PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP EFISIENSI SERAPAN NITROGEN PADA TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa L.) TAHUN KE-27 DI LAHAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

(1)

Fajri Taufik Akbar

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP EFISIENSI SERAPAN

NITROGEN PADA TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativaL.) TAHUN KE-27 DI LAHAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Oleh

FAJRI TAUFIK AKBAR

Padi gogo merupakan tanaman pangan yang dibudidayakan di lahan kering. Salah

satu upaya untuk meningkatkan efisiensi serapan nitrogen di lahan kering adalah

dengan sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen. Tujuan penelitian untuk

mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang

terhadap efisiensi serapan nirogen pada tanaman padi gogo. Penelitian dilakukan

di lahan Politeknik Negeri Lampung, dari bulan Oktober 2014 sampai dengan

Maret 2015.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

yang disusun secara faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah sistem

olah tanah jangka panjang yaitu T1 = Olah Tanah Intensif (OTI), T2 = Olah Tanah Minimum (OTM), T3 = Tanpa Olah Tanah (TOT), dan faktor kedua adalah pemupukan nitrogen jangka panjang yaitu No = 0 kg N ha-1, N1 = 50 kg N ha-1, dan N2 = 100 kg N ha-1.


(2)

Fajri Taufik Akbar

Analisis Tanah dan Tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan

Agroteknologi dan Laboratoium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan

Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar

Lampung. Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan uji Barlet dan

adifitasnya dengan uji Tukey serta diolah dengan analisis ragam dan dilanjutkan

dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Efisiensi serapan nitrogen antara sistem

olah tanah OTM, TOT, dan OTI tidak berbeda nyata, dengan rerata mencapai

20,42%, 22,15%, dan 27,26%; (2) Efisiensi serapan nitrogen antara pemupukan

nitrogen dosis 50 kg N ha¯¹ dan 100 kg N ha¯¹ tidak berbeda nyata, dengan rerata

mencapai 20,07% dan 26,49%; (3) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara

sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap efisiensi

serapan nitrogen.

Kata Kunci : Efisiensi Serapan Nitrogen, Padi Gogo, Pemupukan Nitrogen, Sistem Olah Tanah


(3)

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP EFISIENSI SERAPAN

NITROGEN PADA TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativaL.) TAHUN KE-27 DI LAHAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Oleh

FAJRI TAUFIK AKBAR

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP EFISIENSI SERAPAN

NITROGEN PADA TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativaL.) TAHUN KE-27 DI LAHAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG (Skripsi)

Oleh

FAJRI TAUFIK AKBAR

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.3 Kerangka Pemikiran ... 5

1.4 Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tanaman Padi Gogo ... 8

2.2 Sistem Olah Tanah ... 10

2.2.1 Olah tanah intensif ... 10

2.2.2 Olah tanah minimum ... 12

2.2.3 Tanpa olah tanah ... 13

2.3 Nitrogen ... 14

2.4 Efisiensi Serapan Nitrogen ... 17

III. BAHAN DAN METODE ... 19

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.2 Bahan dan Alat ... 19

3.3 Metode Penelitian ... 20

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 20

3.4.1 Pengolahan tanah ... 20


(7)

3.4.3 Pemupukan ... 21

3.4.4 Pemeliharaan ... 21

3.4.5 Panen ... 22

3.4.6 Analisis laboratorium ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1 Hasil Penelitian ... 24

4.1.1 Sifat kimia tanah ... 24

4.1.1.1 Keasaman tanah (pH H2O dan pH KCl) sebelum tanam ... 24

4.1.1.2 Keasaman tanah (pH H2O dan pH KCl) setelah panen ... 25

4.1.1.3 C-organik tanah sebelum tanam ... 25

4.1.1.4 N-total tanah sebelum tanam ... 26

4.1.2 Bobot kering dan serapan hara ... 26

4.1.2.1 Bobot kering brangkasan, gabah, dan tanaman 26

4.1.2.2 Serapan C-organik brangkasan, gabah, dan tanaman ... 28

4.1.2.3 Serapan N-total brangkasan, gabah, dan tanaman ... 29

4.1.2.4 Efisiensi serapan N tanaman ... 31

4.2 Pembahasan ... 31

4.2.1 Serapan N ... 31

4.2.2 Efisiensi serapan N ... 36

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

5.1 Kesimpulan ... 38

5.2 Saran ... 38

PUSTAKA ACUAN ... 39


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengaruh pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH H2O dan pH KCl pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 24

2. Pengaruh pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH H2O dan pH KCl pada kedalaman 0-20 cm setelah panen. ... 25

3. Pengaruh sistem olah tanah jangka panjang terhadap N-total tanah pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 26

4. Pengaruh pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap bobot kering brangkasan, gabah, dan tanaman. ... 27

5. Pengaruh pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap serapan C-organik brangkasan, gabah, dan tanaman. ... 29

6. Pengaruh pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap serapan N-total brangkasan, gabah, dan tanaman. ... 30

7. Pengaruh interaksi sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap serapan N-total (kg N ha¯¹) brangkasan. .. 30

8. Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH H2O pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 47

9. Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH H2O pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 47

10.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH H2O pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 48

11.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH KCl pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 48


(9)

12.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap transformasi pH KCl (3x √x) pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 49

13.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap transformasi pH KCl (3x √x) pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 49

14.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap transformasi pH KCl (3x √x) pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 50

15.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH H2O pada kedalaman 0-20 cm setelah panen. ... 50

16.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH H2O pada kedalaman 0-20 cm setelah panen. ... 51

17.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH H2O pada kedalaman 0-20 cm setelah panen. ... 51

18.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap pH KCl pada kedalaman 0-20 cm setelah

panen. ... 52

19.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap transformasi pH KCl (2x √x) pada kedalaman 0-20 cm setelah panen. ... 52

20.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap transformasi pH KCl (2x √x) pada kedalaman 0-20 cm setelah panen. ... 53

21.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap transformasi pH KCl (2x √x) pada kedalaman 0-20 cm setelah panen. ... 53

22.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap kadar C-organik tanah pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 54

23.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap C-organik tanah pada kedalaman 0-20 cm


(10)

24.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap C-organik tanah pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 55

25.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap C-organik tanah pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 55

26.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap kadar N-total tanah pada kedalaman 0-20 cm

sebelum tanam. ... 56

27.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap N-total tanah pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 56

28.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap N-total tanah pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 57

29.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap N-total tanah pada kedalaman 0-20 cm sebelum tanam. ... 57

30.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap bobot kering brangkasan. ... 58

31.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap transformasi bobot kering brangkasan (√x). ... 58 32.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi bobot kering

brangkasan (√x). ... 59 33.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi bobot kering

brangkasan (√x). ... 59 34.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap bobot kering gabah. ... 60

35.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap bobot kering gabah. ... 60

36.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan


(11)

37.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap bobot kering tanaman. ... 61

38.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap transformasi bobot kering tanaman (2x √x). ... 62 39.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi bobot kering

tanaman (2x √x). ... 62 40.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi bobot kering

tanaman (2x √x). ... 63 41.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap serapan C-organik brangkasan. ... 63

42.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap transformasi serapan C-organik brangkasan (√x). 64 43.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi serapan C-organik

brangkasan (√x). ... 64 44.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi serapan C-organik

brangkasan (√x). ... 65 45.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap serapan C-organik gabah. ... 65

46.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap serapan C-organik gabah. ... 66

47.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap serapan C-organik gabah. ... 66

48.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap serapan C-organik tanaman. ... 67

49.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap transformasi serapan C-organik tanaman (2x √x). 67 50.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi serapan C-organik


(12)

51.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap transformasi serapan C-organik

tanaman (2x √x). ... 68 52.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap serapan N-total brangkasan. ... 69

53.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap transformasi serapan N-total brangkasan (√x). .... 69 54.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi serapan N-total

brangkasan (√x). ... 70 55.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi serapan N-total

brangkasan (√x). ... 70 56.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap serapan N-total gabah. ... 71

57.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap serapan N-total gabah. ... 71

58.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap serapan N-total gabah. ... 72

59.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap serapan N-total tanaman. ... 72

60.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap transformasi serapan N-total tanaman (3x √x). ... 73 61.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi serapan N-total

tanaman (3x √x). ... 73 62.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap transformasi serapan N-total

tanaman (3x √x). ... 74 63.Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang terhadap efisiensi serapan N tanaman. ... 74

64.Uji homogenitas pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan


(13)

65.Analisis ragam pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap efisiensi serapan N tanaman. ... 75

66.Kadar C-organik brangkasan (a). ... 76

67.Bobot kering brangkasan (b). ... 76

68.Serapan C-organik brangkasan (c = a/100 x b). ... 77

69.Kadar C-organik gabah (a). ... 77

70.Bobot kering gabah (b). ... 78

71.Serapan C-organik gabah (c = a/100 x b). ... 78

72.Kadar N-total brangkasan (a). ... 79

73.Bobot kering brangkasan (b). ... 79

74.Serapan N-total brangkasan (c = a/100 x b). ... 80

75.Kadar N-total gabah (a). ... 80

76.Bobot kering gabah (b). ... 81

77.Serapan N-total gabah (c = a/100 x b). ... 81

78.Serapan N-total brangkasan (a). ... 82

79.Serapan N-total gabah (b). ... 82

80.Serapan N-total tanaman (c = a + b). ... 83


(14)

(15)

(16)

(17)

Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT Ku persembahkan karyaku ini untuk

Abi dan Umi tersayang yang membesarkanku, merawat, menjaga, mendidik dan membimbing dengan penuh kasih sayang, cinta dan do a

dalam menanti keberhasilanku

Adik-adikku tercinta, Fahmi Prawira Negara dan Indah Ananda Putri yang senantiasa memberikan semangat, do a dan

dukungan untuk keberhasilanku

Kekasihku tercinta, Agnesi Deria Hepriyani yang senantiasa mendampingiku, memberikan motivasi dan semangat

dalam suka maupun duka


(18)

Target dan Fokus, Senjata Kesuksesan (Fajri Taufik Akbar)

Tak akan ada waktu dan tempat untuk merubah masa lalu anda, tapi akan selalu ada waktu dan tempat dimana anda dapat

mengubah masa depan anda (Al Muhtaram)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah

keadaan mereka sendiri (Qs. Ar-Ra d 13:11)


(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kalianda pada tanggal 06 Mei 1993, sebagai anak pertama

dari tiga bersaudara, dari pasangan Abi Drs. Khoiruddin dan Umi Hj. Hikmah.

