Keterbatasan Kode Etik Uraian Materi 1. Persoalan Etis dan Profesional

Copied by : http:mintotulus.wordpress.com Page 69 Meskipun berbagai kode etik ini tidak diragukan lagi dan sangat membantu dalam menyatakan kesatuan pandangan terhadap berbagai dilema etik dalam konseling, namun kenyataannya masih ada ambigius di sana. Penting untuk di catat bahwa kode etik ini dikembangkan bukan hanya untuk melindungi klien dari pelecehan atau malpraktik yang dilakukan oleh konselor, tetapi juga untuk melindungi profesi konseling dari campur tangan pemerintah dan menguatkan klaimnya untuk mengontrol bidang kepakaran profesional tertentu. Komite kode etik dan kode etik praktik berfungsi menunjukkan kepada dunia luar bahwa konseling berjalan sesuai aturan, bahwa konselor dapat diandalkan untuk memberikan layanan profesional.

4. Keterbatasan Kode Etik

Remley 1985:81 mencatat bahwa kode etik itu umum dan idealistis; kurang menjawab pertanyaan yang spesifik. Selain itu, beliau juga menunjukkan bahwa dokumen seperti itu tidak dibahas “dilema profesional yang dapat diprediksi”. Alih-alih kode etik memberikan pedoman, berdasarkan pengalaman dan nilai-nilai, tentang bagaimana seharusnya tingkah laku konselor. Dalam banyak cara, standar etik mewakili kumpulan kebijaksanaan dari seorang profesi dalam kurun waktutertentu. Ada sejumlah batasan spesifik dalam kode etik. Di bawah ini beberapa batasan yang paling sering disebutkan Beymer,1971; Corey, Corey, Callanan, 2007; Talbutt,1981, sebagai berikut: a. Beberapa masalah tidak dapat diputuskan dengan kode etik. b. Pelaksanaan kode etik merupakan hal yang sulit. c. Standar-standar yang diuraikan dalam kode etik ada kemungkinan saling bertentangan. d. Beberapa isu legal dan etis tidak tercakup dalam kode etik. Copied by : http:mintotulus.wordpress.com Page 70 e. Kode etik adalah dokumen sejarah. Sehingga praktik yang diterima pada suatu kurun waktu mungkin saja dianggap tidak lagi etis di kemudian hari. f. Terkadang muncul konflik antara peraturan etik dan peraturan legal. g. Kode etik tidak membahas masalah lintas budaya. h. Tidak semua kemungkinan situasi dibahas dalam kode etik. i. Sering kali sulit menampung keinginan semua pihak, yang terlibat dalam perbincangan etik secara sitematis. j. Kode etik bukan dokumen proaktif untuk membantu konselor dalam memutuskan apa yang harus dilakukan dalam suatu situasi baru. Jadi, kode etik sangat berguna dalam beberapa hal, tetapi juga memiliki keterbatasan. Konselor harus berhati-hati karena tidak semua petunjuk yang mereka butuhkan dapat selalu ditemukan dalam dokumen ini. Meskipun begitu, kapanpun masalah etik timbul dalam konseling,yang pertama kali harus dilakukan konselor adalah memeriksa kode etik untuk melihat apakah ada pembahasan mengenai situasi tersebut.

5. Mengambil Keputusan Etik