Manfaat praktis Manfaat Penelitian .1 Manfaat teoretis

12 barong ngelawang yang pada saat ini keberadaan sekaa jenis kesenian ini semakin menjamur.

1.4.2 Manfaat praktis

Selain manfaat teoretis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis, yaitu dapat memberikan tambahan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat tentang tradisi barong ngelawang dalam tatanan kehidupan masyarakat Bali pada umumnya dan masyarakat yang ada di kawasan pariwisata Ubud, Gianyar, Bali pada khususnya. Selain itu, dapat memberikan motivasi kepada para praktisi kesenian barong ngelawang agar aktivitasnya dilakukan dengan kesadaran yang kritis dan selalu mengedepankan kreativitas dalam upaya pengembangan kehidupan seni budaya. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memupuk dan menumbuhkembangkan semangat untuk berkreasi dalam diri para pendukung tradisi barong ngelawang yang ada di kawasan pariwisata Ubud, Gianyar, Bali. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Semua aktivitas yang terkait dengan barong di Bali merupakan fenomena budaya yang terkait dengan kompleksitas nilai-nilai kehidupan yang berlaku di masyarakat Bali. Oleh karena itu, hal-hal yang terkait dengan objek kajian dalam penelitian ini tentu sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para pendahulu. Demikian juga tulisan-tulisan yang menguraikan permasalahan yang terkait dengan penelitian ini sudah banyak dilakukan orang. Adapun pustaka itu, di antaranya adalah sebagai berikut. Soedarsono dalam bukunya yang berjudul Seni Pertunjukan dan Pariwisata 1999 mengatakan bahwa pada tahun 1920-an Bali mulai dibanjiri oleh orang Eropa dan Amerika yang ingin menyaksikan produk-produk budaya masyarakat yang beragama Hindu ini. Orang-orang Barat itu telah mendengar bahwa orang Bali melibatkan hampir semua bentuk seni dalam ibadah dan adatnya. Artinya, seni tari, musik gamelan, patung, dan sebagainya berjejalan memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Bali sering dianggap sebagai ‘surga seni’, “pulau dewata”, dan sebagainya. Lebih lanjut Soedarsono mengatakan bahwa Walter Spies seorang pelukis dan musisi Jerman menganjurkan kepada beberapa seniman Bali untuk menanggapi hadirnya wisatawan mancanegara yang sangat ingin menyaksikan kekayaan seni pertunjukan Bali, selalu terbentur waktu yang tidak cocok dengan