Remaja juga mengalami perubahan seksual. Perubahan ini ditandai dengan perubahan seks primer dan sekunder. Ciri-ciri kelamin
primer laki-laki antara lain mimpi basah, sedangkan ciri-ciri kelamin primer pada perempuan antara lain menstruasi. Ciri-ciri kelamin sekunder
laki-laki antara lain tumbuhnya kumis, janggut, jakun, suara berat,tumbuh bulu halus pada tubuh, sedangkan ciri-ciri kelamin sekunder perempuan
antara lain pinggul membesar, bahu melebar dan tumbuh bulu di ketiak.
Daya tarik fisik yang positif akan menimbulkan penilaian yang menyenangkan yang akan menambah dukungan sosial dan kepercayaan
diri, sehingga akan terbentuk konsep diri yang positif. Sedangkan jika seorang individu merasa tidak menarik secara fisik, dia dapat menarik diri
dari lingkungannya, dan konsep dirinya pun dapat terpengaruh secara positif.
c. Kepatutan Seks
Kepatutan seks menunjuk pada cara pandang remaja mengenai seksualitasya sejalan dengan jenis informasi mengenai seks yang
diterimanya. Cara pandang remaja mengenai kehidupan seks dapat
diperoleh melalui media massa dan pendidikan seks dari orang tua.
Media massa seperti surat kabar, televisi, dan media lainnya memiliki peran dalam memberikan informasi mengenai kehidupan seks.
Peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendidikan seks secara dini. Orang tua memberikan pemahaman mengenai kehidupan seks agar
remaja tidak tabu terhadap kehidupan seksualitasnya dan dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghindari dampak negatif dari kehidupan seksualitas. Jika individu memperoleh informasi yang tepat mengenai kehidupan seks, individu
akan terbantu untuk mengembangkan konsep diri yang positif. d.
Nama dan nama julukan
Remaja terlalu peka dan malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberikan nama julukan yang
bernada cemooh. Kuatnya perasaan remaja terhadap namanya dipengaruhi dua faktor yaitu seringnya nama digunakan dan kuatnya perasaan kurang
senang dengan namanya. Semakin sering nama yang tidak disukai digunakan oleh orang
lain semakin nama itu dapat berpengaruh negatif terhadap dirinya. Semakin kuat menyukai nama yang digunakan dalam interaksi sosialnya,
semakin kuat pengaruhnya terhadap konsep diri. Sebaliknya jika remaja memiliki perasaan kurang senang terhadap namanya sendiri, maka remaja
dapat merasa minder atau khawatir jika dicemooh temannya konsep dirinya pun dapat terpengaruh secara negatif.
e. Hubungan keluarga
Hubungan keluarga yang baik dipengaruhi oleh perlakuan positif dari orang tua terhadap anak, misalnya adil dalam memberikan
perhatian dan kasih sayang. Perlakuan positif dari orang tua akan berpengaruh pada hubungan anggota keluarga yang lain. Hal ini akan
membawa dampak positif terhadap pembentukan konsep diri remaja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ukuran keluarga juga menentukan kualitas hubungan antara anggota keluarga. Kalau suatu keluarga mempunyai jumlah anggota yang
banyak misalnya, perhatian akan terbagi dan komunikasi dapat berkurang, sehingga remaja yang bersangkutan akan kurang mendapat kasih sayang
dan perhatian secara maksimal. Keharmonisan keluarga akan terbangun apabila pola komunikasi di rumah baik. Remaja yang tinggal dalam
keluarga yang selalu mengutamakan komunikasi antar anggota keluarga yang baik akan memperoleh pengaruh positif terhadap perkembangan
konsep dirinya.
f. Teman-teman sebaya