4.
Beasiswa Supersemar
Syarat-syarat : a.
Foto copy KTM
b. Foto copy KHS
c. IPK min 2.75
d. Menyerahkan proposal pengajuan beasiswa
e.
Menyerahkan karya tulis ilmiah
f. TPSDP Beasiswa khusus mahasiswa teknik
Syarat-syarat : a.
Foto copy KTM
b. Foto copy KHS
c. IPK min 2.75
d.
Menyerahkan karya tulis ilmiah
2.2 Sistem Pendukung Keputusan 2.2.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan SPK atau Decision Support System adalah suatu bentuk sistem informasi yang bertujuan untuk membantu
seseorang dalam menyelesaikan masalah semi terstruktur yaitu masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap. Masing-masing komponen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ini diatur oleh suatu software yang telah tersedia atau dirancang secara spesifik.
Ada beberapa definisi tentang sistem pendukung keputusan, antara lain Turban, 2001: Little 1970 mendefinisikan SPK sebagai sekumpulan
prosedur yang berdasarkan model-model untuk memproses data dan untuk membantu manager dalam melakukan pengambilan keputusan.
Bonczek et.al 1980: mendefinisikan SPK sebagai system berdasarkan computer yang terdiri dari tiga komponen yang saling
berinteraksi, yaitu: a language system mekanisme yang menyediakan sarana komunikasi antar user dengan komponen SPK lainnya, a knowledge system
penyimpanan pengetahuan tentang problem yang dapat berupa data atau prosedur, dan a problem-knowledge system penghubung antara dua
komponen di atas, terdiri dari satu atau lebih kemampuan memanipulasi problem yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan dari pembuatan SPK adalah sebagai berikut: a.
Membantu manajer dalam mengambil keputusan setengah struktur yang dihadapi oleh para manajer level menengah.
b. Membantu atau mendukung manajemen dalam mengambil
keputusan bukan dengan menggantikannya.
2.3 Preference Ranking Organizational Method for Enrichment Evaluation PROMETHEE
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
x x
f x
fj x
f x
f x
f Max
k
,......, ,........,
, ,
3 2
1
Promethee adalah suatu metode penentuan urutan prioritas dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan.
Dugaan dari dominasi criteria yang digunakan dalam promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outrangking. Semua parameter yang
dinyatakan mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomi. Prinsip yang digunakan adalah penetapan perioritas alternatif yang telah
ditetapkan berdasarkan pertimbangan i fi . [ real world ], dengan
kaidah dasar:
Dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif dan fii =1,2,3,…K merupakan nilai atau ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam
aplikasinya sejumlah kriteria telah ditetapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian dari
Real word.
Promethee termasuk dalam keluarga dari metode outranking yang dikembangkan oleh B.Roy dan meliputi 2 fase:
1. Membangun hubungan out ranking dari K.
2. Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam
paradigma permasalahan multikriteria. Nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-
masing kriteria merupakan fase pertama dalam proses analisa. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pembuat keputusan. Data dasar untuk evaluasi dengan metode promethee disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Data Dasar Analisa Promethee
f1. f2.
... fj
. fk
. a1
f1a1 f2ai
... fja1
fka1 a2
f1a2 f2a2
... fja2
f2a2 ...
... ...
... ...
... Ai
f1ai f2ai
... fjai
fkai ...
... ...
.... …
... An
f1an f2an
... fjan
fkan
Keterangan: 1. a1,a2,ai,an : a alternatif potensial.
2. f1,f2,...,fi,fk : k kriteria evaluasi.
2.3.1 Dominasi Kriteria
Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
f : K → Я Real Word
dan tujuan berupa prosedur optimasi. untuk setiap alternatif a
ε K, f a merupakan evaluasi dari alternatif tersebut untuk setiap kriteria. Pada saat dua alternatif dibandingkan, a, b
ε K, harus dapat ditentukan perbandingan preferensinya.
Penyampaian Intensitas P dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga:
1. P a,b = 0,berarti tidak ada beda indefferent antara a dan b, atau tidak ada
preferensi dari a lebih baik dari b. 2.
P a,b ≈ 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b.
3. P a,b = 1, kuat preferensi dari a lebih baik dari b.
4. P a,b
≈ 1, berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b. Dalam metode ini fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi
yang berbeda antara dua evaluasi , sehingga : P a,b = P f a – fb
Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan nilai f dan akumulasi dari nilai ini menentukan
nilai preferensi atas masing–masing alternatif yang akan dipilih.
