4.6 Asas-Asas Pendidikan
Tujuan ketiga ajaran fatwa pendidikan Ki Hajar di atas berkaitan erat dengan upaya membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang manusiawi.
Citra manusia manusiawi dalam konteks dan perspektif pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah kedewasaan, kearifan, dan kesehatan secara jasmani dan
rohani.Pendidikan terlaksana secara koheren dalam ranah kognitif, afektif, spiritual, sosial dan psikologis. Kedewasaan peserta didik dalam ranah-ranah
tersebut merupakan jaminan bagi aspek psikomotoriknya, menjadi modal bagi peserta didik untuk siap menjalani kehidupan bermasyarakat secara
bertanggungjawab. Terkait dengan upaya mengimplementasikan ketiga fatwa tentang pendidikan itu, Ki Hajar Dewantara mengajukan lima asas pendidikan
yang dikenal dengan sebutan pancadharma kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
17
Ajaran-ajaran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dapatlah kita pandang sebagai terapan operatif dari kelima
asas tersebut. Berikut adalah penalaran atas kelima asas tersebut.
4.6.1 Asas kodrat alam
Asas ini mengandung arti bahwa hakikat manusia adalah bagian dari alam semesta.
18
Asas ini juga menegaskan bahwa setiap pribadi peserta didik di satu sisi tunduk pada hukum alam, tapi di sisi lain dikaruniai akal budi yang potensial
17
Lihat I. Djumhur, H. Danasaputra, 1976, Sejarah Pendidikan, Bandung: Pustaka Ilmu, hlm. 174-176
18
Lihat H.A.R. Tilaar, Ed.1999, Pendidikan Kebudayaan Dan Masyarakat Madani Indonesia, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm. 132
baginya untuk mengelola kehidupannya. Berdasarkan konsep asas kodrat alam ini, Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pelaksanaan pendidikan berasaskan akal-
pikiran manusia yang berkembang dan dapat dikembangkan.Secara kodrati, akal pikiran manusia itu dapat berkembang. Namun, sesuai dengan kodrat alam juga
akal pikiran manusia itu dapat dikembangkan melalui perencanaan yang disengaja sedemikian rupa sistematik. Pengembangan kemampuan berpikir manusia secara
disengaja itulah yang dipahami dan dimengerti sebagai “pendidikan”.Sesuai dengan kodrat alam, pendidikan adalah tindakan yang disengaja dan direncanakan
dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik yang dibawa sejak lahir.
19
4.6.2 Asas kemerdekaan.
Asas ini mengandung arti bahwa kehidupan hendaknya sarat dengan kebahagiaan dan kedamaian.
20
Dalam khasanah pemikiran Ki Hajar Dewantara asas kemerdekaan berkaitan dengan upaya membentuk peserta didik menjadi
pribadi yang memiliki kebebasan yang bertanggungjawab sehingga menciptakan keselarasan dengan masyarakat.Asas ini bersandar pada keyakinan bahwa setiap
manusia memiliki potensi sebagai andalan dasar untuk menggapai kebebasan yang mengarah kepada “kemerdekaan”. Pencapaian ke arah pribadi yang mredeka itu
ditempuh melalui proses panjang yang disebut belajar. Proses ini berjenjang dari tingkat yang paling dasar sampai pada tingkat yang tertinggi. Namun, perhatian
19
Lihat A.M.W. Pranarka, 1986, Relevansi Ajaran-ajaran Ki Hajar Dewantara
Dewasa ini dan di Masa yang akan Datang”, dalam Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara, Yogyakarta:
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Sarjana Wiyata Tamansiswa, hlm. 12
20
Ibid. hlm. 12
kita hendaknya jangan difokuskan pada tingkatan-tingatannya semata, tapi juga pada proses kegiatan pendidikan yang memerdekakan peserta didik. Dalam
pengertian itu, pendidikan berarti memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan
dan keahlian profesional wengaktus atau mewujud yang diemban dan dihayatinya dengan penuh tanggungjawab.
21
Oleh karena itu, praksis pendidikan harus “luas dan luwes”.Luas berarti memberikan kesempatan yang selebar-
lebarnya kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya seoptimal mungkin, sementara luwes berarti tidak kaku dalam pelaksanaan
metode dan strategi pendidikan.
4.6.3 Asas kebudayaan