Kampanye Cuci Tangan Dengan Sabun Untuk Anak-Anak Di Bandung

(1)

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh :

Syahrizky Meitri Eria NIM :

52104087

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

Segala Puji dan Syukur hanya pada Allah SWT maha segala yang telah memberikan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir sesuai dengan waktu yang ditentukan. Laporan Pengatar Proyek Tugas Akhir berjudul “Kampanye Cuci Tangan Dengan Sabun untuk Anak – Anak di Bandung” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Program Diploma III pada Universitas Komputer Indonesia. Dalam penyusunan laporan pengantar proyek tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan sosialisasi yang ada pada penulis. Banyak rintangan, hambatan dan kesulitan-kesulitan yang harus dilalui dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Dan dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan menyumbangkan pemikiran, doa serta bantuannya baik secara moral maupun materil.

Bandung, Agustus 2011


(3)

1. 1. Latar Belakang Masalah

Kesehatan menjadi kata kunci untuk kebahagiaan anak. Hal itu bisa dicapai dengan perilaku hidup yang sehat. Hal penting yang seringkali diabaikan sebagian anak – anak adalah mencuci tangan. Meskipun kebiasaan kecil, jika dilakukan secara benar dan berlanjutan, hasilnya akan jauh lebih baik.

Cuci tangan dengan air saja, ternyata tidak cukup untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan. Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit serta meninggalkan bau wangi. Sehingga dapat memperoleh kebersihan yang berpadu dengan bau wangi dan perasaan segar setelah mencuci tangan dengan sabun, ini tidak akan di dapatkan jika hanya menggunakan air saja. Kebiasaan baik itu tidak disadari oleh sebagian anak – anak. Anak - anak memandang sabun hanya bermanfaat untuk menghilangkan kotor dan bau. Untuk melakukan program cuci tangan dengan sabun, ketersediaan air dan sabun untuk mencuci sebenarnya bukan menjadi masalah, tapi yang justru menjadi hambatan adalah faktor kebiasaan anak - anak.

Dari berbagai riset, resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut penelitian Fewtrell l, Kaufmann RB, et.al, (2005) menjelaskan “perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan gerakan kesehatan yang paling murah dan efektif


(4)

hasil riset kesehatan dasar pada 2007 menyatakan penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak di Indonesia adalah diare dan ISPA, yakni sekitar 100 ribu jiwa per tahun (www.sanglahhospitalbali.com). Sedangkan angka kematian anak – anak akibat diare dan ISPA di kota Bandung mencapai 70% per tahun. (www.depkes.go.id).

Menurut kajian yang disusun oleh Curtis and Cairncross (2003) didapatkan hasil bahwa perilaku cuci tangan dengan sabun khususnya setelah kontak dengan feses ketika anak ke jamban, dapat menurunkan insiden diare hingga 42-47%. Perilaku cuci tangan dengan sabun juga dikatakan dapat menurunkan transmisi ISPA hingga lebih dari 30% (h. 48). Di lain pihak, UNICEF menyatakan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan 50% insiden flu burung. Praktek cuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, dan mata Beberapa kajian ini menunjukan bahwa cuci tangan dengan sabun dianggap sebagai pilihan perilaku yang efektif untuk pencegahan berbagai penyakit menular.


(5)

permasalahan – permasalahan yang terjadi antara lain :

a. Kurangnya perilaku cuci tangan dengan sabun yang merupakan salah satu perilaku hidup sehat pada anak - anak.

b. Kurangnya pemahaman anak – anak terhadap penyakit – penyakit yang ditimbulkan/ditularkan jika mereka tidak menerapkan perilaku cuci tangan dengan sabun.

c. Faktor kebiasaan anak – anak yang hanya mencuci tangan dengan air dan tidak disertai dengan penggunaan sabun. Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu menghilangkan kuman dan mencegah penularan penyakit. Tingginya angka penyakit penyebab terbesar meninggalnya anak - anak di Indonesia, seperti diare, tipes, dan flu burung, yang seharusnya bisa di kurangi dengan perilaku hidup sehat seperti cuci tangan dengan sabun.

