19
Permasalahan dalam penelitian ini adalah transformasi tradisi barong ngelawang di kawasan pariwisata Ubud, Gianyar, Bali. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa tulisan Subrata seperti yang telah diuraikan di atas berbeda dengan objek kajian dalam penelitian ini.
2.2 Konsep
Secara umum konsep menggambarkan ciri-ciri umum secara abstrak tentang suatu objek, peristiwa, atau fenomena lainnya. Konsep diharapkan dapat
menyederhanakan pemikiran satu istilah untuk beberapa peristiwa yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Konsep berhubungan dengan fakta atau realitas
yang diwakilinya. Selain itu, konsep lebih banyak mengacu pada pengamatan realitas sosial.
Dalam penelitian ini konsep digunakan sebagai pendukung analisis dan memberikan landasan operasional sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Konsep yang terkait dengan kajian ini adalah konsep pola transformasi, konsep ideologi, konsep tradisi barong ngelawang, dan konsep kawasan pariwisata.
Penjelasan lebih lanjut tentang konsep-konsep tersebut diuraikan sebagai berikut. 1 Pola transformasi merupakan satu kesatuan konsep yang terbentuk dari
dua istilah, yaitu pola dan transformasi. Pola merupakan bentuk atau model yang dapat dipakai untuk membuat menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI dijelaskan bahwa pola adalah model; sistem cara kerja;
dan bentuk struktur yang tetap Tim Penyusun, 2001:692.
Sebuah pola pada dasarnya adalah susunan teratur dari objek atau peristiwa dalam ruang dan waktu.
20
Transformasi, sebuah kata yang dapat disepadankan dengan kata pemalihan, yang artinya perubahan dari benda asal menjadi benda jadiannya. Baik
perubahan yang sudah tidak memiliki atau memperlihatkan kesamaan atau keserupaan dengan benda asalnya maupun perubahan yang benda jadiannya masih
menunjukkan benda asalnya http:waodeizzati.blogspot.com201304 teori- transformasi.html. Transformasi juga memiliki maksud perubahan bentuk dan
secara lebih terperinci memiliki arti perubahan, baik fisik maupun nonfisik bentuk, rupa, sifat, fungsi, dan sebagainya.
Toffler menjelaskan bahwa sejarah peradaban manusia dibagi menjadi tiga gelombang, yaitu gelombang pertama ditandai dengan penemuan pertanian,
gelombang kedua ditandai oleh revolusi industri, dan gelombang ketiga ditandai oleh revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam setiap gelombang, manusia
mengalami kejutan karena akselerasi perubahan dalam berbagai
bidang kehidupan, pergantian dari satu gelombang peradaban ke gelombang berikutnya
berarti transformasi dalam Alfian, 1986:169--170. Peursen melihat tahapan transformasi kebudayaan terdiri atas tiga bagian,
yaitu tahap mitis, ontologis, dan fungsional. Dalam tahap mitis, sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib sekitarnya,
kekuasaan para dewa alam raya seperti yang dipertunjukan oleh bangsa primitif. Tahap ontologis, yaitu sikap manusia yang mengambil jarak terhadap segala
sesuatu yang dahulu dirasakan sebagai kepungan kekuasaan mitis. Bebas meneliti segala hal ikhwal dan menyusun suatu teori mengenai hakikat segala sesuatu.
Tahap fungsional, yaitu sikap dan alam pikiran yang makin tampak dalam
21
manusia modern. Artinya, manusia tidak terpesona lagi oleh sikap mitis dan ontologis, tetapi ingin mengadakan relasi-relasi baru, suatu kebertautan yang baru
terhadap segala sesuatu dalam lingkungannya. Dalam transformasi kebudayaan tidak berarti selalu menuju pada suatu tahapan yang lebih baik dan lebih sempurna
daripada yang terdahulu, setiap tahap lebih tinggi daripada tahap yang sebelumnya, tetapi menuju suatu hal yang berbeda sifatnya saja Peursen, 1988:
18--21. Konsep transformasi kebudayaan merupakan konsep berkelanjutan yang
merentang dari konsep dinamika kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan transformasi
kebudayaan. Dinamika
kebudayaan, yakni
terjadinya gerak
kebudayaan akibat berkembangnya hubungan unsur dengan unsur, unsur dengan dimensi, dan dimensi dengan dimensi dalam totalitas sistemik suatu kebudayaan.