Jenjang pendidikan Penulis dimulai dengan menyelesaikan Pendidikan Taman

Kanak-kanan di TK Masjid Agung Kalianda pada tahun 1999, Sekolah Dasar di

SDN 1 Way Urang Kalianda pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di

SMPN 1 Kalianda pada tahun 2008, dan Madrasah Aliyah di MA Al-Fatah Natar

pada tahun 2011. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Stuudi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2011 melalui

jalur Ujian Masuk Lokal (UML).

Penulis dipercaya sebagai asisten dosen pada praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

(2013/2014), Fisiologi Tumbuhan (2013/2014), dan Koordinator asisten dosen

pada praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah (2014/2015). Penulis juga terpilih

sebagai penerima beasiswa Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar) 2013 dan

Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) 2014.

Selama menjadi mahasiswa, Penulis juga aktif dalam kegiatan Lembaga

Kemahasiswaan. Pada tahun 2013-2014 Penulis diamanahkan sebagai Kepala


(20)

Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (UKMF LS-MATA) Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

Pada bulan Juli 2014, Penulis menjalani Praktik Umum (PU) di PT Great Giant

Pineapple (PT GGP) Terbanggi Besar Lampung Tengah. Penulis melaksanakan

penelitian pada bulan Oktober sampai Maret 2015 di Lahan Politeknik Negeri

Lampung. Pada bulan Januari sampai Februari 2015, Penulis menjalani Kuliah

Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik) di Pekon Sukanegara, Kecamatan


(21)

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA

kepada Penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan Nitrogen Jangka Panjang terhadap

Efisiensi Serapan Nitrogen pada Tanaman Padi Gogo (Oryza sativaL.) Tahun ke-27 di Lahan Politeknik Negeri Lampung”. Shalawat serta salam senantiasa

tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc., selaku Pembimbing Pertama yang

telah memberikan arahan, bimbingan, bantuan, saran, dan kritik selama

penelitian sampai selesainya penulisan skripsi serta telah mengizinkan

Penulis untuk ikut dalam penelitian jangka panjang Tanpa Olah Tanah.

2. Bapak Ir. Sarno, M.S., selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan

arahan, bimbingan, bantuan, saran, dan kritik selama penelitian sampai

selesainya penulisan skripsi.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Kadir Salam, M.Sc., selaku Pembahas yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada Penulis selama


(22)

4. Ibu Ir. Titik Nur Aeny, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang selama ini

telah memberikan bimbingan, motivasi, dan nasehat kepada Penulis.

5. Bapak Prof. Dr. Eng. Ir. Udin Hasanudin, M.T., selaku Ketua Laboratorium

Pengelolaan Limbah Agroindustri yang telah mengizinkan Penulis untuk

menganalisis dalam menunjang penelitian.

6. Ibu Prof. Dr. Ir. Ainin Niswati, M.S., M.Agr.Sc., selaku Ketua Bidang Ilmu

Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

8. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

9. Bapak Suwarto, S.P., Ibu Rahmawatussa’diyah,Mas Adi, Bapak Supono,

Mas Joko, Mbak Amel, dan seluruh dosen serta karyawan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

10. Keluarga tersayang yaitu Abi Drs. Khoiruddin, Umi Hj. Hikmah, serta

adik-adikku Fahmi Prawira Negara dan Indah Ananda Putri atas semua do’a,

pengorbanan, dukungan, motivasi, dan cinta kasih yang telah diberikan

kepada Penulis.

11. Kekasihku Agnesi Deria Hepriyani yang senantiasa mendampingiku,

memberikan motivasi dan semangat kepada Penulis.

12. Rekan-rekan penelitian yaitu Agnesi Deria Hepriyani, Reza Prasetya, Khoirul

Yunus, Erdiana Damayanti, Annisa Ika Pratiwi Harahap, dan Lilis Ratnawati


(23)

13. Bapak Slamet, Ricky Ardiansyah, S.P., Agung Ade Wijaya, S.P., yang telah

banyak berjasa dalam membantu Penulis selama penelitian sampai selesainya

penulisan skripsi.

14. Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Lembaga Studi

Mahasiswa Pertanian (UKMF LS-MATA) Fakultas Pertanian Universitas

Lampung atas persahabatan dan kebersamaannya.

15. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Agroteknologi angkatan 2011

atas bantuan, dukungan, dan kebersamaannya.

16. Dan seluruh pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu atas

partisipasi selama penelitian sampai selesainya penulisan skripsi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan Penulis berharap

semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi.

Bandar Lampung, 26 Nopember 2015

Penulis,


(24)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Padi termasuk pada genusOryza L, yang meliputi lebih kurang 25 spesies tanaman padi. Sekarang terdapat dua spesies tanaman padi yang dibudidayakan

yaituOryza sativa L. danOryza glaberrima Steud. Oryza sativa berkembang menjadi tiga ras sesuai dengan ekogeografisnya, yaitu Indica, Japonica, dan

Javanica (Nugraha, 1990).

Padi termasuk bahan pangan yang dibutuhkan lebih dari separuh penduduk dunia.

Menurut Soemardi (1982), padi merupakan salah satu bahan pangan stabil yang

paling penting di dunia dan ditanam pada kedua daerah yang beriklim sedang dan

tropis. Tanaman padi mempunyai adaptasi lingkungan yang luas, dapat tumbuh

baik antara 53°LU dan 35°LS, meliputi daerah kering sampai genangan dengan

kedalaman 1-5 m serta daerah dari dataran rendah sampai dengan ketinggian

sampai 2.000 m dari permukaan laut.

Kebutuhan padi sebagai salah satu sumber pangan utama terus meningkat, karena

selain penduduk terus bertambah dengan laju peningkatan sekitar 2% per tahun,

juga adanya perubahan pola konsumsi dari non beras ke beras. Pada sisi lain


(25)

2

dan munculnya fenomena degradasi kesuburan menyebabkan produktivitas padi

cenderung melandai (Toha, 2005).

Sementara itu padi gogo yang tersebar di berbagai daerah belum banyak

berkontribusi dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Lampung. Saat

ini produktivitas padi gogo pada tahun 2013 baru mencapai 30,70 kw/ha,

sedangkan padi sawah mencapai 52,05 kw/ha. Hal ini menunjukkan bahwa padi

gogo hanya memberikan kontribusi sekitar 37,09% terhadap produktivitas padi di

Provinsi Lampung (Badan Pusat Statistik, 2013).

Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi di lahan kering. Salah satu

upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi pada lahan kering

adalah dengan pengolahan tanah. Pengolahan tanah dapat menciptakan kondisi

yang mendukung perkecambahan benih dan diperlukan untuk mengendalikan

gulma serta hama penyakit yang menyerang tanaman. Tetapi pengolahan tanah

juga dapat mengakibatkan efek negatif karena dapat meningkatkan mineralisasi

bahan organik, erosi, dan penguapan. Selain itu pengolahan tanah juga

memerlukan input energi yang tinggi, yang bisa berasal dari tenaga kerja manusia

atau hewan (Mulyadi dkk., 2001).

Untuk mempertahankan kualitas tanah tetap baik dalam teknik budidaya tanaman

berkelanjutan dapat menggunakan prinsip olah tanah konservasi (OTK). Olah

tanah konservasi merupakan cara penyiapan lahan yang dapat mengurangi

mineralisasi bahan organik, erosi, dan penguapan dibandingkan dengan cara-cara


(26)

3

dalam menekan mineralisasi bahan organik, erosi, dan penguapan disebabkan

karena keberadaan sisa-sisa tanaman dalam jumlah yang memadai di permukaan

tanah (Adnan dkk., 2012).

Selain dengan sistem olah tanah konservasi (OTK), usaha untuk meningkatkan

produksi tanaman pangan juga dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan

merupakan suatu tindakan pemberian unsur hara ke dalam tanah atau tanaman

sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal tanaman (Pulung, 2005).

Menurut Sirrapa (2003), nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang

menjadi penentu utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman, baik di daerah

tropis maupun daerah-daerah beriklim sedang. Pemupukan nitrogen diperlukan

untuk pertumbuhan tanaman karena dapat menstimulir bagian-bagian vegetatif

tanaman, seperti daun, batang, dan akar (Sutedjo, 2002) serta memperbesar

butir-butir pada tanaman serealia (Brady dan Weil, 2008).