1. 3. Fokus Masalah

Kurangnya kesadaran anak – anak akan pentingnya cuci tangan dengan penggunaan sabun menjadi faktor utama masalah ini. Anak –anak beranggapan bahwa cuci tangan dengan sabun tidak terlalu penting dan tidak menyadari bahwa dengan membiasakan hal kecil seperti cuci tangan dengan sabun bisa meningkatkan status kesehatan mereka dan bisa mengurangi resiko-resiko terkena penyakit.


(6)

perancangan ini ialah :

a. Meningkatkan kesadaran anak - anak akan kesehatan dengan mencuci tangan dengan sabun.

b. Menjadikan cuci tangan dengan sabun sebagai kebiasaan hidup sehat untuk anak – anak.

c. Mengenalkan kepada anak - anak bahwa sabun sangat penting kegunaannya untuk membunuh kuman penyakit yang menempel di tangan sebab, tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering berkontak dengan debu, kotoran, maupun benda-benda yang disentuh. d. Mengurangi tingginya angka penyakit, terutama diare karena di

Indonesia, tingkat kematian anak akibat diare mencapai 100.000 jiwa per tahun (www.sanglahhospitalbali.com).


(7)

BAB II

KAMPANYE CUCI TANGAN DENGAN SABUN UNTUK ANAK – ANAK DI BANDUNG

2. 1. Cuci Tangan Dengan Sabun

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung atau pun kontak tidak langsung.

2. 1. 1. Cara Mencuci Tangan Yang Benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir. Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :

1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.

Gambar 2. 1 Cara cuci tangan yang benar 1 (sumber : www.sehatuntuksemua.com)


(8)

2. Gunakan sabun secukupnya untuk mencuci tangan.

Gambar 2. 2 Cara cuci tangan yang benar 2 (sumber : www.sehatuntuksemua.com)

3. Gosokkan kedua telapak tangan.

Gambar 2. 3 Cara cuci tangan yang benar 3 (sumber : www.sehatuntuksemua.com)

4. Gosokkan sampai ke ujung jari.

Gambar 2. 4 Cara cuci tangan yang benar 4 (sumber : www.sehatuntuksemua.com)


(9)

5. Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut.

Gambar 2. 5 Cara cuci tangan yang benar 5 (sumber : www.sehatuntuksemua.com)

6. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

Gambar 2. 6 Cara cuci tangan yang benar 6 (sumber : www.sehatuntuksemua.com)

7. Keringkan dengan kain bersih atau kibas-kibaskan di udara.

Gambar 2. 7 Cara cuci tangan yang benar 7 (sumber : www.sehatuntuksemua.com)


(10)

2. 1. 2. Kesalahan Yang Harus Dihindari Saat Mencuci Tangan a. Jangan biasakan menggunakan satu tempat cuci tangan seperti

kobokan secara bersamaan.

b. Jangan sekali-kali menggunakan handuk/lap pengering bekas pakai orang lain. Lebih baik gunakan tisu penyeka sekali pakai.

c. Jangan sekali-kali mencuci tangan menggunakan spons, apalagi yang bekas pakai. Spons adalah sarang kuman. Karena kuman menetap di tempat yang lembap dan basah.

2. 1. 3. Sabun Untuk Mencuci Tangan

Mencuci tangan saja adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara maju pada akhir abad 19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi (www.wikipedia.org).

Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan


(11)

digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek lainnya adalah, tangan menjadi harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan sabun menjadi menarik untuk dilakukan.

2. 1. 4. Jenis Sabun Untuk Mencuci Tangan

Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun anti bakteri seringkali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun anti bakteri tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di alam. Perbedaan antara sabun anti bakteri dan sabun biasa

adalah, sabun ini mengandung zat anti bakteri umum seperti triklosan yang

memiliki daftar panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu.

