5.3 Hasil Inversi
Inversi impedansi akustik dilakukan dengan dua metode setelah didapatkan model inisial yang terbaik. Hasil pada tahap ini adalah penampang impedansi akustik.
Gambar 5.8 menunjukkan perbandingan hasil dari kedua metode inversi impedansi akustik pada line seismik yang melintasi Sumur Mirza 1. Gambar
tersebut menampilkan impedansi akustik sumur yang didapat dari perhitungan data log dan impedansi akustik dari penampang seismik yang didapat dari hasil
inversi. Warna ungu menunjukkan nilai impedansi tinggi 17000 ftsgcc, dan warna hijau menunjukkan impedansi akustik yang rendah 8000 ftsgcc. Pada
reservoir batupasir yang menjadi target, impedansi akustik berada pada rentang nilai 6000 ftsgcc sampai 11000 ftsgcc sesuai hasil cross plot yang dilakukan
Impedansi akustik yang dihasilkan dari metode inversi Model Based dan Band Limited akan dijelaskan satu demi satu agar mendapatkan metode terbaik. Metode
yang memiliki kecocokan paling tinggi dalam penelitian ini akan digunakan untuk memprediksi distribusi porositas. Pada reservoir batupasir yang menjadi zona
target, nilai impedansi yang berasal dari data log berada pada rentang 6000 ftsgcc hijau dan 1100 ftsgcc kuning.
Pada inversi band limited, penampang seismik hasil inversi menunjukkan nilai impedansi yang memiliki kecocokan dengan impedansi sumur pada lapisan
batupasir. Pada sisi kanan dan kiri sumur, nilai impedansi batupasir berkisar antara 8000 ftsgcc - 9000 ftsgcc hijau. Namun, hasil inversi kurang begitu
konsisten pada lapisan di bawahnya. Pada hasil inversi, lapisan yang bukan batupasir memiliki nilai impedansi antara 13000 ftsgcc - 15000 ftsgcc. Hal
ini memperlihatkan dengan jelas bahwa nilai impedansi hasil inversi band limited kurang begitu cocok dengan impedansi sumur. Jadi bisa disimpulkan bahwa
secara kualitatif, inversi band limited memberikan hasil inversi yang kurang begitu baik.
Pada inversi model based, nilai impedansi yang dihasilkan pada penampang seismik hasil inversi berkisar antara 8000 ftsgcc - 11000 ftsgcc hijau
kuning. Selain itu, hasil inversi juga bisa mendeteksi lapisan tipis impedansi pada data sumur. Hasil inversi juga konsisten terhadap perubahan impedansi pada
lapisan di bawahnya. Perbandingan secara kuantitatif terhadap seluruh hasil inversi dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Gambar 5.8 Perbandingan kualitatif hasil inversi.
Gambar 5.9 Perbandingan secara kuantitatif hasil inversi a Model based, b Band limited.
Gambar 5.9 menunjukkan hasil analisis hasil inversi dengan metode model based dan band limited. Kurva yang ada pada gambar menunjukkan nilai impedansi
hasil inversi merah, impedansi pada model inisial hitam dan impedansi pada data log biru. Semakin berimpit kurva tersebut, maka nilai impedansi hasil
inversi memiliki nilai yang sama dengan impedansi pada sumur maupun dengan model inisial.
a
b
Gambar 5.10 Hasil Multi Well Analysis pada masing-masing hasil inversi. Hasil perbandingan secara kuantitatif menunjukkan bahwa seluruh hasil inversi
memiliki korelasi total yang sangat baik Gambar 5.10. Hasil inversi masing- masing memiliki korelasi yang mendekati satu. Selain itu, selisih antara impedansi
log, model inisial dan impedansi hasil inversi pada semua metode memiliki nilai di bawah 1000, yang merupakan nilai selisih yang sangat baik. Semakin kecil
selisihnya maka hasil inversi akan semakin bagus. Hasil korelasi secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Korelasi dan perbandingan antara impedansi log, model inisial dan hasil inversi.
No Inversi
Korelasi Total
Selisih impedansi Log, Model Inisial inversi
1 Model Based
0.966474 779.823
2 Band Limited
0.961583 910.359
Analisis secara kuantitatif tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi hasil inversi model based memiliki korelasi sebesar 0.966474 dan nilai selisih paling kecil
yaitu 779.823. Sedangkan hasil inversi band limited, korelasi total yang didapat adalah 0.961583 dengan nilai selisih error sebesar 910.359.
Dari perbandingan kedua hasil inversi baik secara kualitatif maupun kuatitatif, dapat disimpulkan bahwa inversi model based memberikan hasil yang terbaik
pada zona target di Lapangan Mirza-Yurneli. Hasil inversi model based akan digunakan untuk memprediksi distribusi porositas. Gambar 5.11 menunjukkan
perbandingan penampang seismik, model inisial, hasil inversi.
Gambar 5.11 Perbandingan antara Seismic Section A, Model Inisial B dan
Impedansi C yang melalui Sumur Mirza 1.
Gambar 5.12 Perbandingan Hasil Inversi dengan log Gamma Ray dan P-impedance pada Sumur Mirza 1 a dan Sumur
Yurneli 2 b.
Gambar 5.12 menunjukkan bahwa hasil inversi memiliki kecocokan dengan log sumur. Seperti yang telah dilakukan pada analisis sensitivitas sebelumnya,
Batupasir ditunjukkan dengan nilai impedansi rendah, dan gamma ray yang rendah.
Yuza 1
Yuza 2
Yuza 1
Yuza 2
Mirza 1
Yurneli 2
a
b
Gambar 5.13 Cross plot Impedansi Hasil Inversi Model Based vs Impedansi Sumur.
Gambar 5.13 memperlihatkan hasil cross plot yang menunjukkan bahwa impedansi hasil inversi model based memiliki gradien yang linear terhadap
impedansi sumur.
5.4 Peta Impedansi Akustik