Zonasi perkembangan permukiman di Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang, Jawa Barat

1

~
, :
., .: ;: !e.

%- . ;

ZONASI PERKEMBANGAN PERMUKIMAN
DI KECAMATAN PAMANUKAN DAN KECAMATAN CIASEM,
KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT

Oleh :
CLARA PATRIA
A. 28.1821

JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997


Hlakna VidupPasfi Berharil dimiliki
Bila Orang gang ttlenearinya
Berani M e n e m h n , mengalami
Sekaligus memperiuangbannya

- Afiep Diumena Vermawan -

Syairnya 8 u h n ~

Q u N Y ~ J

RINGKASAN
CLARA PATRIA. Zonasi Perkembangan Permukiman di Kecamatan Pamanukan
dan Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat. @i bawah bimbingan
KOMARSA GANDASASMITA dan J O Y 0 WINOTO).
Pertambahan jumlah penduduk merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan.
Hal ini menirnbulkan konsekuensi logis terhadap peningkatan terhadap pangan,
sandang, papan, dan sarana serta prasarana lainnya. Khususnya papan, peningkatan ini
menuntut ketersediaan lahan yang sesuai untuk permukiman.


Peningkatan areal

permukiman membawa konsekuensinya akan terjadinya proses alih guna lahan.
Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat merupakan daerah sentra produksi
pangan nasional. Dengan meningkatnya pengembangan sektor-sektor industri dan
jasa, maka kebutuhan akan tanah untuk sektor-sektor tersebut meningkat.

Jika

keadaan ini tidak diatasi, maka keberlangsungan daerah ini sebagai sentra produksi
pangan tidak akan bisa dipertahankan.Tujuan penelitian ini yaitu mempelajari pola
perkembangan permukirnan di Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem.
Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem,
Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kedua kecamatan ini terletak di jalur Pantura yang
merupakan jalur penting, yang menghubungkan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Peta yang digunakan yaitu Peta Rupa Bumi produksi Bakosurtanal untuk titik tahun
pengamatan 1981 (dijadikan sebagai peta dasar). Peta penggunaan lahan produksi
BPN untuk titik tahun pengamatan 1986 dan 1993. Kegiatan penelitian terdiri dari
kegiatan lapang dan kegiatan laboratorium. Kegiatan lapang terdiri dari pengumpulan
data dan pengecekan lapangan. Kegiatan laboratorium terdiri dari penyusunan data

dm analisis data.
Pola permukiman di kedua Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem
adalah mengikuti pola jalan atau berkelompok (memusat), kemudian berkembang ke
daerah belakangnya. Di kedua kecamatan ini areal permukiman meningkat setiap
tahurmya. Peningkatan ini berasal dari alih guna lahan sawah, tegalan, semak, tambak,

dan kolam di Kecamatan Pamanukan, sedangkan di Kecamatan Ciasem berasal dari

alih guna lahan sawah dan tegalan.
Luasan dan perkembangan areal permukiman dipengaruhi jumlah penduduk.
Perkembangan areal permukiman ini juga sangat dipengaruhi oleh luas fasilitas yang
dikembangkan. Jarak dari jalan utama berpengaruh terhadap luas dan perkembangan
permukiman.

Semakin dekat dengan dengan jalan utama, semakin luas dan

berkembang areal permukiman Selain itu, faktor-faktor lain yang juga berpengaruh
terhadap luasan dan perkembangan permukiman adalah adanya akses jalan, seperti
jalan arteri dan ketersediaan sarana dan prasarana yaitu pasar dan terminal.
Penggunaan lahan di kedua kecamatan ini didominasi oleh lahan sawah.

Namun setiap tahun lahan sawah mengalami penurunan luas (alih guna lahan). Areal
sawah berubah kngsi menjadi permukiman, tegalan, industri, kuburan, dan tambak
(khusus di Kecamatan Pamanukan).
Areal permukiman di Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem
cendemng meningkat. Bila Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem ingin
dipertahankan sebagai sentra produksi pangan, maka perlu ditinjau kembali kebijakan
mengenai alih guna lahan sawah yang ada.

ZONASI PERKEMBANGAN PERMUKIMAN
DI KECAMATAN PAMANUKAN DAN KECAMATAN CIASEM,
KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Clara Patria
A28.1821


Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1997

1

~
, :
., .: ;: !e.

