Pemodelan Implementasi Teknologi Informasi Pada Smart Manufacturing System Studi Kasus : Woojin Giop Sungwoo Hi-Tech Yangsan, Korea Selatan
PEMODELAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA SMART MANUFACTURING SYSTEM
STUDI KASUS : WOOJIN GIOP SUNGWOO HI-TECH YANGSAN, KOREA SELATAN
TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Komputer
Oleh :
Kirap Panji Harmoko 5710111053
JURUSAN MAGISTER SISTEM INFORMASI
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2014
(2)
(3)
(4)
KIRAP PANJI HARMOKO S.Kom.,M.kom.,m.eng
HP : 081336209881Email : [email protected]
Alamat Sekarang :
Jl. Babakan Jeruk Indah 1 No.2 Bandung.
CURICULUM VITAE
DATA PRIBADI Nama Panggilan : Panji
Tempat / Tanggal Lahir : Jember / 21 Oktober 1986
Status : Menikah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Golongan Darah : AB
Kebangsaan : Indonesia
PENDIDIKAN FORMAL
2013 – 2014 : Program Pasca Sarjana S2 Double Degree
Youngsan University Korea Selatan.
2012 – 2014 : Program Pasca Sarjana S2 Jurusan Magister
Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.
2007 – 2011 : Program Studi S1 Jurusan Teknik Informatika
Universitas Komputer Indonesia.
2004 – 2005 : Program Profesional STT TELKOM Bandung
Jurusan Computer Network Management.
2001 – 2004 : SMA Negeri 1 Kalisat.
1998 – 2001 : SLTP Negeri 1 Kalisat.
(5)
PENGALAMAN KERJA
STAFF APPLIANCE Di PT. CARREFOUR INDONESIA Cab SUKAJADI BANDUNG
dengan masa kontrak dari 20 MEI 2006 – 20 NOVEMBER 2006.
Product Manager Di Ultima Computer BANDUNG dari 21 November 2012 – 30
Januari 2013.
Operator Mesin Di Perusahaan Pembuatan sparepart dan bodi mobil Sungwoo
Hi-Tech Yangsan, Korea Selatan dari 29 Juni 2013 – 28 Februari 2014.
KEMAMPUAN DAN KEAHLIAN
Mampu mengoperasikan Sistem Operasi Komputer (Windows & Linux)
Mampu menangani troubleshooting pada jaringan komputer.
Mampu mengoperasikan Graphic Software (Adobe Photoshop).
(6)
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Tujuan ... 4
1.4. Manfaat ... 4
1.5. Batasan Masalah dan Lingkup ... 5
1.6. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Industri Manufaktur ... 7
2.2. Teknologi Di Bidang Manufaktur ... 7
2.3. Definisi Smart Manufacturing ... 8
2.4. Definisi PLC (Programmable Logic Controller) ... 14
2.5. Teknologi Informasi ... 17
2.5.1. Jenis Teknologi Informasi ... 18
2.5.2. Aplikasi Teknologi Informasi ... 20
2.5.3. Teknologi Informasi Pada Manufaktur ... 22
(7)
ix
2.6.1. Analisis SWOT ... 25
2.6.2. Analisis Value Chain ... 27
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI 3.1. Objek Penelitian ... 30
3.1.1. Profil Organisasi ... 30
3.1.2. Visi dan Misi ... 32
3.1.3. Struktur Organisasi ... 32
3.1.4. Produk ... 34
3.2. Metodologi Penelitian ... 35
3.2.1. Tahap Observasi ... 36
3.2.2. Tahap Studi Literatur ... 36
3.2.3. Analisis Smart Manufacturing Sungwoo Hitech ... 36
3.2.3.1.Analisis Value Chain ... 37
3.2.3.2. Analisis SWOT ... 37
3.2.4. Pemodelan Implementasi Teknologi Informasi ... 38
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Sungwoo Hi-tech Saat Ini ... 39
4.1.1 Proses Produksi Sungwoo Hi-tech ... 39
4.1.2 Aktifitas Sungwoo Hi-Tech Seochang ... 40
4.1.3 Smart Manufacturing Di Sungwoo Hi-Tech ... 45
4.2. Analisis Value Chain ... 46
4.3. Analisis SWOT ... 48
4.4. Pemodelan Implementasi Teknologi Informasi ... 51
4.4.1 Model Sistem Informasi ... 52
(8)
x
4.4.3 Model Smart Manufacturing ... 57
4.5. Model Usulan Lanjutan Implementasi Smart Manufacturing
System ... 58
4.6. Manfaat Implementasi Smart Manufacturing ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran ... 66
(9)
DAFTAR PUSTAKA
Chand. Davis,Jim. 2013 What is smart manufacturing. Time Magazine.
Davis, Jim. Edgar, Tom. 2011. Smart manufacturing as a real time networked information enterprise. Smart Manufacturing Leadership Coalition.
Delay, Dennis. Norton, Steve. 2011. Smart Manufacturing And Hight Technology:
New Hampshire’s Leading Economic Sector. Concord. New Hampshire Center For Public Policy Studies.
Lopez. 2014. Building Smarter Manufacturing With The Internet of Things (IoT). San Francisco. Lopez Research LLC.
Shipp, Stephanie S, Et.all. 2012. Emerging Global Trends in Advanced Manufacturing. Virginia. Institute for defense analyses.
Xu, Xun. 2011. From Cloud Computing to Cloud Manufacturing. Universitas Auckland. Robotic and Computer-Integrated Manufacturing 28 (2012) 75-86.
http://sungwoohitech.co.kr diakses tanggal 25 Mei 2014
https://smartmanufacturingcoalition.org diakses tanggal 8 Juni 2014
http://www.forumsains.com diakses tanggal 6 Juli 2014
Capiel. 1982, http://indoware.com/apa-itu-plc.html diakses tanggal 6 Juli 2014
http://www.nema.org diakses tanggal 6 Juli 2014
(10)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang telah dianugrahkankepada penulis, dimana telah menjadi
sumber pengetahuan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini dengan judul “PEMODELAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA SMART MANUFACTURING SYSTEM STUDI KASUS : WOOJIN GIOP SUNGWOO HI-TECH YANGSAN, KOREA SELATAN”. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh pendidikan Double
Degree di Universitas Komputer Indonesia dan Universitas Youngsan Korea
selatan dalam memperoleh gelar Magister Komputer dan Master of Engineering.
Dalam penulisan tesis ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik dari segi materi, semangat maupun masukan-masukan yang
sangat membangun. Pada kesempatan ini secara khusus penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. AyahSuwidi S.Pd dan IbuSupatmi S.Pd tersayang yang selalu memberi
dukungan, semangat, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya.
2. Istriku Sari Poncowati, S.T. dan anak-anakku tersayang Ananda Kusuma
Wardhana, Naysila Putri Ramadhani, Nabila Ayu Trihapsari, dan Nadhifa Aulia
Syakirayang telah memberikan doa serta dukungannya.
3. Bapak Suroto S.Pd dan Ibu Sutjiarti yang telah memberikan dukungan,
(11)
vi
4. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
5. Bapak Dr.Ir. Yeffry Handoko Putra, M.T. selaku Kaprodi Magister Sistem
Informasi Universitas Komputer Indonesia.
6. Bapak Dr.Eng. Ana Hadiana M.Eng, selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar telah banyak membimbing, memberikan pengetahuan dan bantuannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
7. Profesor Kim Sang Hyeon, Profesor Kim Jeong Yeop, Profesor Kim Jim Hwan,
Profesor Cho Hyundal, dan Profesor Kim Byong Wook yang telah
membimbing, mengarahkan, dan memberikan pengetahuan baru bagi penulis
selama menempuh pendidikan di Universitas Youngsan, Busan, Korea Selatan.
8. Bapak Rektor dan seluruh civitas akademika Youngsan University, Busan,
Korea Selatan yang telah melayani dengan baik terselenggaranya pendidikan
bagi penulis.
9. Sahabat seperjuangan Rangga Sidik S.Kom, Richie Dwi Agustia S.Kom,
Leonardi Paris Hasugian S.Kom, dan Hanhan Maulana S.Kom yang telah
menjadi sumber inspirasi bagi penulis selama menempuh pendidikan di
Youngsan University Korea Selatan.
10.Rekan-rekan dan adik-adik mahasiswa UNIKOM yang sedang menempuh
pendidikan di Youngsan Uneversity terimakasih atas dukungan dan
kerjasamanya.
11.Rekan-rekan angkatan 2012 MSI-1/BU terimakasih atas dukungan dan
(12)
vii
12.Karyawan Sekretariat Pasca Sarjana Universitas Komputer Indonesia.
13.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi kemajuan dunia pendidikan dan para pembaca.
Bandung, Agustus 2014
Penulis
Kirap Panji Harmoko S.Kom NIM 57.101.11.053
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lebih dari beberapa dekade yang telah lalu, manufaktur telah berevolusi dari
aktifitas mekanis yang dilakukan pekerja (Tradisional Manufacturing) menuju
proses aktifitas manufaktur berdasarkan penerapan teknologi informasi (Advanced
Manufacturing). Perkembangan teknologi informasi menjadi bagian penting dari
evolusi manufaktur, proses mekanik perlahan berubah menjadi proses otomatis.
Perubahan tersebut tidak serta merta dilakukan dalam waktu yang singkat, perlu
proses panjang untuk mengimplementasikan teknologi informasi kedalam proses
manufaktur agar berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Industri manufaktur merupakan salah satu penggerak ekonomi suatu negara.
Perkembangan sektor industri manufaktur menjadi fokus penting pemerintah.
Tradisional manufaktur dioperasikan dengan melibatkan manusia sebagai bagian
dari proses produksi. Dimulai dari penyiapan bahan baku, proses produksi sampai
dengan distribusi produk jadi. Proses produksi yang bersifat mekanis mengalami
berbagai kendala seiring dengan penginkatan jumlah permintaan dari pasar.