Hakim dkk. (1986), menyatakan bahwa dari semua unsur hara, nitrogen

dibutuhkan paling banyak, tetapi ketersediannya selalu rendah, karena

mobilitasnya yang sangat tinggi. Nitrogen umumnya dibutuhkan tanaman

dalam jumlah banyak, namun jumlahnya dalam tanah sedikit sehingga pemberian

pupuk nitrogen yang tepat merupakan suatu keharusan untuk dapat memperoleh

efisiensi dan hasil yang tinggi.

Oleh sebab itu penyiapan lahan dengan sistem OTK dan pemupukan nitrogen


(27)

4

Hal ini dapat terjadi karena kelembaban tanah yang tinggi pada sistem OTK

dapat memacu serapan pupuk N, sehingga efisiensi pemupukan N meningkat

(Utomo, 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah sistem olah tanah jangka panjang berpengaruh terhadap efisiensi

serapan nitrogen pada tanaman padi gogo ?

2. Apakah pemupukan nitrogen jangka panjang berpengaruh terhadap efisiensi

serapan nitrogen pada tanaman padi gogo ?

3. Apakah interaksi antara sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka

panjang berpengaruh terhadap efisiensi serapan nitrogen pada tanaman padi

gogo ?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian

ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh sistem olah tanah jangka panjang terhadap efisiensi

serapan nitrogen pada tanaman padi gogo.

2. Mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap efisiensi

serapan nitrogen pada tanaman padi gogo.

3. Mengetahui pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap efisiensi serapan nitrogen pada tanaman


(28)

5

1.3 Kerangka Pemikiran

Menurut Suripin (2004), pengolahan tanah dapat memperbaiki daerah perakaran

tanaman, aerasi, mempercepat infiltrasi serta mengendalikan tumbuhan

pengganggu. Walaupun pengolahan tanah memberikan pengaruh baik terhadap

tanah dan tanaman, akan tetapi ditinjau dari segi konservasi tanah dan air tindakan

tersebut cenderung menyebabkan tanah kehilangan air lebih banyak. Hal ini

disebabkan tanah menjadi terlalu sarang, daya pegang air oleh butir-butir tanah

menjadi lemah sehingga air mudah menguap oleh sinar matahari. Menurut

Endriani (2010), penguapan merupakan salah satu faktor penyebab terbesar

kehilangan air dari permukaan tanah yang menyebabkan berkurangnya air tersedia

bagi tanaman budidaya sehingga hasil tanaman tidak memuaskan.

Namun dengan makin meningkatnya perhatian masyarakat dunia terhadap

konservasi energi dan sumber daya alam pada tahun 1970-an telah membawa

pemikiran baru tentang konsep pengolahan tanah (Mahboubi dkk., 1993).

Pengolahan tanah berlebihan (intensif) untuk jangka panjang telah terbukti

memacu degradasi sumberdaya tanah dan menurunkan produktivitas tanah.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, telah dikembangkan konsep olah tanah

konservasi yang bukan hanya mampu meningkatkan produktivitas tanah tetapi

juga mampu melestarikan sumberdaya tanah (Lal, 1989).

Menurut Utomo (1995a), sistem olah tanah konservasi (OTK) adalah sistem olah

tanah yang berwawasan lingkungan. Pada percobaan jangka panjang pada tanah

Ultisol di Lampung menunjukkan bahwa sistem OTK (olah tanah minimum dan


(29)

6

sistem olah tanah intensif. Hasil penelitian Niswati dkk. (1994), menunjukkan

bahwa pada perlakuan pemupukan nitrogen jangka panjang dan sistem olah tanah

konservasi (OTK) mempunyai kandungan bahan organik, KTK, N, P, Mg, Ca, K,

dan pH tanah lebih tinggi dibandingkan olah tanah intensif (OTI).

Syekhfani (1997), menyatakan bahwa selain OTK, nitrogen juga berperan dalam

meningkatkan kesuburan tanah, nitrogen sebagai elemen pembatas pada hampir

semua jenis tanah. Nitrogen merupakan unsur hara makro yang sangat esensial

bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga pemberian pupuk N

yang tepat sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi

tanaman padi.

Pada sistem olah tanah konservasi (OTK), bahan organik yang terdapat pada

permukaan tanah merupakan bagian dari ekosistem yang berhubungan erat dengan

kesuburan tanah (Chen dkk., 2004). Bahan organik berperan sebagai sumber

hara, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), meningkatkan stabilitas

struktur tanah, memperbaiki kapasitas menyimpan air, dan mempermudah

perkembangan akar di dalam tanah (Tate, 1987).

Selain itu kandungan bahan organik yang tinggi mengakibatkan semakin

meningkatnya daya sangga dan efisiensi penggunaan pupuk (Adiningsih dkk.,

1987). Hasil penelitian Utomo (1995b), menyatakan bahwa hasil perhitungan dua

musim tanam tahun pertama menunjukkan rerata efisiensi pemupukan N tanaman


(30)

7

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Sistem tanpa olah tanah (TOT) dapat meningkatkan efisiensi serapan nitrogen

lebih tinggi daripada sistem olah tanah minimum (OTM) maupun sistem olah

intensif (OTI).

2. Pemupukan nitrogen dengan dosis 100 kg N ha-1dapat meningkatkan efisiensi serapan nitrogen lebih tinggi daripada pemupukan nitrogen dengan

dosis 50 kg N ha-1.

3. Sistem tanpa olah tanah (TOT) dan pemupukan nitrogen dengan dosis 100

kg N ha-1 dapat meningkatkan efisiensi serapan nitrogen tertinggi daripada kombinasi lainnya.


(31)

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi Gogo

Tanaman padi merupakan tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di

Indonesia. Taksonomi tanaman padi secara lengkap menurut Tjitrosoepomo,

(1994) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Famili : Graminae

Genus : Oryza

Spesies :Oryza sativa

Padi termasuk ke dalam genusOryza, keluarga Gramineae atau rumput-rumputan. GenusOryzatersebar ke seluruh daerah tropis dan subtropis diseluruh dunia, dan terdiri dari 23 spesies liar dan dua spesies budidaya yaituOryza sativa yang dibudidayakan di Asia danOryza glaberrima yang dibudidayakan di Afrika (Randhawa dkk., 2006).

Menurut Augstburger dkk. (2002), spesiesOryza sativa terbagi menjadi tiga subspesis yaitu Japonica, Indica, dan Javanica. Japonica merupakan subspesies


(32)

9

yang memiliki ukuran gabah yang pendek dan tekstur nasi yang lebih lengket

yang berasal dari daerah subtropis (Jepang, Korea, dan Cina Utara) sedangkan

subspesies Indica ukuran gabah yang panjang dan tekstur nasi yang tidak lengket

berasal dari daerah tropis. Subspesies Javanica memiliki ukuran gabah yang

sedang, tekstur nasi lengket, dan hanya dapat tumbuh di Indonesia.

Pertumbuhan tanaman padi dibedakan menjadi tiga fase, yaitu fase vegetatif, fase

generatif (reproduksi), dan fase pemasakan. Fase vegetatif dimulai dari saat

berkecambah sampai anakan aktif yaitu anakan maksimal, bertambahnya tinggi

tanaman dan tumbuh secara teratur. Fase reproduktif dimulai dari inisiasi

primordia malai dengan memanjangnya ruas batang, berkurangnya jumlah

anakan, munculnya daun bendera, bunting, dan pembungaan. Fase pemasakan

dimulai dari berbunga sampai panen, yang ditandai dengan masak susu, masak

tepung, masak kuning, dan masak fisiologis (Yoshida, 1981).

Tanaman padi secara ekologi terbagi menjadi dua yaitu padi irigasi dan padi non

irigasi. Padi gogo merupakan salah satu jenis padi non irigasi yang mampu

tumbuh pada input yang terbatas salah satunya adalah masalah ketersediaan air.

Kondisi tersebut menjadikan padi gogo dapat tumbuh dan berkembang pada lahan

kering (Dobermann dan Fairhurst, 2000).

Sulistyono dkk. (2005), menyatakan peningkatan produksi padi nasional dapat

diusahakan melalui program ekstensifikasi. Upaya yang dapat dilakukan melalui

program tersebut yaitu dengan penanaman padi gogo dilahan non irigasi. Padi

gogo mampu tumbuh dan berproduksi pada tanah-tanah marginal yang memiliki


(33)

10

2.2 Sistem Olah Tanah

Sistem olah tanah dapat diartikan sebagai kegiatan manipulasi mekanik terhadap

tanah. Tujuannya adalah untuk mencampur dan menggemburkan tanah,

mengontrol tanaman pengganggu, mencampur sisa tanaman dengan tanah, dan

menciptakan kondisi kegemburan tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Gill dan Vanden Berg, 1967).

Sistem olah tanah dimaksudkan untuk menjaga aerasi dan kelembaban sesuai

dengan kebutuhan tanah, sehingga penyerapan unsur hara oleh akar tanaman

dapat berlangsung dengan baik. Ada beberapa cara sistem olah tanah yang dapat

dikelompokkan menjadi 3 yaitu tanpa olah tanah, pengolahan tanah minimum dan

pengolahan tanah intensif (Tyasmoro dkk., 1995).

