Ilmu Sosial Budaya Dasar

  

KONSEP MBB-ISBD DALAM

KERANGKA GENERAL EDUCATION

DI PERGURUAN TINGGI UMUM

A. Konsep General Education

  

Kemajuan iptek di era globalisasi telah menuntut

masyarakat untuk memiliki kemampuan spesialisasi yang matang. Tuntutan tersebut sangat berpengaruh pada pola pikir, pola hidup dan perilaku masyarakat yang cenderung mengarah pada pola pikir sekuler, materialistis, sikap hidup hedonis, perilaku egois yang

akhirnya akan hilangnya jati diri sebagai bangsa

beradab, bahkan lupa bahwa dirinya sebagai

  Pada pertengahan abad ke 20 timbul suatu kegelisahan yang serius dikalangan para pengamat pendidikan di Amerika dan Eropa tentang bagaimana nasib-nasib kehidupan umat manusia di masa depan, karena melihat kenyataan bahwa sistem pendidikan modern nampaknya kurang peduli lagi terhadap pengembangan kepribadian peserta didik.

  Ada enam pola makna esensial yang harus dipahami

dan dialami oleh segenap mahasiswa, yaitu : (a) makna

symbolic yakni kemampuan berbahasa dan berhitung,

(b) makna empirics yakni kemampuan untuk memaknai

benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris, (c) makna esthetics yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam, (d) makna ethics yaitu kemampuan memaknai

baik dan buruk, (e) makna synoetics yaitu kemampuan

berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan dalah dan (f) makna synoptics yakni kemampuan untuk beragama atau berfilsafat (Philip H.Phenix, 1964:6), Keenam pola makna di atas dikemas menjadi suatu program studi yang diberi nama General Education (pendidikan

  

Pendidikan Umum merupakan bidang studi yang

komprehensif yaitu pendidikan kepala, hati dan tangan secara terintegrasi. Ia melihat sasaran yang disentuh dalam Pendidikan Umum adalah potensi-potensi yang dimiliki manusia yaitu rasio, rasa/hati, dan tingkah laku. Ketiga hal tersebut dibina secara bersama-sama dalam rangka mewujudkan keutuhan pribadi, bukan menyentuh satu aspek secara terpisah-pisah (Wolfgang Klafki, 1968 : 20), oleh sebab itu bidang studi Pendidikan Umum perlu diberikan

kepada setiap peserta didik disetiap jenjang dan

program studi.

  Dalam laporan lima puluh tahunan Nation Socienty for the study of education tahun 1958, munculnya Program Studi General Education dilatarbelakangi oleh empat hal, yaitu : 1) sebagai reaksi terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, 2) sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat-minat khusus

dengan perolehan peradaban yang lebih luas, 3)

sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan kurikulum dan perpecahan pengalaman belajar siswa, dan 4) sebagai reaksi terhadap

formalisme dalam pendidikan liberal (McConnel,

  Tujuan Pendidikan Umum itu sangat luas yaitu mewujudkan manusia yang memiliki kehidupan pribadi yang memuaskan, keluarga yang bahagia dimana komunikasi soal dapat berjalan secara dinamis harmonis, memiliki tanggung jawab sebagai warga negara yang berperan aktif dalam memecahkan prolematika yang dihadapi oleh dirinya maupun dalam kontek kemasyarakatan. Maka dari itu, rumusan tujuan

Pendidikan Umum dari Paul dan Margareth menyiratkan

pengertian yang lebih komprehensif untuk ukuran budaya dan filsafat hidup di negara barat. Rumusan tujuan diatas, mengandung empat pola hubungan seseorang dalam melaksanakan kehidupannya, yaitu : 1) hubungan individu dengan dirimya, 2) hubungan individu dengan keluarganya, 3)

hubungan individu dengan masyarakatnya, 4) hubungan

  Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dan Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB

  • – ISBD) merupakan salah satu bentuk pembelajaran mahasiswa perguruan tinggi Indonesia dalam pencapaian tujuan utama pendidikan Nasional yaitu membentuk kepribadian utuh proses pembelajaran secara terintegrasi menggunakan pendekatan multidisipliner atau