Tradisional manufaktur belum dapat menangani proses produksi dengan skala yang
besar dengan penanganan sumber daya manusia dan sumber daya informasi yang
belum berjalan dengan baik. Seiring dengan perkembangan teknologi dan iilmu
pengetahuan, terciptalah teknologi manufaktur lanjutan dengan memanfaatkan
(14)
2 Advanced manufacturing system merupakan aktifitas manufaktur produksi
yang mampu meningkatkan pengadaan atau menciptakan material baru, produk,
dan proses melalui penggunaan ilmu pengetahuan (Science), ilmu teknik
(Engineering), dan teknologi informasi (Information Technology). Penggunaan
teknologi tidak terlepas dari adanya perkembangan dunia teknologi secara umum
yang mampu berimbas pada teknologi di bidang manufaktur. Salah satu contoh
dari diterapkannya teknologi informasi pada industri manufaktur adalah dengan
adanya dukungan berupa digital-control system, perangkat lunak aset dan
manajemen (Asset-Management software). Computer Aided Design (CAD), Sistem
informasi Energi (Energy Information System), dan Sensor yang terintegrasi
(Integrated Sensing).
Salah satu perusahaan manufaktur yang telah menerapkan Advanced
Manufacturing atau Smart manufacturing adalah perusahaan Sungwoo Hi-Tech.
Sungwoo Hi-Tech merupakan perusahaan komponen mobil yang bergerak pada
penyediaan sparepart bodi mobil seperti pintu dan lain sebagainya. Dalam aktifitas
produksinya, Sungwoo Hi-tech telah menerapkan teknologi informasi sebagai
pendukung aktifitas operasionalnya.
Otomatisasi sistem produksi menjadikan tingkat produksi Sungwoo Hi-tech
menjadi tinggi dan mampu mengimbangi permintaan pasar terhadap produk.
Dengan adanya smart manufacturing ini dapat diperoleh berbagai keunggulan
antara lain tingkat kegagalan produksi bisa di tekan serendah mungkin, target
(15)
3 mengurangi tingkat kecelakaan kerja karena kontak manusia dengan mesin menjadi
lebih sedikit.
Implementasi smart manufacturing dengan menerapkan teknologi informasi
pada industri tidak dapat dilakukan secara langsung dengan mengganti sistem
konvensional secara keseluruhan tanpa melihat akan kebutuhan dari perusahaan itu
sendiri. Berbagai tahapan perlu dilakukan untuk menerapkan sistem manufaktur
cerdas tersebut. Selain itu perusahaan yang bergerak di manufaktur tersebut harus
mampu melihat berbagai peluang yang di hasilkan oleh penggunaan teknologi
informasi di masa depan.
Berbagai macam teori dan praktik telah banyak dikembangkan oleh berbagai
praktisi dan para ahli. Mereka mengembangkan cara-cara terbaik untuk mencapai
smart manufacturing system tersebut. Peran teknologi informasi pada smart
manufacturing system harus dapat digambarkan secara jelas akan fungsi dan
penempatannya. Setiap perusahaan manufaktur membutuhkan sebuah model
prototype penggunaan teknologi informasi yang bisa dijadikan bahan acuan dalam
menerapkan advanced manufacturing atau smart manufacturing. Untuk itu perlu
adanya contoh model implementasi teknologi informasi pada smart manufacturing
sebagai dasar implementasi. Melalui pemodelan implementasi teknologi informasi
pada smart manufacturing system di Sungwoo Hi-tech, dapat diketahui peranan,
fungsi, serta penempatan teknologi informasi sebagai bagian dari aktifitas
manufaktur dalam mencapai tujuan perusahaan.
Saat ini implementasi smart manufacturing banyak diaplikasikan di
(16)
4 Untuk menerapkan teknologi smart manufacturing di Indonesia diperlukan sebuah
panduan (guideline) untuk membimbing setiap proses dan tahapan transformasi dari
manufaktur tradisional menuju ke teknologi smart manufacturing. Oleh karena itu
berdasarkan pemaparan masalah diatas maka penulis mengambil judul dari tesis ini
adalah “Pemodelan Implementasi Teknologi Informasi Pada Smart
Manufacturing System, Studi Kasus : Woojin Giop Sungwoo Hi-tech Yangsan, Korea Selatan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas maka didapatkan identifikasi masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana implementasi teknologi informasi pada sistem manufaktur
sehingga dapat menjadikannya smart manufacturing?
2. Bagaimana peranan, fungsi, serta penempatan teknologi informasi pada
implementasi smart manufacturing system di Sungwoo Hi-tech?
3. Bagaimana model implementasi teknologi informasi pada smart
manufacturing system di Sungwoo Hi-tech?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan tesis ini adalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan teknologi informasi pada smart
manufacturing di Sungwoo Hi-Tech
2. Untuk mengetahui proses bisnis manufaktur di Woojin Giop Sungwoo
(17)
5 3. Untuk melakukan pemodelan implementasi teknologi informasi pada
smart manufacturing yang berada di Woojin Giop Sungwoo Hitech,
Korea Selatan.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan laporan tesis ini adalah:
1. Didapatkan sebuah model smart manufacturing berbasis teknologi
informasi.
2. Diharapkan membantu memahami bagaimana implementasi teknologi
informasi pada industri manufaktur untuk mencapai smart manufacturing
system.
3. Dijadikan model percontohan bagi industri automobile khususnya di
Indonesia untuk menerapkan teknologi smart manufacturing.
1.5. Batasan Masalah dan Lingkup
Dalam pembuatan tesis ini, batasan masalah dan lingkup penelitian mencakup
pada,yaitu
1. Penelitian tesis ini dilakukan di Woojin Giop Sungwoo Hi-tech, Yangsan
Korea Selatan.
2. Observasi secara langsung dengan menjadi partisipan, menjadi teknik
pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan.
3. Tesis ini merupakan pemodelan implementasi teknologi informasi pada
(18)
6 1.6. Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan, yaitu:
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan lingkup penelitian
serta sistematika penulisan.
2. BAB II Kajian Pustaka
Bab ini berisi tentang penjelasan dan penggunaan dasar ilmu yang
mendukung dan berkaitan dengan pembahasan laporan ini.
3. BAB III Objek dan Metodologi
Bab ini berisi tentang profil objek penelitian yaitu Sungwoo Hitech. Dan
juga berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan berupa langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mencapai hasil penelitian.
4. BAB IV Pembahasan dan Hasil
Pada bab ini berisi tentang Analisis dan Pembahasan mengenai pemodelan
implementasi teknologi informasi pada teknologi smart manufacturing system.
5. BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk
(19)
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Industri Manufaktur
Definisi industri menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan
peralatan, misal mesin dan industri manufaktur yaitu industri yang memproduksi
barang dengan menggunakan tangan atau mesin.
Definisi lain dari manufacturing adalah satu rangkaian kegiatan yang
meliputi desain produk, pemilihan bahan, perencanaan, manufaktur (pembuatan),
jaminan kualitas, manajemen, dan penjualan yang dilakukan dalam satu perusahaan
CIRP (1983).
Manufaktur secara luas adalah proses merubah bahan baku menjadi produk
yang meliputi perancangan produk, pemilihan material, dan tahap-tahap proses di
mana produk tersebut dibuat. Manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang
kompleks yang melibatkan barbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan
produk pembelian, pemasaran, mesin, dan perkakas manufacturing, penjualan,
perancangan proses, production control, pengiriman material, support service, dan
customer service.
2.2. Teknologi Di Bidang Manufaktur
Di bidang industri, komputer telah digunakan untuk mengendalikan
mesin-mesin produksi dengan ketepatan tinggi, misalnya Computer Numerical
(20)
8 Manufacture (CAM), Computer Aided Design (CAD), yaitu industri untuk
merancang bentuk (desain) sebuah produk yang akan dikeluarkan pada sebuah
industri atau pabrik. Misalkan sebuah mesin serbaguna dalam industri logam
sehingga dapat kita jumpai berbagai produk industri logam yang bervariasi dan jika
dibayangkan dikerjakan secara manual akan sangat sulit dikerjakan. Banyak pula
industri garmen yang dilengkapi dengan kendali komputer, misalnya melakukan
pewarnaan, membuat bordir, dan sebagainya.
Selain industri modern saat ini juga memanfaatkan robot yang secara
otomatis melakukan kerja-kerja tertentu dalam sebuah industri yang dikontrol oleh
komputer yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia. Contohnya tangan robot
dikendalikan oleh komputer digunakan untuk memasang komponen-komponen
renik dan chip-chip (microprosesor) pada motherboard komputer, memasang
komponen-komponen pada perangkat elektronik seperti televisi, radio/tape,
vcd/dvd player, dan lain sebagainya. Bahkan untuk merakit kendaraan, mobil,
motor, atau alat-alat berat lain yang telah dikendalikan oleh komputer.
2.3. Definisi Smart Manufacturing
Smart Manufacturing Leadership Coalition mendefinisikan manufaktur
cerdas (smart manufacturing) yaitu sebagai berikut:
"SM is the integration of network-based data and information that provides the real-time understanding, reasoning, planning and management of all aspects of a manufacturing and supply chain enterprise. SM is facilitated through use of advanced sensor-based data analytics, modeling and simulation in real-time, where all information is available when it is needed, where it is needed and in the form it is most useful - infusing manufacturing intelligence throughout the life-cycle of design, engineering, planning and production."