Gambar 2. 8 Sabun


(12)

2. 2. Dampak Cuci Tangan Dengan Sabun Terhadap Anak – Anak

Membentuk lebih mudah daripada mengubah. Oleh karena itu anak-anak sejak kecil harus dibentuk untuk membiasakan diri hidup sehat. Cara yang sederhana adalah anak-anak harus membiasakan diri untuk mecuci tangan dengan sabun. Membiasakan anak-anak untuk selalu mencuci setiap kali selesai atau akan mengawali melakukan kegiatan - kegiatan tertentu adalah awal yang sangat baik bagi mereka berperilaku hidup sehat dan bisa mencegah penyakit. Kebiasaan ini akan terus terbawa selamanya. Dan, cuci tangan sebaiknya menggunakan sabun dan pada air yang mengalir, agar kegiatan mencuci tangan bisa memberikan hasil yang maksimal.

2. 2. 1. Cuci Tangan Dengan Sabun Dapat Mencegah Penyakit Cuci tangan yang baik dan benar bisa mencegah berbagai penyakit pada anak. Cuci tangan pakai sabun bisa melepaskan kuman penyebab infeksi dengan murah dan mudah, sehingga dianggap sebagai salah satu cara efektif mencegah terjadinya penyakit.

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), yang keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia meninggal karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, dan cacing yang tinggal di dalam usus (www.wikipedia.org).


(13)

2. 2. 2. Jenis Penyakit yang Dapat Dicegah

Jenis – jenis penyakit yang dapat di cegah dengan mencuci tangan dengan sabun :

a. Diare

Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%).


(14)

b. Infeksi saluran pernafasan

Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan melepaskan patogen yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 %.

c. Infeksi cacing, infeksi mata, dan penyakit kulit

Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata dan cacingan.

2. 3. Pembahasan Dan Penyelesaian Masalah 2. 3. 1. Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti mengambil sampel dari beberapa sekolah dasar di kota Bandung dengan mengajukan kuesioner kepada anak – anak di sekolah dasar. Peneliti mengobservasi siswa laki – laki dan perempuan dari sekolah dasar yang berbeda (SD Negeri Coblong 45 Bandung, SD Negeri Coblong 50 Bandung, SD Darul Hikam Bandung).


(15)

Berikut pertanyaan yang diajukan kepada siswa – siswa sekolah dasar : Keterangan : Y (ya), K (kadang –kadang), T (tidak)

Kategori Pernyataan

Y K T 1. Pernahkah kamu mencuci tangan?

2. Apakah kamu membiasakan diri untuk mencuci tangan setiap hari?

3. Apakah pada saat kamu mencuci tangan disertai dengan penggunaan sabun?

4. Sehabis makan apakah kamu mencuci tangan dengan sabun?

5. Sehabis dari jamban apakah kamu mencuci tangan dengan

sabun?

6. Sehabis bermain apakah kamu mencuci tangan dengan sabun?

7. Apakah kamu tahu kalau mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah berbagai macam penyakit ?

Tabel 2. 1 Kuesioner untuk siswa sekolah dasar

Berikut adalah data responden dari 50 siswa yang menjawab kuesioner :

• 100% siswa menyatakan pernah mencuci tangan.

• 70% siswa menyatakan membiasakan diri mencuci tangan , 30 % lagi tidak membiasakan diri mencuci tangan.

• 30% siswa menyatakan menggunakan sabun saat mencuci tangan, 70% lagi menyatakan tidak selalu menggunakan sabun saat mencuci tangan.


(16)

• 40% siswa menyatakan selalu mencuci tangan dengan sabun sehabis makan, 50% siswa tidak selalu mencuci tangan dengan sabun sehabis makan, 10% siswa hanya mencuci tangan dengan air setelah makan.