B. Implementasi Konsep General Education di PTU

  

Secara histories, program studi General Education atau

pendidikan umum yang ada di Amerika telah dielaborasi

oleh para ahli pendidikan di Indonesia menjadi sebuah studi atau matakuliah-matakuliah yang disebut Matakuliah Dasar Umum (MKDU) sebagaimana dapat kita lihat dalam kurikulum 1983 tentang kurikulum inti MKDU di Perguruan Tinggi Umum (PTU). MKDU pada mulanya dikelompokkan ke dalam dua kelompok matakuliah yaitu kelompok pertama memuat matakuliah Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewiraan Nasional, sedangkan

kelompok kedua memuat mata kuliah Ilmu Sosial Dasar,

Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Alamiah Dasar. Kedua

C. Visi, Misi dan Tujuan MBB – ISBD

  

Berangkat dari konsep General Education yang telah

dielaborasi dan dikembangkan sesuai dengan kontak

keindonesiaan, maka disusunlah visi, misi dan tujuan

Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB),

sebagaimana yang tertuang dalam SK Dirjen Dikti No.

232 tentang Rambu-rambu pengembangan matakuliah

MBB-ISBD dan IAD.

   Dalam SK Dirjen Dikti dan surat Edaran tentang

penyusunan rambu-rambu matakuliah MPK dan MBB,

Visi, misi dan tujuan MBB ISBD dirumuskan sebagai berikut :

   Visi MBB

  • – ISBD adalah berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dam arif

   Misi MBB

  • – ISD adalah memberikan landasan dan

    wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis,

    peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesetaraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.

   Tujuan MBB

  • – ISBD

   Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusai sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

  

 Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami

keragaman dan kesetaraan manusia dengan landasan nilai estetika. Etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

   Memberikan landasan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan

MANUSIA SEBAGAI

   Kebudayaan : Cultuur (Bahasa Belanda)

  Culture (Bahasa Inggris) Colore (Bahasa Latin)

  Kebudayaan Berarti “ Mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan terutama mengolah tanah/bertani”

   Culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

   Culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

   Kebudayaan dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta ”buddhayah”, bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.

   Budaya adalah perkembangan dari kata majemuk budi-daya berarti daya dari budi.

  Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa tersebut.

   CIPTA : Kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya hasil dari cipta berupa ilmu pengetahuan.

   KARSA : Kerinduan manusia untuk menyadari ”sangkanparan” hasilnya berupa nama keagamaan dan kepercayaan.

  

RASA : Kerinduan manusia akan keindahan

sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahan. Hasilnya berupa nama keindahan dan hasil seni.

   Manusia disebut sebagai mahluk berbudaya karena manusia memiliki akan dan budi atau pikiran dan perasaan.

   Dengan akal dan budi manusia berusaha terus menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi tuntutan jasmani dan rohani yang akhirnya menimbulkan kebahagiaan. Kebahagiaan bagi manusia sesuatu yang baik, benar dan adil.

MANUSIA DAN CINTA KASIH

I. Hakikat Cinta Kasih

   Cinta adalah kebutuhan Fundamental dari manusia bahkan Victor Hugo menyebutkan bahwa mati tanpa cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa.

  

Pendapat yang banyak muncul tentang cinta,

pertama, orang melihat cinta sebagai masalah

dicintai bukan masalah mencintai. Untuk dicintai manusia memupuk tingkah laku yang menyenangkan bertutur kata menarik suka

   Dari pendapat diatas muncul ketidakpuasan, ketidakpuasan ini menimbulkan pendapat cinta adalah suatu seni seperti halnya seni , cinta memerlukan pengetahuan dan latihan, serta dibutuhkan pengetahuan teoritik terlebih dahulu baru kita menguasai prakteknya.

   Jadi Cinta adalah aktivitas bukan berpengaruh pasif atau cinta itu memberi

II. Cinta Dalam Berbagai Dimensi

   Cinta mempunyai hubungan pengertian dengan hal-hal lain seperti kasih sayang, kemesraan, belas kasih atau pemujaan.