(21)
9 Apabila di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka SM adalah
integrasi jaringan berbasis data dan informasi yang menyediakan pemahaman
secara real-time, penalaran, perencanaan dan pengelolaan semua aspek manufaktur
dan rantai pasokan perusahaan. SM difasilitasi melalui penggunaan analisis data
lanjutan berbasis sensor, pemodelan dan simulasi secara real-time, di mana semua
informasi dapat tersedia ketika diperlukan, di mana informasi tersebut diperlukan
dan dalam bentuk yang paling berguna - menanamkan manufaktur intelijen di
seluruh siklus hidup desain, rekayasa, perencanaan dan produksi.
Dengan kata lain, smart manufacturing merupakan otomatisasi industri
yang menimplementasikan jaringan berbasis data dan informasi (IT-Information
Technology) sebagai teknologi pintar seperti komputasi awan (cloud computing),
business intelligence, big data analytics, mobility, dan lain sebagainya. Serta
mengubah dan bertransformasi pabrik tradisional yang berorientasi pada
keuntungan menjadi berorientasi pada inovasi yang berkeuntungan.
Sektor manufaktur merupakan sektor global yang mampu mengubah
perekonomian. Teknologi manufaktur lanjutan (Advanced Manufacturing
Technology) secara mengejutkan melesat dan bertransformasi menjadi lahan
kompetisi global.
Teknologi manufaktur lanjutan (Advanced Manufacturing Technology) atau
juga disebut manufaktur cerdas (Smart Manufacturing) merupakan teknologi
manufaktur yang menggandeng informasi, teknologi, dan kejeniusan manusia
(22)
10 aspek bisnis. Hal tersebut akan berlandaskan pada perubahan bagaimana produk itu
diciptakan, dirangkai, di kirim, dan dijual, lihat gambar 2.1.
Gambar 2.1 Smart Manufacturing
(Sujeet Chand, Jim Davis. what is smart manufacturing. Time Magazine)
Teknologi manufaktur cerdas (Smart Manufacturing) akan meningkatkan
keselamatan pekerja, dan melindungi lingkungan sekitar dengan menciptakan nol
gas buang (Zero Emissions), kemungkinan kesalahan manufaktur menjadi nol, dan
menjaga ketersediaan lahan pekerjaan dalam negara dengan menjaga tingkat
kompetisi sektor manufaktur di pasar global. Smart manufacturing memang
merupakan investasi yang sangat mahal, tetapi berinvestasi pada infrastruktur smart
manufacturing merupakan esensi dari penyelamatan masa depan industri dan masa
depan perekonomian masyarakat di suatu negara.
Menurut Sujeet Chand dan Jim Davis, terdapat 3 tahapan bagaimana
industri dapat bertransformasi menjadi industri yang menerapkan teknologi smart
(23)
11 Gambar 2.2 Tiga Tahapan Smart manufaturing
(Sujeet Chand, Jim Davis. what is smart manufacturing. Time Magazine)
Berikut penjelasan dari ketiga fase tersebut, antara lain :
1. Plant- and Enterprise-Wide Integration
Fase pertama dari implementasi smart manufacturing yaitu
menghubungkan dan melakukan harmonisasi yang lebih baik terhadap
tahapan-tahapan individu dari proses produksi untuk memajukan efisiensi pabrik secara luas.
Sebuah pabrik dapat menggunakan banyak teknologi informasi yang berbeda (IT),
dengan chip mikroprosesor di hampir setiap sensor dan motor, kontrol
komputerisasi, dan perangkat lunak manajemen produksi. Masing-masing
mengelola tahap tertentu atau operasi proses manufaktur.
Smart manufacturing harus menjembatani dan mengintegrasikan
efisiensi-efiensi ini, memungkinkan berbagi data di seluruh pabrik. Konvergensi antara data
mesin-dikumpulkan dan kecerdasan manusia akan memajukan optimasi pabrik
secara luas dan tujuan pengelolaan perusahaan secara luas pula, termasuk
(24)
12 lingkungan. Munculnya "smart manufacturing" ini akan mengantarkan pada tahap
kedua manufaktur cerdas (smart manufacturing).
2. From Plant- Wide Optimization to Manufacturing Intelligence
Menghubungkan banyak sumber data di pabrik yang berbeda dengan
platform komputasi kinerja tinggi akan memungkinkan untuk mengembangkan
tingkat signifikan dari kecerdasan manufaktur yang lebih tinggi untuk
mengoptimalkan pabrik di masa depan . Jalur produksi yang lengkap dan seluruh
pabrik akan berjalan dengan fleksibilitas real-time dalam rangka untuk menghemat
energi dan mengoptimalkan output. Perusahaan-perusahaan dapat mengembangkan
model advance dan simulasi proses manufaktur untuk meningkatkan operasi untuk
saat ini dan masa depan .
Fase kedua manufaktur cerdas juga akan menghubungkan informasi spesifik
pabrik untuk data di seluruh rantai pasokan (supply chain) dari ketersediaan bahan
baku dan permintaan pelanggan melalui pengiriman barang jadi . Ini akan
memudahkan penggunaan smart grid untuk penjadwalan energi, aktivitas intensif
selama periode permintaan rendah dan produksi lambat selama kebutuhan energi
puncak . Ini akan memungkinkan kustomisasi produk yang lebih besar, simulasi
produk baru dan, proses baru yang lebih efisien. Ini akan mendukung produksi
produk yang lebih aman dan tepat, dan pelacakan produk lebih cepat.
3. Manufacturing Knowledge will inevitably Disrupt market
Perusahaan-perusahaan dan negara-negara yang secara strategis memulai
(25)
13 "manufacturing knowledge" akan mendapatkan keuntungan kompetitif jangka
panjang yang baik di abad ke-21 . Kecerdasan manufaktur (smart manufacturing)
yang tumbuh menjadi pengetahuan, itu akan menginspirasi inovasi dalam proses
dan produk yang merupakan efek positif dan tujuan dari smart manufacturing.
Fase ketiga smart manufacturing akan mengubah industri dalam cara yang
mirip dengan bagaimana strategi penggunaan teknologi informasi mengubah model
bisnis dan perilaku belanja konsumen, sebagai contoh Amazon.com. Amazon mulai
15 tahun yang lalu sebagai penjual buku online. Dengan menangkap data yang luas
tentang kebiasaan membeli buku konsumen, Amazon mengembangkan
pengetahuan yang luas tentang gaya hidup pelanggan yang memungkinkan adanya
sebuah "gangguan" pergeseran model bisnis . Dalam satu dekade, Amazon
memperluas penawaran produknya untuk menjangkau banyak kategori baru .
Sekarang Amazon adalah pengecer online terbesar berbasis di AS. Buku dan media
lainnya hanya mewakili 52 persen dari penjualan bersih $24 milyar dolarnya . Situs
Web-nya akan menyarankan produk yang mungkin Anda sukai dan memberitahu
Anda apa yang konsumen lain membeli ketika mereka dianggap sebagai produk
yang sedang Anda lihat. Singkatnya, Amazon memanfaatkan pengetahuan industri
secara pintar untuk meningkatkan keunggulan kompetitif .
Keuntungan dari implementasi smart manufacturing adalah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan ekonomi yang dinamis sesuai dengan permintaan.
(26)
14 3. Menciptakan daya saing global.
4. Mengurangi insiden kinerja dan emisi menuju nol .
5. Mengambil keuntungan dari manajemen energi terpadu.
6. Bergerak menuju perusahaan yang keberlanjutan.
7. Memungkinkan respon cepat dalam memenuhi permintaan konsumen.
Inovasi produk akan timbul dari penggunaan kreatif SM yang dikumpulkan
dari setiap titik dari rantai pasokan (supply chain), dari preferensi konsumen
melalui produksi dan mekanisme pengiriman. Usaha pengetahuan diperoleh
melalui proses inovasi akan mentransfer lebih jauh dan melampaui pintu
manufaktur ke sektor jasa di setiap tingkat, memberikan harga yang lebih baik
melalui peningkatan efisiensi proses dan skala ekonomi. Bahwa transfer
pengetahuan akan, pada gilirannya menghasilkan penggunaan yang lebih luas dari
teknologi SM - penerapan teknologi baru dan informasi baru untuk bidang yang
berbeda.
2.4. Definisi PLC (Programmable Logic Controller)
PLC (programmable logic controller), berdasarkan dari namanya terdiri
dari tiga konsep utama yaitu, Programmable, Logic, dan Controller.
1. Programmable
Menunjukan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program
(27)
15 2. Logic
Menunjukan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logika (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller
Menunjukan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan.
Sedangkan definisi dari PLC itu sendiri menurut NEMA (National
Electrical Manufacturing Association) PLC didefinisikan sebagai suatu perangkat
elektronik digital dengan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan
instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti: logika, sekuen,
timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses
industri sesuai dengan yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses
secara terus-menerus sesuai variabel masukan dan memberikan masukan dan
memberikan keputusan sesuai keinginan pemrogram sehingga nilai keluaran tetap
terkontrol.
Menurut forumsains.com, PLC merupakan “komputer khusus” untuk
diaplikasikan dalam dunia industri, untuk memonitor proses, dan untuk
menggantikan hard writting controll dan memiliki bahasa pemrograman sendiri.
Akan tetapi PLC berbeda dengan perangkat komputer karena dirancang untuk
instalasi dan perawatan oleh teknisi dan ahli listrik industri yang tidak harus
mempunyai kemampuan elektronika tinggi dan memberikan kendali fleksibel
(28)
16 Menurut Capiel (1982), PLC adalah sistem elektronik yang beroperasi
secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem
ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal
instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifikasi seperti
logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol
mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
Fungsi dan kegunaan dari PLC dalam dunia industri hampir bisa dikatakan
tidak terbatas. Tetapi dalam prakteknya dapat dibagi menjadi dua fungsi umum dan
fungsi khusus. Secara umum fungsi PLC dapat terbagi menjadi dua fungsi yaitu
fungsi kontrol sekuensial dan fungsi monitoring plant.