2.3.2 Rekomendasi Fungsi Preferensi Untuk Keperluan Aplikasi
Dalam metode Promethee ada enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama,
maka digunakan fungsi selisih kriteria nilai kriteria alternatif H d dimana hal ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d jika
1 d
jika d
H
1 H d
d
q d
atau q
d jika
1 q
d q
jika d
H
mempunyai hubungan langsung pada preferensi. Keenam fungsi kriteria tersebut meliputi :
1. Kriteria Biasa
Usual Criterion
dimana : d = selisih nilai kriteria { d=fa-fb } Pada kasus ini tidak ada beda sama penting antara a dan b jika
dan jika f a = fb; apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi
mutlak untuk alternatif yang memiliki nilai lebih baik. Untuk melihat kasus preferensi pada kriteria biasa, ilustrasinya dapat dilihat dari
perlombaan renang, seorang peserta dengan peserta lainnya akan memiliki peringkat yang mutlak berbeda walaupun hanya dengan selisih nilai
waktu yang teramat kecil, dan dia akan memiliki peringkat yang sama jika dan hanya jika waktu tempuhnya sama atau selisih nilai diantara
keduanya sebesar nol. Fungsi Hd untuk fungsi preferensi ini disajikan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kriteria Biasa 2.
Kriteria Quasi Quasi Criterion
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
p d
atau p
d jika
1 p
d p
jika dp
d H
Kriteria ini memiliki alternatif preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H d dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu
tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing- masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak,
jika pembuat keputusan menggunakan kriteria ini, maka decision maker tersebut harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat dijelaskan
pengaruh yang signifikan dari sutau kriteria. fungsi Hd untuk preferensi ini disajikan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Kriteria Quasi
Jika pembuaa keputusan menggunakan kriteria quasi, maka dia harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh
yang signifikan dari suatu kriteria dalam pandangan ekonomi. Dalam hal ini, preferensi yang lebih baik diperoleh apabila terjadi selisih antara dua
alternative diatas nilai q.
3. Kriteria dengan Preferensi Linier
Kriteria ini menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat
1 H d
d q
- q
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d
p jika
1 p
d q
jika 0.5
q d
jika d
H
secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak. Fungsi criteria ini disajikan pada
Gambar 2.3
Gambar 2.3 Kriteria Linier
Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasikan beberapa kriteria untuk tipe ini, dia harus menentukan nilai dari kecenderungan atas nilai
p. dalam hal ini nilai d diatas p telah dipertimbangkan akan memberikan preferensi mutlak dari satu alternatif.
4. Kriteria Level Level Criterion
Dalam kasus ini kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p ditentukan secara simultan. Jika d berada di antara nilai q dan
p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah H d = 0.5 . Fungsi ini disajikan pada Gambar 2.4. dan pembuat keputusan telah menentukan
kecenderungan untuk criteria ini.
1 H d
d q
- q - p
p
1 2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d
p jika
1 p
d q
jika q
p q
d q
d jika
d H
Gambar 2.4 Kriteria Level
Gambar 2.4 menjelaskan pembuat keputusan telah menentukan kedua kecenderungan untuk kriteria ini. Bentuk kriteria level ini dapat
dijelaskan misalnya dalam penetapan nilai preferensi jarak tempuh antar kota. Misalnya jarak antara Surabaya-Bromo sebesar 60 km, Bromo-
Kalibaru sebesar 68 km, Kalibaru-Ijen sebesar 45 km, Bromo-Ijen 133 km. Dan telah ditetapkan bahwa selisih dibawah 10 km maka dianggap jarak
antar kota tersebut adalah tidak berbeda, selisih jarak sebesar 10-30 km relatif berbeda dengan preferensi yang lemah, sedangkan selisih diatas 30
km diidentifikasikan memiliki preferensi mutlak berbeda. Dalam kasus ini, selisih jarak antara Surabaya-Bromo dan Bromo-
Kalibaru dianggap tidak berbeda Hd=0 karena selisih jaraknya dibawah 10 km, yaitu 68-60 km = 8 km, sedangkan preferensi jarak antara
Bromo-Kalibaru dan Kalibaru-Ijen dianggap berbeda dengan preferensi lemah Hd=0,5 karena memiliki selisih yang berada pada interval 10-30
km, yaitu sebesar 68-45 km = 23 km.
5. Kriteria Dengan Preferensi Linier Dan Area Yang Tidak Berbeda
Pada kasus ini, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi
mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p. Dua parameter
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tersebut telah ditentukan dimana fungsi H adalah hasil perbandingan antar alternatif, fungsi H selanjutnya disajikan pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Kriteria Preferensi Linier Dan Area Yang Tidak Berbeda 6.
Kriteria Gaussian Hd = 1 - exp { -d
2
2 σ
2
} Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai
σ, dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistik. Fungsi ini disajikan
dalam Gambar 2.6
Gambar 2.6 Kriteria Gaussian 2.3.3.
Indeks Preferensi Multikriteria
Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi P, dan πi
untuk semua kriteria fi i=1,2,...,k dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot weight
πi merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi, jika semua kriteria memiliki nilai kepentingan yang sama dalam pengambilan keputusan
maka semua nilai bobot adalah sama.