   2.1. Kasih Sayang Kasih sayang digunakan sebagai perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Untuk membentuk kasih sayang dituntut adanya tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran saling pengertian, saling terbuka.

   Kemesraan Kemesraan berasal dari kata ”mesra” artinya perasaan pada dasarnya perwujudan kasih yang telah mendalam. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia, Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni dengan kemampuan dan bakatnya.

   Pemujaan

Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia

kepada Tuhan, kecintaan manusia kepada

Tuhan tidak dapat dipisahkan kepada Tuhan

adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang

sebenarnya. Hal-hal Yang Ada di dalam Pemujaan.

   Cara Pemujaan

 Tergantung pada agama, kepercayaan, kondisi

dan situasi

   Tempat Pemujaan

   Belas Kasihan Cinta sebetulnya terbagi jadi 3 yaitu:

   Cinta Agape : Cinta manusia kepada Tuhan

   Cinta Philia : Cinta kepada ayah-ibu / saudara

   Cinta Eros (Kodrati) / amor (diluar nalar) : Cinta antara pria dan wanita

   Belas kasihan adalah cinta agape dan cinta philia. Ada beragai cara untuk menunjukkan belas kasihan:

   Dengan memberi uang

   Dengan memberi barang

   Dengan memberi tenaga, moril, dorongan dan lain-lain

  Perasaan Cinta dapat dipengaruhi 2 sumber

  

 Bersumber pada akal budi - -> Cinta tanpa

  pamrih / cinta sejati

   Bersumber pada nafsu -> Cinta nafsu/cinta pamrih/cinta utulitaris

MANUSIA DAN KEINDAHAN

I. Pengertian Keindahan

   Keindahan berasal dari kata indah Artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan:

   Kebenaran 

  Sifat Universal

   Apakah Keindahan itu ?

  1.1.1. Keindahan berdasarkan luas sempitnya A. Keindahan dalam arti luas Adalah ide keindahan, meliputi:

  • Keindahan Seni - Keindahan Alam - Keindahan Moral - Keindahan Intelektual
B. Keindahan Dalam Atri Pengalaman Estetika Adalah pengalaman seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu diserapnya.

  C. Keindahan Dalam Arti Sempit Adalah keindahan yang menyangkut benda-benda yang dapat dilihat (keindahan warna dan bentuk).

   Keindahan Berdasarkan Cakupannya

  A. Kualitas Abstrak

  B. Keindahan sebagai sebuah benda

  1.1.3. Keindahan Berdasarkan Pada Landasannya

  A. Keindahan Objektif : Keindahan yang ada pada objeknya B. Keindahan Subjektif : Keindahan yang ditinjau orang yang melihatnya

  1.2. Nilai Estetik The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.

  Pembagian Nilai Estetik

   Nilai Ekstrisnsik : Sifat baik dari suatu benda sebagai alat/sarana untuk melakukan hal lainnya.

   Nilai Intrinsik : Sifat baik dari suatu benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

   Keserasian

  Keserasian berasal dari kata serasi, serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, kena benar, cocok dalam hal kepaduan ukuran dan keseimbangan.

   Kehalusan

  Kehalusan berasal dari kata halus, artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa) beradap. Halus bagi

   Persepsi manusia terhadap keindahan tidak sama persepsi ini dipengaruhi oleh daya penggeraknya. Persepsi keindahan yang muncul dari akal budi disebut keindahan dalam arti yang sebenarnya.

   Sedangkan keindahan yang muncul dari dorongan semu, maka orang harus selalu mempertemukan keindahan subjektif dan

MANUSIA DAN PENDERITAAN

I. Penderitaan

   Penderitaan berasal dari derita. Derita berasal dari kata dhra (bahasa sangsakerta, yang artinya menahan atau menanggung.)

   Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin atau lahir batin.

II. Penderitaan Sebuah Fenomena Universal

   Penderitaan sebuah fenomena universal artinya

penderitaan tidak mengenai ruang dan waktu.

