Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM EKSTENSI MEDAN

PENGARUH KONSEP DIRI, PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi kasus: Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)

DRAFT SKRIPSI

OLEH

FITRIANI TOBING 080521075 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Fitriani Tobing (2010). Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan. Pembimbing, Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si., Ketua Departemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Penguji I, Friska Sipayung, SE, M.Si. Penguji II, Lucy Anna, SE, M.Si.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan. Penulis menarik hipotesis bahwa konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan.

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan populasi yang berjumlah 219 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin sehingga jumlah sampel sebesar 69 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan

software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Konsep Diri dan Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha. Sedangkan, Prestasi Belajar tidak mempunyai pengaruh terhadap Minat Berwirausaha.

Kata Kunci : Konsep Diri, Prestasi Belajar, Lingkungan Keluarga dan Minat Berwirausaha


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW suri tauladan yang terbaik di muka bumi. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua L. Napitupulu dan CHL. Tobing serta abang, kakak, dan adikku yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasihat serta do’a yang tiada hentinya kepada penulis.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pihak untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis telah mendapatkan bimbingan, nasihat dan motivasi dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M. Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Friska Sipayung, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Ibu Lucy Anna, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan

waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen dan civitas akademik di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

8. Seluruh staf dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi.

9. Keluargaku, Mama dan Bapak tercinta. Bang Anto, Kak Uli, Adekku Futri, dan Abdul Rahman Tobing. Terimakasih buat semangat, motivasi, dan dukungan serta kasih sayang dan do’a sehingga penulis bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Saudara-saudaraku tercinta: Ukhty Devi, Henny, Ina, Annisa, Nova, Kak Kiki, Kak idas, Kak Asih, Wiyani, Laila, dan yang lainnya, Makasih ya atas usaha, kerja keras dan kerjasamanya.


(5)

11.Sahabat-sahabat spesialku Dini, Leny, Cut, Mala, Ido, Juli, Diah, Dina, Anggie, Riri, Isma, Eka, Erni, Annisa, Rudolf, Ogut, Syukron, dll. Makasih ya atas dukungan, perhatian dan tegurannya untuk penulis, sungguh memotivasi. 12.Seluruh teman-teman dan sahabat lainnya di Manajemen Ekstension 2008

khususnya anak Mucil (Manajemen Usaha Kecil). Terimakasih atas motivasi, dukungan dan semangat untuk penulis.

13.Teman-teman JPRMI dan KORMA: K’eva, Maya, dkk. Pertemuan yang menyenangkan bersama kalian. Terimakasih motivasi dan do’anya.

14.Adik-adikku di REMAPAS (Remaja Mesjid Pintu Air dan Sekitarnya): Islahhuddin. P, Ahmad. R, Hendra, Ricky, Adieth, Widakdo, Erni, Fadhillah, Isma, Febri, Nuzha, Wulan, Dian, dkk. Terimakasih atas do’anya.

15.Semua pihak, rekan dan sahabat yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Juni 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ………..……… viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional Variabel ... 9

2. Defenisi Operasional Variabel ... 9

3. Skala Pengukuran Variabel ... 10

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

5. Populasi dan Sampel ... 12

6. Jenis dan Sumber Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14

9. Metode Analisis Data ... 14

BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 18

B. Pengertian Konsep Diri ... 19

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri ... 20

D. Jenis-jenis Konsep Diri ... 22

E. Pengertian Prestasi Belajar ... 24

F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 25

G. Pengertian Mata Kuliah Kewirausahaan ... 28

H. Pengertian Lingkungan Keluarga ... 28

I. Faktor-faktor Dalam Lingkungan Keluarga ... 29

J. Pengertian Minat Berwirausaha ... 36

K. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha 37 BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 39

B. Visi dan Misi ... 40

C. Organisasi ... 40

D. Struktur Organisasi ... 42


(7)

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

B. Pengolahan Anilisis Data ... 52

1. Analisis Deskriptif ... 52

2. Uji Asumsi Klasik ... 58

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

4. Pengujian Hipotesis ... 65

1. Uji F (Uji Serentak) ... 65

2. Uji t (Uji Parsial) ... 67

3. Pengujian Koefisien Determinan ... 70

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel ………….……... 11

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 50

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas ... 51

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 52

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.5 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ... 53

Tabel 4.10 Uji Kolmogrov-Smirnov ... 59


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ...………….……... 6


(10)

ABSTRAK

Fitriani Tobing (2010). Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan. Pembimbing, Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si., Ketua Departemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Penguji I, Friska Sipayung, SE, M.Si. Penguji II, Lucy Anna, SE, M.Si.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan. Penulis menarik hipotesis bahwa konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan.

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan populasi yang berjumlah 219 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin sehingga jumlah sampel sebesar 69 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan

software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Konsep Diri dan Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha. Sedangkan, Prestasi Belajar tidak mempunyai pengaruh terhadap Minat Berwirausaha.

Kata Kunci : Konsep Diri, Prestasi Belajar, Lingkungan Keluarga dan Minat Berwirausaha


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan kerja, dan pendidikan yang harus dipenuhi. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2006 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2006 sebanyak 39,05 juta atau 17,75 persen dari total 222 juta penduduk. Penduduk miskin bertambah empat juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005.

Angka pengangguran berada pada kisaran 10,8% sampai dengan 11% dari tenaga kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka. Bahkan mereka yang lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak banyak terjadi ekspansi kegiatan usaha. Setiap tahun beratus-ratus atau berjuta-juta orang ingin bekerja atau mendapatkan pekerjaan. Mereka mencoba melamar menjadi karyawan di sebuah instansi yang dirasa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hanya sedikit yang berpikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Mereka berharap menjadi karyawan, pegawai, buruh atau menjual tenaganya begitu saja sekadar mengharapkan imbalan jasa. Hal ini disebabkan jumlah tenaga kerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia. Silalahi (2005) menyebutkan bahwa pada tahun 2005 ada lebih dari 40 juta pengangguran, ditambah 2 juta hingga 3 juta pencari kerja baru lulusan sekolah. Direktorat


(12)

Jenderal Pemuda dan Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas menyatakan bahwa pada tahun 2005, dari 75,3 juta pemuda Indonesia, 6.6% adalah sarjana. Dari jumlah tersebut, 82% bekerja pada instansi, dan hanya 18% yang berwirausaha. Padahal makin banyak sarjana berwirausaha akan mempercepat pemulihan ekonomi (Silalahi, 2005). Banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha. Mahasiswa cenderung berpikir bagaimana nantinya mereka bisa diterima bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai. Lebih baik menganggur daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya.

Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, yaitu mereka yang mempunyai pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha, tercatat hanya 10% berminat wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat wirausaha (Masrun dalam Sumarseno, 2004). Sementara itu, data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Qomarun, 2000) menyebutkan pada tahun 1996 saja lebih dari 15% lulusan perguruan tinggi menganggur atau sejumlah 6 juta pengangguran intelektual. Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah keinginan untuk menjadi pegawai negeri, sifat malas (tidak mau bekerja), belum siap pakai, sikap mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan dan tanpa orientasi tegas, yaitu sifat mentalitas yang suka menerabas, sifat tidak percaya pada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin dan mentalitas yang mengabaikan tanggung jawab yang kokoh (Qomarun, 2000).


(13)

Untuk ini dibutuhkan kemampuan berwirausaha. Selain harus memiliki keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat seorang wirausaha harus memiliki minat pada usaha yang ingin ditekuninya. Individu yang mempunyai minat pada suatu kegiatan akan melakukannya dengan giat daripada kegiatan yang tidak diminatinya (Sutjipto, 2002). Pengertian minat berwirausaha yaitu rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko. Minat tinggi berarti kesadaran bahwa wirausaha melekat pada dirinya sehingga individu lebih banyak perhatian dan lebih senang melakukan kegiatan wirausaha. Menurut Suryana (2003:47) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor yang pertama yaitu bahwa untuk menumbuhkan minat dalam berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah masalah konsep diri sebagai faktor pribadi. Hal ini disebabkan karena didalam konsep diri terkandung didalamnya mengenai pandangan tentang kondisi fisik, psikologis dan sikap.

Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Bina Karier (1990) dalam Setyawan (1994:3-5) bahwa calon wirausaha, mereka merasa perlu mengenali kepribadian dan kompetensi diri mereka sendiri. Mereka merasa butuh mewujudkan hal ini, karena bila seseorang berhasil mengenali dirinya, ia menemukan kebenaran tentang dirinya. Hal ini akan sangat berarti bagi kehidupannya. Karena bagi wirausaha, pengenalan diri adalah modal awal untuk dapat mengenali lingkungan, mengindera peluang bisnis dan menggerakan sumber daya, guna meraih peluang tersebut, dalam batas resiko yang tertanggungkan,


(14)

untuk menikmati nilai tambah. Sehingga dengan adanya konsep diri maka mahasiswa dapat mengenali pribadi, potensi dan kelemahannya. Dengan mengetahui semuanya itu, seorang mahasiswa dapat menemukan jati dirinya dan mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mempunyai kemampuan yang dapat ia kembangkan sehingga percaya diri akan muncul bahwa ia dapat melakukan usaha mandiri tanpa harus selalu mengandalkan orang lain karena mampu melihat peluang yang ada untuk dapat berguna bagi kehidupannya.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat berwirausaha adalah berasal dari perguruan tinggi itu sendiri, yaitu dengan membekali pengetahuan tentang kewirausahaan. Melalui pengajaran kewirausahaan mahasiswa diajak dan diarahkan agar mereka mampu membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi dunia pekerjaan sekarang ini. Penguasaan tentang kewirausahaan pada siswa dapat dilihat pada nilai mata kuliah kewirausahaan.

Nilai ini dapat menunjukan seberapa besar perhatian mahasiswa tentang kewirausahaan sehingga menunjukkan pula minatnya dalam mempelajari kewirausahaan yang akhirnya diharapkan dengan minat terhadap mata kuliah kewirausahaan ini akan menjadi faktor pendorong bagi mahasiswa untuk mau terjun secara langsung dalam berwirausaha dan bukan hanya secara teori saja. Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terhadap minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga. Hal ini karena lingkungan keluarga terutama orang tua berperan sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak


(15)

langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak di masa yang akan datang, termasuk dalam hal berwirausaha. Kondisi orang tua sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga dapat menjadi figur bagi pemilihan karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan.

Berdasarkan penelitian (Sumarni, 2005) menunjukkan bahwa pada umumnya mahasiswa yang dibekali dengan mata diklat kewirausahaan dan memperoleh nilai yang baik tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha. Hal ini disebabkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Oleh karena itu minat untuk menjadi seorang wirausaha harus didukung dengan konsep diri dimana mahasiswa harus mengetahui dan mengenali dirinya dan juga dukungan dari lingkungan keluarga.

Politeknik Negeri Medan merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian, kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Berdasarkan tujuan tersebut maka mahasiswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, teknologi, dan keterampilan khusus yang dapat dijadikan modal atau pendorong menjadi wirausaha. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Politenik Negeri Medan adalah dengan memberikan mata diklat kewirausahaan khususnya kepada mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan.


(16)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Akademik 2009-2010”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ” Apakah konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi program studi Perbankan dan Keuangan Tahun Akademik 2009-2010?”.

C. Kerangka Konseptual

Keinginan berwirausaha muncul apabila seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Menurut Soedjono dalam Suryana (2003:39) bahwa prilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari kemampuan afektif dan kemampuan kognitif. Kemampuan afektif yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan diri anda tentang anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, pengharapan anda mengenai diri anda dan penilaian tentang diri anda sendiri. Sedangkan kemampuan kognitif yaitu


(17)

pengetahuan mengenai kewirausahaan melalui prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan dosen.

Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut:

Sumber: Suryana (2003:39)

D. Hipotesis

Mengacu pada perumusan masalah dan kerangka konseptual maka di kemukakan hipotesis sebagai berikut:

Konsep Diri (X1)

Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahan (X2)

Lingkungan Keluarga (X3)

Minat Berwirausaha (Y)


(18)

” Konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan

keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi program studi Perbankan Tahun Ajaran 2009-2010. ”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Prorgram Studi

Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010. 2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi Politeknik Negeri Medan

Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Politeknik Negeri Medan untuk mengetahui pengaruh antara konsep diri, prestasi belajar mata kuliah, dan lingkungan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya dalam bidang manajemen usaha kecil serta memberikan suatu

pembelajaran yang lebih mengenai konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga.


(19)

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi dan bahan perbandingan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang sehingga hasilnya menjadi lebih baik.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Penelitian ini hanya dibatasi pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas, terdiri dari elemen konsep diri (X1), prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan (X2), dan lingkungan keluarga (X3).

b. Variabel terikat, yaitu minat berwirausaha (Y). 2. Defenisi Operasional Variabel

a. Konsep Diri (X1)

Pandangan diri anda tentang anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan anda tentang diri anda sendiri,

pengharapan anda mengenai diri anda dan penilaian tentang diri anda sendiri.

b. Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan (X2)

Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang


(20)

diperoleh dari kegiatan pembelajaran disekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

c. Lingkungan Keluarga (X3)

Lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

d. Minat Berwirausaha (Y)

Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Tujuannya adalah untuk mengukur sikap, pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang ada. Melalui skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan (Sugiyono, 2004:86). Pembagiannya adalah:

1. Sangat Setuju (SS) : 5

2. Setuju (S) : 4

3. Kurang Setuju (KS) : 3

4. Tidak Setuju (TS) : 2


(21)

Secara keseluruhan defenisi operasional variabel dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Operasional Dimensi Indikator Skala

Ukur

Konsep Diri (X1)

Konsep diri adalah pandangan diri anda tentang anda sendiri. Sumber: Calhoun (1990:67)

a. Pengetahuan anda tentang diri anda sendiri. b. Pengharapan anda mengenai diri anda. c. Penilaian tentang diri anda sendiri.

1. Gambaran diri.

2. Persepsi orang lain tentang diri sendiri.

1. Cita-cita diri seseorang. 2. Tujuan hidup seseorang. 1. Mampu menilai keadaan diri

(evaluasi diri). 2. Proses Harga Diri

Likert

Prestasi Belajar (X2)

Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran disekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sumber: Tulus (2004:75)

_

Nilai Mata Kuliah Kewirausahaan mahasiswa Politeknik Negeri Medan

Jurusan Akuntansi program studi Perbankan dan Keuangan Tahun

Ajaran 2009-2010.

Likert

Lingkungan Keluarga

(X3)

Lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Sumber: Indrakusuma (2001:166)

_

1. Cara orang tua mendidik. 2. Relasi antara anggota keluarga. 3. Suasana rumah.

4. Keadaan ekonomi keluarga. 5. Perhatian orang tua. 6. Latar belakang kebudayaan

keluarga

Likert

Minat Berwirausa

ha (Y)

Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sumber: Slameto (1997:180)

_

1. Memiliki motif berprestasi yang tinggi.

2. Memiliki perspektif kedepan. 3. Memiliki kreativitas yang

tinggi.

4. Memiliki sifat inovasi yang tinggi.

5. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan.

6. Memiliki tanggung jawab. 7. Memiliki kemandirian atau

ketidaktergantungan terhadap orang lain.

