsalina Eka Saraya, Oldiazka S, Nur Faizah Rani, Rahmat arief,
Kak Cete atas pertemanan dan dukungan selama di IPB.
6. Teman-teman Fakultas Kehutanan IPB Fahchri Muttaqin, Kak Lola
dan adik-adik di sekolah alam Serincil Dusun Muara Satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam karya ini
karena keterbatasan penulis, karya ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis dalam memperdalam keahlian profesi Arsitektur Lanskap
terutama dalam bidang perencanaan, dan dapat menjadi masukan bagi Bappeda
Kabupaten Bogor.
Bogor, April 2014


Iffah Rahmaniyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xiv

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Kerangka Pikir

2

TINJAUAN PUSTAKA

2


Pariwisata

3

Agrowisata

4

Perencanaan Lanskap

5

METODE

7

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

7


Batasan Penelitian

7

Alat dan Bahan

7

Metode Penelitian

8

KONDISI UMUM

14

Administrasi dan Geografis

14


Aksesibilitas

16

Fasilitas dan Utilitas

16

Sejarah Desa Cibunian

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

18

Aspek fisik

18


Aspek legal

38

Aspek Biofisik

41

Aspek Sosial dan Budaya Masyarakat

42

Objek dan Atraksi Wisata

47

Analisis dan Sintesis

48

Konsep Dasar

61

Pengembangan Konsep

60

Perencanaan Lanskap

66

SIMPULAN DAN SARAN

81

Simpulan

81

Saran

81

DAFTAR PUSTAKA

82

LAMPIRAN

84

RIWAYAT HIDUP

90

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Jenis,spesifikasi dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
Kriteria kemiringan lahan untuk wisata
Kriteria kemiringan lahan untuk wisata
Kriteria tata guna lahan untuk wisata
Penilaian kelayakan potensi kawasan agrowisata
Jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa Cibunian
Nilai THI Dusun Muara Satu
Bentuk wilayah berdasarkan kecuraman lereng
Luas kelas lereng Dusun Muara Satu
Penggunaan lahan Desa Cibunian
Luas penutupan lahan Dusun Muara Satu
Daftar nama tanaman di lokasi penelitian
Karakteristik tajuk dan perakaran vegetasi untuk pengendalian
longsor
Penduduk Desa Cibunain Menurut Jenis Mata Pencaharian
Sebaran tingkat pendidikan di Desa Cibunian tahun 1012
Lokasi, kelompok objek, jenis objek dan kegiatan wisata
Hasil analisis kelayakan agrowisata
Hasil analisis dan sintesis perencanaan lanskap agrowisata
Konsep aktivitas
Rencana pembagian ruang, subruang, fungsi dan luas ruang tapak
Rencana sirkulasi kawasan agrowisata Dusun Muara Satu
Rencana ruang kegiatan wisata dan fasilitas kawasan agrowisata
Rencana daya dukung kawasan agrowisata Dusun Muara Satu

9
10
10
10
13
17
23
26
26
36
36
41
41
42
42
49
49
51
66
68
69
73
74

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pikir penelitian
2 Lokasi Dusun Muara Satu
3 Tahapan penelitian perencanaan agrowisata dimodifikasi dari Gold
4 Peta Kecamatan Pamijahan
5 Peta inventarisasi tapak
6 Peta aksesbilitas menuju Desa Cibunian
7 Kondisi jalan menuju dusun Muara satu
8 Peta analisis sirkulasi
9 Fasilitas dan utilitas di sekitar tapak: (a) Majlis taklim (b) Musola (c)
pos jaga(d)Madrasah
10 Curah hujan tahun 2013
11 Suhu rata-rata tahun 2013
12 Kelembaban rata-rata tahun 2013
13 Kecepatan angin terbanyak tahun 2013
14 Pengaruh Vegetasi terhadap Perubahan Suhu (Brooks,1988)
15 Peta tanah Kabupaten Bogor
16 Peta topografi Dusun Muara Satu
17 Peta kemiringan lereng Dusun Muara Satu
18 Peta analisis kesesuaian ruang dari kemiringan lereng Dusun Muara
Satu
19 Daerah aliran sungai
20 Sungai Cianteun
21 Kondisi saluran air : (a) Bak penampungan air, (b) saluran air terbuka
(c) Pembangunan bendung
22 Peta analisis hidrologi
23 Kondisi visual good view pada tapak: (a) pemandangan ke arah
sawah dan sungai
(b) Suasana di sungai Cianten
(c)Pemandanganborrowing landscape Gunung Halimum Salak
24 Kondisi visual bad view pada tapak: (a) Suasana area pemukmiman
(b) Kondisi tempat penampungan air (c) kandang ayam
25 Peta analisis visual
26 Peta penutup lahan Dusun Muara Satu
27 Pemanfaatan lahan Dusun Muar Satu : (a) sungai, (b) sawah,
28 Rencana pola tata ruang Dusun Muara Satu 2009 -2025
29 Rencana induk pariwisata 2009-2025
30 Peta analisis kesesuaian ruang rekreasi dari kondisi tata guna
31 Karakteristik lahan pertanian di Dusun Muara Satu
32 Karakteristik pengunjung
33 Persepsi pengunjung terhadap tapak
34 Objek wisata : (a) Pemandangan lanskap (b) Persawahan
35 Objek wisata : (a) Empang (b) Kandang Kambing
36 Peta analisis potensi wisata
37 Peta komposit
38 Block plan
39 Rencana umum block plan
40 Konsep ruang agrowisata

2
7
8
14
15
16
18
19
20
21
21
22
22
23
25
27
28
29
30
30
31
32

33
34
35
37
38
39
39
40
44
45
45
47
48
50
59
60
62
62

41 Konsep sirkulasi
42 Konsep ruang
43 Model A hubungan spasial touring circuits untuk daerah wisata alam
(Gunn 1997)
44 Rencana ruang
45 Rencana sirkulasi
46 Rencana tata hijau di Dusun Muara Satu
47 Rencana lanskap di Dusun Muara Satu
48 Detai I. Rencana tapak area pelayanan
49 Detai II Rencana tapak area rekreasi pertanian
50 Perspektif keseluruhan rencana lanskap agrowisata Dusun Muara
Satu
51 Ilustrasi suasana kawasan agrowisata Dusun Muara Satu