Penderitaan hanya dialami oleh manusia zaman sekarang, yang kebutuhan dan tuntutan hidupnya sangat komplek yang akan menimbulkan penderitaan bagi yang tidak memenuhinya.

   Penderitaan tidak mengenal perbedaan manusia. Penderitaan bisa pula dialami oleh

  III. Penyebab Penderitaan

   Internal : dari dalam diri manusia

   Eksternal : dari luar diri manusia

   murni  tidak murni

  Dari sudut agama sebab penderitaan:

   Ujian Allah

   Bala / Siksa Allah

   Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia.

   Cipta adalah realitas dari adanya karsa

  dan rasa baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan setelah keduanya menemukan yang dicarinya, manusia akan merasa senang.

   Apabila tidak terpenuhi maka manusia akan menederita jelaslah bahwa karsa

   Wujud penderitaan adalah rasa takut dan rasa kurang. Keduanya termasuk penyakit batin manusia, maka jalan terbaik untuk menguranginya adalah dengan menyehatkan batin itu sendiri.

  IV. Siksaan Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita adalah neraka dan dosa. Dosa selalu identik dengan sesuatu yang sangat mengerikan. Siksaan itu berupa penyakit siksaan hati, siksaan badan dan sebagainya.

V. Rasa Sakit

  

Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si

penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit. Rasa sakit atau penyakit tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Menderita sakit tidak dapat direncanakan.

   Penderitaan rasa sakit dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dnegan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Rasa sakit menimbulkan hikmah yang banyak, diantaranya dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita, membuat orang lebih dermawan dan

  VI. Neraka

   Berbicara neraka maka kita ingat kepada dosa antara neraka, siksaan, rasa takut, rasa sakit dan penderitaan terdapat hubungan sebab akibat dan tidak dapat dipisahkan.

   Manusia masuk neraka karena dosa, oleh karena itu bila berbicara dosa maka selalu berkaitan dengan kesalahan.

   Manusia tidak terlepas dari kesalahan, kesalahan dapat sengaja atau tidak, tetapi selalu mendapat hukuman. Siapa yang menghukum terhantung pada kesalahan itu.

MANUSIA DAN KEADILAN

I. Keadilan

  

 Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang

seimbang antara hak dan kewajiban. Jika kita

hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain.

   Keadilan Menurut Socrates Keadilan bentuknya macam-macam, salah satunya di bidang pemerintahan keadilan dalam hal ini berarti ada saling pengertian adalah

   Keadilan Menurut Kong Hu Cu Keadilan terbentuk apabila anak berfungsi sebagai anak. Ayah sebagai ayah ataupun raja sebagai raja.

   Keadilan menurut Aristoteles Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan berarti titik tengah diantara dua ujung eksttrim yang selalu banyak atau terllau sedikit.

II. Kejujuran

  

Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan

seseorang sesuai dengan hati nuraninya. Jujur

juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.

  

Jujur berarti pula menepati janji atau menepati

kesanggupan baik yang telah diucapkan atau masih dalam hati (niat)

   Jujur mewujudkan keadilan sedangkan keadilan menurut kemuliaan abadi. Jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati serta membuat luhurnya budi pekerti.

  III. Kecurangan

   Kecurangan identik dengan tidak jujur. Curang atau kecurangan artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati nuraninya.

   Orang berbuat curng karena

  mengharapkan keuntungan yang menimbulkan kesenangan.

   Bermacam-macam sebab manusia berbuat curang ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ada 4 aspek penyebab yaitu

   aspek ekonomi,  aspek kebudayaan  aspek teknik.

IV. Pemulihan Nama Baik

   Nama baik merupakan tujuan orang, nama baik adalah nama yang tidak tercela.

   Tingkah laku atau perbuatan baik dnegan nama

baik itu pada hakikatnya sesuai dengan kodrat

manusia yaitu:

   Manusia menurut sifat dasarnya adalah mahluk moral

   Adanya aturan-aturan yang berarti sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral.