8. Memiliki keberanian dalam mengambil resiko. 9. Selalu mencari peluang. 10. Memiliki jiwa kepemimpinan

Likert


(22)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Medan yang beralamat di Jalan Almamater No. 1 Kampus USU, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei 2010 hingga Juni 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010 yang berjumlah 219 orang.

b. Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus slovin (Umar, 2004:78) sebagai berikut:

Dimana: n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan yaitu 10% atau 0,1 Populasi (N) berjumlah 219 orang, sehingga jumlah sampel adalah: n = 219

1 + ( 219 x 0,12)

n = 68,65 atau 69 orang. n =

2

. 1 Ne

N


(23)

6. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data primer

Data yang langsung diperoleh dari hasil observasi, wawancara (interview), dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire).

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari studi dokumentasi, baik dari buku-buku, jurnal, dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: a. Daftar Pertanyaan (Questionnaire)

Questionnaire adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden.

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet, dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.


(24)

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah diperoleh setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan. Penelitian ini diuji pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 mahasiswa diluar sampel. Kriteria pengujian validitas kuesioner sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dikatakan valid Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dikatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan akurasi dan konsistensi pengukuran. Skala Pengukuran yang reliabel memiliki Cronbach Alpha > 0,80 atau nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Situmorang, Syafrizal, et al, 2009:40). Untuk menguji validitas dan reabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Product and

Service Solution) versi 13.0.

9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.


(25)

b. Metode Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 13.0 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y =a + ß

1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e Keterangan :

Y = Minat Berwirausaha a = Konstanta

X

1 = Konsep Diri X

2 = Prestasi Belajar X

3 = Lingkungan Keluarga ß

1,2,3 = koefisien Regresi Berganda

e = Kesalahan Pengganggu (standard error) Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Uji secara Simultan (Uji F)

Digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Jika F

htung < Ftabel , maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika F

htung > Ftabel maka H0 ditolak atau Ha diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H

0 ditolak dan Ha diterima (Situmorang,


(26)

2) Uji secara Parsial (Uji T)

Digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka digunakan statistik t (uji t). Jika t

hitung < ttabel , maka H0 diterima dan H

a ditolak , sedangkan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H

a diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H0 ditolak dan H

a diterima (Situmorang, et. al 2008:115). 3) Pengujian Goodness of Fit (R2)

Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel independen. Koefisien determinasi (R

2

) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R 2

≤ 1). Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu berarti model semakin baik (Situmorang, et. al 2008:112).

c. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat


(27)

signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2- tailed) diatas nilai signifikan 5% (0,05) artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, et. al 2008:62).

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasititas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, et. al 2008:73).

3) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.

b) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas (Situmorang, et. al 2008:104)


(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

Sumarni (2005) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar Mata Diklat Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas 3 SMK Negeri 2 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006”. Masalah penelitian ini adalah ”Seberapa besar pengaruh konsep diri, prestasi belajar dan lingkungan terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK negeri 2 Semarang”. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha pada SMK Negeri 2 Semarang. Sedangkan tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai pada mata diklat kewirausahaan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan minat berwirausaha siswa.

Ginting (2009) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II Sekretaris SMKN 1 Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2008/2009”. Masalah penelitian ini adalah ”Apakah ada pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri I Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2008/2009”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah menunjukkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.

Nadeak (2008) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Minat Berwirausaha Terhadap Prestasi Belajar Kewirausahaan Pada Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2007/2008”. Masalah penelitian ini adalah ”Apakah ada pengaruh antara minat


(29)

berwirausaha terhadap prestasi belajar kewirausahaan pada kelas XI jurusan tata busana SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah menunjukkan bahwa minat berwirausaha berpengaruh positif terhadap prestasi belajar kewirausahaan.

B. Pengertian Konsep Diri

Gage dan Berliner (1991:157) merumuskan konsep diri sebagai ”...totality

of the perceptions that we have about ourselves; our attitudes toward ourselves,

the languange we use to describe”. Hall dan Lindzey (dalam Frey dan Carlock,

1984) membedakan 2 arti konsep diri yaitu pertama dalam rumusan sebagai sikap, perasaan dan evaluasi mengenai diri sendiri. Kedua sebagai proses berpikir, mengingat, dan persepsi mengenai diri sendiri. Menurut Brook (Rahmat, 1985) mengatakan bahwa konsep diri merupakan persepsi mengenai diri sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis, yang diperoleh melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain.

Cawagas dalam Pudjijogyanti (1995:2) berpendapat bahwa konsep diri merupakan pandangan menyeluruh individu tentang dimensi fisik, karakteristik, pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian maupun kegagalannya. Menurut Mc. Candless dalam Pudjijogyanti (1995:7) mendefinisikan bahwa konsep diri merupakan seperangkat harapan serta penilaian perilaku yang merujuk pada harapan-harapan tersebut. Adapun Wiliam Brooks dalam Ratnaningsih (2002:11) menyebutkan bahwa konsep diri merupakan pandangan dan perasaan dari diri kita. Perasaan ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Menurut James F.


(30)

Calhoun konsep diri adalah pandangan diri anda tentang diri anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki tiga dimensi; pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, pengharapan anda mengenai diri anda, dan penilaian tentang diri anda sendiri.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain (Pudjijogyanti,1995:12). Dengan demikian pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain yang dekat di sekitar kita. Menurut James F.C (1995) sebagaimana dikutip oleh Ratnaningsih (2002:15-16) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ada dua yaitu :

1. Faktor pelaku, terdiri dari : a. Orang tua

Orang tua merupakan kontak sosial paling awal yang kita alami dan yang paling kuat. Informasi yang dikomunikasikan orang tua pada anak akan lebih menancap daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya dan orang tualah yang menetapkan pengharapan bagi anak-anaknya. Murphy dalam Burns (1993:2004) menyatakan bahwa menurutnya sangat penting untuk menyelamatkan anak dari mendapatkan suatu pandangan mengenai dirinya yang tidak menyenangkan. Konsep diri yang positif pada anak akan tercipta apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya integritas dan tenggang rasa yang tinggi antar anggota keluarga. Selanjutnya Burn (1993:256) membuktikan bahwa ”ada


(31)

hubungan erat antara kualitas hubungan orang tua dengan pandangan anak terhadap diri dan lingkungannya”.

b. Teman sebaya

Teman sebaya sangatlah mempengaruhi konsep diri pada diri anak. Anak juga membutuhkan penerimaan dari temannya atau kelompoknya. Apabila anak selalu digoda, dicaci maki, dan dibentak, maka konsep diri anak akan terganggu.

c. Masyarakat

Anak muda tidak terlalu mementingkan kelahiran mereka, kenyataanya bahwa mereka hitam atau putih, anak orang kaya atau bukan, mereka laki-laki atau perempuan. Tetapi masyarakat mereka menganggap penting fakta-fakta semacam itu, akhirnya penilaian ini sampai pada anak dan mempengaruhi konsep dirinya.

2. Faktor substansi, terdiri dari : a. Belajar

Konsep diri kita merupakan hasil dari belajar, belajar ini berlangsung terus-menerus tidak pernah kita sadari. Belajar merupakan perubahan psikologis yang relatif permanen yang sebagai akibat dari pengalaman. Dari pengalaman inilah individu dapat mempelajari konsep dirinya.

b. Asosiasi Manusia

Menunjukan cenderung untuk berfikir asosiasi yaitu mempelajari hubungan-hubungan antara hal-hal yang berbeda. Proses berfikir dan menilai lewat asosiasi ini merupakan dasar bagi pembentukan konsep diri.


(32)

c. Motivasi

Semakin tinggi yang kita berikan pada sesuatu hadiah, semakin besar kemungkinan kita melakukan kegiatan yang akan menghasilkan hadiah tersebut. Dengan kata lain belajar mencakup motivasi yaitu keadaan yang membangkitkan, yang kita alami ketika bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Dua lasan yang diduga sangat penting dalam mempelajari konsep diri adalah keinginan untuk berhasil dan keinginan untuk harga diri.