• 50% siswa menyatakan selalu mencuci tangan dengan sabun sehabis dari jamban, 45% siswa tidak selalu mencuci tangan dengan sabun , dan 5% siswa menyatakan tidak mencuci tangan dengan sabun sehabis dari jamban.

• 20% siswa mencuci tangan nya dengan sabun setelah bermain, 65% tidak selalu mencuci tangan dengan sabun sehabis bermain, 15% tidak mencuci tangan dengan sabun sehabis bermain.

• 30% siswa mengettahui bahwa cuci tangan dengan sabun bisa mencegah berbagai penyakit, 70 % siswa lain nya tidak mengetahui sama sekali.

2. 3. 2. Analisa Permasalahan

Dengan melihat pembahasan di atas, penelitian yang dilakukan menyebutkan, praktek mencuci tangan umum dilakukan oleh anak - anak, tetapi untuk cuci tangan dengan menggunakan sabun persentasenya lebih kecil. Fakta selanjutnya, praktek mencuci tangan dengan sabun justru kurang di waktu-waktu penting, seperti sehabis buang air, sehabis berjabat tangan dengan banyak orang, sehabis bermain dan sebelum makan dan kurangnya pengetahuan anak – anak tentang penyakit yg dapat dicegah jika mereka membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun setiap hari.


(17)

2. 3. 3. Penyelesaian Permasalahan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, penyelesaian masalah yang akan dilakukan adalah kampanye sosial.

2. 3. 3. 1. Kampanye

Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7). Kampanye juga terbuka untuk di diskusikan, bahkan gagasan-gagasan pokok yang melatar belakangi diselengarakannya kampanye juga terbuka untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yaitu mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan.

Kampanye ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada anak – anak tentang pentingnya cuci tangan dengan menggunakan sabun. Bentuk kegiatan kampanye ini nantinya diarahkan kepada sesuatu yang bisa membuka wawasan


(18)

pengetahuan anak – anak tentang pentingnya cuci tangan dengan sabun, cara – cara cuci tangan yang benar, dan mengajak anak – anak untuk membiasakan diri hidup sehat.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka disusunlah penyesuaian media komunikasi yang tepat melalui analisa 5W + 1H, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

a. What

Memberitahu anak – anak bahwa cuci tangan dengan sabun sangat penting untuk mencegah berbagai macam penyakit.

b. Why

Kurangnya kesadaran anak – anak bahwa cuci tangan dengan sabun adalah cara yang mudah dan efektif untuk mencegah penyakit dan salah satu cara untuk hidup sehat.

c. Who

Anak – anak sekolah dasar di kota Bandung.

d. When

Kampanye akan dilakukan pada jam belajar anak – anak sekolah dasar di kota Bandung.

e. Where

Kampanye dilaksanakan di sekolah – sekolah dasar di kota Bandung.

f. How

Kampanye cuci tangan dengan sabun memberikan informasi tentang penting nya cuci tangan, cara – cara yg benar untuk mencuci tangan,


(19)

dan mengajak anak – anak untuk membiasakan diri hidup sehat dengan cuci tangan.

2. 3. 3. 2. Target Sasaran Kampanye

Target audiens dalam kampanye cuci tangan dengan sabun ini adalah anak - anak. Berikut adalah penjabaran dari target audiens yang dipilih penulis :

a. Demografis

Target utama yaitu anak – anak usia 6 tahun - 10 tahun di kota Bandung, laki – laki dan perempuan, anak – anak dengan status pendidikan Sekolah Dasar dengan status ekonomi menengah ke bawah.

b. Psikografis

Anak – anak yang aktif bermain terkadang lupa, malas untuk membiasakan cuci tangan dengan sabun.

c. Geografis

Anak - anak dalam ruang lingkup di wilayah kota Bandung, terutama dalam kawasan sekolah, dan tempat anak – anak bermain.


