tersebut dicampur dengan intensitas maksimum. Citra berwarna direpresentasikan dalam beberapa kanal channel yang menyatakan komponen-komponen warna
penyusunnya. Banyaknya kanal yang digunakan bergantung pada model warna yang digunakan pada citra tersebut. Umumnya sebuah pixel pada citra RGB terdiri dari 3
channel dimana masing-masing channel akan berisi sebuah warna dengan intensitasnya masing-masing. Untuk memetakan 1 buah channel atau warna pada
suatu pixel, biasanya diperlukan minimal 8 bit. Oleh karena itu sebuah citra RGB akan memerlukan minimal 24 bit untuk setiap pixel yang digunakan.
Gambar 2.3 Citra RGB
Sumber : https:www.cs.cmu.edu
2.4 Pra Pemrosesan Citra Digital
2.4.1 Grayscale
Mengubah citra berwarna menjadi citra grayscale adalah proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing, hal ini dilakukan bertujuan untuk
menyederhanakan model citra. Pada awalnya citra RGB umumnya terdiri dari 3 layer
matrik yaitu R-layer, G disetiap proses-proses se
dilakukan menggunakan Sehingga konsep itu diu
grayscale dan hasilnya warna seperti citra sebelu
Untuk mengubah r, g dan b menjadi citra
dengan mengambil rata- =
+ + 3
Dimana : s = Nilai derajat ke
r = Nilai Red pada s g = Nilai Green pa
, G-layer dan B-layer. Tiga layer ini akan tetap selanjutnya pada citra tersebut. Bila setiap prose
kan tiga layer, berarti dilakukan tiga perhitunga diubah dengan mengubah 3 layer di atas menjadi 1
a adalah citra grayscale. Citra ini tidak mempuny belum diubah, melainkan mempunyai derajat keabua
Gambar 2.4
Citra Grayscale Sumber : http:www.ece.rice.edu
h citra berwarna yang mempunyai nilai matrik m itra grayscale dengan nilai s, maka konversi da
a-rata dari nilai r, g dan b sehingga dapat dituliska =
+ + 3
keabuan da suatu nilai RGB
pada suatu nilai RGB 14
tap diperhatikan oses perhitungan
ungan yang sama. di 1 layer matrik
punyai elemen buan.
k masing-masing dapat dilakukan
kan menjadi: =
+ + 3
b = Nilai Blue pada suatu nilai RGB Sesuai dengan paparan diatas, pengubahan citra berwarna menjadi grayscale
dilakukan dengan menggunakan rata-rata nilai grayscale dari setiap layer R, G, dan B. Dalam penggunaan rata-rata nilai setiap layer dinilai masih belum optimal untuk
menunujukkan citra grayscale sehingga dilakukan pengubahan komposisi sebagai berikut:
= +
+ + +
Dengan nilai =0.35,
=0.25 dan =0.4 sehingga nilai + + = 1 Fungsi
dari format warna gray ini adalah untuk memudahkan proses selanjutnya. Dengan format warna gray ini maka dihasilkan nilai R=G=B. Sutoyo, T.
2.4.2 Low Pass Filter
Low pass filter merupakan metode dasar yang banyak digunakan dalam pengolahan citra digital. Low pass filter digunakan dalam pengolahan citra digital
untuk menghaluskan citra. Suatu citra umumnya mengandung gangguan derau noise yang mengganggu kualitas citra. Derau dapat ditimbulkan dari proses
pengolahan yang tidak sesuai maupun dari gangguan fisis optik pada alat yang memberikan konribusi derau pada citra. Derau dapat dikurangi dengan menggunakan
low pass filter sehingga citra menjadi lebih halus. Pitas, Loannis Low pass filter
juga biasa disebut dengan filter blurring
atau filtersmoothingdengan menghitung nilai rata-rata perubahan yang mencolok pada
suatu piksel dengan 8 piksel tetangganya. Nilai rata-rata yang didapatkan akan menggantikan nilai piksel sebelumnya. Citra yang telah melewati low pass filter akan
terlihat lebih blur dibandingkan sebelum low pass filter.
2.4.3 Edge Detection