D. Jenis-jenis Konsep Diri

Jenis-jenis konsep diri ada dua macam yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif.

a. Menururt James F.C (1995) dalam Ratnaningsih (2002:13-14) bahwa konsep diri yang positif adalah pandangan individu tentang dirinya yang bersifat positif, dimana individu menerima tentang kelebihan dan kekurangannya.

Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri positif adalah : 1. Dapat menerima dan mengenal dirinya dengan baik.

2. Dapat menyimpan informasi tentang dirinya sendiri baik itu informasi yang positif maupun yang negatif. Jadi mereka dapat memahami dan menerima fakta bermacam-macam tentang dirinya.

3. Dapat menyerap pengalaman mentalnya.

4. Apabila mereka memiliki pengharapan selalu merancang tujuan-tujuan yang sesuai dan realistis.


(33)

5. Selalu memiliki ide yang diberikan pada kehidupannya dan bagaimana seharusnya dirinya mendekati dunia.

6. Individu menyadari bahwa setiap oang memiliki perasan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.

b. Menurut Jalaludin Rakhmat (1996) dalam Ratnaningsih (2002:14) menerangkan bahwa ciri orang yang memiliki konsep diri negatif adalah : 1. Individu mudah marah dan naik pitam serta tidak tahan terhadap

kritikan yang diterimanya.

2. Individu responsif sekali terhadap pujian yang diberikan oleh orang lain kepadanya.

3. Individu tidak pandai dan tidak sanggup untuk mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kelebihan yang dimiliki orang lain.

4. Individu bersikap pesimis terhadap kompetisi, keengganan bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.

Apabila dikaitkan maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki konsep diri yang positif akan dapat mengenal dirinya dengan baik kelemahan dan kelebihannya sehingga dapat merancang tujuan-tujuan yang sesuai dan realistis, sehingga juga akan lebih bijak dalam menentukan kariernya ke masa mendatang, termasuk berani untuk berwirausaha. Sedangkan siswa yang memiliki konsep diri negatif akan pesimis terhadap kompetisi sehingga enggan memanfaatkan kelebihan dan kekurangannya.


(34)

E. Pengertian Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan

Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui penilaian dan penelitian. Sementara prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Menurut Arifin (1991:3) prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh Poerwodarminto (1995:787) yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya.

Adapun menurut Tu’us (2004:75) prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Sementara prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh dosen.

Adapun nilai hasil belajar yang diperoleh mahasiswa ini dapat dinyatakan dalam angka dan huruf yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi keadaan yang diukur sebagai berikut :


(35)

Sumber : Laporan Evaluasi Tahun 2009/2010 (Diolah)

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi yang diperoleh seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri seseorang maupun dari luar diri orang tersebut. Menurut Arikunto (1990:21), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis terdiri dari usia, kematangan dan kesehatan. Sedangkan yang termasuk dalam faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.

2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia, yaitu faktor manusia (human) dan faktor non manusia. Faktor manusia dapat berasal dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan faktor non manusia dapat berupa benda, hewan dan lingkungan fisik.

Angka Huruf Skor

86 – 100 66 – 85 50 – 65 31 – 49 10 – 30

A B / B+ C / C+

D E

Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup Baik (CB) Tidak Baik (TB) Sangat Tidak Baik (STB)


(36)

Menurut Merson U. Sangalang, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yang dikutip oleh Kartini Kartono dalam Tu’us (2004:778-81) adalah sebagai berikut :

1. Faktor Kecerdasan

Dalam Macmilin Dictionary, Intellegence (kecerdasan) diberi arti sebagai

ability to learn from experience, to solve problem rationally, and to modify

behaviour with changes inenviroment, faculty of understending and

reasoning. Rumusan tersebut menunjukan bahwa kecerdasan menyangkut

kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan memahami, mengerti, memecahkan problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar.

2. Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bakat dari tiap orang berbeda satu sama lain. Agar memperoleh prestasi yang tinggi sebaiknya diberikan kebebasan bagi setiap orang untuk belajar sesuai dengan bakat yang dimiliki.

3. Faktor minat dan perhatian

Minat dan perhatian mempunyai hubungan yang sangat erat. Seorang siswa yang memiliki minat pada suatu pelajaran biasanya cenderung untuk


(37)

memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

4. Faktor motif

Dalam belajar, kalau siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. 5. Faktor cara belajar

Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.

6. Faktor sekolah

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Situasi yang kondusif, hubungan dan komunikasi perorang di sekolah berjalan baik,metode pembelajaran aktif-interaktif, sarana penunjang cukup memadai dan siswa tertib disiplin akan mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran yang diharapkan hasil belajar yang diperoleh tinggi.

G. Pengertian Mata Kuliah Kewirausahaan

Suryana (2003:8) memberikan batasan bahwa ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.


(38)

H. Pengertian Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah ibu bapak dengan anak-anaknya; seisi rumah yang menjadi tanggungan (Poerwodarminto,1989:413). Dalam arti luas keluarga menurut pendapat Soelaeman (1994:12) adalah satu persekutuan hidup yang dijalin kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud saling menyempurnakan diri.

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Dalam keluarganya, yang interaksi sosial keluarganya berdasarkan simpati, seorang anak pertama-tama belajar memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerja sama, bantu membantu, dengan kata lain, anak pertama-tama belajar memegang peranann sebagai makhluk sosial yang mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Alex Sobur, 2003:248-249).

Ciri-ciri suatu keluarga menurut Maciever dan Page yang dikutip oleh Soelaeman (1994:9) adalah sebagai berikut :

a) Adanya hubungan berpasangan antara kedua jenis (pria dan wanita) b) Dikukuhkan oleh suatu pernikahan

c) Ada pengakuan terhadap keturunan (anak) yang dilahirkan dalam rangka hubungan tersebut

d) Adanya kehidupan ekonomis yang dilakukan bersama e) Diselenggarakan kehidupan berumah tangga


(39)

I. Faktor-faktor dalam lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga, merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam keluarga menurut Slameto (2003:60-64) lingkungan keluarga terdiri dari :

a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap cara belajar dan berfikir anak. Ada orang tua yang mendidik secara diktator militer, ada yang demokratis dan ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap keluarga.

b) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anak-anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu adanya relasi yang baik didalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk mensukseskan belajar anak.

c) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagi situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan pada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok pertengkaran antar anggota keluarga atau


(40)

dengan keluarga lain menyebabkan ank menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah dan akibatnya belajar kacau sehingga untuk memikirkan masa depannya pun tidaklah terkonsentrasi dengan baik.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, menyebabkan orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak. Tak jarang faktor kesulitan ekonomi justru menjadi motivator atau pendorong anak untuk lebih berhasil. Adapun pada keluarga yang ekonominya berlebihan, orang tua cenderung mampu memenuhi segala kebutuhan anak termasuk masalah pendidikan anak termasuk bisa melanjutkan sampai ke jenjang yang tinggi. Kadangkala kondisi serba berkecukupan tersebut membuat orang tua kurang perhatian pada anak karena sudah merasa memenuhi semua kebutuhan anaknya, akibatnya anak menjadi malas untuk belajar dan prestasi yang diperoleh tidak akan baik.

e) Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak baik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini penting untuk tetap menumbuhkan rasa percaya dirinya.

f) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam kehidupannya. Kepada anak perlu di tanamkan


(41)

kebiasaan-kebiasan dan diberi contoh figur yang baik, agar menndorong anak untuk menjadi semangat dalam meniti masa depan dan kariernya ke depan. Hal ini juga dijelaskan oleh Soemanto dalam Supartono (2004:50) mengatakan bahwa cara oreng tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaanya merupakan modal yag baik untuk melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingini anak.