(20)

3. 1. Strategi Komunikasi

Konsep jenis kegiatan kampanye yang digunakan yaitu kampanye yang berorientasi pada tujuan - tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Menurut istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah – masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik terkait (Venus, 2004 : 11).

Dalam perancangan kampanye cuci tangan dengan sabun untuk anak – anak disampaikan dengan cara persuasif, dimaksudkan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis.

3. 1. 1. Tujuan Komunikasi

1. Untuk membangun persepsi anak-anak bahwa cuci tangan menggunakan sabun merupakan kebiasaan hidup sehat.

2. Agar anak-anak dapat mengetahui cara-cara mencuci tangan yang baik.

3. 1. 2. Pesan Utama

Pesan utama dalam kampanye ini adalah agar anak- anak mengetahui pentingnya membiasakan mencuci tangan menggunakan


(21)

menjadikan cuci tangan dengan sabun sebagai kebiasaan hidup sehat.

3. 2. Strategi Kreatif

Dalam proses pembuatannya kampanye sosial ini mengadopsi teori AIDA dalam Manajemen Periklanan, yaitu :

1. Attention (perhatian)

Untuk menarik perhatian khalayak maka kampanye ini menggunakan suatu media yaitu poster berukuran A2, dipilih poster berukuran A2 (ukuran yang cukup besar) dikerenakan ukuran poster akan berpengaruh kuat dalam menumbuhkan daya tarik sebuah poster, semakin besar ukuran poster, maka kemungkinan untuk dibaca akan lebih besar.

2. Interest (minat)

Selanjutnya adalah menumbuhkan minat para target audiens untuk menindak lanjuti lebih jauh lagi setelah tingkat minat tercapai. Untuk menumbuhkan minat ada empat hal yang paling berpengaruh pada media-media iklan cetak, yaitu bahasa, warna, gambar dan teks.

3. Desire (hasrat / keinginan)


(22)

4. Action (tindakan)

Upaya terakhir dalam penyampaian informasi adalah membujuk target audiens agar dapat merubah perilakunya terdahulu dan mengikuti pola perilaku yang dikampanyaken yaitu menjadikan target audiensnya lebih faham akan cara menjaga kesehatannya salah satunya dengan mencuci tangan menggunakan sabun.

Bentuk kegiatan kampanye ini terdiri dari penyuluhan dan praktek yang akan diikuti oleh semua murid di tiap sekolah dasar. Materi penyuluhan berkisan manfaat dan langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan juga akan dilaksanakan kegiatan mencuci tangan bersama – sama. Kegiatan tersebut juga diikuti dengan membagi - bagikan doorprize untuk murid – murid yang dapat menjawab pertanyaan berkisar materi penyuluhan yang sebelumnya sudah dijelaskan.

3. 3. Strategi Media

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Jadi, strategi media adalah perancangan alat atau sarana yang digunakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan konsep perancangan agar pesan yang disampaikan terealisasi dengan baik dan mendapatkan tanggapan dari penerima pesan.


(23)

pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan. Media yang digunakan terbagi pada dua jenis yaitu media primer dan media sekunder serta bagaimana mekanisme dan penempatan media-media tersebut .

3. 3. 1. 1. Media Primer 1. Poster

Poster dianggap sebagai salah satu media yang dianggap cukup efektif untuk penyampaian pesan kampanye sosial tentang cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit. Poster adalah media dua dimensi, dengan format satu halaman yang digunakan untuk menyampaikan informasi, data, jadwal atau penawaran - penawaran, dan dapat digunakan untuk mempromosikan orang, sebab, tempat, produk, perusahaan, jasa atau organisasi. Karena poster mampu menciptakan kesan tersendiri dan dapat memberikan pengaruh pada yang melihatnya melalui pesan visual yang menarik dan pesan verbal yang lugas sehingga sedikit banyak mampu menyampaikan pesan melalui informasi yang dimuat pada poster-poster tersebut. Poster juga bertujuan untuk menarik perhatian target sasaran, maka poster- poster kampanye ini dipasang di tempat tempat yang strategis yang ada di lingkungan Sekolah Dasar.