63
64
65
67
70
72
76
77
78
79
80

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuisioner presepsi dan preferensi pengunjung Dusun Muara Satu
Kuisioner presepsi dan preferensi penduduk Dusun Muara Satu
Hasil kuisioner presepsi dan preferensi pengunjung Dusun Muara Satu
Hasil kuisioner presepsi dan preferensi penduduk Dusun Muara Satu

83
84
85
87

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan pembangunan kota yang semakin pesat cenderung
menyebabkan masyarakat perkotaan membutuhkan suatu tempat untuk
menghilangkan kepenatan dari aktivitas kerja sehari-hari. Semakin meningkatnya
permintaan untuk memenuhi kebutuhan ini menyebabkan peranan
keanekaragaman rekreasi sangat penting. Berbagai alternatif tempat rekreasi dan
wisata dapat direncanakan sesuai sumber daya dan ragam aktivitas seperti
agrowisata. Agrowisata dikutip dari Deptan 2005 merupakan kegiatan industri
yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang
diselenggarakan.
Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian,
keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas
lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan. Tirtawinata dan
Fachruddin (1996) menyatakan bahwa agrowisata memberi manfaat ekonomi
kepada masyarakat sekitar, karena dengan adanya pengelolaan agrowisata dapat
membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, produksi
pertanian dan popularitas daerah. Hal ini mengacu pada Peraturan Daerah Nomor
4 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Usaha Pariwisata dalam Pasal 31 peraturan
daerah tentang peran serta masyarakat.
Potensi agrowisata dapat ditemukan di Dusun Muara Satu Desa Cibunian
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Jawa Barat, dengan pemandangan
lanskap pertanian yang indah dan berbatasan langsung dengan Taman Nasional
Gunung Halimun Salak serta dilewati oleh sungai Ciaten. Penduduk desa sebagian
besar bermatapencaharian sebagai petani dan masih mengadakan budaya pasca
panen seperti “seren taun”. Hal tersebut merupakan suatu potensi wisata yang baik
untuk dikembangkan sebagai kawasan agrowisata.
Berdasarkan rencana induk dinas pariwisata seni dan budaya Kabupaten
Bogor tahun 2009-2025 Kecamatan Pamijahan termaksuk dalam zona Bogor
Barat dan unit wisata Gunung Salak Endah yang akan menjadi pusat pariwisata.
Arahan dan strategi kebijakan pengembangan pariwisata untuk mewujudkan
rencana tersebut ialah dengan cara mengembangkan objek dan daya tarik wisata
alam, seperti pengembangan ekowisata, agrowisata, dan objek wisata tirta, yang
didukung dengan pengembangan atraksi wisata seni dan budaya lokal.
Perencanaan tata ruang wisata berbasis pertanian atau agrowisata
diharapkan dapat membantu pemerintah setempat dalam mewujudkan kebijakan
tersebut dan sekaligus dapat meningkatkan potensi, daya tarik dari kawasan
tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara menganalisis potensi lanskap pertanian
yang ada di Dusun Muara Satu untuk menentukan kawasan potensial
pengembangan lanskap wisata pertanian. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya
mengoptimalkan, menjaga dan mempertahankan karakter serta kualitas lanskap
perdesaan di Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan lanskap Dusun Muara Satu
Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor sebagai kawasan
agrowisata dengan menyediakan ruang-ruang wisata pertanian. Adapun tujuan
khusus adalah :
1. mengindentifikasi kondisi fisik, biofisik, dan sosial-budaya Dusun Muara
Satu.
2. menganalisis dan mensintesis potensi dan kendala yang ada di Dusun
Muara Satu Desa Cibunian
3. merencanakan lanskap Dusun Muara Satu Desa Cibunian sebagai kawasan
agrowisata
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
informasi secara langsung kondisi eksisting Dusun Muara Satu dan memberikan
gambaran pengembangannya untuk agrowisata dan sebagai sumbangan pemikiran
kepada Pemerintah Daerah dalam merencanakan secara fisik kawasan agrowisata
dengan memperhatikan lingkungan dan keindahan bentang alam.
Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian tersaji pada Gambar 1, dimulai dari adanya
potensi wisata alam dan yang berpotensi sebagai daya tarik yang potensial sebagai
wisata pertanian atau agrowisata. Penilaian dan analisis dilakukan terhadap aspek
fisik, biofisik, aspek legal, objek daya tarik wisata, sosial budaya, sehingga
dihasilkan suatu zona pengembangan lanskap agrowisata dan rencana lanskap
agrowisata Dusun Muara Satu Desa Cibunian. Perencanaan lanskap agrowisata
meliputi meliputi tata ruang, program wisata atau aktivitas wisata, rencana
fasilitas sirkulasi dan rencana tata hijau.