1 H d
d p
- p q
- q
1 H d
d
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
A x
x ρa,
1 n
1 a
φ
Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi Pi.
n 1
i
A b
a, :
b a,
Pi =
b a,
a, b, merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan
secara simultan dari seluruh kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. a, b = 0, menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih dari
alternatif b berdasarkan semua kriteria. 2.
a, b = 1, menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.
Indeks preferernsi ditentukan berdasarkan nilai hubungan outrangking pada sejulah kriteria dari masing-masing alternatif. Hubungan ini dapat disajikan
sebagai grafik nilai outrangking, node-nodenya merupakan alternatif berdasarkan kriteria penilaian kriteria tertentu.
2.3.4 Arah dalam Grafik Nilai Outranking
Perangkingan yang digunakan dalam metode Promethee meliputi tiga bentuk antara lain :
a. Leaving Flow
Untuk setiap nilai node a dalam grafik nilai outrangking ditentukan berdasarkan leaving flow dengan persamaan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
A x
a ρx,
1 n
1 a
φ
a φ
- a
φ φa
Leaving flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a. dan hal ini merupakan karakter pengukuran outrangking.
b. Entering Flow
Sedangkan secara simetris dapat ditentukan nilai Entering Flow dengan persamaan:
Entering flow diukur berdasarkan karakter outrangking dari a. c.
Net Flow Sehingga pertimbangan dalam penentuan net flow diperoleh
dengan persamaan :
Semakin besar nilai leaving flow dan semakin kecil entering flow maka alternatif tersebut memiliki kemungkinan dipilih yang
semakin besar. Perangkingan dalam promethee I dilakukan secara parsial, yaitu didasarkan pada nilai leaving flow dan entering flow.
Sedangkan promethee II termasuk perangkingan komplek karena didasarkan pada nilai net flow masing-masing alternatif yaitu alternatif
dengan nilai net flow lebih tinggi menempati satu rangking yang lebih baik.
2.3.5 Langkah–langkah Perhitungan dengan Metode Promethee
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Langkah – langkah perhitungan dengan metode promethee adalah sebagai berikut :
1. Menentukan beberapa alternatif yang ada dalam lingkup masalah dan akan di
pilih sebagai solusi. 2.
Menentukan beberapa kriteria yang akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Menentukan dominasi kriteria, ini didasarkan pada karakteristik tujuan dari
setiap kriteria. 4.
Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria yang paling cocok didasarkan pada data dan pertimbangan di lapangan. tipe preferensi ini berjumlah 6.
5. Memberikan nilai parameter untuk setiap kriteria berdasarkan preferensi yang
telah dipilih. 6.
Memberi nilai kriteria atau skor alternatif untuk masing-masing alternatif yang akan dilakukan proses pemilihan.
7. Membandingkan nilai kriteria untuk setiap alternatif dengan
mempertimbangkan dominasi kriteria dan preferensi yang telah dipilih serta nilai parameter yang diberikan.
8. Perangkingan dalam Promethee: Dalam metode promethee ada 2 macam
perangkingan yang disandarkan pada hasil berhitungan, antara lain : a. Perangkingan Parsial yang didasarkan pada nilai Leaving Flow dan Enter
Flow. b. Perangkingan lengkap atau complete yang didasarkan pada nilai Net Flow.
2.3.6 Keunggulan dan kelemahan Metode Promethee
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Adapun kelemahan dan keunggulan dari metode promethee adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Promethee METODE KEUNGGULAN
KELEMAHAN
1. Lebih Stabil, lebih jelas, dan lebih sederhana atau mudah
dipahami oleh praktisi. 1. Membutuhkan
informasi tambahan berupa preferensi tertentu
yang harus didefinisikan atau dijelaskan
2. Menyediakan 6 tipe preferensi terhadap kriteria.
3. Perangkingan alternatif baik secara parsial maupun lengkap.
Promethee
4. Memperhitungkan kriteria yang berbeda pada saat yang sama, yang
tidak mungkin dengan keputusan berbasis proses yang didasarkan
hanya pada satu kriteria. 2. Metode ini hanya
dapat diaplikasikan jika pengambil keputusan
dapat menyatakan preferensi dan tingkat
keputusan dari kriteria dalam skala rasio.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Dapat menggunakan kriteria yang berbeda untuk setiap dimensi.
6. Memperhitungkan data kualitatif sebaik data kuantitatif.
2.4 PHP dan MySQL Web Development
PHP MySQL adalah bahasa pemprogaman web yang mendunia, bahasanya mudah untuk dipelajari, kompatibilitas dengan berbagai macam server
baik itu windows maupun unix, dan yang tak kalah penting adalah bahasa pemprogaman PHP MySQL bersifat open source sehingga perkembangannya
pun akan semakin cepat dan dapat diimplementasikan diberbagai bidang kebutuhan dalam pembuatan aplikasi.