2.2.1 Olah tanah intensif

Olah tanah intensif (OTI) merupakan pengolahan tanah yang dilakukan dengan

tindakan membajak atau mencangkul tanah yang dapat menambah oksigen ke

dalam tanah, sehingga dengan adanya aerasi tanah yang baik akan menjadikan

struktur tanah menjadi mantap (Soepardi, 1983). Mengolah tanah secara intensif

menyebabkan struktur tanah menjadi gembur dan remah, khususnya lahan yang

tanahnya berstruktur berat (Adisarwanto, 2000).

Pengolahan tanah yang efektif akan dapat memperbaiki sifat tanah. Akan tetapi

pengolahan tanah tanpa menerapkan teknik yang sesuai akan menyebabkan

kerusakan tanah, dapat dikatakan bahwa hancurnya sebagian besar agregat adalah


(34)

11

Menurut Utomo (1994), besarnya erosi di Indonesia yang beriklim tropis bukan

hanya karena agroekosistem yang kondusif terhadap degradasi tetapi juga karena

pengolahan tanah yang dilakukan tidak memperhatikan kaidah konservasi.

Pengolahan tanah mempunyai akibat yang menguntungkan dan merugikan

granulasi. Akibat pengolahan dalam waktu pendek kerap kali menguntungkan.

Pengolahan tanah dalam keadaan kandungan lengas akan memecah

bongkah-bongkah dan menjadikan persemaian lebih menguntungkan. Pengolahan selama

musim tumbuh terutama akan memecah kerak-kerak keras, yang disebabkan

pukulan curah hujan, menjamin aerasi yang cukup, dan mematikan tanaman

pengganggu (Brady dan Weil, 2008).

Permukaan lahan yang bersih dan gembur memang memudahkan penanaman

benih, tetapi tidak mampu menahan laju aliran air permukaan yang mengalir

deras, sehingga banyak partikel tanah yang mengandung humus dan hara tergerus

dan terbawa oleh air ke hilir. Sebaliknya pada musim kemarau, oleh karena laju

evaporasi cukup tinggi maka lapisan olah tanah yang tanpa ditutupi mulsa

tersebut tidak mampu menahan aliran uap air ke atas sehingga tanaman

mengalami kekeringan dan produktivitas lahan menurun. Selain itu, karena

adanya pengolahan tanah aerasi meningkat sehingga pelapukan bahan organik


(35)

12

Dengan demikian, di daerah tropika basah seperti Indonesia, sistem olah tanah

intensif di lahan kering justru memacu erosi dan mempercepat pelapukan bahan

organik tanah. Akibatnya, kesuburan tanahin situ dapat terkuras dan

produktivitas lahan untuk jangka panjang dapat menurun (Utomo, 1994; Utomo,

1995b) dan emisi gas rumah kaca (GRK) meningkat (Utomo dkk., 2009). Hal ini

berarti, olah tanah intensif sebetulnya berperan sebagai kontributor utama

degradasi lahan keringin situdan degradasi lingkunganex situ (Utomo, 2012).

2.2.2 Olah tanah minimum

Olah tanah minimum (OTM) adalah cara pengolahan tanah yang dilakukan

dengan mengurangi frekuensi pengolahan. Pada sistem olah tanah minimum,

tanah diolah seperlunya saja, atau bila perlu tidak sama sekali (Utomo, 1990).

Selain itu pada sistem olah tanah minimum (OTM) gulma atau tumbuhan

pengganggu dikendalikan dengan cara kimia (herbisida) kemudian mulsa dari

gulma dan residu tanaman sebelumnya dibiarkan menutupi permukaan lahan

minimal 30% (Utomo, 2006).

Pengolahan tanah minimum diperlukan untuk menggemburkan tanah supaya

mendapatkan kondisi perakaran yang baik, sehingga unsur hara dapat terserap

dengan optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pengurangan pengolahan tanah

dapat dilakukan untuk menghindari tanah menjadi padat dan dapat dilakukan

pemberian bahan organik pada permukaan tanah sebagai sumber unsur hara


(36)

13

Pada tanah-tanah yang tipis top soilnya, demikian juga pada tanah-tanah yang

mempunyai kemiringan, sebaiknya pengolahan tanahnya memperhatikan sistem

pengolahan minimum disertai dengan usaha pengembalian sisa-sisa tanaman

melalui teknik pemulsaan. Dengan demikian maka kerusakan agregasi tanah

dapat dihindari, juga terdapat usaha pengembalian atau peningkatan bahan-bahan

organik pada tanahnya (Reijntjes dkk., 1999).

2.2.3 Tanpa olah tanah

Tanpa olah tanah (TOT) adalah cara penanaman yang tidak memerlukan

penyiapan lahan, kecuali membuka lubang kecil untuk meletakkan benih. Tanpa

olah tanah biasanya dicirikan oleh sangat sedikitnya gangguan terhadap

permukaan tanah dan adanya penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa yang

menutupi sebagian besar (60 80%) permukaan tanah. Pada sistem tanpa olah

tanah (TOT) tumbuhan penggangguu dikendalikan dengan cara kimia (herbisida)

dan bersama-sama dengan sisa-sisa tanaman musiman sebelumnya, biomassa

dapat dimanfaatkan sebagai mulsa (Utomo, 2006).

Pada sistem tanpa olah tanah (TOT) yang terus menerus, residu bahan organik

dari tanaman sebelumnya mengumpul pada permukaan tanah, sehingga terdapat

aktivitas mikroba perombak tanah pada permukaan tanah yang lebih besar pada

tanah-tanah tanpa olah jika dibandingkan dengan pengolahan tanah sempurna


(37)

14

Pengolahan tanpa olah tanah selalu berhubungan dengan penanaman yang cukup

menggunakan tugal atau alat lain yang sama sekali tidak menyebabkan lapisan

olah menjadi rusak dan di permukaan tanah masih banyak dijumpai residu dari

tanaman maupun gulma. Cara ini dapat berjalan dengan baik untuk tanaman

serealia yang ditanam menurut larikan. Residu tanaman yang banyak

dipermukaan tanah tidak mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih

(Sutanto, 2002).

2.3 Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman. Pada

umumnya nitrogen dalam tanah diambil oleh tanaman dalam bentuk ammonium

(NH4+) dan nitrat (NO3-), tetapi nitrat yang terserap segera tereduksi menjadi ammonium melalui enzim yang mengandung molybdenum. Ion-ion ammonium

dan beberapa karbohidrat mengalami sintesis dalam daun dan diubah menjadi

asam amino, terutama terjadi dalam hijau daun. Dengan demikian, apabila unsur

nitrogen yang tersedia lebih banyak daripada unsur lainnya, dapat dihasilkan

protein lebih banyak dan daun dapat tumbuh lebih lebar, sebagai akibatnya maka

fotosintesis lebih banyak. Oleh sebab itu diduga lebarnya daun yang tersedia

bagi proses fotosintesis secara kasar sebanding dengan jumlah nitrogen yang


(38)

15

Peranan utama nitrogen bagi tanaman padi adalah untuk merangsang

pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya akar, batang, dan daun. Selain itu,

nitrogen berperan penting dalam mendorong pertumbuhan tanaman dengan cepat,

memperbaiki tingkat hasil, dan kualitas gabah melalui peningkatan jumlah

anakan, pengembangan luas daun, pembentukan gabah, serta pengisian gabah

(Marsono dan Paulus, 2002).

Pemupukan nitrogen akan meningkatkan kadar protein, kadar selulosa, zat hijau

daun, dan produksi tanaman. Untuk pertumbuhan yang optimum selama fase

vegetatif, pemupukan N harus diimbangi dengan pemupukan unsur lain.

Pembentukkan senyawa N organik tergantung pada imbangan ion-ion lain,

termasuk untuk pembentukan klorofil dan ion fosfat untuk sintesis asam nukleat

(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Menurut Syekhfani (1997), nitrogen berfungsi sebagai penyusunan komponen

penting organ tanaman, unsur yang terlibat dalam proses fotosintesis, merupakan

unsur kehidupan sel tanaman, penyusun klorofil, dan senyawa organik penting

lainnya. Pemberian pupuk nitrogen dapat meningkatkan pertumbuhan dan

produksi tanaman.

Pasokan nitrogen dalam tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam

kaitannya dengan pemeliharaan atau peningkatan kesuburan tanah, karena

kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan tanaman tidak tersedia begitu saja dan


(39)

16

tanaman. Oleh karena itu perlu penambahan unsur nitrogen dari luar dalam

bentuk pupuk Urea, ZA, dan dalam bentuk pupuk kandang ataupun pupuk hijau

(Sanchez, 1992).

Kadar N urea 45% - 46%, untuk perhitungan praktisnya dipergunakan patokan

45%, termasuk golongan pupuk yang higroskopis dimana pada kelembaban relatif

73% sudah mulai menarik air dari udara. Berbentuk kristal (butir-butir) putih

bergaris tengah ± 1 mm, larut dalam air, yang dengan pengaruh dan peranan jasad

renik di dalam tanah diubah menjadi amoniumkarbonat. Reaksi fisiologis urea

adalah asam lemah (Mulyani, 1995).

Tujuan utama dari pemberian pupuk N adalah untuk meningkatkan hasil bahan

kering. Pada tanaman padi-padian, pemberian nitrogen dapat memperbesar

ukuran butir dan meningkatkan persentase protein dalam biji. Biasanya, tanaman

mengambil 30 - 70% dari N yang diberikan, bergantung pada jenis tanaman,

tingkat dan jumlah N yang diberikan (Engelstad, 1997).