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA
Pariwisata
Pariwisata menurut (Soemarno 2008) adalah kegiatan seseorang dari
tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan perbedaan waktu
kunjungan dan motivasi kunjungan. Pariwisata merupakan seluruh kegiatan
wisatawan dalam perjalanan dan persinggahan sementara dengan motivasi yang
beraneka ragam sehingga menimbulkan permintaan barang dan jasa. Dalam
bidang ekonomi, pariwisata ialah salah satu jenis industri yang mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan
kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktifitas lainnya. Gunn (1997) berpendapat bahwa merencanakan kawasan
wisata yang baik didasarkan kepada empat aspek yaitu :
1. mempertahankan kelestarian lingkungannya
2. meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut
3. menjamin kepuasan pengunjung
4. meningkatkan keterpaduan dan unity pembangunan masyarakat di
sekitar kawasan
Perjalanan seseorang baru dapat dikatakan sebagai perjalan wisata jika
telah memenuhi empat kriteria yaitu perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke
tempat yang lain, dilakukan di luar tempat kediaman dimana orang itu biasanya
tinggal, perjalanan dilakukan minimal 24 jam, tujuan perjalanan hanya untuk
bersenang-senang tanpa mencari nafkah di daerah tujuan wisata yang dikunjungi,
uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya dimana
dia tinggal atau berdiam dan bukan diperoleh karena hasil usaha selama dalam
perjalanan wisata yang dilakukan (Utama 2012).
Menurut Adisasmita (2010) pariwisata meliputi berbagai jenis karena
beragamnya keperluan dan motif perjalanan wisata, misalnya pariwisata sosial,
pariwisata pantai, pariwisata etnik, pariwisata agro, pariwisata perkotaan, dan
pariwisata alternatif. Pariwisata dapat menjadi salah satu alternatif industri yang
mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup, serta menstimulasi
sektor-sektor produktivitas lainnya.
Daya tarik pariwisata atau rekreasi terletak pada keindahan yang dapat
dinikmati wisatawan dan tersedianya jenis makanan atau sesuatu yang khas di
daerah tujuan wisata. Menurut Adisasmita (2010) kepariwisataan meliputi
berbagai hal yang berhubungan dengan wisata, pengusaha, obyek dan daya tarik
wisata yang terwujud dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora
dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan budaya dan
purbakala.
Sumber daya untuk aktivitas wisata adalah tempat tujuan bagi orang yang
melakukan wisata yang merupakan suatu kesatuan ruang tertentu dan dapat
menarik keinginan untuk berwisata. Menurut Gold (1980), ketersediaan
sumberdaya untuk aktivitas wisata dapat dilihat dari jumlah dan kualitas
sumberdaya yang tersedia dan dapat digunakan pada waktu tertentu.

4

Agrowisata
Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No.204/KPTS/HK050/4/1989 dan No.KM.47/PW.004/MPPT-89
menjelaskan wisata agro adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan usaha dibidang pertanian secara
berkelanjutan. Dikutip dari Departemen Pertanian (2005), agrowisata merupakan
kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung
ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik
kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan
alam.
Agrowisata juga merupakan salah satu usaha bisnis dibidang pertanian
dengan menekankan kepada penjualan jasa kepada konsumen, bentuk jasa
tersebut dapat berupa keindahan, kenyamanan, ketentraman dan pendidikan.
Pengembangan usaha agrowisata membutuhkan manajemen yang prima diantara
sub sistem, yaitu antara ketersediaan sarana dan prasarana wisata, obyek yang
dijual promosi dan pelayanan. Agrowisata memiliki manfaat mulai dari
melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal dan meningkatkan
pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata.
Menurut I Gusti (2012) dalam konteks produk pariwisata, agrowisata
merupakan salah satu aspek produk yang berupa daya tarik wisata dan harus dapat
disatukan dengan aspek produk yang lainnya secara harmonis untuk mewujudkan
kepuasan wisatawan. Kepuasan wisatawan adalah ukuran terakhir untuk
mengukur kualitas dari produk pariwisata. Menurut Tirawinata dan Fachruddin
(1999) dalam I Gusti (2012), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan agrowisata, yaitu :
1. pengelolaan objek yang ditawarkan, pengelola harus mengerti apa yang
ditonjolkan serta kekhasan objek, sehingga wisatawan mendapat kesan
mendalam dan tidak mudah terlupakan
2. pengelolaan pengunjung
3. pengelolaan fasilitas pendukung. kelengkapan kebutuhan prasarana dan
sarana memberikan kemudahan bagi wisatawan.
4. keamanan, bertujuan untuk melindungi objek dan fasilitas serta
keselamatan pengunjung
5. pengelolaan kelembagaan, dimana tiga komponen yang menentukan dalam
pengembangan usaha agrowista adalah pemerintah (memberikan
pembinaan dan penyuluhan yang dapat mendorong pengembangan objek
agrowisata), pengusaha (lembaga pengelola objek wisata lebih lanjut),
serta pihak pelaksana profesional untuk menangani masalah teknis di
lapang.
Menurut BAPPENAS (2004) kawasan agrowisata yang sudah berkembang
memiliki kriteria-kriteria, karakter dan ciri-ciri yang dapat dikenali. Kawasan
agrowisata merupakan suatu kawasan yang memiliki potensi atau basis kawasan
di sektor agro baik pertanian, hortikultura, perikanan maupun peternakan, seperti
sub sistem usaha pertanian primer (on farm) yang antara lain terdiri dari pertanian

5
tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan
kehutanan.
Sub sistem industri pertanian yang antara lain terdiri industri pengolahan,
kerajinan, pengemasan, dan pemasaran baik lokal maupun ekspor. Sub sistem
pelayanan yang menunjang kesinambungan dan daya dukung kawasan baik
terhadap industri dan layanan wisata maupun sektor agro, misalnya transportasi
dan akomodasi, infrastruktur. Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh
kegiatan pertanian dan wisata dengan keterkaitan dan ketergantungan yang cukup
tinggi. Kegiatan Pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS (2004)
harus memenuhi beberapa prasyarat dasar yaitu :
1. memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk
mengembangkan komoditi pertanian yang akan dijadikan komoditi
unggulan.
2. memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung
pengembangan sistem dan usaha agrowisata, sepert: jalan, sarana
irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan
telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan
agribisnis, sarana
produksi pengolahan hasil pertanian, dan fasilitas
umum serta fasilitas sosial lainnya.
3. memiliki sumberdaya manusia yang berkemauan dan berpotensi untuk
mengembangkan kawasan agrowisata.
4. pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-upaya
konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian
sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara
keseluruhan.
Perencanaan Lanskap
Menurut Simonds (1983), perencanaan adalah suatu proses sintesis yang
kreatif tanpa akhir dan dapat ditambah, juga merupakan proses yang rasional dan
evolusi yang teratur. Perencanaan merupakan urutan-urutan pekerjaan yang
panjang dan terdiri dari bagian-bagian pekerjaan yang saling berhubungan dan
berkaitan. Semua bagian tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga apabila
terjadi perubahan pada suatu bagian, maka akan mempengaruhi bagian yang lain.
Sedangkan Menurut Gold (1980), perencanaan lanskap merupakan suatu alat
yang sistematis dan dapat digunakan untuk awal suatu keadaan dan merupakan
cara terbaik untuk mencapai suatu keadaan tersebut. Proses perencanaan terdiri
dari; persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan.
1. persiapan merupakan tahap perumusan tujuan dan program serta
informasi lain tentang berbagai keinginan yang akan dilanjutkan
dengan membuat persetujuan kerja sama antara perencana dan pemberi
tugas.
2. inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data kondisi awal tapak
yang diperoleh dari survei ke lapangan, wawancara, pengamatan, dan
sebagainya.
3. analisis merupakan tahap untuk mengetahui permasalahan, kendala,
potensi dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak. Pada tahap
ini dibuat program pengembangan yang menyeluruh dengan menyusun

