Arkeobakteria dan Eubakteria
47
1. Bakteri
Jika kamu mendengar kata bakteri, mungkin kamu membayangkan bakteri sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit. Hal tersebut tidak
sepenuhnya benar karena di antara sekian banyak jenis bakteri, hanya 1 yang bersifat patogen atau penyebab penyakit, sedangkan sisanya justru
merupakan organisme yang bermanfaat.
Bakteri di alam jumlahnya sangat banyak. Sebagai contoh dalam 1 gram tanah diperkirakan terkandung 100 juta sel bakteri, sedangkan pada 1 ml
susu segar terkandung lebih dari 3.000 juta sel bakteri. Bakteri bersama dengan fungi atau jamur, memegang peran penting bagi kelangsungan hidup
organisme lain. Mereka dapat menguraikan materi organik dari tumbuhan dan hewan yang telah mati sehingga siklus materi dapat terus berlangsung.
Dengan berlangsungnya siklus materi, maka materi yang dibutuhkan oleh makhluk hidup akan selalu tersedia.
Selain dapat menimbulkan penyakit bagi manusia, bakteri juga dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia karena dapat
meningkatkan ekonomi. Peran bakteri menguntungkan bagi manusia, akan dibahas pada penjelasan selanjutnya.
a. Ciri-Ciri Bakteri
Bakteri bersel tunggal dan pada umumnya tidak berklorofil sehingga bersifat heterotrof tidak dapat membuat makanannya sendiri. Namun, ada
juga beberapa bakteri yang mempunyai pigmen serupa dengan klorofil. Bakteri semacam ini dapat melakukan fotosintesis sehingga bersifat autotrof
dapat membuat makanannya sendiri.
Bakteri dan alga hijau-biru dimasukkan dalam kelompok yang sama, yaitu Eubakteria karena adanya beberapa kesamaan. Keduanya dibangun
oleh sel prokariot dan keduanya mempunyai dinding sel. 1
Ukuran Bakteri Seperti disebutkan sebelumnya, bakteri merupakan kelompok organisme
bersel tunggal berukuran terkecil. Satuan ukuran bakteri yang digunakan adalah
Qm mikrometer yang setara dengan 11000 Qm atau 11.000.000 m. diameter rata-rata dari bakteri adalah 1
Qm, sedangkan panjangnya berkisar antara 0,1-100
Qm. Bakteri yang paling umum dipelajari berukuran antara 0,5 – 1,0 x 2.0 –5.0
Qm. Sebagai contoh bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bulat mempunyai diameter berkisar antara 0,75-1,25
Qm. Bakteri bentuk batang seperti bakteri tifoid penyebab penyakit tifus
mempunyai diameter 0,5-1,0 Qm dan panjang 2-3 Qm.
Di unduh dari : Bukupaket.com
48
Biologi Kelas X SMA dan MA
Dengan ukuran yang sedemikian kecil, maka bakteri hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop dengan perbesaran tinggi. Oleh karena itu, bakteri
dikatakan juga sebagai mikroba atau mikroorganisme yang berarti organisme berukuran mikro.
2 Struktur Bakteri
Sel-sel bakteri dapat berbentuk bulat kokus, batang basilus, koma vibrio atau spiral heliks. Sel-sel tunggal bakteri biasanya berkelompok atau berkoloni
membentuk suatu susunan yang khas. Jika bakteri kokus berkoloni dua-dua, disebut diplokokus. Jika selnya berbaris seperti rantai, disebut streptokokus, dan
jika berkelompok seperti anggur, disebut stafilokokus. Bentuk-bentuk bakteri dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.
c a
b d
Gambar 3.1 Sel bakteri tersusun atas susunan yang khas: a. Kokus diplokokus, streptokokus, stapfilokokus, b. Basilus diplobasilus, streptobasilus,
c. Spirila, d. Koma vibrio
Penamaan ini juga berlaku untuk bakteri yang berbentuk batang. Sel yang berkelompok dua-dua disebut diplobasilus, dan seperti rantai disebut
streptobasilus. Untuk bakteri berbentuk spiral biasanya tidak berkelompok. Bentuk bakteri sering digunakan sebagai salah satu dasar untuk identifikasi
bakteri. Untuk mengamati dan membuktikan adanya berbagai bentuk bakteri, kamu dapat melakukan kegiatan di bawah ini.
KEGIATAN 3.1
Mengamati Macam-Macam Bentuk Bakteri
1. Mula-mula sediakan 2 gelas objek. Bersihkan gelas objek tersebut
dengan kapas beralkohol. Siapkan nasi basi atau kentang busuk dan kotoran gigi.
2. Ambil kotoran gigi dan bahan yang berasal dari salah satu bahan
makanan busuk tadi dengan menggunakan tusuk gigi. Oleskan
Sumber: Biology, Barrett
Di unduh dari : Bukupaket.com
Arkeobakteria dan Eubakteria
49 kedua bahan pada dua gelas objek terpisah yang sebelumnya telah
ditetesi air. Ratakan bahan tersebut setipis-tipisnya, kemudian keringkan di atas nyala api Bunsen atau lampu spiritus.
3. Tuangi seluruh bagian yang mengandung sediaan tersebut dengan
zat warna metilen biru atau tinta cina. Biarkan selama 1-3 menit. Kemudian aliri sediaan tadi dengan air secara hati-hati. Selanjutnya
keringkan di udara atau dengan kertas isap.
4. Amati sediaan tersebut di bawah mikroskop dengan lensa objektif
100 dan okuler 100. Objek sebelumnya ditetesi dengan minyak imersi. Amati apa yang kamu lihat, kemudian jawab pertanyaan
di bawah ini. a.