1. Kontrol sekuensial
Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), fungsi PLC
disini adalah untuk menjaga agar semua tahapan dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring plant
Memonitor suatu sistem misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian
dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang
dikontrol (misalnya nilai yang sudah melebihi batas) atau menampilkan
pesan tersebut ke operator.
Secara khusus , PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan (input)
ke CNC (Computerized Numerical Control) untuk kepentingan pemrosesan lebih
(29)
17 dibandingkan dengan PLC. Perangkat ini, biasanya dipakai untuk proses finishing,
membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.
2.5. Teknologi Informasi
Teknologi informasi atau biasa juga disebut dengan singkatan TI. Definisi
dari teknologi informasi banyak dikemukakan oleh para pakar dan ahli dari seluruh
dunia. Beberapa diantaranya yaitu:
Williams dan Swayer (2003), Teknologi Informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan
tinggi yang membawa data, suara dan video.
Haag den Keen (1996), Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang
membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi.
Martin (1999), Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi
komputer (perangkat keras atau lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpaninformasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi.
Dari beberapa definisi mengenai teknologi informasi diatas dapat penulis
ambil kesimpulan bahwa teknologi informasi berkaitan erat dengan teknologi
komputer dan komunikasi yang dapat memproses, menyimpan, membawa dan
mendistribusikan informasi berupa data, suara, maupun video. Sedangkan definisi
(30)
18 dengan komputer, termasuk peralatan yang berhubungan dengan komputer, seperti
keyboard, monitor, printer, pembaca sidik jari, dan CD-ROM.
Komputer adalah mesin serba guna yang dapat dikontrol dan diprogram,
digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Program adalah deretan
instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer hingga komputer dapat
melakukan tugasnya sesuai yang dikehendaki oleh pembuat program. Data adalah
bahan mentah bagi komputer yang dapat berupa angka atau huruf atau simbol,
sedangkan informasi adalah bentuk data yanag telah diolah sehingga dapat menjadi
bahan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Sedangkan teknologi
komunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh,
termasuk dalam kategori teknologi ini adalah telepon, radio dan televisi.
2.5.1. Jenis Teknologi Informasi
Pada dasar praktiknya teknologi informasi dapat dibagi menjadi empat jenis
teknologi. Keempat jenis teknologi informasi itu yaitu, teknologi masukan (input),
teknologi keluaran (output), teknologi perangkat lunak, teknologi penyimpanan,
dan teknologi mesin pemrosesan.
1. Teknologi Masukan (input)
Teknologi masukan (input technology) adalah teknologi yang berhubungan
dengan peralatan untuk memasukkan data ke dalam sistem komputer. Piranti
masukan yang lazim dijumpai dalam sistem komputer berupa keyboard dan mouse.
(31)
19 Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang berhubungan
dengan segala piranti yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil pengolahan
sistem. Layar monitor dan printer merupakan piranti yang biasa digunakan sebagai
piranti keluaran.
3. Teknologi Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) atau dikenal juga dengan sebutan program.
Tentusaja untuk mengerjakan tugas komputer, diperlukan perangkat lunak sendiri.
Sebagai contoh Microsoft Word merupakan contoh perangkat lunak pengolah kata
yang berguna untuk membuat dokumen, sedangkan Adobe Photoshop adalah
perangkat lunak yang berguna untuk mengolah gambar.
4. Teknologi Penyimpanan
Teknologi penyimpanan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
penyimpanan internal dan penyimpanan eksternal. Memori internal (biasa juga
disebut main memory atau memori utama) berfungsi sebagai media penyimpanan
sementara baik bagi data, program, maupun informasi ketika proses pengolahannya
dilaksanakan oleh CPU. Dua contoh memori internal yaitu ROM dan RAM. ROM
(Read Only Memory) adalah memori yang hanya bisa dibaca, sedangkan RAM
(Read Access Memory) adalah memori yang isinya bisa diperbaharui.
Penyimpanan eksternal (external storage) dikenal juga dengan sebutan
penyimpanan sekunder. Penyimpanan external adalah segala piranti yang berfungsi
untuk menyimpan data secara permanen. Pengertian permanen disini berarti bahwa
(32)
20 komputer sudah dalam keadaan mati (tidak mendapat aliran listrik). Harddisk dan
flashdisk adalah contoh penyimpanan eksternal.
5. Teknologi Pemrosesan
Mesin Pemroses (processing machine) lebih dikenal dengan sebutan
CPU(Central Processing Unit), mikroprosesor, atau prosesor. Contoh prosesor
yang terkenal saat ini, antara lain adalah Pentium dan AMD.
2.5.2. Aplikasi Teknologi Informasi
Implementasi teknologi informasi dapat dilakukan pada hampir seluruh
bidang aktifitas manusia yang erat kaitannya dengan pengelolaan dan pengolahan
data menjadi informasi. Berikut ini merupakan beberapa contoh implementasi
penggunaan teknologi informasi.
1. Bidang Sains
Peluncuran satelit yang dapat dipantau dari bumi, sehingga kita bisa
mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dari foto satelit,
meramalkan kondisi cuaca untuk esok hari sehingga kemungkinan seperti
bencana banjir dapat diantisipasi sebelumnya, dan memantau status gunung
berapi.
2. Bidang Teknik/rekayasa
Pembuatan perangkat lunak yang terkait dengan perencanaan teknik, seperti
Auto Cad, Corell Draw, Ms Project.
(33)
21 Dengan memasarkan produknya lewat internet (lebih dikenal dengan
e-Commerce), produsen dapat menjual tanpa batasan waktu dan tempat
4. Bidang Bisnis
Memantau kegiatan bisnis tanpa harus berada di tempat lokasi bisnis, selain
itu memungkinkan melakukan pembicaraan dengan beberapa orang yang
berlainan tempat dalam waktu bersamaan yang dilakukan melalui
teleconference.
5. Bidang Administrasi Umum
Penggunaan Teknologi Informasi di bidang administrasi umum sangat
membantu meringankan pekerjaan manusia dibandingkan dengan semula
yang dilakukan secara manual
6. Bidang Perbankan
Pembuatan e-banking dengan standar keamanan yang tinggi membantu
nasabah dan pihak bank dalam melakukan transaksi.
7. Bidang Pendidikan
Penerapan E-learning sebagai cara untuk mengefektifkan pembelajaran
antara pendidik dan peserta didik.
8. Bidang Pemerintahan
Memudahakan adanya interaksi antara pemerintah dan masyarakat di dunia
(34)
22 pengumuman kepada masyarakat dengan lebih cepat melalui pemanfaatan
web yang terkait dengan lembaga pemerintahan.
9. Bidang Industri/ Manufaktur
Mengimplementasikan teknologi komputer untuk menjalankan
mesin-mesin industri manufaktur untuk mencapai efektifitas dalam kinerja, dan
efisisiensi dalam pembiayaan.
10.Bidang Transportasi
Mempermudah pengendara dalam menentukan rute perjalanan dengan
memanfaatkan teknologi GPS pada kendaraannya.
2.5.3. Teknologi Informasi Pada Bidang Manufaktur
Saat ini teknologi informasi dapat diimplementasikan hampir pada semua
bidang bisnis. Kebutuhan akan informasi yang cepat dan kurat serta aktifitas bisnis
yang efektif dan efisien menjadi sebuah alasan yang pasti dalam
mengimplementasikan teknologi informasi. Teknologi informasi pada sektor
industri manufaktur tidak luput juga dari penggunaan TI. Pada sektor ini
penggunaan TI diaplikasikan pada aktifitas utama maupun
aktifitas-aktifitas pendukung.
Manufaktur terdiri atas input, proses, dan output. Penerapan teknologi
informasi pada manufaktur dapat dilakukan pada seluruh proses manufaktur mulai
dari desain, development, sampai produk jadi (finish product) bahkan hingga
sampai ke tangan konsumen.
(35)
23 CAD atau Computer Aided Design adalah suatu perangkat lunak yang
digunakan untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk berupa
2D atau 3D.
2. CAM (Computer Aided Manufacturing)
CAM atau Computer Aided Manufacturing merupakan teknologi
perencanaan, pengaturan, dan pengontrolan pembuatan produk dengan bantuan
komputer. Sistem CAM mencakup bidang-bidang keahlian seperti CAPP
(Computer Aided Process Planning atau persiapan pekerjaan yang dibantu dengan
komputer), pemrograman NC (Numerical Control) dan pemrograman robot,
pembuatan instruksi pekerjaan, perencanaan material dan penyediaan perkakas
potong dan alat-alat penjepit, serta mencakup juga FMS (sistem komputer untuk
pengontrolan sistem produksi yang fleksibel).
Salah satu bagian yang paling berkembang dari CAM adalah NC. Ini adalah
teknik menggunakan instruksi-instruksi yang terprogram untuk mengontrol sebuah
peralatan mesin yang menggerinda, memotong, melakukan proses milling,
menekuk, melubangi atau mengubah bahan mentah menjadi barang jadi. Sejumlah
instruksi NC berdasarkan data geometris dari basis data CAD, ditambah informasi
tambahan dari operator.
3. CAE (Computer Aided Engineering)
CAE atau Computer Aided Engineering merupakan teknologi penghitungan
karakteristik dari suatu produk atau bagian dari suatu produk dengan bantuan
(36)
24 dengan drawing atau gambar saja, tentunya juga diperlukan untuk mengetahui
karakteristik dari produk yang dirancang tersebut baik secara mekanika-statis,
dinamis, maupun thermal, dan karakteristik lainnya yaitu dengan cara menganalisa
produk rancangan tersebut.