Perubahan kebudayaan merupakan dinamika dan proses menjadi berbeda dari keadaan sebelumnya yang berjalan, baik secara parsial maupun total. Oleh karena
itu, dalam hukum perubahan kebudayaan dikenal adanya dua kategori besar perubahan, yaitu evolusi kebudayaan dan difusi kebudayaan. Transformasi
kebudayaan adalah perubahan bentuk dengan implikasi perubahan jaringan fungsi dan isi kebudayaan. Transformasi merupakan perubahan kebudayaan mengalami
pembesaran skala, baik secara horizontal maupun vertikal, tetapi esensi jati diri kebudayaan tetap berkelanjutan Geriya, 2008:20.
Terkait dengan penelitian ini, pola transformasi dimaksudkan adalah suatu model perubahan bentuk, baik fisik maupun nonfisik, baik perubahan yang masih
22
menunjukkan benda asalnya maupun perubahan yang sudah tidak memperlihatkan kesamaan dengan benda asalnya.
2 Ideologi merupakan ide, gagasan, dan keyakinan yang menyeluruh dan sistematis menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Istilah ideologi
berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi, secara harfiah ideologi berarti
ilmu tentang pengertian dasar, ide, atau cita-cita. Ideologi adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan
metode untuk menyebarkannya http:id.wikipedia.orgwikiIdeologi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI dijelaskan bahwa ideologi
merupakan kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat kejadian yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; dan cara berpikir
seseorang atau suatu golongan Tim Penyusun, 2001:319. Ideologi menyangkut persoalan wilayah kesadaran, baik individu maupun kolektif, dari kehidupan
manusia. Seluruh artifak dalam berbagai bentuk ekspresi budaya adalah produk- produk dari ideologi. Segala yang sudah tertanam dalam diri individu sepanjang
hidupnya, produksi sejarah yang seolah-olah menjelma menjadi sesuatu yang alamiah itulah ideologi Takwin dalam Althusser, 2004:xvi--xvii.
Ideologi berdasar pada sistem nilai budaya yang dapat menumbuhkan ide- ide untuk mengembangkan kesadaran, baik secara individu maupun kelompok
sehingga dapat terbangun alam pikiran manusia, bentuk-bentuk perilaku
23
kehidupan, serta dapat berwujud benda-benda atau fenomena hasil ciptaannya yang berwujud budaya setempat. Dengan demikian, ideologi yang dimaksudkan
dalam kajian ini adalah kumpulan gasagan, ide, dan keyakinan yang menyeluruh menyangkut berbagai bidang kehidupan seseorang atau kelompok yang dapat
memberikan arah atau tujuan untuk kelangsungan hidup. 3 Tradisi barong ngelawang merupakan satu kesatuan konsep yang
terbentuk dari dua istilah, yaitu tradisi dan barong ngelawang. Tradisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat http:id.wikipedia. orgwikiTradisi. Tradisi juga berupa adat kebiasaan turun-temurun yang masih
dijalankan dalam masyarakat; serta penilaian atau anggapan, bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar Tim Penyusun,
2001:959. Hal yang mendasar dalam tradisi adalah suatu warisan informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya, baik secara tertulis maupun lisan
sehingga tradisi menjadi bagian dari masa lalu yang dipertahankan sampai sekarang.
Barong ngelawang terdiri dari kata ‘barong’ dan ‘ngelawang’. Barong berasal dari kata ‘barwang’ yang berarti beruang binatang Titib, 2003:417.