(24)

Media ini juga bersifat pembelajaran kepada target khalayak yang dikemas secara menarik dan tetap memberikan pengaruh tentang 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun dan 7 langkah cuci tangan pakai sabun yang diharapkan menjadi motivasi untuk hidup lebih sehat.

2. Spanduk

Media ini memberikan pesan yang lebih lugas dan jelas dengan mengutamakan informasi sehingga sasaran dapat langsung mengerti pada pesan yang disampaikan.

3. Flag Chain

Flag chain merupakan rangkaian bendera kecil dengan menampilkan gambar produk, merek, slogan, atau gabungan dari semua itu. Pemilihan media Flag Chain ini diletakan di depan pintu masuk toilet sekolah.

4. Hand Soap

Sabun untuk mencuci tangan akan ditempatkan di toilet sekolah dasar pada saat pelaksanaan kampaye .


(25)

gantungan kunci, pin, kotak pensil, sampul buku, stiker dan mug. Jam dinding akan diberikan kepada pihak sekolah sebagai kenang- kenangan, sedangkan, sampul buku dan stiker akan diberikan kepada siswa. Untuk mug, gantungan kunci, pin dan kotak pensil akan diberikan kepada murid sebagai doorprize apabila dapat menjawab pertanyaan seputar materi yang diberikan sewaktu penyuluhan.

3. 4. Strategi Distribusi Media

MEDIA WAKTU JALUR DISTRIBUSI

Poster Sebelum kegiatan

dilaksanakan dan waktu kegiatan dilaksanakan.

Disekolah – sekolah dasar, taman bermain, dan di tempat – tempat

umum.

Flyer Sebelum kegiatan

dilaksanakan .

Murid – murid sekolah dasar.

Spanduk Pada waktu kampanye

dilaksanakan.

Di depan pintu gerbang masuk sekolah dasar.

Flag chain Pada waktu kampanye dilaksanakan.

Di depan pintu toilet sekolah dasar.

Hand Soap Pada waktu kampanye dilaksanakan.


(26)

Tabel 3. 1 Strategi distribusi

3. 4. 1. Pertimbangan Dasar Distribusi

Pertimbangan dasar distribusi kampanye ini adalah bagaimana informasi atau pesan yang disampaikan akan efektif dan mampu diterima oleh target sasaran.

3. 5. Konsep Visual

3. 5. 1. Format Desain

Format desain yang dipakai dalam perancangan media kampanye ini akan digunakan komposisi portrait serta format logo yang disesuaikan disetiap media-media yang akan digunakan.

3. 5. 2. Layout

Layout yang digunakan pada media kampanye ini umumnya berupa portrait, yang akan tampak dengan alur dari atas ke bawah. Dengan menggunakan jenis layout ini sangat efektif untuk tingkat keterbacaan yang mudah. Unsur-unsur pendukung kampanye seperti logo sponsor atau lembaga ditempatkan di kanan bawah.


(27)

memudahkan faktor keterbacaan dan penyerapan pesan kampanye. Oleh karena itu jenis huruf yang dipilih dalam kampanye ini ialah jenis huruf yang berkesan sederhana dengan tingkat keterbacaan yang jelas.

Jenis huruf yang dipilih:

Greeton

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890.,:;”’!?*()/{}[]+=_-&^%@

Cheri

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890.,:;”’!?

Burst My Bubble

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890.,:;”’!?*()/{}[]+=_-&^%@


(28)

karena dapat berbicara tentang pesan apa yang disampaikan. Ilustrasi yg akan digunakan berupa fotografi. Gambar yang ditampilkan berupa gambar yang menjelaskan mengenai,mencuci tangan menggunakan sabun, cara mencuci tangan yang baik. Dengan menggunakan gambar yang realistis diharapkan agar khalayak yang melihatnya mudah mengerti mengenai cara mencuci tangan yang baik karena masih terdapat pula khalayak yang belum benar - benar memahami betapa pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun.