6
tujuan, metode, daftar kebutuhan, deskripsi proyek, dan hubungan
antar komponen tersebut.
4. sintesis merupakan tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi
suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan. Setelah
dilakukan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi maka akan
diperoleh beberapa alternatif perencanaan (Gold, 1980).
Nurisjah dan Pramukanto (2009) berpendapat bahwa perencanaan lanskap
adalah satu kegiatan utama dalam arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap
merupakan kegiatan penataan yang berbasis lahan (land base planning) melalui
kegiatan pemecahan masalah dan merupakan proses pengambilan keputusan
jangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap yang fungsional, estetik
dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam
upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan. Gold (1980) mengemukakan
beberapa prinsip umum perencanaan, khususnya perencanaan untuk kawasan
rekreasi yaitu :
1. semua orang harus dapat melakukan aktivitas dan memakai fasilitas
rekreasi.
2. rekreasi harus dikoordinasikan dengan kemungkinan-kemungkinan
rekreasi lain yang sama untuk menghindari duplikasi.
3. rekreasi harus berintegrasi dengan pelayanan umum lain seperti
kesehatan, pendidikan dan transportasi.
4. fasilitas-fasilitas harus dapat beradaptasi dengan permintaan di masa
yang akan datang.
5. fasilitas dan program-programnya secara finansial harus dapat
dilaksanakan.
6. masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan.
7. perencanaan lokal dan regional harus berintegrasi.
8. perencanaan harus merupakan proses yang berkelanjutan dan
membutuhkan evaluasi.
9. fasilitas-fasilitasnya harus membuat lahan menjadi seefektif mungkin
untuk menyediakan tempat sebaik-baiknya demi kenyamanan,
keamanan dan kebahagiaan pengunjung.
Menurut Gunn (1994) perencanaan yang baik dapat membuat kehidupan
masyarakat yang lebih baik, meningkat perekonomian, melindungi dan sensitif
terhadap lingkungan, dan dapat diintegrasikan dengan komunitas dan memiliki
dampak negatif yang rendah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perencanaan
yang lebih baik dan terintegrasi pada semua aspek pengembangan wisata.
Menurut Simonds (1983) perencanan yang baik harus dapat melindungi badan air
dan menjaga air tanah, mengkonservasi hutan dan sumber mineral, menghindari
erosi, menjaga kestabilan iklim, menyediakan tempat yang cukup untuk rekreasi
dan suaka margasatwa serta melindungi tapak yang memiliki nilai keindahan dan
ekologis.
Penilaian yang baik mempertimbangkan aspek-aspek seperti:
ekosistem alami, kualitas dan kuantitas air, kualitas udara, tingkat kebisingan,
erosi, banjir, tapak bersejarah, bentukan lanskap, flora dan fauna, serta keterkaian
dengan ruang terbuka.

7

METODE
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian perencanaan lanskap agrowisata ini dilakukan di Dusun Muara
Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan penelitian dilakukan selama empat bulan, dimulai pada Februari 2014
sampai Juni 2014. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.

Sumber : Google earth (2014) Profil Desa (2013)

Gambar 2 Lokasi Dusun Muara Satu

Batasan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi perencanaan lanskap agrowisata. Hasil
akhir dari penelitian ini dibatasi hingga produk perencanaan lanskap yang berupa
dokumen tulisan dan gambar rencana lanskap agrowisata. Pemanfaatan potensi
tapak dibatasi untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan serta mengurangi
dampak negatif bagi lingkungan serta masyarakat sekitar.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Global Positioning
System (GPS), kamera digital, lembar kuisioner, alat tulis, buku catatan, alat
gambar dan software (AutoCad 2010, ARCmap10, Adobe Photoshop CS5, Google
Sketch up8, Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007). Bahan
yang digunakan adalah peta dasar, data sekunder, literatur dan pustaka.

8
Metode Penelitian
Tahapan penelitian mengikuti proses perencanaan yang telah dimodifikasi
dari Gold (1980) dengan menggunakan pendekatan perencanaan berdasarkan
sumber daya dan aktivitas wisata, di mulai dengan tahap persiapan, inventarisasi,
pengumpulan data, analisis dan sintesis, hingga tahap perencanaan. Tahapan
penelitian ini disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Tahapan penelitian perencanaan agrowisata dimodifikasi dari Gold
(1980)
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini disusun tujuan perencanaan dan berbagai
informasi dasar mengenai lokasi, penyusunan rencana kerja dan biaya,
pengumpulan informasi tentang program dari instansi terkait dalam
pengembangan dan pengelolaan kawasan
2. Inventarisasi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer yang dikumpulkan berupa data potensi wisata, jenis
komoditas, fasilitas utilitas, data sirkulasi tapak, sense of quality kuisioner
mengenai persepsi dan preferensi masyarakat maupun pengunjung desa. Data
primer diambil dengan metode survey dan wawancara dengan menggunakan
kuisioner untuk memperoleh persepsi dan preferensi. Kegiatan wawancara
dilakukan terhadap aparatur desa, masyarakat, dan intansi lain disekitar tapak.
Data sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari BAPPEDA,
Bakosurtanal, BMKG, Pemerintah Daerah Kecamatan Leuwiliang dan Desa
Cibunian. Data sekunder yang didapat berupa peta administrasi kecamatan
Pamijahan, peta batas dusun, peta topografi, peta tanah, peta tata guna lahan.
Data lain yang diperlukan berupa data ekonomi, penduduk dan sebagainya. Jenis
dan sumber data yang digunakan dapat dilihat di Tabel 1.