   Pemulihan nama baik adalah kesadaran

  Hal ini berkaitan dengan akhlak, akhlak berasal dari bahasa arab ”Akhlaq”, bentuk jamak khuluq dari kata khlaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu.

  Tingkah laku dan perbuatan manusia harus sesuai dengan penciptaannya sebagai manusia. Terdapat tiga sebab manusia berbuat tidak sesuai penciptaannya yaitu harta, wanita, derajat

  V. Manusia dan Keadilan Keadilan tidak hanya didambakan namun juga agungkan. Setiap manusia berbeda dalam memandang keadilan, karena setiap manusia dipengaruhi oleh kepentingannya, sehingga tindakan seseorang dianggap sudah adil, namun oleh orang lain justru tindakan itu tidak adil.

   Ukuran keadilan ditentukan oleh soal hak dan kewajiban atau tanggung jawab. Hak adalah sesuatu yang setelah orang bersangkutan melaksanakan kewajiban yang menjadi tugasnya.

   Kewajiban atau tugas ialah pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan petensi dan jabatannya.

  MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

I. Tiga Komponen Pandangan Hidup

  1. Cita-cita Cita-cita merupakan suatu keinginan yang ada

di dalam hati, cita-cita sering diartikan angan-

angan keinginan, kemauan, niat atau harapan.

  

Cita-cita sangat penting bagi manusia karena

cita-cita menandakan kedinamikaan manusia.

   Cita-cita biasanya berasal dari keinginan orang tua, kelak cita-cita itu tercapai/tidak bergantung pada pekembangan dari lingkungan.

   Keinginan orang tua itu tergantung pada

  Tercapai tidaknya cita-cita tergantung pada kondisi hati manusia, terdapat 3 kondisi hati manusia:

   Hati Keras

   Hati Lunak

   Hati Lemah

   Kebajikan Kebajikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan, kebajikn pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama/etika.

   Manusia adalah seorang pribadi utuh, jiwa dan raga. Punya pendapat sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri. Oleh karena itu seringkali manusia jadi egois

  Kebajikan dapat terlihat pada diri manusia, manusia pada hakikatnya punya 3 segi:

   Manusia sebagai mahluk pribadi  Manusia sebagai mahluk sosial

   Manusia sebagai mahluk Tuhan Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan perbuatan yang selaras dengan suara hati peribadi manusia, suara

  3. Sikap Hidup

   Sikap adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup, bisa positif atau negatif. Karena keadaan hati, maka hanya kita yang tahu orang lain baru tahu apabila kita bertindak.

   Sikap dibentuk oleh kemauan, kemauan mnusia ditentukan oleh pendidkan. Sikap bisa berubah tergantung pada situasi.

  Terdapat 2 sikap dari manusia

   Sikap etis : Lincah, tenang, halus, berani, arif, rendah hati dan bangga.

  

 Sikap non etis : kaku, gugup, kasar, takut,

  angkuh dan rendah diri II. Sumber Pandangan Hidup

   Agama

   Ideologi

   Renungan Individu

  III. Sifat Dari Pandangan Hidup

   Dinamis

   Prinsipil

  IV. Manusia dan Pandangan Hidup

   Manusia dengan anugrah akal dan budi menyebabkan manusia mempunyai keunggulan salah satu keunggulan itu adalah mempunyai pandangan hidup.

  

 Pandangan hidup adalah masalah asasi

  manusia tapi tidak semuanya memahaminya.

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

  Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah kesadaran

manusia akan tingkah laku/perbuatan

yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

  

Masalah tanggung jawab meliputi :

 Konteks Individual berkaitan dengan

konteks teologis

   Konteks Pergaulan

  Macam-Macam Tanggung Jawab  Tanggung jawab kepada Keluarga

 Tanggung jawab kepada Masyarakat

 Tanggung jawab kepada Bangsa 

  Tanggung jawab kepada Tuhan

  Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai wujud kesetiaan Jenis-jenis Pengabdian  Pengabdian kepada keluarga

