KERANGKA TEORI BEBERAPA MACAM ANGIN

5

BAB II DASAR TEORI

2.1 KERANGKA TEORI

Angin secara umum adalah setiap gerakan udara relatif terhadap permukaan bumi. Dalam pengertian teknis, yang dimaksud dengan angin adalah setiap gerakan udara yang mendatar atau hampir mendatar. Angin mempunyai arah dan kecepatan yang ditentukan oleh adanya perbedaan tekanan udara dipermukaan bumi. Angin bertiup dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Semakin besar perbedaan tekanan udara semakin besar kecepatan angin.

2.2 BEBERAPA MACAM ANGIN

Angin mempunyai kecepatan dan energi yang dapat mendorong benda-benda yang dilewatinya. Kecepatan angin dinyatakan dalam kmjam, mdetik, atau dalam knot 1 knot = 1 miljam = 1,8 kmjam . Dalam pelayaran lazimnya menggunakan ukuran kecepatan knot dan dalam penerbangan selain knot juga digunakan ukuran kmjam atau mdetik. Angin mempunyai energi yang besarnya setara dengan kecepatannya; makin kencang makin besar energi yang dibawanya. Berkaitan dengan energi tersebut oleh Admiral Beaufort dari angkan laut Inggris pada awal abad-19 angin dibedakan tingkatnya menurut dampak yang ditimbulkan, dan menyusunnya dalam skala yang selanjutnya dikenal dengan “skala Beaufort”. Kenudian pada tahun 1906 G.C. Simpson dalam Meteorological Office Publication no. 180, London, mengemukakan hubungan antara skala Beaufort dan kecepatan angin dalam rumus : V = 0,836 B 3 2, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dengan V = kecepatan angin dinyatakan dalam mdt, dan B besarnya skala. Dengan skala Beaufort dikenali tanda-tanda sebagai berikut . Skala Beaufort 0 : Keadaan tenang; asap dari cerobong industri kelihatan Skala Beaufort 12: Angin sangat kencang yang kecepatannya lebih dari 60 knot. Di darat banyak menimbulkan pohon tumbang dan di laut menimbulkan gelombang sangat tinggi.Berdasarkan kecepatannya angin diberi tingkatan yang diberi nama: a. Angin teduh, adalah angin yang kecepatannya kurang dari 1 knot. b. Angin ribut, adalah angin yang luar biasa kekuatannya lebih dari 28 knot. c. Angin ribut kuat, adalah angin ribut yang kecepatannya 41 sampai 47 knot. d. Angin ribut hebat, adalah angin ribut yang kecepatannya lebih dari 48 knot. e. Angin ribut lemah, adalah angin ribut yang kecepatannya 25 sampai 33 knot. f. Angin ribut sedang, adalah angin ribut yang kecepatannya 25 sampai 33 knot. Berbagai nama angin juga diberikan berdasarkan sifat fisis dan berdasarkan teori atau disebut angin teoritik antara lain. a. Angin geostrofik adalah angin mendatar yang secara teori dihasilkan dari adanya keseimbangan antara gaya Corioli dan landaian mendatar tekanan. Dalam fisika keseimbangan tersebut dinyatakan dengan rumus : V g = – gf ӘpӘn; dengan g = percepatan gravitas bumi, f = faktor Corioli, p = tekanan atmosfer, dan ӘpӘn = landaian tekanan sepanjang arah garis n tegaklurus isobar. Angin geostrofikk arahnya Hampir sejajar dengan arah isobar. b. Angin alobar adalah 1. Komponen angin yang secara teori dihasilkan oleh ketidak seragaman perubahan lokal dari tekanan mengikut waktu. 2. Kecepatan angin yang timbul dari adanya keseimbangan antara gaya Corioli dan percepatan angin geostrofik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Angin isalobar, adalah angin yang secara teori ditimbulkan oleh perubahan lokal tekanan mengikut waktu. d. Angin landaian adalah komponen kecepatan angin yang tegaklurus garis kontur tekanan tetap di suatu titik pada peta ketinggian. Secara teori angin landaian V gr dihasilkan dari adanya keseimbangan antara gaya Corioli dan gaya sentripetal dengan landaian mendatar tekanan, dan dinyatakan dengan rumus : V gr 2 R + f V gr = – g ӘpӘn; dengan R = jejari lengkungan lintasan, f = faktor Corioli, g = percepatan gravitas bumi, ӘpӘn = landaian tekanan tegak lurus isobar. e. Angin langkisau adalah angin kuat yang mendadak terjadi dalam waktu singkat yang kemudian diikuti keadaan tenang ta ada angin; umumnya hanya disebutkan langkisau saja f. Angin membujur setara adalah angin khayalan, dalam penerbangan, yang diwujudkan seperti angin sebenarnya dengan kecepatan seragam sebesar kecepatan rata-rata pesawat terbang terhadap bumi dan selalu sejajar dengan lintasannya. g. Angin pilin adalah badai angin kecil dengan udara di dalamnya berputar mengelilingi pusat yang bertekanan rendah; kadang-kadang putaran udara menjulur ke atas sampai beberapa ratus meter dan menimbulkan pilin debu bila bila terjadi di padang pasir h. Angin puyuh, adalah putaran kuat turus udara berbentuk juntaian yang terdapat pada bagian bawah awan Kumulonimbus dan hampir selalu tampak sebagai awan corong. Pusarnya bergaris tengah beberapa ratus meter. Biasanya berputar siklonal mengiri bila dilihat dari atas dengan kecepatan sekitar 150 – 500 kmjam. Angin puyuh termasuk fenomena atmosfer skala lokal yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mempunyai potensi kekuatan sangat merusak. Di Indonesia angin puyuh disebut juga “puting beliung”. i. Angin semu, adalah angin yang arah dan kecepatannya diukur dari benda yang bergerak. Besar arah dan kecepatannya sama dengan beda vektor antara angin sebenarnya dan kecepatan benda bergerak. j. Angin sekal setara, adalah sama dengan angn membujur setara k. Angin termal adalah angin yang secara teori diturunkan dari perbedaan suhu dan tekanan dalam lapisan atmosfer. Dalam praktik angin termal dinyatakan sebagai beda vektor angin di suatu paras dan vektor angin paada paras dibawahnya. Misalkan pada paras 500 mb vektor angin V 5 dan pada a.paras 700 mb V7 maka angin termal dalam lapisan antara paras 700 mb dan 500 mb ditulis : VT = V5 – V7 Di lintang tengah dan tinggi belahan bumi utara, di sekitar daerah dingin, arah angin termal adalah siklonik mengiri, dan di sekitar daerah panas antisiklonik menganan. Sebaliknya di belahan bumi selatan, di sekitar daerah dingin arah angin termal adalah antisiklonik mengiri, dan di sekitar daerah panas siklonik menganan. Meskipun penaksiran tersebut hanya untuk lintang tengah dan tinggi, tetapi dapat digunakan untuk menaksir imbasnya di kawasan tropik atau Indonesia.Dengan angin termal dapat ditaksir adanya lataan suhu atau energi dan arah penjalarannya. Dalam lapisan batas dari permukaan sampai sekitar 3 km atau paras 700 mb , proyeksi ujung vektor angin termal membentuk garis spiral yang disebut spiral Ekman. Bila bentuk spiral sangat lengkung dalam lapisan tersebut udara bergolak-galik besar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3 ANGIN SEBAGAI PETUNJUK CUACA