9

Tabel 1 Jenis spesifikasi dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
No
A
1.

Jenis Data
Fisik
Lahan

Spesifikasi

Cara Pengambilan

Sumber

Lokasi, batas desa
luasan,tata guna

Studi pustaka
Survei

BAPPEDA
Kantor Desa

2.

Aksesibilitas

3.
4.
5.

Tanah
Topografi
kemiringan
Hidrologi

Studi pustaka,
Survei
Survei
Studi pustaka
Survei,studi
Pustaka
Survei

lapang
Lapang
Lapang
Literatur
Lapang,
Barkonsultanal
Lapang

6.

Iklim

7.

Tipe komoditas

Studi pustaka
Studi pustaka
Studi pustaka
Studi pustaka
Survei,
Wawancara
Survey

BMG
BMG
BMG
BMG
Lapang

8.

Vegetasi
dan satwa
Komoditas

Jaringan
Transportasi
Sirkulasi
Jenis dan kriteria
Kontur
Kemiringan
Sirkulasi air
Pola drainase
Curah hujan
Suhu rataan
Kelembaban
Kecepatan angin
Jenis& pesebaran

B
8.

Sosial
Pengguna tapak

9.

Peraturan yang
berlaku

preferensi,prilaku
dan keinginan
Kebijakan, peraturan
lokal

Wawancara
Studi pustaka, FGD
Wawancara
Studi pustaka

Instansi desa
user tapak
Instansi desa
user
tapak,literatur

Objek yang dapat
dinikmati
Bad view, good view

Survei

Lapang

Survei

Lapang

Lapang

C. Wisata
11

Atraksi wisata

12

Potensi
panorama

Tahap berikutnya menganalisis data untuk mengetahui potensi yang dapat
dikembangkan dalam tapak, kendala dan rencana pengembangannya. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif, spasial, kualitatif dan kuantitatif untuk
merencanakan alternatif pengembangannya diperlukan beberapa aspek untuk
dianalisis diantaranya aspek bio fisik, aspek potensi wisata dan aspek sosial
budaya.
3.1 Analisis bio-fisik
Analisis biofisik secara spasial dan deskriptif digunakan untuk mengetahui
kesesuaian ruang agrowisata yang dilakukan terhadap beberapa aspek, yaitu jenis
tanah, iklim, kemiringan lahan, hidrologi, tata guna lahan, dan topografi. Terdapat
penilaian terhadap indikator yang dijadikan dasar dalam menganalisa
menggunakan kriteria yang diacu dari Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007.

10
Standar kesesuaian dibagi menjadi tiga jenis katagori yaitu sesuai, cukup
sesuai dan tidak sesuai. Katagori sesuai bagi perkembangan ruang rekreasi diberi
skor 3, cukup sesuai untuk ruang rekreasi yang diberi skor 2, dan katagori tidak
sesuai untuk ruang rekreasi yang diberi skor 1. Aspek-aspek tersebut dianalisis
dan di-overlay untuk mendapatkan peta komposit. Indikator kriteria, standar
kesesuaian dan skor tersaji pada (Tabel 2) terkait kriteria kemiringan lahan untuk
wisata, (Tabel 3) terkait kemiringan lahan wisata yang telah diklasifikasikan dan
(Tabel 4) kriteria tata guna lahan untuk wisata.
Tabel 2 Kriteria kemiringan lahan untuk wisata
Kelerengan (%)
Sifat
0-8
Datar
8-15
Landai
15-25
Agak curam
25-40
Curam
>40
Sangat curam
Sumber : S.K Menteri Pertanian No. : 837/Kpts/Um/11/1980 (modifikasi)
Tabel 3 Kriteria kemiringan lahan untuk wisata
Standar kesesuaian
Datar dan Landai
Agak curam
curam dan terjal

Kriteria kesesuaian
Sesuai
Cukup sesuai
Tidak sesuai

Skor
3
2
1

Sumber : Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007
Tabel 4 Kriteria tata guna lahan untuk wisata
Standar kesesuaian
Kriteria kesesuaian
Tidak terdapat struktur bangunan dan Sesuai
vegetasi selain ground cover Tapak
didominasi oleh penggunaan lahan yang
terbuka

Skor
3

Tapak didominasi oleh pengguanaan lahan
yang terbuka namun terdapat beberapa
struktur bangunan dan vegetasi

Cukup sesuai

2

Tapak didominasi oleh bangunan dan Tidak sesuai
vegetasi
Sumber : Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 (modifikasi)

1

Analisis aspek iklim dilakukan dengan pengukuran kenyamanan iklim
untuk mengetahui tingkat kenyamanan kawasan yang berpengaruh terhadap
wisatawan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

11

THI = 0,8 T+(RH X T)/500

Keterangan :
THI = Thermal Humidity Index
T = Suhu udara (oC)
RH = Kelembaban nisbi udara (%)
Analisis daya dukung tapak menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto
dan Wibowo (2003) dihitung berdasarkan rata-rata individu dalam m2/orang
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
DD = A/S
Keterangan :
DD = Daya dukung
A = Area yang digunakan wisatawan
S = Standar rata-rata individu
3.2 Aspek sosial budaya
Data yang dikumpulkan merupakan peraturan, nilai-nilai luhur pada
kawasan, perlindungan dan sistem ekonomi, sosial dikawasan Dusun Muara Satu
dan sekitarnya dengan cara menyebarkan kuisioner, dan wawancara terhadap 30
pengunjung atau wisatawan yang pernah berkunjung ke desa dan 30 masyarakat
khususnya petani, dan instansi lainnya yang berhubungan dengan tapak. Data ini
digunakan untuk mengidentifikasi nilai dan aktivitas sehari-hari yang dilakukan
oleh masyarakat sekitar. Hasil dari data ini dianalisis secara deskriptif dengan
menghubungkan data dari aspek bio fisik dan wisata yang telah didapatkan.
3.3 Analisis Objek dan atraksi wisata
Analisis potensi pengembangan agrowisata dilakukan melalui analisis
deskriptif dan pembobotan untuk menemukan zona yang paling berpotensi untuk
dikembangkan. Penilaian potensi obyek dan atraksi wisata seperti disajikan pada
Tabel 5 dengan menggunakan beberapa kriteria Smith (1989) rumus dari
Rosenberg yang dimodifikasi menggunakan skala likert dengan empat variabel
yaitu kondisi atraksi pertanian, pemandangan alami, ketersediaan sumber daya
wisata, dan aksesbilitas.
Masing -masing variabel mempunyai bobot, standar kesesuaian, dan nilai
yang berbeda. Nilai tersebut disesuaikan dengan standar kesesuaian dan hasilnya
dikatagorikan, untuk katagori sangat baik bernilai 4, baik bernilai 3, buruk bernilai
2 dan sangat buruk bernilai 1. Perhitungan penilaian obyek dan atraksi wisata
menggunakan formula sebagai berikut :
ΣKKA = Σ Sij. Aij