Alex Sobur (2003:248-249) menyatakan bahwa faktor keluarga sebagai penentu keberhasilan siswa terdiri dari :

1. Kondisi Ekonomi Keluarga

Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan kehidupan keluarga. Faktor kekurangan ekonomi menyebabkan suasana rumah menjadi muram sehingga anak kehilangan gairah untuk belajar. Namun, faktor kesulitan ini bisa juga malah menjadi pendorong bagi anak untuk berhasil. Kadangkala keadan ekonomi yang berlebihan menyebabkan orang tua menjadi kurang perhatian terhadap belajar anak karena merasa telah memenuhi semua kebutuhan anak, sehingga anak malas belajar dan mandiri sehingga cenderung menganggap ”santai” masa depannya termasuk dalam hal masalah karir.

2. Hubungan emosional orang tua dan anak

Hubungan emosional antara orang tua dan anak juga berpengaruh dalam keberhasilan anak. Sebaiknya orang tua menciptakan hubungan


(42)

yang harmonis dengan anak. Hubungan orang tua dan anak jangan acuh tak acuh karena akan menyebabkan anak menjadi frustasi. Orang tua terlalu keras akan menyebabkan hubungan orang tua akan menjadi “jauh”. Atau hubungan yang terlalu dekat antara anak dan orang tua kan mengakibatkan anak selalu “bergantung”.

3. Cara mendidik orang tua

Ada keluarga yang mendidik anaknya secar diktator militer, ada yang demokratis yang menerima semua pendapat anggota keluarga, tetapi ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap anggota keluarga. Cara orang tua dalam mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap cara belajar dan hasil belajar yang diperoleh seseorang. Fungsi keluarga ada beberapa jenis. Fungsi keluarga menurut Solaeman (1994:85-114) adalah :

1) Fungsi edukasi

Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan pendidikan serta pembinaan anggota keluarga pada umumnya. Fungsi edukasi ini tidak sekedar menyangkut pada penentuan dan pengukuhan landasan yang mendasari upaya pendidikan itu, tetapi juga meliputi pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengelolaannya, penyedian dana dan sarananya, serta pengayaan wawasan.

2) Fungsi sosialisasi

Tugas keluarga dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan individu anak agar menjadi pribadi yang mantap, akan


(43)

tetapi meliputi pula upaya membantunya dan mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi sosialisasi, keluarga menduduki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial. Fungsi sosialisasi membantu anak dalam menemukan tempatnya dalam kehidupan sosial ini secara mantap yang dapat diterima rekan-rekannya atau lebih lagi dapat diterima masyarakat.

3) Fungsi proteksi atau fungsi lindungan

Mendidik hakekatnya melindungi, yaitu melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik dan dari hidup yang menyimpang norma. Selain itu fungsi ini juga melindungi anak dari ketidakmampuannya bergaul dengan lingkungan pergaulannya, melindunginya dari sergapan pengaruh yang tidak baik yang mugkin mengancamnya dari lingkungan hidupnya, lebih dalam lagi kehidupan dewasa ini kompleks.

4) Fungsi afeksi atau fungsi perasaan

Anak berkomunikasi dengan ligkungannya, juga berkomunikasi dengan orang tuanya dengan keseluruhan pribadinya terutama pada saat anak masih kecil yang masih menghayati dunianya secara global dan belum terdifferensiasikan. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan gerakan, ucapan, mimik serta perbuatan orang tua merupakan bumbu pokok dalam pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga. Makna kasih orang tua terhadap anak tidak tergantung dari banyaknya hadiah yang dilimpahkan kepadanya, melainkan lebih atas dasar seberapa jauh kasih itu dipersepsi


(44)

atau dihayati. Adapun yang diharapkan dicapai melalui pelaksann fungsi afeksi itu ialah terbinanya suasana perasaan yang sehat dalam keluarga, yang tercipta berkat kebersihan hati masing-masing anggotanya, bersih dari iri dan dengki dari hasut dan buruk sangka.

5) Fungsi religius

Keluarga mempunyai fungsi religius, artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak serta anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama.

6) Fungsi ekonomis

Fungsi ekonomis keluarga meliputi pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya dan pemanfaatannya. Kedaan ekonomi keluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Keluarga yang keadan ekonominya lemah mengangap anak lebih sebagai beban hidup daripada pembawa kebahagiaan keluarga. Mereka yang keadaan ekonominya kuat mempunyai lebih banyak kemungkinan memenuhi kebutuhan material anak dibandingkan dengan yang lemah. Akan tetapi pelaksanaaan tersebut belum menjamin pelaksanaan ekonomis keluarga sebagaimana mestinya. Sebab pelaksanaan fungsi keluarga yang baik tidak terutama tergantung dari banyaknya uang atau hadian yang diberikan tetapi juga pada cara memberikan dan kuantitatif peneriman serta persepsi anak.


(45)

Rekreasi itu dirasakan orang apbila ia menghayati suasana tenang dan damai, jauh dari ketegangan batin, segar dan santai dan kepada yang bersangkutan memberikan perasaan bebas terlepas dari segala ketegangan dan kehidupan sehari-hari. Rekreasi itu memberikan keseimbangan kepada penyaluran energi dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang rutin dan mungkin menimbulkan kebosanan. Makna fungsi rekreasi dalam keluarga diarahkan kepada tergugahnya kemampuan untuk dapat mepersepsi kehidupan dalam keluarga secar wajar dan sungguh sebagiman dimaksudkan dan digariskan kaidah-kaidah hidup keluarga.

8) Fungsi biologis

Fungsi biologis keluarga berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga. Kebutuhan akan keterlindungan fisik guna melangsungkan kehidupannya. Keterlindungan kesehatan, keterlindungan rasa lapar, haus, kedinginan, kepanasan, kelelahan, bahkan juga kenyamanan dan kesegaran fisik. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi itu, hendaknya tidak berat sebelah, tidak memisah-misahkan fungsi yang satu dari yang lain dan tidak pula hanya dilakukan oleh satu pihak saja, karena keluarga merupakan satu kesatuan.

J. Pengertian Minat Berwirausaha

Menurut Winkel (1989:30) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Menurut Loekmono (1994:60-61)


(46)

bahwa minat dapat diartikan kecenderungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu. Minat merupakan salah satu hal ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik studi, kerja dan kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan perhatian terhadap bidang tertentu

Minat merupakan perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu (Andi Mapiare,1982:62). Menururt Bygrave dalam Suryana (2003:12) wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Meredith dalam Suryana (2003:12) mengemukakan bahwa wirausaha juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melihat dan menilai peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut.

Adapun menurut pendapat Tropman dan Morningstar dalam Nirbito (2000:52) mengemukakan bahwa wirausaha adalah kombinasi dari pemikir dan pelaksana yang melihat peluang untuk produk dan jasa baru, suatu pendekatan baru, suatu kebijakan baru, atau cara baru untuk memecahkan masalah-masalah sekaligus berbuat sesuatu dengan apa yang dilihatnya hingga memberikan suatu hasil keuntungan.


(47)

K. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Minat berkaitan erat dengan perhatian. Oleh karena itu, minat merupakan sesuatu hal yang sangat menetukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh kembangkan pada diri setiap siswa. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, sebagaimana yang dikutip dalam Ristanti (2002:31-32) yaitu:

1. Kebutuhan Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwirausaha dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang akan menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha.

2. Harga Diri

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia, karena dikaruniai akal, pikiran dan perasaan. Hal ini menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Berwirausaha dalam suatu bidang usaha dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungan terhadap orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan menimbulkan seseorang berminat untuk berwirausaha.


(48)

Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang (Ahmadi,1992:110). Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tangggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal yang sama tidaklah sama antara orang yang satu dengan yang lain. Rasa senang berwirausaha akan diwujudkan dengan perhatian, kemauan, dan kepuasan dalam bidang wirausaha. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat berwirausaha.

4. Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk memanfaatkan peluang tersebut.


(49)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

B. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1979 Universitas Sumatera Utara ditetapkan sebagai salah satu dari 6 Universitas/Institut yang mendapat proyek pembangunan Pendidikan Politeknik Tahap I dari DIKTI, dengan nama Politeknik Universitas Sumatera Utara (Politeknik USU) Medan. Pembangunan Politeknik USU dibiayai oleh Bank Dunia (World Bank). Pada tahap I yang dibangun adalah pendidikan bidang keteknikan yang pelaksanaannya mendapat bantuan tenaga ahli dari Swiss yang ditempatkan di Medan .

Selanjutnya pada tahap II dibangun pendidikan bidang tata niaga yang didukung oleh bantuan tenaga ahli dan fasilitas dari Australia. Pembangunan pendidikan bidang tata niaga mulai diselenggarakan pada tahun 1986 dan dibantu seorang tenaga ahli dari Australia. Pembangunan Politeknik USU dan Politeknik lainnya, merupakan proyek pemerintah melalui Depdikbud Ditjen DIKTI yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Bandung. Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084/O/1997 tentang Pendirian Politeknik Negeri Medan, maka Politeknik USU Medan secara resmi menjadi Politeknik mandiri dengan nama Politeknik Negeri Medan (Polmed) yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No: 130/O/2002 tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan.


(50)

C. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam pendidikan dan pelatihan vokasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan tenaga profesional yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

b. Misi

Memajukan pendidikan dan pelatihan yang menghasilkan tenaga profesional dengan standar mutu nasional dan internasional; Melaksanakan penelitian terapan untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK); Mengembangkan dan menerapkan IPTEK untuk memajukan kewirausahaan dan bermitra nasional, kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara.

D. Organisasi 1. Politeknik

Yang dimaksud dengan Politeknik adalah Politeknik Negeri Medan, sejak tanggal 20 April 1999 tidak lagi berada di bawah pengelolaan Universitas Sumatera Utara (USU) dan merupakan Lembaga Perguruan Tinggi Negeri di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

2. Tujuan

Organisasi Politeknik disusun untuk mendukung pencapaian misi program kerja Politeknik sebagai lembaga pendidikan, dengan peningkatan dalam


(51)

efisiensi dan efektivitas penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang digunakan.

3. Dasar

Dasar pokok dalam menyusun organisasi Politeknik adalah: a. PP No. 60 tahun 1999.

b. Status Politeknik sesuai dengan SK Mendikbud No. 084/O/1997 SK Mendiknas No. 130/O/2002.

c. Volume kegiatan dewasa ini.

d. Sumber daya personalia yang ada dan sarana pendukung lainnya. 4. Struktur Pokok

Bagan pokok organisasi Politeknik menampung berbagai kegiatan operasional Politeknik dan mempunyai unsur:

a. Pimpinan, sebagai pengelola umum Politeknik dengan didampingi oleh Senat dan Dewan Penyantun.

b. Kelompok Dosen sebagai unsur utama pelaksana pendidikan.

c. Jurusan, sebagai satuan yang menyelenggarakan kegiatan program pendidikan dalam bidang tertentu dan pengelola sarana dan personalia jurusan.

d. Bagian Administrasi yaitu Administrasi Akademik dan Administrasi Umum yang menyelenggarakan kegiatan administrasi.

e. Bagian-bagian pendukung dalam unit, Unit Pelaksana Teknis (UPT), Proyek, dan lain-lain yang melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, sesuai dengan program kegiatan yang akan dilaksanakan.


(52)

D. Struktur Organisasi

Gambar: Struktur Organisasi Sumber: Politeknik Negeri Medan


(53)

1. Pimpinan

Politeknik dipimpin oleh Direktur, sebagai penanggung jawab umum dalam pelaksanaan operasional. Direktur dibantu oleh 4 (empat) Pembantu Direktur, yaitu:

a. Pembantu Direktur I, membidangi Akademik.

b. Pembantu Direktur II, membidangi Administrasi Umum dan Keuangan. c. Pembantu Direktur III, membidangi Kemahasiswaan.

d. Pembantu Direktur IV, membidangi Kerjasama. 2. Senat

Lembaga perumus dan pemantau garis besar kebijaksanaan umum di dalam Politeknik adalah Senat seperti yang dimaksud di dalam PP No. 60/1999. Senat terdiri dari wakil unsur lembaga dan kelompok dosen, dipimpin oleh seorang Ketua Senat dengan dibantu oleh seorang Sekretaris Senat.

3. Dewan Penyantun

Peran serta masyarakat dalam pembinaan Politeknik dilakukan melalui Dewan Penyantun yang berfungsi juga mewakili masyarakat industri/niaga yang mempunyai kaitan dengan program pendidikan di Politeknik. Bentuk dan ketentuan Dewan Penyantun akan ditentukan kemudian.

4. Kelompok Dosen & Jabatan Fungsional Lainnya.

Personal yang berfungsi sebagai tenaga pengajar di Politeknik terdiri dari Dosen/Instruktur, yang merupakan kelompok Dosen. Dosen dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jurusan, program studi, dan kelompok bidang


(54)

keahlian (KBK). Dalam kegiatan operasional pendidikan, Dosen/Instruktur di bawah pengelolaan Jurusan masing-masing.

5. Jurusan

Pelaksana program pendidikan dalam bidang tertentu adalah jurusan, yang dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan. Jurusan merupakan satu kesatuan sumber daya untuk melaksanakan satu atau lebih program studi. Dalam operasional dan pengelolaan administrasi/kesekretariatan dilaksanakan oleh tenaga administrasi yang ditempatkan di jurusan.

Unsur yang dikelola jurusan adalah:

a. Pelaksana Pengajaran (Dosen/Instruktur).

b. Program Studi, termasuk program kegiatan akademik dan perangkat lunak. Satuan Program dilengkapi untuk mencapai satu jenjang pendidikan dengan kemampuan dan akreditasi Program Studi. Program Studi dikelola oleh seorang Kepala Program Studi. Dalam hal hanya ada satu program studi di jurusan, maka Ketua Jurusan bertindak sebagai Kepala Program Studi. Untuk jenis pendidikan tertentu atau paket program khusus, program studi dapat berada langsung di bawah Pimpinan Polmed.

Dalam satu program studi dapat dibuat beberapa konsentrasi kehalian tertentu. Peserta program studi adalah mahasiswa yang dikelompokkan dalam kelas. Setiap kelas mempunyai seorang Ketua Kelas. Kegiatan akademik peserta program studi dibina oleh seorang Dosen Wali.


(55)

Untuk mengelola penyelenggaraan Mata Kuliah Umum (MKU) antar program studi atau jurusan dibentuk suatu Unit MKU Keteknikan dan Tata Niaga sebagai salah satu bentuk sarana pengajaran teori. Sarana praktik merupakan sarana kegiatan pendidikan dalam bentuk praktik dalam bidang tertentu. Sarana praktik berupa tempat, peralatan, perlengkapan, dan fasilitas untuk praktik mahasiswa seperti laboratorium, bengkel, studio, dan lain-lain. Setiap unit sarana dikelola oleh kepala sarana yang bersangkutan. Sarana praktik dapat berada di bawah Jurusan, Unit Mata Kuliah Umum, atau dalam hal khusus berada langsung di bawah Pimpinan Polmed.

a. Administrasi Jurusan

b. Kelas/Kelompok Mahasiswa

6. Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat baik oleh dosen Polmed maupun kerjasama dengan pihak luar Polmed.