Selain itu, sistem informasi manufaktur mempunyai kedudukan penting
dalam industri manufaktur itu sendiri. Sistem informasi manufaktur ini mendukung
setiap fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan
perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Gambar 2.3 Model SI Manufaktur
Penggunaan robot atau biasa disebut industrial robot (IR) merupakan salah
satu teknologi yang digunakan oleh industri manufaktur dimana secara otomatis
menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan
perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga
digunakan juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko
tinggi, seperti melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga
(37)
25 Dalam melakukan otomatisasi produksi menggunakan mesin-mesin terkini
memerlukan sebuah penghubung (interface) sebagai kontrol kendali otomatisasi
tersebut. Manufacture execution system (MES) merupakan sebuah interface
elektronik yang berfungsi sebagai penghubung antara personil, peralatan otomatis,
oder, logistik, dan intruksi pemrosesan yang diletakan diantara ERP (Enterprise
Resource Planinng) dan sistem kendali proses. MES memediasi pertukaran
informasi antara bagian administrasi dan proses otomatisasi produksi seperti terlihat
pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 MES System Interface (www.esp.ie, Enterprise System Partner)
2.6. Metode dan Teori Analisis 2.6.1. Analisis SWOT
Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) digunakan
(38)
26 yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal
dan tantangan-tantangan yang dihadapi.
Fungsi analisis SWOT, antara lain :
1. Mengidentifikasi kekuatan-kekuatan organisasi/perusahaan dan
kemampuan sumber dayanya. Suatu kekuatan adalah sesuatu yang baik
yang dilakukan oleh organisasi/perusahaan atau suatu karakteristik
organisasi/perusahaan uang meningkatkan daya saing. Suatu kekuatan dapat
berupa beberapa wujud sebagai berikut :
a. Suatu keahlian atau kepandaian.
b. Aktiva fisik yang bernilai.
c. Aktiva manusia yang bernilai.
d. Aktiva organisasi yang bernilai.
e. Aktiva tidak berwujud yang bernilai.
f. Kemampuan kompetensi.
g. Suatu prestasi atribut yang meletakkan organisasi/perusahaan di
posisi menguntungkan di pasar supaya menjadi terkemuka di pangsa
pasar.
h. Kerjasama atau saling menguntungkan.
2. Mengidentifikasikan kelemahan perusahaan dan kecacatan sumber dayanya.
Suatu kelemahan adalah sesuatu yang perusahaan tidak memilikinya atau
(39)
27 posisi tidak menguntungkan. Kelemahan-kelemahan internal di dalam
organisasi dapat berupa :
a. Kemampuan sumber daya yang terbatas berhubungan dengan
kompetensi.
b. Tidak mempunyai aktiva fisik manusia, organisasi atau aktiva tidak
berwujud yang penting untuk berkompetisi.
c. Kehilangan atau melemahnya kemampuan kompetensi di area-area
kunci.
3. Mengidentifikasi kesempatan pasar. Strategi yang baik adalah dapat
mengarahkan kekuatan dan kelemahan sumber daya organisasi/perusahaan
untuk meraih kesempatan yang ada.
4. Mengidentifikasi ancaman-ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dimasa
akan datang.
2.6.2. Analisis ValueChain
Menurut Shank dan Govindarajan, Porter, mendefinisikan Value Chain
Analyisis, merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk suatu
produk. Rantai nilai ini berasal dari aktifitas-aktifitas yang dilakukan, mulai dari
bahan baku samapi ketangan konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual.
Selanjutnya Porter (1985) menjelaskan, Analisis value-chain merupakan
alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap
keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat
ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik
(40)
28 dalam industri. Value Chain mengidentifikasikan dan menghubungkan berbagai
aktivitas stratejik diperusahaan (Hansen, Mowen, 2000). Sifat Value Chain
tergantung pada sifat industri dan berbeda-beda untuk perusahaan manufaktur,
perusahaan jasa dan organisasi yang tidak berorientasi pada laba.
Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap
value chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau
untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (Value
added) dapat membuat perusahaan lebih kompetitif.
Strategi Low Cost menekankan pada harga jual yang lebih rendah
dibandingkan kompetitor untuk menarik konsumen. Konsekuensinya perusahaan
harus melakukan kontrol Cost yang ketat. Cost ditekan serendah mungkin sehingga
produk dapat dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing. Hal ini
akan menjadi insentif bagi konsumen untuk membeli produk tersebut. Cost yang
rendah merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Strategi ini banyak
dilakukan dengan baik, antara lain oleh : Ramayana di Indonesia yang bergerak di
bidang Retail, Air asia dari Malaysia yang bergerak dalam bidang penerbangan, Easyjet yang bergerak dibidang penerbangan di Erofa.
Strategi kompetitif diferensiasi menekankan pada keunikan produk. Produk
tersebut berbeda dibandingkan dengan produk pesaing, sehingga konsumen mau
berpalling kepada produk perusahaan. Produk yang dihasilkan mempunyai nilai
yang lebih dimata konsumen. Perusahaan dapat mengenakan harga jual yang lebih
tinggi, karena konsumen mau membayar lebih untuk hal yang unik tersebut.
(41)
29 perusahaan yang sukses melakukan hal ini antara lain : Aepico dari Thailand yang
bergerak dibidang otomotif berhasil menempatkan produknya mempunyai nilai
unggul, dalam hal kualitas dan presisi mesin yang sangat baik.
Peningkatan nilai tambah (Value added) atau penurunan biaya dapat dicapai
dengan cara mencari prestasi yang lebih baik yang berkaitan dengan supplier,
dengan mempermudah distribusi produk, outsourcing (yaitu mencari komponen
atau jasa yang disediakan oleh perusahaan lain), dan dengan cara mengidentifikasi
(42)
PEMODELAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA SMART MANUFACTURING SYSTEM, STUDI KASUS : WOOJIN GIOP SUNGWOO HI-TECH YANGSAN, KOREA SELATAN
OLEH : Kirap Panji Harmoko Universitas Komputer Indonesia
Program Pascasarjana, Program Studi Magister Sistem Informasi Jl. Dipati Ukur No. 112-116, Bandung 40132
E-mail: [email protected]
Adanya teknologi informasi mengakibatkan terjadinya revolusi industri khususnya di bidang manufaktur. Smart manufacturing system merupakan sebuah tren sistem teknologi manufaktur yang menggabungkan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi informasi di masa sekarang ini. Oleh karena sistem smart manufacturing ini merupakan tren teknologi manufaktur terbaru tidak banyak perusahaan yang mengimplementasikannya. Untuk mengimplementasikan teknologi ini, Sungwoo Hi-tech menerapkan teknologi automatisasi produksi dengan disertai dukungan teknologi informasi terkait. Melakukan pemodelan terhadap implementasi teknologi smart manufacturing dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal dan aktifitas bisnis dari perusahaan.Hasil dari penelitian ini adalah model implementasi teknologi informasi yang mendukung smart manufacturing system di Sungwoo Hitech khususnya di Woojin Giop yang terbagi menjadi tiga model yaitu; model sistem informasi, model teknologi jaringan, dan model smart manufacturing. Selain itu untuk mencapai smart
manufacturing yang terintegrasi secara keseluruhan di hasilkan pula model usulan TI untuk
pengembangan kedepannya.
Kata Kunci : Smart Manufacturing, Model TI, Automobile.
1. PENDAHULUAN
Advanced manufacturing system merupakan
aktifitas manufaktur produksi yang mampu meningkatkan pengadaan atau menciptakan material baru, produk, dan proses melalui penggunaan ilmu pengetahuan (Science), ilmu teknik (Engineering), dan teknologi informasi
(Information Technology). Penggunaan
teknologi tidak terlepas dari adanya
perkembangan dunia teknologi secara umum yang mampu berimbas pada teknologi di bidang manufaktur. Salah satu contoh dari diterapkannya teknologi informasi pada industri manufaktur adalah dengan adanya dukungan berupa digital-control system, perangkat lunak aset dan manajemen (
Asset-Management software). Computer Aided
(43)
(Energy Information System), dan Sensor yang terintegrasi (Integrated Sensing).
Salah satu perusahaan manufaktur yang telah menerapkan Advanced Manufacturing atau
Smart manufacturing adalah perusahaan
Sungwoo Hi-Tech. Sungwoo Hi-Tech merupakan perusahaan komponen mobil yang bergerak pada penyediaan sparepart bodi mobil seperti pintu dan lain sebagainya. Dalam aktifitas produksinya, Sungwoo Hi-tech telah menerapkan teknologi informasi sebagai pendukung aktifitas operasionalnya.
Berbagai macam teori dan praktik telah banyak dikembangkan oleh berbagai praktisi dan para ahli. Mereka mengembangkan cara-cara terbaik untuk mencapai smart manufacturing system
tersebut. Peran teknologi informasi pada smart
manufacturing system harus dapat digambarkan
secara jelas akan fungsi dan penempatannya. Setiap perusahaan manufaktur membutuhkan sebuah model prototype penggunaan teknologi informasi yang bisa dijadikan bahan acuan dalam menerapkan advanced manufacturing
atau smart manufacturing. Untuk itu perlu adanya contoh model implementasi teknologi informasi pada smart manufacturing sebagai dasar implementasi. Melalui pemodelan implementasi teknologi informasi pada smart
manufacturing system di Sungwoo Hi-tech,
dapat diketahui peranan, fungsi, serta penempatan teknologi informasi sebagai bagian dari aktifitas manufaktur dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses penyusunan tesis ini. Kerangka pemecahan tersebut digunakan agar penelitian dilakukan secara sistematis dan terencana sehingga tujuan penelitian tesis dapat tercapai. Gambar 2.1 merupakan gambaran metodologi penelitian yang dilakukan. Terdiri dari empat tahapan utama yaitu Tahapan observasi atau pengamatan langsung, studi literatur atau kajian pustaka, tahapan analisis (analisis kebutuhan internal bisnis dan analisis kebutuhan eksternal bisnis), dan tahapan pemodelan teknologi informasi.