12

Keterangan :
KKA
= Kelayakan Kawasan Agrowisata
Sij
= Kriteria agrowisata tiap kawasan
Aij
= Bobot kriteria agrowisata
Penentuan klasifikasi tingkat potensi obyek dan atraksi sebagai berikut :

Kalsifikasi tingkat potensi = N skor maksimal – N skor minimal
N tingkat klasifikasi

Dari penghitungan skor masing-masing parameter, maka dilakukan pembobotan
dan dikategorikan dalam kelas kesesuaian skala likert, sehingga hasil Penilaian
kawasan wisata di klasifikasikan menjadi :
SP (Sangat potensial). Artinya, bahwa obyek dan atraksi wisata sangat potensial
untuk dilakukan pengembangan dan penataan kawasan wisata.
Perlakukan
yang dilakukan hanya untuk menjaga kualitas obyek dan
atraksi agar tetap
terjaga.
CP (Potensial). Artinya, bahwa obyek dan atraksi wisata cukup potensial untuk
dilakukan pengembangan dan penataan kawasan wisata. Perlu perlakuan
untuk meningkatkan kualitas menjadi sangat potensial.
KP (Kurang Potensial). Artinya, bahwa bahwa obyek dan atraksi wisata kurang
potensial dilakukan pengembangan dan penataan kawasan wisata. Perlu
perlakuan lebih banyak untuk meningkatkan kualitas menjadi sangat
potensial.
4. Sintesis
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat ditentukan kesesuaian kawasan
peruntukan pertanian untuk komoditi tertentu dan peruntukan wisata sekaligus
untuk menentukan zona integratif yang potensial untuk pengembangan
agrowisata. Penentuan alternatif kegiatan wisata berdasarkan sumberdaya yang
diseleksi untuk mendapatkan kegiatan wisata pilihan yang memenuhi aspek
biofisik, sosial budaya sesuai dengan tujuan dari perencanaan dan keinginan
pengguna tapak.
5. Perencanaan
Pada tahap awal perencanaan dilakukan pengajuan konsep perencanaan
lanskap berdasarkan pola yang didapat dari hasil dari analisis dan sintesis dengan
menggunakan teknik overlay. Konsep yang telah dibuat dikembangkan menjadi
rencana yang meliputi rencana ruang, sirkulasi, tata hijau dan fasilitas, serta
rencana lanskap secara keseluruhan sehingga menghasilkan landscape plan. Hasil
tersebut harus sesuai dengan konsep dan tujuan awal.

13
Tabel 5 Penilaian kelayakan potensi kawasan agrowisata
Faktor
Kondisi atraksi
dan keberadaan
lahan pertanian

Pemandangan
alami

Ketersedian
sumber daya
wisata

Kondisi akses

Bobot
(%)
40

30

20

10

Standar kesesuaian
Beragam aktivitas pertanian
beserta adanya keindahan
pemandangan disekitar
Cukup beragam aktivitas
beserta adanya keindahan
pemandangan disekitar
Kurang beragam aktivitas
beserta kurangnya keindahan
pemandangan disekitar
Kurang beragam dan tak
indah

Nilai

Skor

Sangat baik

4

Baik

3

Buruk

2

Sangat buruk

1

Alami dengan keindahan
dan kenyamanan alami
Cukup
alami
dengan
keindahan dan kenyamanan
alami
alami dengan keindahan
dan kenyamanan tidak
alami (Rekayasa)
Kurang
alami
dengan
kenyamanan dan keindahan
buatan (rekayasa)

Sangat baik

4

Baik

3

Buruk

2

Sangat buruk

1

Tersedia,kualitas baik dan
terawat.
Ada beberapa, cukup
terawat.
Ada beberapa dan kurang
terawat
Tidak tersedia

Sangat baik

4

Baik
Buruk

3
2

Sangat buruk

1

Kondisi jalan sangat baik
Kondisi jalan cukup baik
Kondisi jalan kurang baik
Kondisi jalan buruk

Sangat baik
Baik
Buruk
Sangat buruk

4
3
2
1

Sumber : Smith dalam Budiarjono (2011) dengan modifikasi

14

KONDISI UMUM
Administrasi dan Geografis
Dusun Muara Satu secara administratif termaksuk ke dalam Desa
Cibunian yang berada di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa
Barat. Peta dasar Kecamatan Pamijahan tersaji pada Gambar 4. Secara geografis
berada di antara 6o36'00''LS-6o36'30''LS dan 106 o38'00'' BT-106 o42'00'' BT. Desa
ini berada pada ketinggian 400-780 meter di atas permukaan laut. Desa Cibunian
terbagi menjadi 5 Dusun dan17 Rukun warga (RW) 39 Rukun Tetangga (RT).
Luas keseluruhan wilayah Desa Cibunian mencapai 1.248 hektar dengan sebagian
besar wilayahnya berbukit sampai bergunung (70%), berombak sampai berbukit
(30%). Wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor tersaji pada Gambar 4 ,
posisi Dusun Muara satu berdekatan dengan Dusun Muara Dua dan Tiga yang
berada bagian selatan Kecamatan Pamijahan, batas kecamatan seperti berikut :
Sebelah Utara :
Berbatasan dengan Desa Pura Sari
Sebelah Timur :
Berbatasan dengan Sungai Cianten
Sebelah Selatan :
Berbatasan dengan Desa Purwabakti
Sebelah Barat :
Berbatasan dengan jalan Kabupaten
Peta inventarisasi Dusun Muara Satu disajikan pada Gambar 5 dengan
batas sebelah utara Dusun Muara Dua, sebelah timur Sungai Cianten sebelah
selatan Desa Purwabakti dan sebelah barat Hutan milik Taman Nasional Gunung
Halimun Salak, di dalam Dusun Muara terdapat pemukiman, hutan, persawahan,
sungai, bendung, dan penggilingan padi.