 Pengabdian kepada masyarakat

 Pengabdian kepada negara

   Pengabdian kepada Tuhan

  Pengorbanan Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya memberi secara ikhlas, baik harta, benda, waktu, pikiran bahkan nyawa. Demi

cinta/ikatannya kepada sesuatu demi kesetiaan Jenis-jenis Pengorbanan

   Pengorbanan kepada Keluarga

   Pengorbanan kepada Masyarakat

   Pengorbanan kepada Bangsa & Negara

   Pengorbanan karena Kebenaran

   Pengorbanan kepada Agama

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

I. Pengertian Kegelisahan

   Kegelisahan berasal dari kata ”gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram dihati atau selalu merasa khawati, tidak sapat tenang, tidak sabar lagi, cemas dan lain-lain.

   Kemoderanan tidak sedikit dapat menyebabkan

kegelisahan. Hal ini diakibatkan oleh kebutuhan hidup

yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme. Dari

sudut konteks budaya, kegelisahan muncul akibat

adanya Instink manusia untuk berbudaya yaitu instink

mencari kesempurnaan.

  

Namun demikian alasan utama timbulnya kegelisahan

adalah karena manusia punya hati dan perasaan.

   Perasaan cemas menurut sigmund freud ada 3 macam yaitu:  Kecemasan objektif/kegelisahan terapan : kecemasan/kegelisahan karena sesuatu objek diluar individu.

  

 Kecemasan noerotik (saraf) : kecemasan yang timbul

akibat pengamatan tentang bahaya dari naluri. Contihnya fobia, rasa gugup, rasa takut beradaptasi.

   Kecemasan Moral : kecemasan akibat emosi diri sendiri atau struktur kepribadian contohnya perasaan si dengki, dendam, marah dan lain-lain.

II. Tiga Bentuk Kegelisahan

   Keterasingan

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan

kata terasing berasal dari kata dasar asing.

  Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang,

sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari

pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil.

  

Keretasingan berarti hal-hal yang berkenaan

dengan tersisihnya dari pergaulan terpencil atau terpisah dari yang lain.

   Sebab-sebab keterasingan:

1. Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.

  Perbuatan itu antara lain : mencuri, bersikap angkuh, sombong atau kaku.

  2. Sikap Rendah diri (Minder) Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah

sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau

merasa dirinya selalu tidak berharga atau tidak

mampu dihadapan orang lain.

   Cacat Fisik  Sosial ekonomi lemah  Pendidikan Rendah

  2.2. Kesepian

   Kesepian berasal dari kata sepi, artinya

  sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau tidak ada apa-apa kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.

  

 Frustasi merupakan salah satu penyebab

  kesepian, kesepian dan keterasingan serupa tapi tidak sama, namun keduanya terdapat hubungan. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab

  2.3. Ketidakpastian Ketidakpastian barasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu pikirannya, mendua atau apa yang dipikirkan tidak searah, kemana tujuannya tidak jelas, ketidakpatian akibat tidak konsentrasi, tidak konsentrasi akibat pikiran yang kacau.

  Sebab-sebab terjadinya ketidakpastian menurut Siti Meichat dalam buku kesehatan mental, yaitu:

   Obsesi

Merupakan gejala neurosa jiwa karena adanya pikiran

atau perasaan tertentu yang terus menerus. Pikiran itu

biasanya yang tidak menyenanngkan atau sebab- sebabnya tidak diketahui oleh penderita.

   Phoble

Merupakan rasa ketakutan yang tidak terkendali/tidak

normal terhadap suatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya Contoh : Acrophoble, Ochlophoble

   Kompulsi Merupakan keragu-raguan yang sangat pada hal-hal yang telah dikerjakan sehingga ada dorongan-dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang-ulang kali.

   Histeria

Merupakan neurosa jiwa yang disebabkan

oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri atau

   Delusi Merupakan pikiran yang tidak beres karena berdasarkan suatu keyakinan palsu Terdapat 3 jenis Delusi :

  

Delusi persekusi : menganggap adanya kejelekan

sekitarnya.