(29)


(30)

berbagai aktifitas kesibukan, sehingga ketika melihat tampilan visualnya akan langsung memahami pesan yang ditangkap, yaitu pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun. Suasananya yang ingin ditampilkan ialah agar target sasaran dapat mempraktekan kegiatan mencuci tangannya sebagai perlindungan diri dari kuman. Agar lebih bersih dari kuman ditampilkan juga tahap – tahap mencuci tangan yang baik sebagai salah satu pencegahan terhadap penyakit.

3. 5. 4. 1. Maskot Kampanye

Karena target sasaran kampanye adalah anak – anak maka dibuat maskot kampanye berupa tangan dan sabun. Maskot tersebut diharapkan dapat menarik minat anak – anak untuk bias membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun.

Maskot Nama

Muncul pada saat

HENDI

(Diambil dari kata HAND)

Memberikan pesan mengenai tangan yang kotor dan saat penting untuk mencuci tangan.


(31)

ABUN (Diambil dari kata

SABUN)

langkah mencuci tangan yang benar dan saat penting untuk mencuci

tangan.

KUMAN

Muncul pada tangan yang kotor

Tabel 3. 2 Maskot

3. 5. 5. Logo

Logo adalah sebuah simbol yang dirancang untuk mewakili karakter dan menjadi identitas dari sebuah perusahaan, lembaga atau produk. Logo terdiri dari dua bagian yaitu logogram dan logotype. Untuk logo kampanye cuci tangan dengan cuci tangan dengan sabun ini hanya menggunakan logotype.


(32)

Huruf yang dipakai menarik perhatian dan disukai serta mudah dibaca oleh anak, untuk menyatakan agar adanya "emosi" saat target melihatnya dan juga memberi kesan ”bersih”. Pemakaian warna cerah diambil karena disesuaikan dengan sifat anak yang senang dengan warna-warna tersebut. Bentuk yang dipakai dibuat seminimalis dan semenarik mungkin , agar dan diingat oleh target.

3. 5. 6. Warna

Warna memiliki peran penting dalam desain karena menciptakan suatu kesan dan dapat berbentuk energi. Melalui kesan inilah dapat mempengaruhi pikiran dan emosi seseorang, dan tidak hanya dapat membangkitkan selera tetapi juga dapat mempengaruhi pendapat atau penilaian dari seseorang yang melihatnya.


(33)

(34)

BUKU

- Curtis V & Craincros S (2003). The Lancet Infectious Diseases. London Medical Journal.

- Antar Venus, Rema Karyanti S, Jalaluddin Rakhmat (2004). Manajemen

kampanye . Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

- Jonni Kincher (2008). Psikologi untuk Anak. Indonesia : Kharisma.

WEB

- Sanglah Hospital, 2010 (15 mei). Gerakan cuci tangan pakai sabun, tersedia di: http://www.sanglahhospitalbali.com/berita.php?ID=38

- Dinas kesehatan Bandung, 2007. Profil kesehatan kota bandung, tersedia di:http://www.depkes.go.id/downloads/profil/profil_kesehatan_kota_bandung. pdf

- Wikipedia, 2011 (20 april). Mencuci tangan dengan sabun, tersedia di : http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan_dengan_sabun


(35)

Alamat

mrkitone@gmail.com

Jl. Dago Timur no.33

Dago, Bandung

Pekanbaru,

03 Mei 1986

Email

Tempat

Tanggal Lahir

Belum Menikah

Hormat saya,

Status

2004 - 2011

D-3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(UNIKOM), BANDUNG

2000 - 2003

SMUN 9 PEKANBARU

1998 - 2000

SLTPN 1 PEKANBARU

1993 - 1998

SDN 003 PEKANBARU


(1)

