2.5 Transformasi Hough
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transformasi merupakan perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain baik dari bentuk sifat maupun
fungsinya dengan cara menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya. Dalam hal ini transformasi menyangkut proses pengolahan citra sehingga sebuah citra
yang ditransformasikan merupakan suatu proses perubahan citra. Transformasi citra bertujuan untuk mendapatkan informasi feature extration yang lebih jelas yang
terkandung dalam suatu citra. Ada berbagai metode transformasi yang telah ditemukan dalam ilmu pengolahan citra salah satunya adalah transformasi hough.
Transformasi hough awalnya diperkenalkan oleh Paul Hough pada tahun 1962. Pada awal diperkenalkan, transformasi hough digunakan untuk mendeteksi garis lurus
pada citra. Transformasi hough merupakan teknik transformasi citra yang dapat digunakan untuk mengisolasi suatu objek pada citra dengan menemukan batas-
batasnya boundarydetectionPutra, 2010.Gagasan dari transformasi hough adalah membuat persamaan dari suatu piksel dan mempertimbangkan semua pasangan yang
memenuhi persamaan ini. Semua pasangan ditempatkan pada suatu larik akumulator, yang disebut larik transformasi McAndrew, 2004.
Suatu proses transformasi dilakukan untuk mendapatkan suatu fitur yang lebih spesifik. Sehingga teknik yang paling umum digunakan untuk mendeteksi objek
yang berbentuk kurva seperti garis, lingkaran, elips, dan parabola salah satunya adalah classical hough transform. Konsep dasar dari transformasi hough adalah
menemukan garis dan kurva pada suatu citra yang tak terhitung jumlahnya melewati banyak titik dalam berbagai ukuran dan orientasi dalam citra tersebut. Keuntungan
utama dari Transformasi Hough adalah dapat mendeteksi sebuah tepian dengan celah pada batas fitur dan secara relatif tidak dipengaruhi oleh derau atau noise
Putra,2010. Transformasi
hough menggunakan
bentuk parametrik
dan mengestimasi nilai parameter dengan menggunakan mekanisme pemungutan suara
terbanyak atau voting dalam menentukan nilai parameter yang tepat. Dalam
transformasi hough, beberapa garis yang berpotongan pada suatu titik dalam sebuah citra bila ditransformasikan ke ruang parameter
−
, akan mendapatkan sebuah garis lurus yang dapat dinyatakan sebagai berikut.
= +
Sebaliknya jika garis lurus dalam cebuah citra ditransformasikan ke ruang parameter
−
, akan diperoleh beberapa garis yang berpotongan dalam suatu titik dalam ruang parameter
−
. Namun, seiring dengan berkembangnya pengolahan citra dengan menggunakan transformasi hough, apabila ditemui sebuah garis vertikal,
maka akan terjadi masalah dalam penghitungannya dikarenakan garis vertikal mempunyai nilai gradien kemiringan
yang besarnya tak berhingga ∞. Sehingga digunakan beberapa rumus yang dapat diterapkan dalam Transformasi Hough sesuai
dengan bentuk objek yang di analisis seperti objek garis, lingkaran, elips, dan lain sebagainya.
Gambar 2.10 Transformasi domain citra ke domain hough
Sumber:http:northstar-www.dartmouth.edu
Penerapan transformasi hough untuk mencari objek garis dapat didefinisikan untuk fungsi Ax,y dengan Ax,y, setiap titik x,y dalam gambar asli, A, dapat di
rumuskan menjadi:
= cos
+ sin
dimana adalah jarak tegak lurus dari asal garis pada sudut
yang akan dibatasi untuk 0 π yang dapat menghasilkan nilai
negatif. Dalam transformasi hough titik-titik yang terletak pada satu baris atau garis
yang sama dalam citra akan menghasilkan garis sinusoid yang berpotongan di satu titik pada domain hough. Begitu juga sebaliknya untuk invers transformasi back
projection setiap titik dalam domain hough akan berubah menjadi garis lurus pada domain citra.
2.6 Metode Histogram