Observasi/ Pengamatan Langsung
Studi Literatur
Pemodelan Implementasi Teknologi Informasi
Analisis Smart Manufacturing Sungwoo Hitech
Selesai Mulai
Analisis Value Chain
Analisis SWOT
(44)
2.1. Tahap Observasi
Pada tahapan ini, penulis melaksanakan observasi langsung dengan menjadi bagian dari Sungwo Hi-tech itu sendiri (participant
observation). Pengamatan langsung terhadap
objek penelitian dilakukan dengan mengamati dan menjadi bagian dari salah satu aktifitas manufaktur di Sungwoo Hi-tech. Aktifitas pengamatan atau observasi ini dilakukan untuk menggali informasi-informasi yang berkaitan dengan implementasi teknologi informasi pada aktifitas manufaktur dalam mencapai smart
manufacturing system.
2.2.Tahap Studi Literatur
Tahapan studi literatur merupakan tahapan pengkajian literatur, teori-teori yang relevan dan berkaitan dengan topik yang penulis jadikan permasalahan penelitian. Teori dan literatur tersebut dijadikan bahan pertimbangan dan dasar-dasar pemikiran yang bersifat praktis untuk mendukung tahapan analisis dan pembahasan pada penelitian yang dilakukan. Studi literatur didapatkan dari berbagai sumber literatur seperti buku, jurnal, dokumen perusahaan, ebook, ejournal, dan situs-situs yang berisi konten informasi yang mendukung penulisan tesis ini.
2.3.Analisis Smart Manufacturing Sungwoo Hitech
Pada tahapan ini, dilakukan analisis dan pembahasan permasalahan topik yang terjadi dimana hasil analisis akan dijadikan dasar penentuan model implementasi teknologi informasi. Tahapan ini merupakan tahapan analisis kondisi Sungwoo Hi-tech pada saat sekarang. Seperti apa teknologi smart
manufacturing diterapkan di Sungwoo Hi-tech,
divisi apa saja yang tercakup dalam jangkauan
smart manufacturing serta bagaimana kondisi
floor plan yang ada. Hasil dari analisis akan
menggambarkan bagaimana teknologi smart smanufacturing diterapkan di Sungwo Hitech, dan bagaimana alur kerja dari teknologi tersebut. Analisis tersebut menggunakan alat analisis value chain dan analisis SWOT.
2.4.Pemodelan Implementasi Teknologi Informasi
Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah menggambarkan setiap implementasi teknologi informasi pada smart manufacturing yang diterapkan di Sungwoo Hi-tech. Penggambaran model meliputi bagaimana aktifitas manufaktur yang beroperasi, bagaimana penggunaan jaringan, dan bagaimana setiap teknologi dan alat dapat terhubung dan terintegrasi satu sama lain.
Terbagi menjadi tiga model dari tahapan ini yaitu:
1. Model Sistem Informasi 2. Model Teknologi Jaringan 3. Model Teknologi Manufaktur
4. PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Sungwoo Hi-Tech Saat Ini
Produk yang dihasilkan oleh Sungwoo Hi-Tech adalah merupakan sparepart automobile
berupa bemper (Bumper), Pintu (Door), dan lain sebagainya. Penelitian dilakukan di Sungwoo Hi-tech yang berlokasi di daerah Seochang Kota Yangsan, Korea Selatan.
(45)
Secara umum aktifitas bisnis atau proses bisnis dari manufaktur dilakukan oleh tiga bagian utama produksi yaitu, Forming (Pembentukan Plat), Assembling (Perakitan) dan Shipping
(pengemasan). Terlihat pada gambar 4.2, proses pembentukan plat dilakukan di bagian
press line (Forming) yang terdiri dari 3 line,
Line A, Line B, dan Line C. Hasil dari divisi
press kemudian dikirimkan ke tiga bagian
perakitan DM, 부경 (pu kyeong), dan 태경 (tae kyeong). Dan terakhir dilanjutkan ke bagian pengemasan dan pengiriman.
Line A Line B Line b Pr ess 5
Pr ess 4 Pr ess 3 Pr ess 2 Pr ess 1
Mater ial war ehouse Pr ess 5 Pr ess 4 Pr ess 3 Pr ess 2 Pr ess 1
Pr ess 5 Pr ess 4 Pr ess 3 Pr ess 2 Pr ess 1
DM
Pukyeong
Taekyeong Shipping And Deliver y
F O RM IN G A S S E M B LIN G
Gambar 4.1 Aktifitas Bisnis Berdasarkan Divisi
Smart Manufacturing di Sungwoo Hi-Tech
Implementasi teknologi smart manufacturing
di Sungwoo Hi-tech Seochang berada pada sektor produksi pertama yaitu pada proses
forming atau pencetakan plat baja menjadi
produk setengah jadi. Pada proses Forming ini, terbagi menjadi tiga unit produksi yaitu line A,
line B, dan line C. Setiap line memiliki lima mesin press berkekuatan sampai 800 ton, 600 ton, dan 400 ton tekanan dimana diantara mesin
press terdapat satu robot tangan (arm robot)
yang bertugas sebagai penghubung atau pemindah plat dari satu mesin ke mesin selanjutnya.
Seperti terlihat pada gambar 4.2, setiap mesin
press memiliki kontrol masing-masing untuk
mengatur tekanan mesin agar dapat mencetak plat dengan tingkat lengkungan, dan presisi yang tepat. Setiap line memiliki dua unit kontrol panel utama, yaitu tepat dibelakang line dan didepan line Forming. PLC
(Programmable Logic Controller) digunakan
sebagai alat pengendali otomatis yang diprogram secara khusus dan divisualisasikan ke dalam sebuah perangkat lunak khusus.
R1 Press 1 R2 Press 2 R3 Press 3 R4 Press 4 R5 Press 5 R6 Material Supply C1 C2 C3 C4 C5 MC2 MC1
R = Robot C = Control MC= Main Control
Gambar 4.2 Model Smart Manufacturing pada proses Molding
(46)
4.2. Analisis Value Chain
Terlihat dari data organisasi mengenai aktifitas pendukung yang mengelola aktifitas pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan data keuangan, serta pengelolaan data teknis
dan maintenance (pemeliharaan). Gambar 4.5
merupakan analisis value chain yang didapatkan dari aktifitas-aktifitas yang ada di Sungwoo Hi-tech. A k ti fi tas P e n d u k u n g A k ti fi ta s U tam a
SCM (Supply Chain Management)
MES (Manufacture Execution System)
CRM (Customer Relationship Management) ERP (Enterprise Resource Planning)
AIS (Accounting Information System)
MRP (Manufacture Resource Planning)
V a lu e A d d e d
Gambar 4.3 Analisis Value Chain Sungwoo Hi-tech Berdasarkan gambar diatas terdapat dua
aktifitas, antara lain : 1. Aktifitas Utama
a. SCM (Supply Chain Management) b. MES (Manufacture Execution System) c. CRM (Customer Relationship
2. Aktifitas Pendukung
a. ERP (Enterprise Resource Planning) b. AIS (Accounting Information System) c. MRP (Manufacture Resource Planning)
4.3. Analisis SWOT
Berikut ini merupakan hasil dari analisis SWOT terhadap implementasi smart
manufacturing di Sungwoo Hi-Tech.
1. Kekuatan (Strength)
Yang menjadi kekuatan dari penerapan smart
manufaturing system pada Sungwoo Hitech
khususnya pada divisi Woojin Giop (우진
기업), yaitu:
a. Tingkat keselamatan kerja lebih tinggi. b. Meminimalisir kecelakaan kerja yang
diakibatkankan oleh kesalahan pekerja. c. Operasi produksi yang mudah.
d. Smart Manufacturing Excecution System
yang diterapkan, mampu berjalan dengan baik.
e. Mempunyai cabang yang tersebar di beberapa negara.
f. Konsumen Sungwoo Hi-tech merupakan perusahaan-perusahaan automobile
terbesar di Korea Selatan. 2. Kelemahan (Weakness)
Dan kelemahan dari penerapan teknologi smart
manufacturing sebagaimana yang telah
(47)
a. Penggunaan teknologi terkini mengakibatkan alokasi sumber daya keuangan pada proses pemeliharaan sistem menjadi bertambah.
b. Produksi konstan, jika terjadi permintaan produk jauh dari target harian sering mengalami kendala.
c. Ketika terjadi kendala berupa adanya cacat pada sebuah produk, maka secara langsung mengakibatkan terjadinya kegagalan produk tersebut.
d. Dibutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi bagi operator untuk melakukan pengaturan mesin pada saat pra produksi. 3. Peluang (Opportunity)
a. Perkembangan dunia industri manufaktur mengarah pada tren penggunaan smart manufacturing system. b. Perkembangan teknologi informasi yang
semakin cepat dan menyebarluas ke berbagai bidang dapat dijadikan bagian dari strategi perusahaan dalam meningkatkan kinerja, proses, dan hasil. c. Permintaan kustomer terhadap produk
industri automobile yang semakin tinggi seiring dengan munculnya trend kendaraan ramah lingkungan.
4. Ancaman (threat)
a. Proses produksi dalam hal manufaktur canggih yang dilakukan di Sungwoo Hi-Tech mempunyai tingkat kualitas yang harus secara detail diperhatikan. Ketika satu bagian produk terindikasi mengalami kecacatan sedikitpun akan berimbas pada bagian produk yang sama secara keseluruhan.
b. Persaingan industri automobile adalah seringnya mengeluarkan model-model kendaraan yang terkini. Model-model kendaraan terbaru dengan cepat secara tidak langsung akan menaikan level kompetisi di industri tersebut.
c. Tenaga ahli dalam teknologi dan manufaktur menjadi fokus penting perusahaan dalam melakukan pemeliharaan sistem manufaktur.