Dengan gambar yang realistis juga dirasa lebih efektif jika ditujukan bagi target khalayak yang banyak berlalu lalang dengan berbagai aktifitas kesibukan, sehingga ketika melihat tampilan visualnya akan langsung memahami pesan yang ditangkap, yaitu pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun. Suasananya yang ingin ditampilkan ialah agar target sasaran dapat mempraktekan kegiatan mencuci tangannya sebagai perlindungan diri dari kuman. Agar lebih bersih dari kuman ditampilkan juga tahap – tahap mencuci tangan yang baik sebagai salah satu pencegahan terhadap penyakit.

3. 5. 4. 1. Maskot Kampanye

Karena target sasaran kampanye adalah anak – anak maka dibuat maskot kampanye berupa tangan dan sabun. Maskot tersebut diharapkan dapat menarik minat anak – anak untuk bias membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun.

Maskot Nama

Muncul pada saat

HENDI

Memberikan pesan mengenai tangan yang


(2)

ABUN (Diambil dari kata

SABUN)

Menjelaskan langkah – langkah mencuci tangan

yang benar dan saat penting untuk mencuci

tangan.

KUMAN

Muncul pada tangan yang kotor

Tabel 3. 2 Maskot

3. 5. 5. Logo

Logo adalah sebuah simbol yang dirancang untuk mewakili karakter dan menjadi identitas dari sebuah perusahaan, lembaga atau produk. Logo terdiri dari dua bagian yaitu logogram dan logotype. Untuk logo kampanye cuci tangan dengan cuci tangan dengan sabun ini hanya menggunakan logotype.


(3)

Gambar 3. 12 Logo cuci tangan dengan sabun

Huruf yang dipakai menarik perhatian dan disukai serta mudah dibaca oleh anak, untuk menyatakan agar adanya "emosi" saat target melihatnya dan juga memberi kesan ”bersih”. Pemakaian warna cerah diambil karena disesuaikan dengan sifat anak yang senang dengan warna-warna tersebut. Bentuk yang dipakai dibuat seminimalis dan semenarik mungkin , agar dan diingat oleh target.

3. 5. 6. Warna

Warna memiliki peran penting dalam desain karena menciptakan suatu kesan dan dapat berbentuk energi. Melalui kesan inilah dapat mempengaruhi pikiran dan emosi seseorang, dan tidak hanya dapat membangkitkan selera tetapi juga dapat mempengaruhi pendapat atau


(4)

Warna – warna yang digunakan dalam kampanye ini adalah sebagai berikut :


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

- Curtis V & Craincros S (2003). The Lancet Infectious Diseases. London Medical Journal.

- Antar Venus, Rema Karyanti S, Jalaluddin Rakhmat (2004). Manajemen kampanye . Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

- Jonni Kincher (2008). Psikologi untuk Anak. Indonesia : Kharisma.

WEB

- Sanglah Hospital, 2010 (15 mei). Gerakan cuci tangan pakai sabun, tersedia di: http://www.sanglahhospitalbali.com/berita.php?ID=38

- Dinas kesehatan Bandung, 2007. Profil kesehatan kota bandung, tersedia di:http://www.depkes.go.id/downloads/profil/profil_kesehatan_kota_bandung. pdf

- Wikipedia, 2011 (20 april). Mencuci tangan dengan sabun, tersedia di : http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan_dengan_sabun


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

Alamat

Syahrizky Meitri Eria

mrkitone@gmail.com

Jl. Dago Timur no.33

Dago, Bandung

Pekanbaru,

03 Mei 1986

Email

Tempat

Tanggal Lahir

Belum Menikah

Status

2004 - 2011

D-3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(UNIKOM), BANDUNG

2000 - 2003

SMUN 9 PEKANBARU

1998 - 2000

SLTPN 1 PEKANBARU

1993 - 1998

SDN 003 PEKANBARU