Tujuan Penelitian Manfaat PENDAHULUAN

Haliman dan Adijaya 2004 menjelaskan bahwa udang putih memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar eksoskeleton secara periodik moulting. Bagian tubuh udang putih sudah mengalami modifikasi sehingga dapat digunakan untuk keperluan makan, bergerak, dan membenamkan diri kedalam lumpur burrowing , dan memiliki organ sensor, seperti pada antenna dan antenula. Kordi 2007 juga menjelaskan bahwa kepala udang putih terdiri dari antena, antenula,dan 3 pasang maxilliped. Kepala udang putih juga dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan periopoda. Maxilliped sudah mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Pada ujung peripoda beruas-ruas yang berbentuk capit dactylus. Dactylus ada pada kaki ke-1, ke-2, dan ke-3. Abdomen terdiri dari 6 ruas. Pada bagian abdomen terdapat 5 pasang pleopoda kaki renang dan sepasang uropods ekor yang membentuk kipas bersama-sama telson ekor Suyanto dan Mujiman, 2003. Bentuk rostrum udang putih memanjang, langsing, dan pangkalnya hamper berbentuk segitiga. Uropoda berwarna merah kecoklatan dengan ujungnya kuning kemerah-merahan atau sedikit kebiruan, kulit tipis transparan. Warna tubuhnya putih kekuningan terdapat bintik-bintik coklat dan hijau pada ekor Wayban dan Sweeney, 1991. Udang betina dewasa tekstur punggungnya keras, ekor telson dan ekor kipas uropoda berwarna kebiru-biruan, sedangkan pada udang jantan dewasa memiliki ptasma yang simetris. Spesies ini dapat tumbuh mencapai panjang tubuh 23 cm Wyban dan Sweeney, 1991. Gambar 1. Morfologi Umum Udang Putih L. vannamei Haliman dan Dian, 2006 Keterangan 1. Chepalothorax bagian kepala 2. Rostrum cucuk kepala 3. Mata 4. Antennula sungut kecil 5. Prosartema 6. Antenna sungut besar 7. Maxilliped lat bantu rahang 8. Periopod kaki jalan 9. Pleopoda kaki renang 10. Telson ujung ekor 11. Uropoda ekor kipas

2. Aspek Biologis Udang Putih L. vannamei

Udang putih mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap salinitas yang luas dengan kisaran salinitas 0 sampai 50 ppt Tizol et al., 2004. Temperatur juga memiliki pengaruh yang besar pada pertumbuhan udang. Udang putih akan mati jika terpapar pada air dengan suhu dibawah 15 C atau diatas 33 C selama 24 jam atau lebih. Stres subletal dapat terjadi pada 15-22 o C dan 30-33 C. Temperatur yang cocok bagi pertumbuhan udang putih adalah 23-30 C. Pengaruh temperatur pada pertumbuhan udang putih adalah pada spesifitas tahap dan ukuran. Udang muda dapat tumbuh dengan baik dalam air dengan temperatur hangat, tapi semakin besar udang tersebut, maka temperatur optimum air akan menurun Wyban et al., 1991.

3. Daur Hidup Udang Putih L. vannamei

Siklus hidup udang putih dimulai dari udang dewasa yang melakukan pemijahan hingga terjadi fertilisasi. Setelah 16-17 jam dari fertilisasi, telur menetas menjadi larva nauplius. Tahap naupli tersebut memakan kuning telur yang tersimpan dalam tubuhnya danakan mengalami moulting, kemudian metamorphosis menjadi zoea. Zoea akan mengalami metamorfosis menjadi mysis. Mysis mulai terlihat seperti udang kecil memakan alga dan zooplankton. Setelah 3 sampai 4 hari, mysis mengalami metamorfosis menjadi postlarva. Tahap postlarva adalah tahap saat udang sudah mulai memiliki karakteristik udang dewasa. Keseluruhan proses dari tahap nauplii sampai postlarva membutuhkan waktu sekitar 12 hari. Kemudian post larva akan dilanjutkan ketahap juvenil Wyban dan Sweeney, 1991.

Dokumen yang terkait

Produksi Tokolan Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) Dalam Hapa Dengan Padat Penebaran Yang Berbeda

0 7 8

Zoea Syndrome (ZS) pada Larva Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)

0 0 6

The Effect of Filler Medium on Survival Rate of Vaname Shrimp (Litopenaeus vannamei) In Dry System Transportation

0 0 8

INSIDENSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI TELUK LAMPUNG INCIDENCE OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) OF WHITE LEG SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN LAMPUNG BAY

0 0 6

PEMANFAATAN BIOFLOK PADA BUDIDAYA UDANG VANAME ( Litopenaeus vannamei) INTENSIF

0 2 12

Total hemosit udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara pada salinitas 10 ppt dengan padat tebar berbeda Total Haemocytes of Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei) cultured at salinity of 10 ppt in various stocking density

0 1 8

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK YANG DIFERMENTASI DENGAN SUMBER KARBON YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) THE GROWTH OF WHITE SHRIMP (Litopenaeus vannamei) GIVEN PROBIOTIC CULTIVATED IN VARIOUS FERMENTED CARBON SOURCES

0 2 9

Perbandingan Pengelolaan Lingkungan pada Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Aplikasi Anorganik Chelated dengan Probiotik Comparison of Environment Management of Vaname Shrimp Farming (Litopenaeus vannamei) with the Application of Chelated

0 0 8

OPTIMASI WAKTU PERENDAMAN UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DALAM ELECTROLYZED REDUCED WATER DITINJAU DARI KARAKTERISTIK MUTU FISIK, KIMIA MIKROBIOLOGI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN OPTIMIZATION OF SOAKING TIME OF WHITE SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN ELECT

0 0 12

Penambahan Prebiotik Berbeda Pada Pakan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) The Addition Of Different Prebiotics On Feed To Increase White Shrimp Growth (Litopenaeus vannamei) - Repository UNRAM

0 0 21