Ada berapa macam bentuk bakteri pada sediaan kotoran gigi dan bagaimana susunannya?
b. Ada berapa macam bentuk bakteri pada nasi atau kentang
busuk dan bagaimana susunannya? c.
Gambarkan bentuk dan susunan bakteri pada kedua sediaan yang kamu buat
Kamu telah mengamati sendiri berbagai bentuk bakteri. Apa yang kamu amati tersebut masih menggambarkan struktur kasar bakteri. Kamu belum
mengetahui bagaimana sebenarnya sel bakteri itu tersusun atas bagian-bagian yang lebih halus yang kita sebut struktur halus.
Untuk melihat struktur halus bakteri kita tidak dapat mengguna-
kan mikroskop cahaya, tetapi harus dengan mikroskop elektron, dan hal
tersebut tidak mungkin kita lakukan. Namun, untuk melihat garis besar
struktur halus bakteri, kamu dapat melihat Gambar 3.2.
Permukaan luar bakteri biasanya dilindungi oleh suatu lapisan lendir
atau kapsul. Kapsul penting bagi bakteri karena merupakan pelindung
dan sebagai penyimpan cadangan makanan. Pada bakteri penyebab
penyakit, kapsul dapat berfungsi meningkatkan kemampuan bakteri
dalam menginfeksi inangnya atau dengan kata lain meningkatkan daya
virulensi.
Gambar 3.2 Struktur halus bakteri: Bakteri tersusun atas kapsul, dinding sel,
flagela, sitoplasma, ribosom, mesosom, dan DNA.
pili flagela
ribosom kapsul
dinding membran
plasma DNA
mesosom sitoplasma
makanan cadangan
Sumber: Biology, Barrett
Di unduh dari : Bukupaket.com
50
Biologi Kelas X SMA dan MA
Dinding sel adalah lapisan yang terdapat antara kapsul dan membran plasma. Struktur dinding sel sangat kaku sehingga dapat memberi bentuk
pada sel. Selain itu, dinding sel berfungsi sebagai pelindung isi sel. Zat utama yang membangun dinding sel adalah peptidoglikan, yaitu polimer dari asam
amino dan asam glutamat. Masih ingatkah kamu apakah perbedaan antara zat utama pembangun dalam sel Arkeobakteria dan bakteri Eubakteria?
Bakteri juga dapat dilengkapi dengan flagela, yaitu suatu alat yang dapat dipakai membantu pergerakan. Flagela bakteri bisa tunggal atau lebih dari
satu. Seperti sel-sel lain, bakteri juga dilindungi oleh membran plasma yang berfungsi antara lain untuk terjadinya reaksi kimia. Struktur lain yang terdapat
dalam sel bakteri, antara lain sitoplasma, ribosom, DNA berbentuk lingkaran dan mesosom.
3 Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri merupakan makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan mudah. Hal ini dapat tercermin dari keberadaannya di semua lingkungan
dalam jumlah yang sangat banyak. Bakteri dapat berkembang biak dengan cara membelah diri. Proses pembelahan diri pada bakteri terjadi secara biner
melintang. Pembelahan biner melintang adalah pembelahan yang diawali dengan terbentuknya dinding melintang yang memisahkan satu sel bakteri
menjadi dua sel anak. Dua sel bakteri ini mempunyai bentuk dan ukuran sama identik. Untuk memahami pembelahan biner melintang perhatikan
Gambar 3.3 berikut.
Pada lingkungan yang baik, bak- teri dapat membelah tiap 20 menit.
Coba kamu hitung kalau setiap 20 menit bakteri dapat membelah,
berapa jumlah bakteri yang akan dihasilkan dari satu bakteri dalam
waktu 24 jam? Diskusikan dengan guru dan teman-temanmu apa yang
akan terjadi kalau perkembang- biakan bakteri ini terus-menerus
berlangsung tanpa ada faktor yang membatasinya. Perkembangbiakan
Pemanjangan sel Sel induk
Invaginasi pelekukan dinding sel septum dan
distribusi bahan nukleusinti
Pembentukan dinding sel septum dan
penyebaran terorganisasi bahan
nukleus ke dalam dua sel
Pemisahan menjadi dua sel
baru Gambar 3.3 Reproduksi bakteri dengan
pembelahan biner melintang: Sel induk mula-mula memanjang,
kemudian terjadi pelekukan dinding sel dan distribusi bahan inti, pembentukan
dinding sel, dan akhirnya terbentuk dua sel anak baru.
Sumber: Biological science 1, Green
Di unduh dari : Bukupaket.com
Arkeobakteria dan Eubakteria
51 dengan cara di atas merupakan perkembangbiakan bersifat aseksual. Hal ini
disebabkan tidak terjadi pertukaran gen antara satu individu dan individu lain dalam menghasilkan sel anak.
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot. Hal ini karena pada bakteri tidak
terjadi penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri terjadi juga pertukaran materi genetik antara satu sel dan sel pasangannya seperti yang
terjadi pada pembiakan seksual sel eukariot. Oleh karena itu, perkem- bangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan
paraseksual.
Ada tiga cara perkembangbiakan paraseksual yang dapat terjadi pada bakteri, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi lihat Gambar 3.4.
Transformasi adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini tidak terjadi kontak langsung
antara bakteri pemberi DNA dan penerima.
Konjugasi adalah penggabungan antara DNA pemberi dan DNA penerima melalui kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari sel
pemberi ke sel penerima harus terjadi hubungan langsung. Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima
dengan perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk membungkus dan membawa DNA bakteri
pemberi menuju sel penerima.
c a
b
Gambar 3.4 Reproduksi bakteri secara paraseksual: a. Konjugasi, b. Transduksi, c. Transformasi
b. Peran Bakteri