4.4. Pemodelan Implementasi Teknologi Informasi
Teknologi informasi berperan dalam penggunaan smart manufacturing system di Sungwoo Hi-Tech. Dalam melakukan pemodelan teknologi informasi yang diimplementasikan pada penggunaan teknologi
smart manufacturing di Sungwoo Hi-tech
terbagi menjadi tiga model utama yaitu, teknologi informasi pada model komunikasi dan informasi, model penggunaan teknologi jaringan, dan model teknologi manufaktur yang di gunakan pada proses manufaktur di Sungwoo Hi-tech.
1. Model Sistem Informasi
Pemodelan implementasi teknologi komunikasi dan informasi yang digunakan di Sungwoo Hitech pada teknologi smart
manufacturing didasarkan pada hasil analisis
value chain sebelumnya. Teknologi informasi
atau sistem informasi berperan pada ketiga aktifitas utama tersebut dalam hal pengelolaan data dan informasi melalui implementasi SCM
(supply chain management) yang di alokasikan
pada manajemen data supplier dan material sebagai aktifitas input, kemudian
(48)
mengaplikasikan MES (manufacture execution
system) pada manajemen data produksi dan
manufaktur sebagai bagian dari proses value
chain, dan yang terakhir adalah penggunaan
CRM (Customer Relationship Management). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini.
Sungwoo Hi-Tech Smart Manufacturing
SCM (Supply Chain Management) CRM (Customer Relationship Management) MES (Manufacture Execution System)
ERP
(Enterprise Resource Planning)
AIS
(Accounting Information System)
MRP
(Manufacture Resource Planning)
Gambar 4.4 Model Sistem Informasi 2. Model Teknologi Jaringan
Jaringan (network) digunakan sebagai penghubung setiap sumber informasi baik itu bersumber dari alat (device) ataupun operator (user). Pemodelan teknologi jaringan ini merupakan tahap lanjutan dari pemodelan sistem informasi sebagai bagian dari tesis ini. Terlihat pada gambar 4.5, setiap mesin press
terhubung pada satu panel kontrol yang menggunakan PLC (Programmable Logic
Controller) sebagai alat kendali. Di setiap
mesin press juga terdapat HMI (Human
Machine Interface) yang digunakan operator
sebagai media interface pengaturan mesin. Pada press line yang menggunakan teknologi
smart manufacturing ini, di depan dan di
belakang line terdapat dua panel kontrol untuk mengoperasikan press line dengan satu display utama yang berfungsi sebagai alat penunjuk kapasitas produksi yang telah dicapai dan target produksi yang harus dicapai (gambar 4.9) .
(49)
Press 1 Press 2 Press 3 Press 4 Press 5 Panel kontrol Depan Panel kontrol Belakang Counter Panel Kontrol Press 1 Panel Kontrol Press 2 Panel Kontrol Press 3 Panel Kontrol Press 4 Panel Kontrol Press 5 Display
HMI HMI HMI HMI HMI
Press Machine Press Machine Press Machine Press Machine Press Machine
Gambar 4.5 Jaringan Press Line
PLC Press 1 Sensor Press 2 Sensor Press 3 Sensor Press 4 Sensor Press 5 Sensor Arm Robot Arm Robot Arm Robot Arm Robot Arm Robot Arm Robot Input O u tp u t Output Laptop Display
Gambar 4.6 Koneksi PLC
Penggambaran rangkaian jaringan koneksi kelistrikan seperti yang tergambar pada gambar 4.6 merupakan deskripsi singkat mengenai penggunaan PLC untuk mengatur, memonitor, dan mengendalikan setiap device I/O (Sensor,
Mesin press, dan arm robot). Pengaturan otomatisasi yang dilakukan melalui pemrograman yang disimpan pada memori PLC yang bisa dilakukan baik melalui PC (perangkat lunak khusus) ataupun pada PLC secara langsung menggunakan bahasa pemrograman berbasiskan bahasa biner.
3. Model smart manufacturing
Pemodelan teknologi smart
manufaktur merupakan gambaran penggunaan berbagai teknologi dalam kaitannya dengan proses produksi. Terbagi menjadi tiga fokus utama yaitu, sistem otomatisasi, sistem manufaktur, dan sistem manajemen, lihat pada gambar 4.7. Ketiga fokus tersebut terhubung satu sama lain membentuk lingkaran aktifitas dari hulu ke hilir.
(50)
Business Proses
Operations information network
Automation Network
Proses Device Communication Network
Automation System Manufacturing System Management System Panel Kontrol HMI Panel Kontrol ERP
SCM CRM MRP
MES
PLC
Sensor Bach System
Press Machine
Gambar 4.7 Model smart manufacturing
Sistem yang tergambar pada gambar 4.7 merupakan deskripsi implementasi teknologi informasi pada sistem smart
manufacturing. Terdiri dari empat tingkat
koneksi terhadap informasi yang dimulai dari pengiriman informasi dari alat atau mesin berupa sensor, dan mesin press itu sendiri yang dikendalikan oleh PLC (Programmable Logic
Controller) dan panel kendali yang mengatur
setiap mesin manufaktur yang ada di Woojin Giop Sungwoo Hi-tech (automation network). Setiap aktifitas yang dilakukan oleh PLC dapat dilihat pada sebuah sistem melalui penggunaan komputer dan software (batch System), dari sistem inilah kondisi setiap mesin dapat terlihat. HMI merupakan singakatan dari Human
Machine Interface yang digunakan operator
mesin press untuk memudahkan mereka mengatur tekanan, grounding, ketinggian, dan lain sebagainya.
Informasi yang didapatkan dari operation
information network yang merupakan hasil dari
pengolahan data dari MES (Manufacture
Execution System) dapat dijadikan sumber data
dalam pengolahan data pada proses bisnis menggunakan teknologi berupa ERP
(Enterprise Resource Planning), SCM (Supply
Chain Management), CRM (Customer
Relationship Management) dan MRP
(51)
4.5. Model Usulan Lanjutan Implementasi Smart Manufacturing
Penelitian yang dilakukan di bidang implementasi smart manufacturing tidak sebanyak di bidang-bidang keilmuan yang lainnya. Smart Manufacturing merupakan kajian implementasi teknologi terbaru yang saat ini mulai dirasakan pentingnya khususnya dalam perkembangan teknologi informasi.
Internet of Things (IoT) merupakan salah satu
implementasi teknologi informasi dalam mewujudkan smart manufacturing. IoT merupakan kajian lembaga riset bernama LOPEZ Research LLC yang melakukan
penelitian dengan topik “Building Smarter manufacturing With the Internet of Things
(IoT)” (Lopez,2004). Serta adanya penelitian mengenai robotika dan integrasi komputer pada manufaktur khususnya mengenai implementasi cloud pada manufaktur. Penelitian tersebut dilakukan oleh Xun Xu dengan judul penelitian
“From Cloud Computing to Cloud
Manufacturing”.
Penelitian-penelitian tersebut memberikan peluang baru untuk perkembangan teknologi
smart manufacturing system dalam
memanfaatkan teknologi informasi secara tepat untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan. Bagi Sungwoo Hitech yang telah menerapkan teknologi smart manufacturing system di press line-nya, pemanfaatan teknologi informasi berupa penggunaan internet dan pemanfaatan teknologi cloud computing dapat menciptakan budaya kerja yang efektif dengan tidak menghilangkan kualitas produk dan kuantitas produksi.
Pada gambar 4.8 merupakan rancangan usulan implementasi dari teknologi smart
manufacturing system dengan memanfaatkan
IoT dan Cloud Manufacturing di Sungwoo Hitech, sebagai usulan agar implementasi smart
manufacturing mempunyai tingkat
sustainability yang tinggi serta terintegrasi dari
hulu sampai hilir produksi dan terhubung dengan enterprise business management, serta mempunyai koneksi terhadap supplier dan konsumen.
(52)
Device Access Batch System Press Line Panel kontrol Depan Panel kontrol Belakang Counter Panel Kontrol Press Display HMI Database Press Machine SCM System MES System CRM System
MRP System ERP System
Kemudahan akses informasi untuk manajemen tingkat atas dalam mengawasi
kinerja produksi
Gambar 4.8 Model Jaringan integrasi smart manufacturing divisi Woojin Giop, Sungwoo Hi-tech Yangsan
Integrasi dilakukan untuk memudahkan proses
controlling dan evaluating terhadap sistem
yang diterapkan. Selain itu untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan, dan lebih cepat mengenai produksi dan terjadi implementasi data yang sinkron terhadap keadaan yang terjadi di pabrik (floor plant) dan data yang masuk ke manajemen. Dari gambar 4.8 diketahui bahwa rancangan integrasi akan meliputi sistem bisnis enterprise dan
manufacturing system itu sendiri, dimana
semua proses bisnis akan terhubung dan menciptakan informasi bagi manajemen yang dapat diakses melalui perangkat seperti (laptop, PDA, ataupun smartphone). Kemudahan akses informasi tersebut merupakan implementasi dari IoT untuk memudahkan pihak manajemen
dalam melakukan kendali kerja produksi di lapangan (pabrik).
Sedangkan pada gambar 4.9, merupakan rancangan jaringan integrasi yang meliputi beberapa divisi terkait agar implementasi smart
manufacturing menjadi efektif dan terkendali
dengan standarisasi komunikasi dan informasi dari device atau perangkat produksi, mesin, dan alat kontrol. Jaringan integrasi tersebut menciptakan sistem smart manufacturing yang kompleks yang melibatkan beberapa departemen/divisi. Di mulai dari tim material, tim produksi (Woojin, Pukyeong, dan Taekyeong) sampai pada tim shipping dan
(1)
4.5. Model Usulan Lanjutan Implementasi Smart Manufacturing
Penelitian yang dilakukan di bidang
implementasi smart manufacturing tidak
sebanyak di bidang-bidang keilmuan yang
lainnya. Smart Manufacturing merupakan
kajian implementasi teknologi terbaru yang saat ini mulai dirasakan pentingnya khususnya dalam perkembangan teknologi informasi.