Hasil penelitian Hartoyo, Isnaini, dan Maryati (1997), menunjukkan bahwa

pemberian pupuk Urea dalam bentuk pill dan tablet dapat meningkatkan tinggi

tanaman, jumlah anakan maksimum, dan bobot kering pupus serta bobot kering

tanaman saat panen, banyaknya malai per tanaman, banyaknya gabah per malai,


(40)

17

2.4 Efisiensi Serapan Nitrogen

Efisiensi N merupakan persentase akumulasi hara N yang terserap atau

termanfaatkan oleh tanaman dari jumlah pupuk N yang diberikan ke dalam tanah

(Roehan dan Partohardjono, 1994). Disamping itu, Hakim dkk. (1986),

menyatakan bahwa efisiensi pemupukan nitrogen di daerah tropik basah

umumnya rendah.

Tanaman padi yang kekurangan nitrogen anakannya sedikit dan pertumbuhannya

kerdil. Daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan mulai mati dari ujung

kemudian menjalar ke tengah helai daun. Sedangkan jika nitrogen diberikan

berlebih akan mengakibatkan kerugian yakni melunakkan jerami dan

menyebabkan tanaman mudah rebah, menurunkan kualitas hasil tanaman,dan

dalam beberapa hal dapat melemahkan tanaman terhadap serangan hama dan

penyakit (Soepardi, 1983).

Untuk itu pengukuran efisiensi N perlu dilakukan agar dapat diketahui jumlah N

yang termanfaatkan oleh tanaman dari jumlah pupuk yang diberikan. Efisiensi

pemupukan N tergantung kepada tipe tanah, takaran N, musim, dan kombinasi

dengan hara lain. Tipe tanah sangat erat kaitannya dengan efisiensi, sebab

ketersediaan N tergantung dari tekstur, N total tanah, kandungan liat, dan KTK


(41)

18

Dalam praktek pemupukan, nitrogen yang diserap oleh tanaman hanya berkisar

antara 22 - 65%. Secara umum efisiensi serapan nitrogen pada lahan kering hanya

bisa mencapai 45% dan sisanya sekitar 55% tidak dapat dimanfaatkan oleh

tanaman (Jipelos, 1989). Dari hasil penelitian Widyawati (2007), dengan

penambahan pupuk organik 2 ton/ha dan 50 kg/ha urea + 100 kg/ha SP-36 + 50

kg/ha ZA mampu meningkatkan serapan N tanaman padi sebesar 40,71%.

Upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk N dapat dilakukan dengan menanam varietas unggul yang tanggap terhadap pemberian N serta memperbaiki cara budidaya tanaman, yang mencakup pengaturan kepadatan tanaman, pengairan yang tepat, serta pemberian pupuk N secara tepat baik takaran, cara dan waktu pemberian maupun sumber N (Wahid, 2003).

Efisiensi pemupukan sangat ditentukan oleh pola sebaran daun dan kemampuan

tanaman dalam memanfaatkan hara dan air dari dalam tanah. Efisiensi tinggi

selain dapat meningkatkan hasil tanaman juga menghemat pemakaian pupuk serta


(42)

1

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang merupakan penelitian jangka panjang tahun ke-27 ini dilakukan di

lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105°13’45,5” – 105°13’48,0”

BT dan 05°21’19,6” – 05°21’19,7” LS, dengan elevasi 122 mdari permukaan laut

(Utomo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai

dengan Maret 2015.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih padi gogo

varietas Inpago 8, herbisida Roundup dan Lindomin, pupuk Urea, SP-36, dan

KCl, dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian. Alat-alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, koret, bor tanah, timbangan, tali

plastik, alat tulis, alat untuk kebutuhan analisa di laboratorium, dan alat-alat lain


(43)

20

3.3 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

yang disusun secara faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah sistem

olah tanah jangka panjang yaitu T1 = Olah Tanah Intensif (OTI), T2 = Olah Tanah Minimum (OTM), T3 = Tanpa Olah Tanah (TOT), dan faktor kedua adalah pemupukan nitrogen jangka panjang yaitu No = 0 kg N ha-1, N1 = 50 kg N ha-1, dan N2 = 100 kg N ha-1.

Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan

Agroteknologi dan Laboratoium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan

Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar

Lampung. Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan uji Barlet dan

adifitasnya dengan uji Tukey serta diolah dengan analisis ragam dan dilanjutkan

dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pengolahan tanah

Pada petak tanpa olah tanah (TOT) tanah tidak diolah sama sekali, gulma yang

tumbuh dikendalikan dengan menggunakan herbisida Roundup dengan dosis 3 - 5

liter ha¯1dan Lindomin dengan dosis 0,5 - 1 liter ha¯1 pada dua minggu sebelum tanam dan gulmanya digunakan sebagai mulsa. Pada petak olah tanah minimum

(OTM) gulma yang tumbuh dibersihkan dari petak percobaan menggunakan koret,

kemudian gulma digunakan sebagai mulsa. Pada petak olah tanah intensif (OTI)


(44)

21

3.4.2 Pembuatan petak percobaan dan penanaman

Lahan dibagi menjadi 36 petak percobaan dengan ukuran tiap petaknya 4 m x 6 m

dan jarak antarpetak percobaan yaitu 0,5 m. Penanaman benih padi gogo varietas

Inpago 8 dengan cara membuat lubang tanam dengan jarak 20 cm x 25 cm,

setelah itu ditanami 3 - 4 benih padi gogo per lubang tanam.

3.4.3 Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan cara dilarik diantara barisan tanaman. Pupuk

SP-36 dengan dosis 100 kg ha-1 dan KCl dengan dosis 50 kg ha-1diberikan pada saat padi gogo berumur satu minggu setelah tanam, sedangkan pupuk urea dengan

dosis 0 kg N ha-1, 50 kg N ha-1, atau 100 kg N ha-1 diberikan dua kali yaitu sepertiga dosis pada saat padi gogo berumur satu minggu setelah tanam dan

duapertiga dosis pada saat padi gogo memasuki fase vegetatif maksimum yakni

delapan minggu setelah tanam.

3.4.4 Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan, serta pengendalian hama dan

penyakit. Penyulaman dilakukan pada lubang tanam yang tidak tumbuh benih

padi gogo dan dilaksanakan satu minggu setelah tanam. Penyiangan dilakukan

dengan mencabut dan mengoret gulma yang tumbuh di petak percobaan yang

dilaksanakan delapan minggu setelah tanam. Pengendalian hama burung

dilakukan dengan memasang pengusir burung dan dilaksanakan pada fase


(45)

22

3.4.5 Panen

Pemanenan padi gogo dilakukan pada fase generatif saat matang kuning atau

matang fisiologis yakni delapanbelas minggu setelah tanam. Panen padi gogo

ditandai dengan tanaman sudah tampak kering, isi gabah telah keras, dan gabah

telah menguning.

3.4.6 Analisis laboratorium

Analisis laboratorium meliputi analisis kimia tanah awal dan akhir (sebelum

tanam dan setelah panen). Analisis jaringan tanaman padi gogo (brangkasan dan

gabah tanpa akar) dilakukan setelah panen.

Analisis tanah meliputi kandungan N-total, C-organik, dan pH. Pada setiap petak

percobaan titik pengambilan sampel tanah dibor sedalam 20 cm setelah itu sampel

tanah dikeringanginkan dan disaring hingga lolos ayakan 2 mm kemudian

dianalisis.

Pengamatan tanaman dilakukan terhadap bobot kering, serapan N-total, serapan

C-organik, serta efisiensi serapan nitrogen pada tanaman. Analisis tanaman

dilakukan setelah panen dengan cara mengambil sampel tanaman pada setiap

petak percobaan dengan luas 1 m2 lalu dipotong-potong sekitar 5 cm dan dimasukkan ke dalam kantong kertas yang telah disiapkan. Selanjutnya sampel

tanaman dikeringkan dalam oven pada suhu 70oC selama 72 jam atau sampai beratnya tetap. Setelah kering tanaman ditimbang, digiling halus, dan dilakukan


(46)

23

Serapan N-total, Metode Elementar Analyzer

Serapan N tanaman (kg N ha-1) = kadar N (%) x bobot kering (kg N ha-1) 100

(Sulaeman dkk., 2005).

Efisiensi Serapan N (ESN) tanaman

ESN = SP SK x 100% HP

Keterangan :

SP : Serapan N pada tanaman yang dipupuk (kg N ha-1) SK : Serapan N pada tanaman yang tidak dipupuk (kg N ha-1) HP : Pupuk N yang diberikan (kg N ha-1) (Yuwono, 2004).

Sedangkan variabel pendukung yang akan diamati yaitu :

a. pH tanah, Metode Elektrometrik (Sulaeman dkk., 2005).

b. C-organik tanah, Metode Elementar Analyzer (Spesifikasi alat, 2015).

c. N-total tanah, Metode Elementar Analyzer (Spesifikasi alat, 2015).


(47)

38

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Efisiensi serapan nitrogen antara sistem olah tanah OTM, TOT, dan OTI

tidak berbeda nyata, dengan rerata mencapai 20,42%, 22,15%, dan 27,26%.