  

Delusi keagungan: menganggap dirinya orang lain

penting dan besar

   Delusi Melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan

berdosa, delusi melancholis biasanya disertai oleh

tenda-tanda fisik.

   Halusinasi Merupakan khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indera. Halusinasi biasanya terjadi pada orang yang mabuk atau pemakai obat bius.

   Gelisah tergolong penyakit batin, penyakit batin yang menyerang siapa saja dari golongan apa dan bangsa apapun.

   Rasa gelisah berhubungan erat dengan keimanan seseorang manusia hanya diberi hak berikhtiar, keputusan akhir sepenuhnya di tangan Tuhan, maka apapun yang akan terjadi, itulah yang terbaik karena itu semua keputusan Tuhan

MANUSIA DAN HARAPAN

I. Pengertian Harapan

   Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang tiadak mempunyai harapan atau keinginan itu putus harapan berarti putus asa.

   Harapan artinya keinginan yang belum terwujud.

   Kebutuhan yaitu kodrat dan hidup berdasarkan keinginan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan yang menjadi lima harapan manusia, kelima harapan itu yaitu:

  1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)

  2. Harapan untuk memiliki hak dam kewajiban 3. untuk mencintai dan dicintai (beloving and love) Harapan memperoleh status atau diakui di

  4. lingkungan Harapan untuk memperoleh perwujudan dan

  5. cita-cita (self Actualization)

II. Kepercayaan

   Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini atau kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.

   Dasar kepercayaan adalah kebenaran.

  Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan dapat dibedakan menjadi :

   kepercayaan pada diri sendiri  Kepercayaan pada orang lain

   Kepercayaan pada pemerintah

   Kepercayaan pada Tuhan

   Setiap orang itu pasti mempunyai cita-cita atau harapan. Harapan itu sifatnya manusiawi dimiliki oleh siapapun.

   Harapan dari wujudnya dapat dikatakan tidak terhingga namun dilihat dari tujuannya hanya ada satu ialah hidup bahagia.

  Dalam hubungannya dengan pendidikan .. untuk mewujudkan harapan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

   harapan seperti apa yang baik

   bagaimana caranya mencapai harapan itu

   bagaimana harapan itu tidak tercapai.

MANUSIA DAN PERADABAN

I. PENDAHULUAN

   Indonesia yang merdeka 17 Agustus 1945 dengan cara

direbut dari penjajah Belanda. Wilayahnya terbentang

dari Sabang sampai Merauke sebagai wilayah yang dikuasai oleh Kolonial Belanda saat itu.

   Dalam sejarah peradabannya NKRI telah memiliki peradaban tersendiri dengan 363 etnik dan 360 bahasa yang umumnya masih ada dan belum punah.

   Peradaban asli Indonesia adalah peradaban maritim dan berburu serta ladang berpindah, nukti tingginya peradaban Indonesia ditandai dengan ditemukan prasasti di Kutai sebagai Prasasti Raja Mulawarman, Prasasti Batu Tulis di Bogor peninggalan Raja Purnawarman.

   Hakikat peradaban (Civilization), munurut Huntington mengandung tiga hal yaitu pertama sebagai lawan barbarian (Primitif) kedua merupakan entitas kultural, ketiga selalu bersifat komfrehensif, bersifat fana namun lama, serta bukan entitas politik (1996 : 35-45).

   Elemen penting dalam peradaban adalah Bahasa dan Agama (Huntington 1996 : 81).

Akibatnya pemikiran di dunia ketiga yang picik selalu

beranggapan Budaya dan Peradaban yang berasal dari barat itulah yang maju, apdahal ada nilai yang

terkandung pada tujuh unsur budaya universal yaitu:

Sistem religi dan upacara keagamaan 1.