Internet of Things (IoT) merupakan salah satu
implementasi teknologi informasi dalam
mewujudkan smart manufacturing. IoT
merupakan kajian lembaga riset bernama LOPEZ Research LLC yang melakukan
penelitian dengan topik “Building Smarter
manufacturing With the Internet of Things
(IoT)” (Lopez,2004). Serta adanya penelitian
mengenai robotika dan integrasi komputer pada manufaktur khususnya mengenai implementasi cloud pada manufaktur. Penelitian tersebut dilakukan oleh Xun Xu dengan judul penelitian
“From Cloud Computing to Cloud
Manufacturing”.
Penelitian-penelitian tersebut memberikan
peluang baru untuk perkembangan teknologi
smart manufacturing system dalam
memanfaatkan teknologi informasi secara tepat untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan. Bagi Sungwoo Hitech yang telah menerapkan
teknologi smart manufacturing system di press
line-nya, pemanfaatan teknologi informasi
berupa penggunaan internet dan pemanfaatan
teknologi cloud computing dapat menciptakan
budaya kerja yang efektif dengan tidak menghilangkan kualitas produk dan kuantitas produksi.
Pada gambar 4.8 merupakan rancangan usulan
implementasi dari teknologi smart
manufacturing system dengan memanfaatkan
IoT dan Cloud Manufacturing di Sungwoo
Hitech, sebagai usulan agar implementasi smart
manufacturing mempunyai tingkat
sustainability yang tinggi serta terintegrasi dari
hulu sampai hilir produksi dan terhubung
dengan enterprise business management, serta
mempunyai koneksi terhadap supplier dan
(2)
Device Access
Batch System
Press Line Panel kontrol
Depan
Panel kontrol Belakang
Counter Panel Kontrol
Press Display
HMI
Database Press Machine
SCM System
MES System
CRM System
MRP System ERP System
Kemudahan akses informasi untuk manajemen tingkat atas dalam mengawasi
kinerja produksi
Gambar 4.8 Model Jaringan integrasi smart manufacturing divisi Woojin Giop, Sungwoo Hi-tech
Yangsan Integrasi dilakukan untuk memudahkan proses
controlling dan evaluating terhadap sistem
yang diterapkan. Selain itu untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan, dan lebih
cepat mengenai produksi dan terjadi
implementasi data yang sinkron terhadap keadaan yang terjadi di pabrik (floor plant) dan data yang masuk ke manajemen. Dari gambar 4.8 diketahui bahwa rancangan integrasi akan
meliputi sistem bisnis enterprise dan
manufacturing system itu sendiri, dimana
semua proses bisnis akan terhubung dan menciptakan informasi bagi manajemen yang dapat diakses melalui perangkat seperti (laptop,
PDA, ataupun smartphone). Kemudahan akses
informasi tersebut merupakan implementasi dari IoT untuk memudahkan pihak manajemen
dalam melakukan kendali kerja produksi di lapangan (pabrik).
Sedangkan pada gambar 4.9, merupakan rancangan jaringan integrasi yang meliputi
beberapa divisi terkait agar implementasi smart
manufacturing menjadi efektif dan terkendali
dengan standarisasi komunikasi dan informasi dari device atau perangkat produksi, mesin, dan alat kontrol. Jaringan integrasi tersebut
menciptakan sistem smart manufacturing yang
kompleks yang melibatkan beberapa
departemen/divisi. Di mulai dari tim material, tim produksi (Woojin, Pukyeong, dan
Taekyeong) sampai pada tim shipping dan
(3)
Manufacturing System
Business Enterprise System
Woojin Giop ( )
Database Production/ Manufacturing
Pukyeong ( ) Taekyeong ( ) Press Line
DM
Taekyeong ( ) ERP MRP AIS
SCM CRM
Database Bisness Enterprise
Tim Material
Tim Shipping dan Delivery
Gambar 4.9 Model Jaringan integrasi smart manufacturing
Sungwoo Hi-tech Yangsan Integrasi sistem yang diterapkan pada tim
produksi, tim material, tim shipping dan
delivery, serta enterprise business system
memudahkan kinerja perusahaan dalam kinerja
serta aktifitas produksi dan aktifitas
manajemen. Teknologi smart manufacturing
dengan integrasi jaringan ini memudahkan pihak Woojin dalam mengatur, dan mengawasi setiap permintaan produk baik itu permintaan dari pihak Pukyeong, maupun Taekyeong yang secara organisasi dan manajemen berada di luar Woojin tetapi masih dalam organisasi Sungwoo Hi-tech. Dengan adanya integrasi jaringan ini, memungkinkan terjadinya proses manufaktur yang terkendali dari proses hulu sampai proses hilir, dari bahan baku menjadi sebuah produk
dalam sebuah sistem smart manufacturing.
Smart manufacturing yang jika diarahkan ke
arah yang lebih luas, khususnya jika mengupayakan pendekatan permintaan produk dari konsumen dan kebutuhan material (bahan baku) yang didapat dari supplier kan menjadi
sebuah lingkaran proses yang saling
menguntungkan. Dari integrasi yang dilakukan dimulai dari setiap divisi (Woojin, Taekyeong, dan Pukyeong) serta adanya hubungan terhadap sistem manajemen bisnis perusahaan dapat diarahkan kepada sebuah sistem kolaborasi
antara penyuplai (supplier), Sungwoo Hit-tech,
dan konsumen (customer) seperti terlihat pada
(4)
Ulsan Sungwoo Hitech
Ulsan Smart Manufacturing System
Soechang (Yangsan) Sungwoo Hitech
Soechang (Yangsan) Smart Manufacturing System Supplier User Interface
System
Material Supplier
Customer User Interface System
Customer
Data Warehouse
Gambar 4.14 Model Jaringan integrasi smart manufacturing Sungwoo Hi-tech, Supplier dan
Customer
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap pemodelan
implementasi teknologi informasi pada
penerapan teknologi smart manufacturing di
Sungwoo Hi-tech yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Penerapan teknologi informasi pada
perusahaan manufaktur khususnya yang di
implementasikan di Woojin Giop
Sungwoo Hi-tech merupakan bagian dari
supportive role (pendukung) dari
aktifitas-aktifitas produksi untuk menghasilkan data dan informasi yang lebih cepat, tepat, dan akurat khususnya pada khususnya pada proses molding atau cetak palt baja
pada press line B. Fungsi teknologi
sebagai strategic role (strategi), teknologi
informasi pada smart manufacturing
adalah salah satu cara Sungwoo Hi-tech untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menciptakan kualitas produk terbaik.
2. Berdasarkan metodologi yang digunakan
dapat diketahui alur proses bisnis manufaktur dilakukan oleh tiga bagian
utama produksi yaitu, Forming
(Pembentukan Plat), Assembling
(Perakitan) dan Shipping (pengemasan).
Proses pembentukan plat dilakukan di bagian press (Forming) yang terdiri dari 3 line antara lain Line A, Line B, dan Line C.
Hasil dari divisi press kemudian
dikirimkan ke tiga bagian perakitan DM,
부경 (pu kyeong), dan 태경 (tae kyeong).
Dan terakhir dilanjutkan ke bagian pengemasan dan pengiriman.
3. Dari pemodelan implementasi teknologi
(5)
system di Sungwoo Hi-tech didapatkan sebuah model implementasi teknologi informasi. Fokus smart manufacturing di Sungwoo Hi-tech diharapkan menjadi model penggerak dan pemacu industri manufaktur sejenis untuk menerapkan
smart manufacturing system dengan
melihat pada pembagian model
impelementasi TI menjadi model sistem informasi, model teknologi jaringan, dan
model smart manufacturing yang saling
terintegrasi sehingga tercipta sebuah teknologi baru yang bernama teknologi
smart manufacturing system.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sebagai bahan masukan yang bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan pengembangan laporan tesis ini untuk menjadi lebih baik, yaitu:
1. Teknologi smart manufacturing yang
diterapkan di Sungwoo Hi-tech hanya
untuk bagian forming atau pembentukan
baja menjadi bahan setengah jadi akan lebih baik bila teknologi tersebut dapat diimplementasikan sampai ke tahap perakitan komponen yang dilakukan oleh robot dengan meminimalisir kontak dengan manusia, agar proses menjadi lebih cepat, akurat, efektif dan efisien.
2. Model yang digambarkan merupakan
model implementasi teknologi secara umum dimana perancangannya berdasar pada fungsi produksi dari hulu sampai hilir, dari supplai sampai kepada shipping dan
delivery yang dilakukan hanya untuk divisi
Press Line (Molding). Sehingga perlu
dijabarkan lebih lanjut bagaimana proses bisnis yang terjadi, dan dampak yang
diakibatkan dari implementasi smart
manufacturing bagi keadaan sosial, dan
lingkungan.
Daftar Pustaka
[1]
Davis, Jim. Edgar, Tom. 2011
. Smart
manufacturing
as
a
real
time
networked
information
enterprise
.
Smart
Manufacturing
Leadership
Coalition.
[2]
Delay, Dennis. Norton, Steve. 2011.
Smart Manufacturing And Hight
Technology:
New
Hampshire’s
Leading Economic Sector
. Concord.
New Hampshire Center For Public
Policy Studies.
[3]
Lopez.
2014.
Building
Smarter
Manufacturing With The Internet of
Things (IoT)
. San Francisco. Lopez
Research LLC.
[4]
Shipp, Stephanie S, Et.all. 2012.
Emerging Global Trends in Advanced
Manufacturing
. Virginia. Institute for
defense analyses.
[5]
Xu,
Xun.
2011.
From
Cloud
Computing to Cloud Manufacturing
.
Universitas Auckland.
Robotic and
Computer-Integrated Manufacturing
28 (2012) 75-86.
(6)