Dibia mengatakan bahwa kata barong diduga berasal dari kata ‘bahrwang’ yang diartikan sebagai binatang beruang, seekor binatang mitologi yang mempunyai
kekuatan gaib Dibia, 1999:25. Menurut Bandem, kalau dilihat dari segi ekspresi, warna, dan hiasan yang ada pada topeng tapel yang digunakan, tampak dalam
barong itu ada perpaduan antara kebudayaan Hindu dan kebudayaan Bali Kuno
24
Hindu yang bercorak Buddha dalam Sulistyawati ed, 2011:86. Ngelawang berasal dari kata dasar ‘lawang’ yang berarti pintu, awalan ‘nge’ berarti menuju
atau ke. Ngelawang berarti dari satu pintu menuju ke pintu yang lain untuk mengadakan pementasan. Jadi, barong ngelawang berarti suatu kegiatan
berkeliling dari pintu ke pintu untuk mengadakan suatu pementasan barong Bandem, wawancara 6 Juli 2014.
Tradisi barong ngelawang yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah pementasan barong dari satu rumah ke rumah yang lain bertujuan sebagai penolak
bala agar desa terbebas dari mara bahaya. Kegiatan ini menjadi kebiasaan dan bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, yang diwarisi secara turun
temurun dan masih berlangsung sampai saat ini. Pementasan barong ngelawang ini biasanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada hari raya Galungan dan
Kuningan serta pada sasih Kanem. Barong yang digunakan untuk ngelawang adalah barong sungsungan, yaitu barong yang sudah melalui proses sakralisasi.
4 Kawasan pariwisata merupakan satu kesatuan konsep yang terbentuk dari dua istilah, yaitu kawasan dan pariwisata. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia KBBI disebutkan bahwa kawasan merupakan daerah tertentu yang antara bagian-bagiannya terdapat hubungan tertentu Tim Penyusun, 2001:398.
Kawasan berarti suatu daerah dengan ciri-ciri tertentu dan mempunyai kekhususan untuk menampung kegiatan manusia, seperti industri, pertokoan, permukiman,
dan sebagainya. Pariwisata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI dijelaskan
bahwa pariwisata adalah sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan untuk
25
rekreasi Tim Penyusun, 2001:649. Pariwisata juga berarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dengan demikian, pariwisata berarti
kegiatan seseorang yang bepergian ke suatu tempat di luar lingkungannya untuk bersenang-senang ataupun tujuan lainnya. Menurut Matsuura, pariwisata diartikan
sebagai kegiatan untuk melihat-lihat atau menikmati daerah lain. Selain itu, juga melihat-lihat kebiasaan atau tradisi yang ada di daerah tujuan wisata dan
berkeliling untuk melihat objek-objek peninggalan sejarah dalam Sendra, 2010: 135.
Dalam UU Nomor 9, Tahun 1990 pasal 1 ayat 7 disebutkan bahwa kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata UU No. 9, Tahun 1990. Kawasan pariwisata merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu
wilayah administratif atau lebih yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan Palguna, 2010:157. Terkait dengan permasalahan penelitian ini, kawasan pariwisata yang
dimaksudkan adalah daerah yang memiliki ciri khas dan kekhususan menjadi tempat pemusatan kegiatan yang terkait dengan tujuan orang untuk bepergian dan
bersenang-senang. Daerah tersebut dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lain sehingga wisatawan tertarik untuk
mengunjungi daerah tersebut. Dengan demikian, kawasan pariwisata Ubud dimaksudkan adalah daerah dengan ciri sebagai ‘desa pelukis’, ‘desa Bali asli’,
serta terkenal dengan seni musik tradisi gamelan, seni tari, seni patung, dan seni
26
lukisnya. Kekhasan lain Ubud adalah kesadaran masyarakatnya untuk pelestarian alam dengan upaya penghijauan untuk keindahan desa, pelestarian budaya, dan
peran puri sebagai pengayom budaya tradisional.
2.3 Landasan Teori