V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa: 1. Sistem Tanpa Olah Tanah dan Tanah Minimum meningkatkan total bakteri
tanah dibandingkan dengan Sistem Olah Tanah Intensif. 2. Pemupukan N meningkatkan total bakteri tanah dibandingkan dengan tanpa
pemupukan N. 3. Pengolahan tanah, pemupukan N dan interaksinya berpengaruh nyata terhadap
total bakteri tanah baik saat sebelum pengolahan tanah maupun saat tanaman berbunga.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tanpa olah tanah dan olah tanah minimum memberikan pengaruh yang nyata terhadap bakteri tanah dibandingkan
olah tanah konvensional, untuk itu disarankan untuk mempertimbangkan sistem olah tanah yang konvensional ke tanpa olah tanah atau olah tanah minimum.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman pangan. Pengolahan tanah adalah tindakan mekanis untuk menciptakan
lingkungan yang baik dengan menjamin keseimbangan antara air, udara dan suhu tanah Suhardi, 1983. Teknologi yang selama ini digunakan untuk mengolah
tanah di lahan kering secara turun menurun adalah sistem olah tanah intensif OTI. Sistem olah tanah intensif akan menjadikan tanah menjadi lebih gembur
dan lebih cepat menyerap air hujan, akan tetapi pengaruhnya bersifat sementara. Selain itu, semakin gembur tanah yang diolah juga dapat menyebabkan tanah
mudah tererosi, mempercepat pelapukan bahan organik, dan meningkatkan emisi gas CO
2
. Menurut Utomo 1994 adanya proses degradasi menyebabkan daya dukung dan produktivitas tanah menurun, sehingga dalam jangka panjang sistem
olah tanah intensif tidak tepat untuk diusahakan. Dewasa ini dikenal sistem olah tanah konservasi OTK yaitu pengolahan tanah
yang menitik beratkan pada pertanian yang berwawasan lingkungan. Sistem OTK terdiri dari sistem tanpa olah tanah TOT dan sistem olah tanah minimum
OTM.
2 Pada sistem OTK tanah diolah seperlunya saja, dan serasah sisa tanaman maupun
gulma tidak dibersihkan akan tetapi dikembalikan ke lahan sebagai mulsa untuk melindungi tanah. Selain itu pemberian mulsa juga merupakan penambahan
bahan organik tanah. Sistem OTK memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas tanah. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sistem
OTK dalam jangka panjang dapat memperbaiki kesuburan tanah. Penelitian Utomo 1994 menunjukkan bahwa sistem OTK selama 8 tahun dapat mengurangi
pencucian basa-basa dan amonium; meningkatkan P-tersedia, N-total, bahan organik tanah, dan Zn; serta meningkatkan diversitas biotik tanah dan produksi
jagung. Selain itu OTK juga
meningkatkan populasi mikroorganisme tanah. Utomo 1994 menyatakan sistem tanpa olah tanah TOT meningkatkan total bakteri
sebesar 7,14 kali pada kedalaman 0-7,5 cm dan meningkatkan populasi cacing tanah sebesar 1,95 kali pada kedalaman 0-20 cm dibandingkan sistem OTI.
Pemupukan N juga diperlukan untuk meningkatkan produksi tanaman, karena unsur N merupakan unsur hara utama dalam pembentukan dan pertumbuhan
bagian-bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar Sutejo, 1999. Penambahan N ke tanah dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme, karena
unsur N merupakan unsur yang dibutuhkan mikroorganisme untuk membentuk dan mempertahankan organisasi sel tubuhnya Handayanto dan Hairiah, 2007.
B. Tujuan Penelitian