2. Efisiensi serapan nitrogen antara pemupukan nitrogen dosis 50 kg N ha¯¹

dan 100 kg N ha¯¹ tidak berbeda nyata, dengan rerata mencapai 20,07% dan

26,49%.

3. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan pemupukan

nitrogen jangka panjang terhadap efisiensi serapan nitrogen.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis menyarankan untuk:

1. Dilakukan penelitian terhadap efisiensi serapan nitrogen pada akar tanaman

padi gogo.

2. Dilakukan penelitian terhadap berbagai macam unsur hara yang terdapat pada


(48)

1

PUSTAKA ACUAN

Abdurachman, A., A. Dariah, dan A. Rachman. 1998. Peranan pengolahan tanah dalam meningkatkan kesuburan (fisika, kimia, dan biologi) tanah.

Prosiding Seminar Nasional VI Budidaya Olah Tanah Konservasi. Padang, 24 - 25 Maret 1998. Hlm 14 - 25.

Abrol, Y.P., S.R. Catterje, P.A. Kumar, V. Jain. 2007. Improvement in Nitrogen use Efficiency: Physiological and Molecular Approacheses. Http://www. ias.ac.m//aurrsci/may25/articles.26.htm. Diakses 2 Agustus 2015.

Adiningsih, S.J., I.G.P. Wigena, S. Rochayati, W. Hartatik, dan S. Desire. 1987. Penelitian Efesiensi Pemupukan di Kuamang Kuning Jambi. 4172 hlm. Dalam Penelitian Pola Usahatani Terpadu di Daerah Transmigrasi Jambi. Pusat Penelitian Tanah. Badan Litbang Pertanian.

Adisarwanto, T. 2000.Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering. Penebar Swadaya. Jakarta.

Adnan, Hasanuddin, dan Manfarizah. 2012. Aplikasi Beberapa Dosis Herbisida Glifosat dan Paraquat pada Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) serta

Pengaruhnya terhadap Sifat Kimia Tanah, Karakteristik Gulma dan Hasil Kedelai.J. Agrista. Vol. 16 (3): 135 145.

Alavan, A. 2015. Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza sativaL.).J. Floratek 10: 61 68.

Ardiansyah, R. 2014. Pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap struktur tanah, bobot isi, ruang pori total, dan kekerasan tanah pada pertanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). (Skripsi).

Universitas Lampung. Bandar Lampung. 56 hlm.

Augstburger, F., J. Berger, U. Censkowsky, P. Heid, J. Milz, C. Streit, V. Panyakul, and K.D. Braber. 2002. Organic Farming in the Tropics and Subtropics Exemplary Description of 20 Crops Rice.Naturland e.V. 1st edition.


(49)

40

Badan Pusat Statistik. 2013.Produktivitas Padi di Provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik. Lampung.

Brady, N.C., and R.R. Weil. 2008. The Nature and properties of soil. Person Education International, New Jersey. 965 p.

Chen, C.R., Xu, Z.H., and Mathers, N.J. 2004. Soil carbon pools in adjacent natural and plantation forests of subtropical Australia. Soil Sci. Soc. Am. J. 68, 282 291.

Djajadi, M. Sholeh, dan N. Sudibyo. 2002. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik ZA dan SP-36 terhadap Hasil dan Mutu Tanaman Tembakau Temanggung pada Tanah Andisol.J. Littri. 8 (1): 32 - 38.

Dobermann and Fairhurst. 2000.Rice Nutrient Disorder and Nutrient

Management. International Rice Research Institute. Philippines. 201 p. Edriani. 2010. Sifat Fisika dan Kadar Air Tanah akibat Penerapan Olah Tanah

Konservasi.J. Hidrolitan. Vol. 1 (1): 26 34.

Engelstad, O.P. 1997.Teknologi dan Penggunaan Pupuk (diterjemahkan oleh Didiek H.G.). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 799 hlm.

Foth, H. D. 1994.Dasar Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta. 373 hlm. Gill, W.R. and G.E. Vanden Berg. 1967. Soil Dynamics in Tillage and Traction.

USDA Agric. Handb. N. 316. U.S. Government Printing Office, Washington, DC. 22 p.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B Hong, dan H. Bailey. 1986.Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Universitas

Lampung. Lampung.

Hanafiah, A.S., T. Sabrina, dan H. Guchi. 2009.Biologi dan Ekologi Tanah. Universitas Sumatera Utara Press. Medan. 146 hlm.

Hartoyo, H., S. Isnaini, dan Maryati. 1997. Pertumbuhan dan hasil padi serta N tanah akibat pemupukan N urea tablet pada tanah sawah. Prosiding Seminar Nasional. Bandar Lampung. Hlm 239 - 243.

Hasanuddin. 2003. Peningkatan Ketersediaan dan Serapan Hara N dan P serta Hasil Tanaman Jagung melalui Inokulasi MikorizaAzotobacter dan Bahan Organik pada Tanah Ultisol.J. Ilmu Pertanian Indonesia. 5 (2): 83 - 89.


(50)

41

Idawati dan Haryanto. 2001.Kombinasi Bahan Organik dan Pupuk N Inorganik untuk meningkatkan Hasil dan Serapan N Padi Gogo: Risalah

Petemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi Isolop dan Radiasi. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN. Jakarta. Hlm 287 293.

Jipelos, M.J. 1989.Uptake of Nitrogen From Urea Fertilizer for rice and Oil Palm. InNutrient Management for Food Crops Production in Tropical Farming System (Eds. J. Var der Heide). Institute for SoilFertility (IB) haren, The Netherland: 187 204.

Kurtural, S. K., and G. Schwab. 2005.Acidification of Vineyard Soils by Nitrogen Fertilizers. Cooperative Extension Service. Horticulture Department University of Kentucky. 173– 199 p.

Lal, R. 1989. Conservation Tillage for Sustainable Agriculture. Tropics Versus Temperatur Enviroments.Advances in Agronomy. 42: 85 - 197.

Ma, B.L., L.M. Dwyer, and E.G. Gregorich. 1999. Soil Nitrogen Amendment Effects on Seasonal Nitrogen Mineralization and Nitrogen Cycling in Maize Production.Agron J. 91: 1003 - 1009.

Marsono dan S. Paulus. 2002.Pupuk Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mahboubi, A.A., R. Lal and N.R. Faussey. 1993. Twenty Eight of Tillage Effect on Two Soils in Ohio. (Soil Science). 57: 506 512.

Mulyadi, J.J. Sasa, T. Sopiawati, dan S. Partohardjono. 2001. Pengaruh cara olah tanah dan pemupukan terhadap hasil gabah dan emisi gas metan dari pola tanam padi–padi di lahan sawah. Penelitian. Pertanian Tanaman Pangan. 20 (3): 24 28.

Mulyani, M.S. 1995.Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Musfal. 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk meningkatkan hasil

tanaman jagung.J. LitbangPertanian. 29 (4): 154 - 158.

Niswati, A., M. Utomo, dan S.G. Nugroho. 1994. Dampak mikrobiologi tanah penerapan teknik tanpa olah tanah dengan herbisida amino glifosat secara terus-menerus pada lahan kering di Lampung. Laporan Penelitian DP3M. Universitas Lampung.

Notohadiprawiro, T., S. Soekodarmodjo, E. Sukana. 2006. Peranan Pupuk dalam Pembanguna Pertanian. Http://soil.faperta.ugm.ac.id. Diakses 1 Agustus 2015.


(51)

42

Nugraha, Ahmad. 1990.Penerapan Teknologi Pemanenan dengan Sabit. Kompilasi hasil penelitian 1988/1989. Pascapanen Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi.

Nursyamsi, D., L.O. Syafuan, dan D.W. Purnomo. 2005. Peranan Bahan Organik dan Dolomit dalam memperbaiki Sifat-sifat Tanah Podsolik dan

Pertumbuhan Jagung (Zea maysL.).J. Penelit Pertan. 24 (2): 118 - 129. Nyanjang, R., A.A. Salim, dan Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk

NPK 25-7-7 terhadap Peningkatan Produksi Mutu pada Tanaman Menghasilkan di Tanah Andisols. PT. Perkebunan Nusantara XII. Prosiding. Hlm 133 145.

Pulung, M.A. 2005.Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 287 hlm.

Randhawa, J. Gurinder, S.B. Manoranjan, H.V.C. Chalam, V. Tyagi and D.D. Verma. 2006. Document on Biology of Rice (Oryza sativa L.) in India. National Bureau of Plant Genetic Resources and Project Coordinating and Monitoring Unit, Ministry of Environment and Forests, New Delhi. 78 102 p.

Reijntjes, C., B. Haverkort dan A. Waters-Bayer. 1999.Pertanian Masa Depan : Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah (diterjemahkan oleh Y. Sukoco). Kanisius. Yogyakarta. 69 hlm.

Roehan, S. dan S. Partohardjono. 1994. Status hara N Padi Sawah di dalam Kaitannya dengan Efisiensi Pupuk. J. Penelitian Pertanian. 14 (1): 8 - 3.

Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002.Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Sanchez, P.A. 1992.Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Diterjemahkan oleh Johara T. Jayadinata. Penerbit ITB. Bandung.

Sarief, S.E. 1989.Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Sirrapa, M.P. 2003. Penentuan Batas Kritis dan Dosis Pemupukan N untuk Tanaman Jagung di lahan Kering pada Tanah Typic Usthorthents.J. Ilmu Tanah dan Lingkungan. 2 (3): 25 - 37.

