Sistematika Penelitian Pengasingan Ki Hajar Dewantara (1913-1917).

pembahasan latar belakang pengasingan Ki Hajar Dewantara, masa pengasingan dan dampak dari pengasingan itu sendiri. Dengan adanya teori konflik, diharapkan unsur subyektitas dapat diminimalkan dalam menganalisa data-data yang ada.

1.7.3 Historiografi atau Penulisan

Tahap penulisan merupakan tahap rekonstruksi dari fakta-fakta yang diperoleh dari data yang sudah dianalisa sehingga dapat menunjang penulisan karya ilmiah ini, yang akan disajikan dalam wujud skripsi.

1.8 Sistematika Penelitian

Penulisan hasil penelitian ini dimuat dalam lima BAB, secara berurutan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang menjadi latarbelakang penelitian ini. Bab ini mencakup: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode penelitian, sistematika penelitian; Bab II Profil Ki Hajar Dewantara, bab ini memuat profil Ki Hajar Dewantara. Sebelum melangkah jauh ke pembahasan mengenai Pengasingan Ki Hajar Dewantara, terlebih dahulu dijelaskan sosok Ki Hajar Dewantara melalui riwayat hidup, serta setting-sosial politik dan pengaruhnya terhadap pengasingannya; Bab III Dijelaskan Pengasingan Ki Hajar Dewantara Pada Tahun 1913- 1917. Pada bagian ini diuraikan kehidupan serta aktifitas Ki Hajar Dewantara selama masa pengasingannya; Bab IV akan membahas Dampak Pengasingan Ki Hajar Dewantara bagi bangsa indonesia, terlebih khusus dibidang pendidikan; Bab V Penutup, bab ini memuat jawaban terhadap persoalan yang disampaikan dalam Bab I 15 BAB II PROFIL KI HAJAR DEWANTARA Nama Ki Hajar Dewantara sudah tidak asing lagi bagi penduduk bangsa Indonesia. Beliau adalah tokoh yang mempunyai jiwa pejuang yang tidak kenal lelah dan pantang menyerah, pemimpin yang dapat menuntun anak buahnya, orang yang kritis terhadap dunia pendidikan, dan telah menghasillkan berbagai gagasan yang meliputi masalah politik dan budaya, sehingga beliau dikenal sebagai seorang pejuang, pendidik sejati dan serta menjadi budayawan Indonesia. Proklamator kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno bahkan sangat menghormati dan memuliakan beliau, seperti yang disampaikan dalam pidatonya bahwa “saya datang di sini sebagai Presiden ataupun sebagai Bung Karno. Dalam kedua-duanya hal itu saya yakin, menjadi penyambung lidah rakyat, dan saya datang disini ialah untuk menyatakan pangabekti kepada Ki Hajar Dewantara dan Nyi Hajar Dewantara ” 1 Ki Hajar Dewantara juga sangat disegani masyarakat luas karena kesederhanaanya, beliau tidak segan bergaul dengan masyarakat awam di luar walaupun beliau adalah seorang keturunan bangsawan. 1 Lihat Bambang S. Dewantara, 1989, 100 Tahun Ki Hajar Dewantara, Jakarta: GarudaMetropolitan pers, hlm. 11

2.1 Biografi Singkat