Dengan semakin berkembangnya dunia internet dan tingginya kebutuhan akan sebuah bahasa pemprogaman yang mumpuni, setiap saat berbagai macam
fungsi baru dan library tambahan selalu muncul di internet untuk memperkokoh dan meningkatkan performa keduanya, bug-bug yang ada pada versi sebelumnya
diperbaiki oleh komunitas dan juga oleh para programmer handal yang ada diseluruh dunia.
2.4.1 PHP
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PHP kepanjangan dari Hypertext Preprocessor, PHP sendiri dibuat oleh Rasmus Lerdorf, PHP bersifat open source dan telah digunakan oleh hampir
seluruh web developer di seluruh dunia. Karena sifatnya yang open source dan semakin banyaknya user membuat
bahasa pemprogaman ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Sintak atau strukturnya hampir mirip dengan bahasa pemprogaman C, Java dan Perl
sehingga dengan begitu bagi mereka yang sudah mempelajari bahasa tersebut tidak akan mengalami kesulitan, selain itu bagi para pemula yang baru memulai
bahasa pemprogaman web rasanya PHP turut diperhitungkan, karena pemanfaatan bahasa PHP tidak hanya sekedar untuk web dan aplikasinya tetapi sudah
merambah kedunia desktop windows, namanya yaitu PHP GTK. Sebuah contoh script php sederhana :
html head
titleBelajar PHP MySQLtitle head
body ?php
echo Selamat belajar PHP MySQL; ?
body html
Kalau kita perhatikan script diatas, bahasa php dimulai dengan tanda
“?php” dan diakhiri dengan tanda “?”, sama seperti pemprogaman web
lainnya, script php ditempatkan di dalam tag HTML. Berbeda halnya dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bahasa pemprogaman Java script, script php di olah di sisi server, ini berarti bahwa script php yang telah dibuat akan diproses terlebih dahulu di server baru
kemudian ditampilkan ke client dalam bentuk html atau dalam format lainnya, dengan begitu script akan lebih aman dan meminilisasikan kesalahan interpreter
browser
2.4.2 MySQL
MySQL adalah database yang cepat dan tangguh, sangat cocok jika digabungkan dengan PHP. Dengan database bisa digunakan untuk menyimpan,
mencari dan mengklasifikasikan data dengan lebih akurat dan professional. MySQL menggunakan SQL language Structur Query Language artinya MySQL
menggunakan query atau bahasa pemprogaman yang sudah standar di dalam dunia database. Kelebihan MySQL diantaranya : Dari segi performa, MySQL
tidak bisa diragukan, pemprosesan database sangat cepat; Open source; Mudah untuk dipelajari; Kompabilitas dengan berbagai system operasi dan web server
yang ada
2.5 Appserv
Untuk membuat sebuah pemrograman web server-site, diperlukan sebuah web server. Ada banyak server yang berkembang dan sering digunakan dalam
membangun aplikasi berbasis web seperti misalnya PWS dan IIS yang dipakai oleh ASP-nya Microsoft, Web Server Netscape, Qitami, Caudium, dan Apache.
PHP triad menyediakan Apache sebagai HTTP server dalam paketnya. Pada awalnya, Apache di desain pada Sistem berbasis UNIX tetapi akhirnya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berkembang untuk berbagai system seperti Microsoft Windows, 2000, NT, 98, dan 95.
Selanjutnya seperti di dalam versi UNIX, apache memiliki beberapa hal yang dibutuhkan untuk feature-feature baru dan memiliki API sehingga dapat
digunakan dengan lebih mudah bagi pemakainya. Untuk mengetahui tentang Apache secara lebih detail anda dapat mengunjungi situs resmi yang dimilikinya
yaitu http:apache.org
. Agung Teguh Wibowo Almais, 2008
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
BAB III PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil analisa dari sistem yang ada pada penentuan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur, dapat diidentifikasi masalahnya antara lain tidak adanya aplikasi untuk menghitung penilaian mahasiswa berprestasi yang berhak menerima beasiswa
dengan metode PROMETHEE karena belum adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam memperhitungkan perangkingan penilaian mahasiswa
tersebut berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Akademik 2010.
3.2 Analisa Dan Perancangan Sistem
Untuk membuat perancangan dan desain digunakan model-model yang telah ada dan sudah banyak digunakan. Diantara model-model tersebut antara lain
dokumen flow, sistem flow ataupun perancangan hubungan relasi antar tabel. Tahap- tahap yang digunakan dalam mendesain sistem pendukung keputusan untuk
penentuan beasiswa berdasrkan prestasi yang telah diraih adalah: 1.
Membuat work flow yang menggambarkan alur dari sistem penentuan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi.
2. Membuat HIPO Diagram Berjenjang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.