%- . ;

ZONASI PERKEMBANGAN PERMUKIMAN
DI KECAMATAN PAMANUKAN DAN KECAMATAN CIASEM,
KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT

Oleh :
CLARA PATRIA
A. 28.1821


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

Hlakna VidupPasfi Berharil dimiliki
Bila Orang gang ttlenearinya
Berani M e n e m h n , mengalami
Sekaligus memperiuangbannya

- Afiep Diumena Vermawan -

Syairnya 8 u h n ~

Q u N Y ~ J

RINGKASAN
CLARA PATRIA. Zonasi Perkembangan Permukiman di Kecamatan Pamanukan
dan Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat. @i bawah bimbingan

KOMARSA GANDASASMITA dan J O Y 0 WINOTO).
Pertambahan jumlah penduduk merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan.
Hal ini menirnbulkan konsekuensi logis terhadap peningkatan terhadap pangan,
sandang, papan, dan sarana serta prasarana lainnya. Khususnya papan, peningkatan ini
menuntut ketersediaan lahan yang sesuai untuk permukiman.

Peningkatan areal

permukiman membawa konsekuensinya akan terjadinya proses alih guna lahan.
Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat merupakan daerah sentra produksi
pangan nasional. Dengan meningkatnya pengembangan sektor-sektor industri dan
jasa, maka kebutuhan akan tanah untuk sektor-sektor tersebut meningkat.

Jika

keadaan ini tidak diatasi, maka keberlangsungan daerah ini sebagai sentra produksi
pangan tidak akan bisa dipertahankan.Tujuan penelitian ini yaitu mempelajari pola
perkembangan permukirnan di Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem.
Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem,
Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kedua kecamatan ini terletak di jalur Pantura yang

merupakan jalur penting, yang menghubungkan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Peta yang digunakan yaitu Peta Rupa Bumi produksi Bakosurtanal untuk titik tahun
pengamatan 1981 (dijadikan sebagai peta dasar). Peta penggunaan lahan produksi
BPN untuk titik tahun pengamatan 1986 dan 1993. Kegiatan penelitian terdiri dari
kegiatan lapang dan kegiatan laboratorium. Kegiatan lapang terdiri dari pengumpulan
data dan pengecekan lapangan. Kegiatan laboratorium terdiri dari penyusunan data
dm analisis data.
Pola permukiman di kedua Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem
adalah mengikuti pola jalan atau berkelompok (memusat), kemudian berkembang ke
daerah belakangnya. Di kedua kecamatan ini areal permukiman meningkat setiap
tahurmya. Peningkatan ini berasal dari alih guna lahan sawah, tegalan, semak, tambak,

dan kolam di Kecamatan Pamanukan, sedangkan di Kecamatan Ciasem berasal dari

alih guna lahan sawah dan tegalan.
Luasan dan perkembangan areal permukiman dipengaruhi jumlah penduduk.
Perkembangan areal permukiman ini juga sangat dipengaruhi oleh luas fasilitas yang
dikembangkan. Jarak dari jalan utama berpengaruh terhadap luas dan perkembangan
permukiman.


Semakin dekat dengan dengan jalan utama, semakin luas dan

berkembang areal permukiman Selain itu, faktor-faktor lain yang juga berpengaruh
terhadap luasan dan perkembangan permukiman adalah adanya akses jalan, seperti
jalan arteri dan ketersediaan sarana dan prasarana yaitu pasar dan terminal.
Penggunaan lahan di kedua kecamatan ini didominasi oleh lahan sawah.
Namun setiap tahun lahan sawah mengalami penurunan luas (alih guna lahan). Areal
sawah berubah kngsi menjadi permukiman, tegalan, industri, kuburan, dan tambak
(khusus di Kecamatan Pamanukan).
Areal permukiman di Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem
cendemng meningkat. Bila Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Ciasem ingin
dipertahankan sebagai sentra produksi pangan, maka perlu ditinjau kembali kebijakan
mengenai alih guna lahan sawah yang ada.

ZONASI PERKEMBANGAN PERMUKIMAN
DI KECAMATAN PAMANUKAN DAN KECAMATAN CIASEM,
KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Clara Patria
A28.1821

Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1997