7. Bagian Administrasi Akademik

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, adalah unsur pembantu pimpinan di bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dipimpin oleh seorang kepala. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, mempunyai tugas memberikan layanan di bidang administrasi akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi di lingkungan Polmed. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan mempunyai fungsi:


(56)

a. pelaksanaan administrasi akademik b. pelaksanaan administrasi kemahasiswaan

c. pelaksanaan administrasi perencanaan dan sistem informasi d. pelaksanaan administrasi registrasi

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan terdiri atas:

1. Subbagian Akademik dan kemahasiswaan yang mempunyai tugas melakukan urusan administrasi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pembinaan kemahasiswaan dan registrasi mahasiswa.

2. Subbagian Perencanaan dan Sistem Informasi yang bertugas melakukan urusan perencanaan dan sistem informasi.

8. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan adalah unsur pembantu pimpinan dibidang kepegawaian, keuangan, ketatalaksanaan dan kerumah tanggaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala.

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberi layanan di bidang urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumah tanggan dan hubungan masyarakat di lingkungan Politeknik. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan administrasi keuangan b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian


(57)

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan terdiri atas:

1. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kearsipan, dokumentasi, kerumahtanggan, perlengkapan, hukum dan ketatalaksanaan, hubungan masyarakat, dan keuangan.

2. Subbagian Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian. 9. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Sebagai bagian penunjang kegiatan pengelolaan umum, dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dikelola oleh Kepala UPT. UPT terdiri dari:

a. UPT Perpustakaan adalah unit pelaksana teknis dibidang perpustakaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur dan sehari-hari pembinaannya dilakukan oleh Pembantu Direktur I.

b. UPT Komputer mempunyai tugas memberikan layanan data dan informasi untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. c. UPT Bengkel/Laboratorium mempunyai tugas melayani perbaikan, perawatan,

dan memproduksi berbagai jenis barang sesuai dengan jurusan yang ada di Politeknik.

d. UPT Pemeliharaan dan Perbaikan dipimpin oleh seorang kepala yang ditunjuk diantara teknisi senior di lingkungan UPT Pemeliharaan dan Perbaikan.

e. UPT Jasa dan Produksi, berdiri sejak 1 Juli 1999 dan merupakan Unit Pelaksana Teknis yang menyediakan jasa dan produksi baik untuk intern maupun ekstern lembaga. UPT Jasa dan Produksi terdapat pada setiap jurusan dengan berbagai jasa dan produksi yang berbeda.


(58)

f. UPT Inkubator Bisnis, Inkubator bisnis Politeknik Negeri Medan berdiri sejak November, didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Nomor: 3776/N03/KP/2001, Nama inkubator bisnis Polmed adalah “ TUNAS ” merupakan singkatan dari Terapkan Usaha Nyata Andalan Strategis.

Inkubator bisnis Polmed memiliki visi untuk memberdayakan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) yang terdapat dimasyarakat Sumatera Utara pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sehingga diharapkan UKMK dapat ditingkatkan kinerja dan profesionalismenya.

- UPT Penerbitan memiliki tugas mempublikasikan karya ilmiah civitas akademika Politeknik Negeri Medan dalam scope regional maupun nasional. 10.Organisasi Pendukung

Untuk pelaksanaan beberapa kegiatan tertentu dengan pengelolaan dan administrasi khusus dibentuk Proyek atau Satuan Tugas Pelaksana, seperti Proyek Pengembangan Politeknik Negeri Medan, dan lain-lain. Politeknik juga mempunyai hubungan pembinaan dengan organisasi yang diselenggarakan oleh Dosen, Pegawai, dan Mahasiswa yang menampung berbagai kegiatan dalam bidang kesejahteraan, budaya, kerohanian, usaha niaga, pengembangan minat dan kemampuan, olahraga, diantaranya adalah:

a. KORPRI: merupakan unit dari KORPRI Propinsi Sumatera Utara.

b. Dharma Pancasila: merupakan bagian dari Dharma Pancasila Propinsi Sumatera Utara.


(59)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Salah satu masalah dalam penelitian adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi sangat penting sebab kesimpulan yang diambil hanya dapat dipercaya bila didasarkan pada data yang akurat. Untuk itu dalam penelitian ini perlu diketahui seberapa tinggi reliabilitas dan validitas alat ukur (instrumen) yang digunakan.

Hasil penelitian agar memiliki tingkat kesahihan atau validitas yang tinggi, maka setiap variabel yang digunakan harus diuji kecermatannya. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan rtabel didasarkan pada derajat keyakinan tertentu dengan n = jumlah responden.

Apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empiris dari penelitian valid atau shahih. Sedangkan uji kehandalan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari variabel atau instrumen penelitian pada obyek penelitian yang sama secara terulang, apabila hasilnya sama atau sangat mendekati, maka dinyatakan data empiris yang duji handal reliabel.

1. Validitas

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menguji validitas sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi secara operasional untuk konsep yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba pengukuran pada sejumlah responden.


(60)

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

Nilai korelasi antara data pada masing-masing persyaratan dengan skor total hitung dengan memakai SPSS (Statistical Production and Service Solution) versi 17.0

Tabel 4.1 Validitas Instrumen

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 56.2667 32.064 .414 .887

VAR00002 55.4667 32.878 .490 .883

VAR00003 55.9000 32.231 .567 .880

VAR00004 55.6000 33.283 .408 .885

VAR00005 55.8667 28.947 .781 .869

VAR00006 55.6333 32.033 .555 .880

VAR00007 56.2000 30.510 .605 .878

VAR00008 56.0000 30.828 .660 .875

VAR00009 55.8667 29.775 .626 .877

VAR00010 56.0000 33.241 .402 .886

VAR00011 56.0000 30.690 .681 .874

VAR00012 56.6000 33.214 .362 .887

VAR00013 56.5000 30.741 .498 .884

VAR00014 56.5667 31.771 .593 .879

VAR00015 56.4667 31.016 .654 .876

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (diolah)

Interpretasi Tabel 4.1 Validitas Instrumen, yaitu:

Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan

skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan rhitung yang akan


(61)

dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. rtabel pada α 0.05 dengan derajat bebas: df = jumlah kasus – 2. Jumlah kasus adalah 15, jadi df adalah 13, maka r (0.05 ; 13) = 0.

Ketentuan untuk pengambilan keputusan :

1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid. 2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

4. rhitung pada corrected item total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel.

Tabel 4.2 Validitas Instrumen

Item-Total Statistic Corrected

Item-Total Correlation rtabel VALIDITAS

VAR00001 .414 0.361 VALID

VAR00002 .490 0.361 VALID

VAR00003 .567 0.361 VALID

VAR00004 .408 0.361 VALID

VAR00005 .781 0.361 VALID

VAR00006 .555 0.361 VALID

VAR00007 .605 0.361 VALID

VAR00008 .660 0.361 VALID

VAR00009 .626 0.361 VALID

VAR00010 .402 0.361 VALID

VAR00011 .681 0.361 VALID

VAR00012 .362 0.361 VALID

VAR00013 .498 0.361 VALID

VAR00014 .593 0.361 VALID

VAR00015 .654 0.361 VALID


(62)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid., yang dapat dilihat dari:

2. Reliabilitas

Tabel 4.3

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.887 15

Sumber: Data diolah dari SPSS 17.00

Interpretasi dari Tabel 4.3 adalah sebagai berikut:

a. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka uji selanjutnya adalah menguji reliabilitas kuesioner tersebut dengan ketentuan sebagai berikut: Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka reliabel.

Jika ralpha negatif atau rtabel lebih kecil maka tidak reliabel.

b. ralpha dapat dilihat pada akhir analisis yaitu bernilai .887 sedangkan rtabel bernilai 0,361.

c. ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka kuesioner tersebut reliabel sehingga dapat diteliti.