Gambar 4 Peta Kecamatan Pamijahan

Gambar 5 Peta inventarisasi tapak

15

16
Aksesibilitas
Dusun Muara Satu terletak disebelah bagian barat Kota Bogor. Desa ini
dapat ditempuh dengan segala noda transportasi dengan kondisi jalan sebagian
besar sudah beraspal dan sebagian lagi berupa jalan yang diperkeras dan berbatu.
Kondisi jalannya berliku dan banyak ditemui tanjakan maupun turunan. Akses
dari Kota Bogor menuju Dusun Muara dapat tersaji pada Gambar 6 Jarak tempuh
dari Ibu kota Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, dan negara menuju Desa Cibunian
sebagai berikut berikut :
Ibu kota Kecamatan Pamijahan
:
17 km
Ibu kota Kabupaten
:
68 km
Ibu kota Provinsi Jawa barat (Bandung)
: 167 km
Ibu kota Negara (Jakarta)
: 129 km

Sumber : Google earth (2014)

Gambar 6 Peta aksesbilitas menuju Desa Cibunian

Fasilitas dan Utilitas
Fasilitas yang ada di tapak belum menunjang kegiatan wisata. Hal ini karena
desa belum dikembangkan secara maksimal dan aksesnya terhadap jalan utama
sangat jauh padahal Dusun Muara yang berada di Desa Cibunian merupakan
destinasi wisata yang sudah cukup dikenal karena mempunyai potensi alam yang
sangat indah khususnya wisata dibidang pertanian. Sarana dan prasarana yang
ada di desa Cibunian yaitu jalan desa berupa aspal 18,5 Km, jalan setapak berupa
bebatuan 1,5 Km dan jalan berupa beton 9 Km. Fasilitas pendidikan dan
pemerintah desa yang ada di desa Cibunian tersaji pada Tabel 6.

17

Tabel 6 Jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa Cibunian
Jenis

Jumlah

Keterangan

Pemerintah desa

4

Jalan/perhubungan

-

Terdiri dari kantor desa 1,2 Pos
keamanan desa, 1 rumah dinas
Terdiri dari jalan aspal 18,5 km,jalan
bebatuan 1,5 km, jalan beton 9 km.
Berupa 21 masjid, 25 musola, 17
masjis taklim, 8 pondok pesantren.
Terdiri dari 6 SD, 2 SMP, 1 MI/SMA.
Terdiri dari 1 puskesmas dan 11
posyandu

Pendidikan islam

71

Pendidikan umum

10

Kesehatan

12

Sumber : Profil Desa Cibunian 2012
Sejarah Desa Cibunian
Berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat di Dusun Muara Satu
yaitu Bapak Uci, Cibunian ini berasal dari kata “buni” yang artinya tersembunyi,
karena letak desa ini berada di ujung selatan Kecamatan Pamijahan yang berada
diantara lembah dan perbukitan. Desa ini dekat dengan Taman Nasional Gunung
Halimun Salak, namun berada diluar kawasan TNGHS. Konon, para petani sudah
tingal berpuluh - puluh tahun sebelum kawasan disekitar desa ditetapkan sebagai
kawasan konservasi.
Menurut Petugas TNGHS Bapak Ade, Pada tahun 1961-1978 kawasan ini
termaksud dalam status cagar alam dibawah pengelolaan Perum Pehutani Jawa
Barat, perum perhutani diubah fungsinya menjadi hutan konservasi melalui SK
Menteri Kehutanan No.175/KPts-ii/2003. Dilihat dari bentuk peta kawasannya,
TNGHS memiliki jalur batas yang panjang. Terdapat beberapa enclave berada di
dalam maupun sekitar TNGHS, Dusun Muara Satu Desa Cibunian ini merupakan
Dusun yang berada diluar kawasan TNGHS namun berbatasan secara langsung
dengan penggunaan lahannya berupa pertanian dan pemukiman.
Pada tahun 2010 Komunitas sosial dari Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor mendirikan sekolah alam untuk anak-anak yang yang berada di
Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan yang diberi nama
sekolah alam Serincil. Kegiatan ini mendapat dukungan dari pihak fakultas dan
masih berjalan sampai saat ini. Berbagai kegiatan yang telah diadakan oleh
komunitas ini, salah satunya ialah pengajaran terkait pendidikan konservasi.
Kegiatan ini merupakan kegiatan utama dalam sekolah alam tersebut.
Terdapat dusun lain yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
agrowisata yaitu Dusun Muara Dua yang telah direncanakan sebagai kawasan
agrowisata, selain itu terdapat Dusun Muara Tiga yang menjadi pintu utama
ketika memasuki Dusun Muara Dua dan Satu, pemanfaatan lahan di Dusun Muara
Tiga di dominasi oleh
pemukiman dan masyarakat lebih banyak
membudidayakan ternak domba dan kambing dibandingkan budidaya sawah,
dengan kata lain Dusun Muara Satu dan Dua mepunyai atraksi pertanian dan
lahan pertanian yang lebih tinggi dibandingkan Dusun Muara Tiga.

18

HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek fisik
Lokasi dan aksesbilitas
Aksesbilitas menuju Dusun Muara Satu tergolong cukup sulit, hal ini
dikarenakan kondisi jalan yang kurang baik. Dusun tersebut dapat dituju dengan
menggunakan angkutan umum dengan waktu tempuh sekitar ±3,5 jam dari
terminal Baranangsiang Kota Bogor dengan total jarak tempuh sekitar ± 37 Km.
Jalan dari arah Bogor menuju Kecamatan Pamijahan melalui Jalan Raya
Cibungbulang yang keadaannya baik karena merupakan jalan provinsi seperti
pada (Gambar 7a), Jalan Moh.Nun Nor berupa aspal seperti pada (Gambar 7b).
Jalan dari kantor Desa Cibunian ke Dusun Muara Satu kondisi jalan yang dilewati
adalah jalan kerikil dan beberapa konstruksi beton yang keadannya kurang baik
(Gambar 7c). Jarak dari kantor desa menuju dusun yang kurang lebih ± 4 km
dengan lebar 1,5 - 2 meter.