  2. Sistem organisasi kemasyarakatan

  3. Sistem pengetahuan Bahasa 4.

  5. Kesenian

  6. Sistem mata pencaharian hidup

  

7. Sistem teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat 1983 :

  Peradaban manusia dari sisi nilai dan moral ditandai oleh sikap manusia beradab memiliki ciri sebagai berikut:

  • Kesadaran pertimbangan moral
  • Kesadaran fungsi moral
  • Mampu membuat keputusan moral
  • Bertingkah laku bermoral
  • Bernilai instrinsik dalam hubungan sosial
  • Simpati dan Empati
  • Manusiawi dan mampu hidup sebagai makhluk

    bermoral (Duska 1977, Higgins 1982, Downwy &

II. PERMASALAHAN

   Dikala Indonesia yang masih berkutat pada gelombang pertama, kedua, ketiga diharapkan pada gelombang keempat, padahal Amerika Serikat dan Eropa telah memasuki gelombang kelima tentang penggunaan Biotec, Cloning dalam segala aspek kehidupan manusia.

   NKRI diharapkan pada globalisasi 2020 nanti kita masih menggapai-gapai mengejar gelombang 1,2,3,4, demokrasi yang disarankan negara donor dan HAM, memaksa NKRI pada pilihan yang bersifat Buah Simalakama. Otonomi daerah mengarah ke Individualisasi (Gel. 2) dan cenderung timbul gejala

  Adanya gejala kembali ke akar budaya lokal untuk mempertahankan jati diri, gelombang informasi telah menggerlya generasi muda dengan pasti melalui TV, Video, Internet.

   Masyarakat NKRI yang heterogen ternyata masih banyak etnik di gelombang 1, yang lain di gelombang 2, 3, sebagian kecil di gelombang ke 4, mencapai gelombang ke 5 masih jauh., karena itu untuk ketertiban perlu adanya perangkat aturan yang dapat mengakomodir warga masyarakat dari berbagai gelombang serta bagaimana kehidupan masyarakat yang harmonis pada kelima gelombang ini jika memasuki Era Globalisasi 2020 yang akan

   Pemecahan masalah yang tidak tuntas.

  Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945. konstitusi telah mengamanatkan cita-cita serta tujuan nasional sesuai dengan alenia Pembukaan UUD 1945, sejak periode Preiden Ir. Soekarno, Jenderal Soeharto, Gus Dur dan Megawati dalam periode reformasi dengan wacana masyarakat Madani yang saat ini mulai terlupakan.

II. WACANA MASYARAKAT MAD

   Pengertian Masyarakat Madani Masyarakat Madani (Civil Society) pada mulanya merupakan sebuah konsep filsafat berkenaan dengan sistem kenegaraan. Konsep Civil Society berasal dari dunia Barat, tepatnya berasal dari pergolakan politik dan sejarah masyarakat Eropa Barat yang mengalami transformasi dari kehidupan feodal menuju kehidupan masyarakat industri

   2. Karateristik Pengertian Masyarakat Madani

   Masyarakat madani (Civil Socienty) bercirikan masyarakat terbuka, bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan negara, kristis, pastisipasi aktif serta egaliter. Masyarakat ini pada dasarnya berkaitan dengan peradapan universal. Samuel Hutington

menegaskan peradaban universal mengandung tiga pengertian

meliputi:

   Kehidupan manusia dalam berbagai masyarakat dengan landasan nilai tertentu.

   Menunjukkan masyarakat beradab

  

Berasusmsi nilai dan doktrin-doktrin ini dilaksanakan oleh orang

Barat dan sebagian non Barat

   Yang dikembangkan adalah budaya barat populer dari seluruh dunia

  

Yang dikembangkan adalah budaya barat

populer dari seluruh dunia

   Ciri pada masyarakat madani yang dominan adalah adanya kemandirian yang tinggi baik individu atau kelompok, adanya ruang publik yang bebas untuk mengemukakan pendapat, penegakkan demokrasi dan sosial, tegaknya supremasi hukum serta pluralis dan toleran.

3. Toleransi Beragama

   Dalam Civil Society kebebasan merupakan nilai paling berharga, salah satu kebebasan yang harus dihargai adalah kebebasan menganut agama dan keyakinan (Freedom Of Conscience) karena agama merupakan keyakinan subyektif individu, campur tangan negara terhadap keberagamaan individu