B. Pengolahan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan jumlah pertanyaan berupa 15 butir pertanyaan 4 butir pertanyaan untuk variabel Konsep Diri (X1), 1 butir pertanyaan untuk variabel Prestasi Belajar (X2), 5 butir pertanyaan untuk variabel Lingkungan Keluarga (X3), dan 6 butir pertanyaan untuk variabel Minat Berwirausaha (Y).


(63)

Berikut ini dapat dilihat karakteristik responden yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan kepada 69 responden.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Wanita 47 68%

Pria 22 32%

Jumlah 69 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mahasiswa yang memiliki jenis kelamin wanita lebih banyak berjumlah 47 orang dengan persentase 68% sedangkan mahasiswa yang memiliki jenis kelamin pria berjumlah 22 orang dengan persentase 32%. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Tabel 4.5

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

PNS 24 35%

BUMN 5 7%

Pegawai Swasta 29 42%

Petani 9 13%

Wirausaha 2 3%

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mahasiswa yang orang tuanya memiliki pekerjaan PNS sebesar 35%, BUMN sebesar 7%, Pegawai Swasta sebesar 42%, Petani sebesar 13%, dan Wirausaha sebesar 3%.


(64)

Jadi responden berdasarkan pekerjaan orang tua di dominasi oleh Pegawai Swasta sebesar 42%.

3. Tabulasi jawaban responden tentang konsep diri dan minat berwirausaha

Tabel 4.6

Jawaban responden tentang Variabel X1 (Konsep Diri)

Indikator SS S KS TS STS Total (%)

F % F % F % F % F %

1 6 9% 44 64% 14 20% 3 4% 2 3% 100%

2 40 58% 29 42% 0 0 0 0 0 0 100%

3 15 22% 47 68% 7 10% 0 0 0 0 100%

4 43 62% 26 38% 0 0 0 0 0 0 100%

Sumber: Hasil Penelitian, (2010) diolah

1. Dari 69 responden yang menyatakan bahwa tidak sulit bagi seseorang meraih prestasi, 9% menyatakan sangat setuju, 64% menyatakan setuju, 20% menyatakan kurang setuju, 4% menyatakan tidak setuju, dan 3% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Dari 69 responden yang menyatakan bahwa setiap orang dapat menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang, 58% menyatakan sangat setuju, 42% menyatakan setuju, tidak ada yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

3. Dari 69 responden yang menyatakan bahwa setiap orang mampu bersaing dengan teman-temannya, 22% menyatakan sangat setuju, 68% menyatakan setuju, 10% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju.


(65)

4. Dari 69 responden yang menyatakan bahwa seseorang yang tekun akan berhasil, 62% menyatakan sangat setuju, 38% menyatakan setuju, tidak ada menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

4. Tabulasi jawaban responden tentang prestasi belajar dan minat berwirausaha

Tabel 4.7

Jawaban responden tentang Variabel X2 (Prestasi Belajar)

Indikator SS S KS TS STS Total (%)

F % F % F % F % F %

1 6 9% 41 59% 21 30% 1 2% 0 0 100%

Sumber: Hasil Penelitian, (2010) diolah

Dari 69 responden yang menyatakan pentingnya memiliki prestasi belajar dalam mata kuliah kewirausahaan, 9% menyatakan sangat setuju, 59% menyatakan setuju, 30% menyatakan kurang setuju, 2% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju

5. Tabulasi jawaban responden tentang lingkungan keluarga dan minat berwirausaha

Tabel 4.8

Jawaban responden tentang Variabel X3 (Lingkungan Keluarga)

Indikator SS S KS TS STS Total

(%)

F % F % F % F % F %

1 42 61% 23 33% 4 6% 0 0 0 0 100%

2 38 55% 28 41% 3 4% 0 0 0 0 100%

3 20 29% 45 65% 2 3% 2 3% 0 0 100%

4 27 39% 37 53% 4 6% 1 2% 0 0 100%

5 30 43% 31 45% 6 9% 2 3% 0 0 100%


(1)

3. Minat Berwirausaha (Y)

No.

Keterangan

SS

S

KS

TS

STS

a.

b.

c.

d.

e.

f.

Saya memiliki dorongan untuk selalu lebih unggul

dalam mengerjakan segala sesuatu melebihi standar

yang harus ada dalam diri seseorang.

Saya selalu memiliki cita-cita yang dapat memacu serta

memberi semangat untuk mencapainya

Saya mampu memberikan cara-cara baru dalam

menangani pekerjaan.

Saya adalah seorang yang menyukai pekerjaan yang

beresiko tinggi.

Saya mampu mengolah sesuatu yang berada dalam

dimensi yang berlainan menjadi sebuah peluang.

Saya mampu untuk mengembangkan orang-orang

disekeliling saya.


(2)

Regression

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Lingkungan_Keluarga,

Prestasi_Belajar, Konsep_Diria

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .650a .423 .396 2.20912 2.253

a. Predictors: (Constant), lingkungan_keluarga, prestasi_belajar, konsep_diri b. Dependent Variable: minat_berwirausaha

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 232.264 3 77.421 15.864 .000a

Residual 317.214 65 4.880

Total 549.478 68

a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Keluarga, Prestasi_Belajar, Konsep_Diri b. Dependent Variable: Minat_Berwirausaha


(3)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.949 3.934 .750 .456

Konsep_Diri .848 .169 .493 5.031 .000

Prestasi_Belajar -.447 .431 -.099 -1.037 .304

Lingkungan_Keluarga .375 .129 .288 2.901 .005

a. Dependent Variable: Minat_Berwirausaha

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 19.0368 27.9501 23.9130 1.84815 69 Std. Predicted Value -2.638 2.184 .000 1.000 69 Standard Error of Predicted

Value

.288 .992 .507 .162 69

Adjusted Predicted Value 19.0428 27.7408 23.9016 1.85111 69 Residual -5.33435 5.23883 .00000 2.15984 69

Std. Residual -2.415 2.371 .000 .978 69

Stud. Residual -2.517 2.419 .003 1.008 69 Deleted Residual -5.79578 5.45028 .01145 2.29796 69 Stud. Deleted Residual -2.629 2.516 .001 1.025 69 Mahal. Distance .172 12.738 2.957 2.736 69

Cook's Distance .000 .137 .016 .028 69

Centered Leverage Value .003 .187 .043 .040 69 a. Dependent Variable: Minat_Berwirausaha


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 69

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.15984087 Most Extreme Differences Absolute .078

Positive .056

Negative -.078

Kolmogorov-Smirnov Z .648

Asymp. Sig. (2-tailed) .795

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.949 3.934 .750 .456

Konsep_Diri .848 .169 .493 5.031 .000 .923 1.083

Prestasi_Belajar -.447 .431 -.099 -1.037 .304 .978 1.023

Lingkungan_Keluarga .375 .129 .288 2.901 .005 .904 1.106


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH NILAI MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI STAMBUK 2012 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 3 19

PENGARUH KONSEP DIRI DAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIMED STAMBUK 2011.

0 3 28

MINAT BERWIRAUSAHA DI TINJAU DARI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA PADA Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Prestasi Belajar Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiy

0 3 12

MINAT BERWIRAUSAHA DI TINJAU DARI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA PADA Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Prestasi Belajar Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiy

0 2 15

PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI PERBANKAN DITINJAU DARI KONDISI KELAS DAN MINAT BELAJAR PADA Prestasi Belajar Mata Kuliah Akuntansi Perbankan Ditinjau Dari Kondisi Kelas Dan Minat Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas

0 1 16

KONTRIBUSI LINGKUNGAN KELUARGA DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA Kontribusi Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Panc

0 2 16

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, Minat Berwirausaha ditinjau dari Prestasi Belajar mata Kuliah Kewirausahaan,Kreativitas dan Persepsi Peluang Kerja (Penelitian Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

0 1 17

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIVASI BERWIRAUSAHA, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 0 183

PENGARUH KEPRIBADIAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 1 149

PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNHASY JOMBANG

0 0 12