(a)

(b)

(c)
Gambar 7 Kondisi jalan menuju dusun Muara satu; (a) Jalan Raya Cibungbulang
(b) Jalan Moh. Non Nur (c) Jalan lokal di Dusun Muara Satu
Aksebilitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena
merupakan salah satu faktor pendukung agrowisata untuk memberikan
kenyamanan bagi pengunjung (I Gusti 2012). Oleh sebab itu, diperlukan suatu
tindakan untuk memperbaiki fasilitas pendukung yang lebih baik namun tidak
bertentangan dengan budaya dan tidak merusak lingkungan yang ada. Analisis
aksesbilitas tapak disajikan pada Gambar 8. Analisis ini menggambarkan tentang
kondisi sirkulasi yang ada pada tapak terbagi menjadi sirkulasi primer untuk
kendaraan dan sirkulasi sekunder yang digunakan oleh masyarakat di pemukiman.

Gambar 8 Peta analisis sirkulasi

19

20
Fasilitas dan Utilitas
Fasilitas umum yang terdapat pada tapak umunya merupakan fasilitas yang
menunjang aktivitas sosial masyarakat khususnya dibidang keagamaan seperti
musola, majlis taklim, dan madrasah, selain itu terdapat pos jaga (Gambar 9a) dan
bendung yang masih dalam tahap pembangunan. Untuk fasilitas di bidang
pertanian terdapat petak-petak sawah, kandang kambing serta kolam ikan.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 9 Fasilitas dan utilitas di sekitar tapak: (a) Majlis taklim (b) Musola
(c) pos jaga (d) Madrasah
Pengembangan kawasan agrowisata membutuhkan fasilitas pendukung
wisata seperti gapura, area parkir, gazebo, kios dan fasilitas lainnya. Fasilitas
tersebut tidak ditemui ditapak, untuk itu fasilitas yang ada sebaiknya
dipertahankan dan ditingkatkan. Selain itu, fasilitas umum pendukung wisata
harus dibangun dan dilengkapi. Kondisi utilitas pertanian seperti saluran irigasi
sudah cukup baik, sedangkan air yang di distribusikan ke rumah warga merupakan
air dari mata air cibureal. Kebutuhan listrik dan air sudah cukup baik sebagai
penunjang pengembangan agrowisata.
Iklim
Data-data iklim tahun 2013 didapatkan dari Stasiun Meteorologi dan
Geofísika Dramaga untuk Desa Cibunian kecamatan Pamijahan. Data iklim
tersebut meliputi jumlah curah hujan, suhu rata-rata, kelembaban rata-rata dan
kecepatan angin. Stasiun pengamat iklim BMKG Dramaga mencatat jumlah curah
hujan tahunan tahun 2013 sebesar 3996 mm dengan rata-rata curah hujan 333
mm/bulan. Curah hujan terendah tercatat pada bulan Juni sebesar 62 mm dan

21
curah hujan tertinggi tercatat pada bulan Januari sebesar 509. Penyebaran data
curah hujan sepanjang tahun 2013 disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10 Curah hujan tahun 2013
Kisaran suhu rata-rata bulanan sepanjang tahun 2013 berkisar antara
21,0°C – 30,0 °C dengan nilai tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebesar 30°C
sedangkan nilai terendah terdapat pada bulan Nopember sebesar 21°C.
Penyebaran data suhu rata-rata bulanan sepanjang tahun 2013 disajikan pada
Gambar 11.

Gambar 11 Suhu rata-rata tahun 2013
Kelembaban nisbi (relative humidity) merupakan perbandingan antara
kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air yang
menunjukkan persentase uap air di dalam udara. Berdasarkan data yang diperoleh
kelembaban teringgi terdapat pada bulan Januari dengan kelembaban 88%,
kelembaban terendah terdapat pada bulan September dan Nopember 78%.
Penyebaran data kelembaban sepanjang tahun 2013 disajikan pada Gambar 12.

22

Gambar 12 Kelembaban rata-rata tahun 2013
Informasi kecepatan angin sepanjang tahun 2013 menggambarkan
kecepatan angin terbanyak yang berkisar antara 1.9-5 Knot. Kecepatan angin
terendah terdapat pada bulan Desember dan kecepatan angin tertinggi terdapat
pada bulan Februari. Penyebaran data kecepatan angin terbanyak sepanjang tahun
2013 dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Kecepatan angin terbanyak tahun 2013
Angin dapat dimanfaatkan untuk merubah kelembaban dan suhu tapak,
yaitu dengan menggunakan vegetasi yang disusun mengikuti atau tidak memotong
arah angin (Brooks, 1988). Hal ini disebabkan oleh adanya evaporasi dan
penutupan dari kanopi vegetasi. Suhu dibawah kanopi pohon ketika siang hari
akan lebih sejuk sebaliknya jika malam hari akan lebih terasa hangat (Gambar
14).
Kendala yang sering dihadapi yaitu kadang-kadang tedapat angin yang
berhembus cukup kencang disekitar bengunan sehingga mengganggu kenyamanan
dan merusak unsur-unsur pembangunan tapak. Alternatif perencanaan
pengendalian diantaranya adalah dengan penggunaan penghalang angin alami
yaitu dengan penggunaan vegetasi yang berfungsi juga untuk meredam kecepatan
angin dan untuk mengarahkan aliran angin terutama untuk tempat-tempat
rekreasi.

23

Gambar 14 Pengaruh Vegetasi terhadap Perubahan Suhu (Brooks,1988)
Menurut Laurie (1994), kisaran suhu dikategorikan nyaman bagi manusia
untuk beraktivitas adalah 27 0C-28 0C, dengan kelembaban udara berkisar 40-75
%. Nilai THI (Temperature Humidity Indeks)