Soemardi, S. 1982.Evaluasi Hasil Penelitian Peningkatan Mutu Padi dan Palawija. Risalah Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Cibogo, 5 - 6 April 1982. Bogor.

Soepardi, G. 1983.Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(52)

43

Sulaeman, Suparto, dan Eviati. 2005.Petunjuk Teknis: Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 136 hlm. Sulistyono, E., Suwarto, dan Y. Ramdiani. 2005.Defisit Evapotranspirasi

sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo.Bul. Agron. (33) (1): 6 - 11.

Supriyo, A. dan R. Sutanto. 1999. Pengelolaan Bahan Organik untuk

Keberlanjutan Hasil Pola Tumpang Gilir Jagung-Kacang Tanah pada Tanah Kering Masam. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik. Palembang. Hlm 109 128.

Suripin. 2004.Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Andi Press. Yogyakarta. Sutanto, R. 2002.Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 206 hlm. Sutono, S., A. Abdurachman, dan I. Juarsah. 1996. Perbaikan Tanah Podsolik

Merah Kuning (Haplorthox) menggunakan Bahan Organik dan Anorganik: Suatu Percobaan Rumah Kasa. Prossiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Puslittanak. Hlm 23 27.

Sutedjo, M.M. dan A.G. Kartasapoetra. 1988.Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara. Jakarta.

Sutedjo, M.M. dan A.G. Kartasapoetra. 2002.Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hlm.

Suwandi dan Y. Hilman. 1992. Penggunaan pupuk N dan TSP pada bawang

merah.Bul. Penel. Hort. 22 (4): 28 - 40.

Suwardjono. 2004.Pengaruh beberapa Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah. Http//www.ut.ac.id/jmst/ J./suwardjono/pengaruh.htm. Diakses 12 September 2014.

Syekhfani. 1997.Hara, Air Tanah, dan Tanaman. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang.

Tate, R.L. 1987. Soil Organic Matter: Biological and Ecological Effect. Wiley/Interscience, New York, NY, USA. 22 p.

Tjitrosoepomo, G. 1994.Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Toha, H.M. 2005.Padi Gogo dan Pola Pengembangannya. Departemen Pertanian. Jakarta. 48 hlm.


(53)

44

Turmudi, E. 1999. Efektifitas pemupukan nitrogen dan inokulasiBradyrhizobium japonicorapada sistem pertanaman tumpang sari kedelai dan jagung. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Tyasmoro, S.T., B. Suprayoga dan A. Nugroho. 1995.Cara pengelolaan lahan yang berwawasan lingkungan dan budidaya tanaman sebagai upaya konservasi tanah di DAS brantas hulu. Prosiding Seminar Nasional Vol: 9 14. Budidaya Pertanian Olah Tanah Konservasi. Bandar Lampung.

Utomo, M. 1990. Budidaya pertanian tanpa olah tanah, teknologi untuk pertanian berkelanjutan. Direktorat Produksi Padi dan Palawija, Departemen

Pertanian. Jakarta.

Utomo, M. 1994. Degradasi tanah dan pertanian konservasi. Kursus Amdal Tipe A. 22 Agustus 3 September 1994. PSL Unila - Bappedal Pusat.

Utomo, M. 1995a. Kekerasan Tanah dan Serapan Hara Tanaman Jagung pada Olah Tanah Konservasi Jangka Panjang.J. Tanah Tropika. 1: 1 - 7. Utomo, M. 1995b. Sistem olah tanah konservasi dan pertanian berkelanjutan.

Sarasehan tentang Kebijakan Pertanian Berkelanjutan. Kantor Menteri Lingkungan Hidup. Jakarta. 9 Maret 1995.

Utomo, M. 2006.Pengelolaan Lahan Kering Berkelanjutan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 25 hlm.

Utomo, M., H. Buchari dan I.S. Banuwa. 2009. Peran olah tanah konservasi jangka panjang dalam mitigasi pemanasan global: penyerapan karbon, pengurangan gas rumah kaca dan peningkatan produktivitas lahan. Laporan Akhir Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional. Tahun Pertama. DP2M.

Utomo, M. 2012.Tanpa Olah Tanah: Teknologi Pengelolaan Pertanian Lahan Kering. Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 110 hlm.

Wahid, A.S. 2003.Peningkatan Efisiensi Pupuk Nitrogen pada Padi Sawah dengan Metode Bagan Warna Daun.J. Litbang Pertanian. 22 (4): 156 - 161.

Widyawati, R. 2007. Kandungan N tanah sawah dan kualitas tanaman padi (Oryza sativa L.) akibat pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik di

Mojogedang. (Skripsi). Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Surakarta. Surakarta.

Winarso, S. 2005.Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta. 98 hlm.


(54)

45

Yasifun, N. 2008. Respon pertumbuhan, serapan hara dan efisiensi penggunaan hara tanaman kedelai (Glycine max) dan jagung (Zea mays) terhadap kompos yang diperkaya mikrob aktivator. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. 26 hlm.

Yoshida, S. 1981.Fundamental of Rice Crop Science. IRRI. Los Banos. Lagune. Philiphines.

Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Andi. Yogyakarta. 76 hlm.

Yuwono, N.W. 2004.Kesuburan Tanah. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 247 hlm.


(1)

Badan Pusat Statistik. 2013.Produktivitas Padi di Provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik. Lampung.

Brady, N.C., and R.R. Weil. 2008. The Nature and properties of soil. Person Education International, New Jersey. 965 p.

Chen, C.R., Xu, Z.H., and Mathers, N.J. 2004. Soil carbon pools in adjacent natural and plantation forests of subtropical Australia. Soil Sci. Soc. Am. J. 68, 282 291.

Djajadi, M. Sholeh, dan N. Sudibyo. 2002. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik ZA dan SP-36 terhadap Hasil dan Mutu Tanaman Tembakau Temanggung pada Tanah Andisol.J. Littri. 8 (1): 32 - 38.

Dobermann and Fairhurst. 2000.Rice Nutrient Disorder and Nutrient

Management. International Rice Research Institute. Philippines. 201 p. Edriani. 2010. Sifat Fisika dan Kadar Air Tanah akibat Penerapan Olah Tanah

Konservasi.J. Hidrolitan. Vol. 1 (1): 26 34.

Engelstad, O.P. 1997.Teknologi dan Penggunaan Pupuk (diterjemahkan oleh Didiek H.G.). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 799 hlm. Foth, H. D. 1994.Dasar Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta. 373 hlm. Gill, W.R. and G.E. Vanden Berg. 1967. Soil Dynamics in Tillage and Traction.

USDA Agric. Handb. N. 316. U.S. Government Printing Office, Washington, DC. 22 p.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B Hong, dan H. Bailey. 1986.Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Universitas

Lampung. Lampung.

Hanafiah, A.S., T. Sabrina, dan H. Guchi. 2009.Biologi dan Ekologi Tanah. Universitas Sumatera Utara Press. Medan. 146 hlm.

Hartoyo, H., S. Isnaini, dan Maryati. 1997. Pertumbuhan dan hasil padi serta N tanah akibat pemupukan N urea tablet pada tanah sawah. Prosiding Seminar Nasional. Bandar Lampung. Hlm 239 - 243.

Hasanuddin. 2003. Peningkatan Ketersediaan dan Serapan Hara N dan P serta Hasil Tanaman Jagung melalui Inokulasi MikorizaAzotobacter dan Bahan Organik pada Tanah Ultisol.J. Ilmu Pertanian Indonesia. 5 (2): 83 - 89.


(2)

Idawati dan Haryanto. 2001.Kombinasi Bahan Organik dan Pupuk N Inorganik untuk meningkatkan Hasil dan Serapan N Padi Gogo: Risalah

Petemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi Isolop dan Radiasi. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN. Jakarta. Hlm 287 293.

Jipelos, M.J. 1989.Uptake of Nitrogen From Urea Fertilizer for rice and Oil Palm. InNutrient Management for Food Crops Production in Tropical Farming System (Eds. J. Var der Heide). Institute for SoilFertility (IB) haren, The Netherland: 187 204.

Kurtural, S. K., and G. Schwab. 2005.Acidification of Vineyard Soils by Nitrogen Fertilizers. Cooperative Extension Service. Horticulture Department University of Kentucky. 173– 199 p.

Lal, R. 1989. Conservation Tillage for Sustainable Agriculture. Tropics Versus Temperatur Enviroments.Advances in Agronomy. 42: 85 - 197.

Ma, B.L., L.M. Dwyer, and E.G. Gregorich. 1999. Soil Nitrogen Amendment Effects on Seasonal Nitrogen Mineralization and Nitrogen Cycling in Maize Production.Agron J. 91: 1003 - 1009.

Marsono dan S. Paulus. 2002.Pupuk Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mahboubi, A.A., R. Lal and N.R. Faussey. 1993. Twenty Eight of Tillage Effect on Two Soils in Ohio. (Soil Science). 57: 506 512.

Mulyadi, J.J. Sasa, T. Sopiawati, dan S. Partohardjono. 2001. Pengaruh cara olah tanah dan pemupukan terhadap hasil gabah dan emisi gas metan dari pola tanam padi–padi di lahan sawah. Penelitian. Pertanian Tanaman Pangan. 20 (3): 24 28.

Mulyani, M.S. 1995.Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Musfal. 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk meningkatkan hasil

tanaman jagung.J. LitbangPertanian. 29 (4): 154 - 158.

