Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Terhadap Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup...

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI
TERHADAP PENCEMARAN DAN PERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
(PT. Cisadane Sawit Raya Rantau Perapat)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora Pada Program Studi
Ilmu Hukum Pada Program PascaSarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh :

ZAIRIDA
027005046 / HUKUM PIDANA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2005
Zairida : Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Terhadap Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan…, 2005
USU Repository © 2007


CIVIL RESPONSIBILITY OF CORPORATION ON ENVIRONMENTAL P O L U T I O N A N D
DAMAGE
(PT. CISADANE SAWIT RAYA RANTAU PRAPAT)
Zairida*
Prof. Dr. Alvi Syarin, SH, MS**
Prof. H. Syamsul Arifin, SH, MFI**
Prof. Muhammad Daud, SH**
Abstract
Development in Indonesia, is, of course, remaining to be continued,
especially in economic development, sector of industry, absorbing many labors,
company that is able to process the agricultural products, and industry producing the
export good in order to increase the state devise; they will, directly or indirectly,
increase the people welfare. It can be said, that development is impossible to avoid. But
what is to notice will be what strategy the industry will use in their operation to not
produce the negative excess of their operation, such as pollution and damage of life
environment.
Against civil act committed by corporation or company that is qualified as
defendant, the responsibility to ask for action will be those who instructed (manager) on
the name behalf of corporation and actor, either by individual or group under name of

corporation in implementing the instruction of corporation manager. Therefore, in order to
solve the criminal practiced by corporation, in this case, it will be natural to impose on it
the civil punishment for not only damaging, but also for corporation or its corporation and
the managers.
In th is research th e p roblem to solv e is: Ho w is th e con tent o f civ il
responsibility of corporation in respect of effect on life environment, and civil
punishment on actors.
To solve the problem, the normative juridical method of research is used based
on legal materials in several laws and library, journal, newspapers. Magazines result or
seminars, and so on, according to the field facts, including interview in order to collect
the accurate data.

* Student of PPS USU Medan 2002
** Commission of instruction

Zairida : Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Terhadap Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan…, 2005
USU Repository © 2007

The research indicated the realization of case resolution is not suitable to concept
of civil responsibility in life environment as stipulated in the law number 23 of 1997,in other

hand, an individual based on work relationship or another relationship must be
responsible for actions that is not relevant to instruction and discretion in activities of
corporation in achieving the mutual goal that is damaging and destructive to human life,
including disturbed economic, ashme, flora and fauna burned, land failed torn sustain the water,
long slide, and flood in town.
And according to article 46 (1) of UUPLH, that what will be qualified as
defendant in criminal case is: Corporation or it's entity, same one ordering, or director,
or shareholders, and individual or group based on work relationship or another relationship,
either through individually or group.
Through financial system implemented by stipulation of sanction such as
prisonment, fine punishment, or discipline breaking (chapter 47 of UUPLH) will consist
of the robbery of profit gained from criminal action, fine for negligence, to place the
corporation under petition for at least three years.
Keywords:
-

Criminal responsibility
C o r p o r a t i o n
Pollution and damage of life environment


Zairida : Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Terhadap Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan…, 2005
USU Repository © 2007

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI TERHADAP PENCEMARAN DAN
PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(PT. CISADANE SAWIT RAYA RANTAU PRAPAT)
Zairida*
Prof. Dr. Alvi. Syahrin, SH, MH**
Prof. Syamsul Arifin, SH, MH**
Prof. Muhammad Daud, SH**

INTISARI
Pembangunan di Indonesia memang harus tetap dilanjutkan terutama pembangunan
ekonomi di sektor industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri yang dapat
mengolah hasil-hasil pertanian, dan industri yang menghasilkan barang-barang ekspor guna
menambah devisa negara yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu pembangunan industri tidak mungkin dapat
dihindarkan, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar pembangunan industri
yang dilakukan oleh perusahaan/ Korporasi tersebut tidak menimbulkan ekses-ekses negatif seperti
pencemaran atau perusakan lingkungan hidup.

Terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi yang dikualifikasi sebagai
tersangka/terdakwa maka yang dapat diminta pertanggungjawaban pidananya, adalah:
Orang yang memberikan perintah (pemimpin) atas nama badab hukum dan pelaku baik yang
dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang atas nama suatu korporasi dalam melaksanakan
kebijaksanaan pimpinan korporasi tersebut.
Oleh karena itu untuk mengatasi kejahatan yang dilakukan oleh korporasi, dalam hal ini
badan hukum maka sudah sewajarnya jika dikenakan hukuman pidana bukan hanya terhadap
pengurusnya saja, melainkan juga korporasinya atau korporasi dan pengurusnya sekaligus.
Dalam penelitian ini permasalahan yang ingin dijawab adalah: bagaimana konsep
pertanggungjawaban pidana korporasi dalam tindak pidana lingkungan hidup dan bagaimana
sistem pemidanaan tindak pidana korporasi bagi pelaku serta siapa saja yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidananya.

* Mahasiswi Program Pascasarjana Ilmu Hukum USU, Medan, 2002.
** Komisi Pembimbing

Zairida : Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Terhadap Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan…, 2005
USU Repository © 2007

Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian yuridis normatif

dimana penelitian didasarkan pada sumber bahan hukum yang terdapat dalam peraturan
perundang-undangan, kepustakaan, jurnal, surat kabar, majalah, hasil seminar dan lain-lain sesuai
fakta di lapangan berupa wawancara langsung sebagai data penunjang guna akurasi terhadap hasil
yang dipaparkan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan realisasi penyelesaian kasus tersebut
belum sesuai dengan pertanggungjawaban pidana di bidang lingkungan hidup sebagaimana
diatur dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPLH). Di sisi lain salah seorang berdasarkan hubungan kerja atau hubungan lain
bertanggung jawab atas tindakan yang tidak sesuai dengan instruksi/ kebijaksanaan dalam
aktivitas usaha korporasi dalam mencapai tujuan yang berakibat rusaknya bahkan terbakarnya
hutan yang berdampak negatif bagi kehidupan antara lain perekonomian terganggu, penyakitsesak
nafas, hewan dan tumbuh-tumbuhan mati terbakar, tanah tidak dapat berfungsi sebagai
penahan air sehingga ketika hujan langsung berdampak banjir di kota-kota.
Sedangkan seharusnya sesuai Pasal 46 ayat (1) UUPLH bahwa yang dikualifikasi
sebagai tersangka/terdakwa dalam kasus pidana ini adalah korporasi atau badan hukumnya, orang
yang memberi perintah atau direkturnya, pemimpin atau pemegang sahamnya dan perseorangan
atau kelompok orang yang berdasarkan hubungan kerja atau hubungan lain baik secara bersamasama ataupun sendiri-sendiri.
Dengan sistem pemidanaan yang dilakukan melalui penerapan sanksi berupa pidana
penjara, pidana denda, dan tindakan tata tertib (Pasal 47 UUPLH) terdiri atas: perampasan
keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana, penutupan perusahaan seluruhnya atau sebagian,

perbaikan akibat tindak pidana, mewajibkan atau meniadakan mengerjakan apa yang
dilalaikan tanpa hak, menempatkan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) tahun.

Kata Kunci :
Pertanggungjawaban pidana
Korporasi
Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Zairida : Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Terhadap Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan…, 2005
USU Repository © 2007