Niswati, A., M. Utomo, dan S.G. Nugroho. 1994. Dampak mikrobiologi tanah penerapan teknik tanpa olah tanah dengan herbisida amino glifosat secara terus-menerus pada lahan kering di Lampung. Laporan Penelitian DP3M. Universitas Lampung.

Notohadiprawiro, T., S. Soekodarmodjo, E. Sukana. 2006. Peranan Pupuk dalam Pembanguna Pertanian. Http://soil.faperta.ugm.ac.id. Diakses 1 Agustus 2015.


(3)

Nugraha, Ahmad. 1990.Penerapan Teknologi Pemanenan dengan Sabit. Kompilasi hasil penelitian 1988/1989. Pascapanen Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi.

Nursyamsi, D., L.O. Syafuan, dan D.W. Purnomo. 2005. Peranan Bahan Organik dan Dolomit dalam memperbaiki Sifat-sifat Tanah Podsolik dan

Pertumbuhan Jagung (Zea maysL.).J. Penelit Pertan. 24 (2): 118 - 129. Nyanjang, R., A.A. Salim, dan Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk

NPK 25-7-7 terhadap Peningkatan Produksi Mutu pada Tanaman Menghasilkan di Tanah Andisols. PT. Perkebunan Nusantara XII. Prosiding. Hlm 133 145.

Pulung, M.A. 2005.Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 287 hlm.

Randhawa, J. Gurinder, S.B. Manoranjan, H.V.C. Chalam, V. Tyagi and D.D. Verma. 2006. Document on Biology of Rice (Oryza sativa L.) in India. National Bureau of Plant Genetic Resources and Project Coordinating and Monitoring Unit, Ministry of Environment and Forests, New Delhi. 78 102 p.

Reijntjes, C., B. Haverkort dan A. Waters-Bayer. 1999.Pertanian Masa Depan : Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah (diterjemahkan oleh Y. Sukoco). Kanisius. Yogyakarta. 69 hlm. Roehan, S. dan S. Partohardjono. 1994. Status hara N Padi Sawah di dalam

Kaitannya dengan Efisiensi Pupuk. J. Penelitian Pertanian. 14 (1): 8 - 3. Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002.Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.

Yogyakarta.

Sanchez, P.A. 1992.Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Diterjemahkan oleh Johara T. Jayadinata. Penerbit ITB. Bandung.

Sarief, S.E. 1989.Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Sirrapa, M.P. 2003. Penentuan Batas Kritis dan Dosis Pemupukan N untuk Tanaman Jagung di lahan Kering pada Tanah Typic Usthorthents.J. Ilmu Tanah dan Lingkungan. 2 (3): 25 - 37.

Soemardi, S. 1982.Evaluasi Hasil Penelitian Peningkatan Mutu Padi dan Palawija. Risalah Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Cibogo, 5 - 6 April 1982. Bogor.

Soepardi, G. 1983.Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(4)

Sulaeman, Suparto, dan Eviati. 2005.Petunjuk Teknis: Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 136 hlm. Sulistyono, E., Suwarto, dan Y. Ramdiani. 2005.Defisit Evapotranspirasi

sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo.Bul. Agron. (33) (1): 6 - 11.

Supriyo, A. dan R. Sutanto. 1999. Pengelolaan Bahan Organik untuk

Keberlanjutan Hasil Pola Tumpang Gilir Jagung-Kacang Tanah pada Tanah Kering Masam. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik. Palembang. Hlm 109 128.

Suripin. 2004.Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Andi Press. Yogyakarta. Sutanto, R. 2002.Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 206 hlm. Sutono, S., A. Abdurachman, dan I. Juarsah. 1996. Perbaikan Tanah Podsolik

Merah Kuning (Haplorthox) menggunakan Bahan Organik dan Anorganik: Suatu Percobaan Rumah Kasa. Prossiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Puslittanak. Hlm 23 27.

Sutedjo, M.M. dan A.G. Kartasapoetra. 1988.Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara. Jakarta.

Sutedjo, M.M. dan A.G. Kartasapoetra. 2002.Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hlm.

Suwandi dan Y. Hilman. 1992. Penggunaan pupuk N dan TSP pada bawang merah.Bul. Penel. Hort. 22 (4): 28 - 40.

Suwardjono. 2004.Pengaruh beberapa Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah. Http//www.ut.ac.id/jmst/ J./suwardjono/pengaruh.htm. Diakses 12 September 2014.

Syekhfani. 1997.Hara, Air Tanah, dan Tanaman. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang.

Tate, R.L. 1987. Soil Organic Matter: Biological and Ecological Effect. Wiley/Interscience, New York, NY, USA. 22 p.

Tjitrosoepomo, G. 1994.Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Toha, H.M. 2005.Padi Gogo dan Pola Pengembangannya. Departemen Pertanian. Jakarta. 48 hlm.


(5)

Turmudi, E. 1999. Efektifitas pemupukan nitrogen dan inokulasiBradyrhizobium japonicorapada sistem pertanaman tumpang sari kedelai dan jagung. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu. Tyasmoro, S.T., B. Suprayoga dan A. Nugroho. 1995.Cara pengelolaan lahan

yang berwawasan lingkungan dan budidaya tanaman sebagai upaya konservasi tanah di DAS brantas hulu. Prosiding Seminar Nasional Vol: 9 14. Budidaya Pertanian Olah Tanah Konservasi. Bandar Lampung. Utomo, M. 1990. Budidaya pertanian tanpa olah tanah, teknologi untuk pertanian

berkelanjutan. Direktorat Produksi Padi dan Palawija, Departemen Pertanian. Jakarta.

Utomo, M. 1994. Degradasi tanah dan pertanian konservasi. Kursus Amdal Tipe A. 22 Agustus 3 September 1994. PSL Unila - Bappedal Pusat.

Utomo, M. 1995a. Kekerasan Tanah dan Serapan Hara Tanaman Jagung pada Olah Tanah Konservasi Jangka Panjang.J. Tanah Tropika. 1: 1 - 7. Utomo, M. 1995b. Sistem olah tanah konservasi dan pertanian berkelanjutan.

Sarasehan tentang Kebijakan Pertanian Berkelanjutan. Kantor Menteri Lingkungan Hidup. Jakarta. 9 Maret 1995.

Utomo, M. 2006.Pengelolaan Lahan Kering Berkelanjutan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 25 hlm.

Utomo, M., H. Buchari dan I.S. Banuwa. 2009. Peran olah tanah konservasi jangka panjang dalam mitigasi pemanasan global: penyerapan karbon, pengurangan gas rumah kaca dan peningkatan produktivitas lahan. Laporan Akhir Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional. Tahun Pertama. DP2M.

Utomo, M. 2012.Tanpa Olah Tanah: Teknologi Pengelolaan Pertanian Lahan Kering. Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 110 hlm.

Wahid, A.S. 2003.Peningkatan Efisiensi Pupuk Nitrogen pada Padi Sawah dengan Metode Bagan Warna Daun.J. Litbang Pertanian. 22 (4): 156 - 161.

Widyawati, R. 2007. Kandungan N tanah sawah dan kualitas tanaman padi (Oryza sativa L.) akibat pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik di

Mojogedang. (Skripsi). Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Surakarta. Surakarta.

Winarso, S. 2005.Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta. 98 hlm.


(6)

Yasifun, N. 2008. Respon pertumbuhan, serapan hara dan efisiensi penggunaan hara tanaman kedelai (Glycine max) dan jagung (Zea mays) terhadap kompos yang diperkaya mikrob aktivator. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. 26 hlm.

Yoshida, S. 1981.Fundamental of Rice Crop Science. IRRI. Los Banos. Lagune. Philiphines.

Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Andi. Yogyakarta. 76 hlm.

Yuwono, N.W. 2004.Kesuburan Tanah. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 247 hlm.


Dokumen yang terkait

Evaluasi Keragaman Karakter Vegetatif Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.)

0 31 45

PENGARUH OLAH TANAH KONSERVASI DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP UNSUR HARA, SERAPAN N DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L.) DI LAHAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

0 10 40

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH KONSERVASI DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP N-TOTAL DAN NITRAT TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI KEBUN PERCOBAAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2 30 60

PENGARUH OLAH TANAH KONSERVASI DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP TOTAL BAKTERI TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN JAGUNG DI TANAH ULTISOL

0 2 10

PENGARUH PEMUPUKAN NITROGEN DAN SISTEM OLAH TANAH JANGKA PANJANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO (Oryza sativa L.) TAHUN KE-27 DI LAHAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

1 36 62

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI MESOFAUNA PADA SERASAH TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa L.) MUSIM TANAM KE-46

1 12 47

PENGARUH OLAH TANAH DANPEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP KEMANTAPAN AGREGAT PADA PERTANAMAN PADIGOGO (Oryza sativa L.) DI LAHAN POLINELA BANDAR LAMPUNG

0 4 51

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP JUMLAH SPORA MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR DAN INFEKSI AKAR TANAMAN PADI GOGO VARIETAS INPAGO-8 PADA MUSIM TANAM KE-46

0 5 50

Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pemupukan Nitrogen terhadap Padi Gogo (Oryza sativa L.) Pada Bekas Lahan Alang-alang

0 6 90

PENGARUH PEMUPUKAN NITROGEN DAN SISTEM OLAH TANAH JANGKA PANJANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO (Oryza sativa L.) TAHUN KE-27 DI LAHAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

0 0 7