Evaluasi Pinjaman dan Pemetaan Hibah Luar Negeri Kementerian Kesehatan Tahun 2014
352.736
Edisi Februari 2015
EVALUASI PINJAMAN DAN
PEM ETAAN HIBAH LUAR NEGERI
KEM ENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2014
D5
...セ@ ..
BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
Ind
e
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
,I
352 .736
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Ind
Jenderal
e
Evaluasi pinjaman dan pemetaan hibah luar negeri
Kementerian Kesehatan tahun 2014.- - Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2015
ISBN 9786022358008
1. Judul
I. FINANCING CONSTRUCTION
II. HEALTH CARE ECONOMICS AND ORGANIZATION
-
- - --
-
---- --
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
Evaluasi Pinjaman dan
Pemetaan Hibah Luar Negeri
Kementerian Kesehatan tahun 2014
BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya buku Evaluasi Pinjaman dan Pemetaan Hibah Luar Negeri
Kementerian Kesehatan tahun 2014 dapat diselesaikan dengan baik.
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) di Kementerian Kesehatan telah
banyak berkontribusi dan bermanfaat untuk mendukung tugas dan fungsi
Kementerian Kesehatan dalam pembangunan kesehatan nasional, terutama untuk
kegiatan yang belum dapat diakomodir melalui dana APBN. Namun oleh karena
masih terbatasnya informasi terkait PHLN, maka diharapkan buku ini dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan walaupun masih pada informasi umum .
Buku ini memuat informasi mulai dari tahap pengusulan kegiatan PHLN hingga
tahap penutupan kegiatan bersumber PHLN, serta informasi pemetaan hibah luar
negeri yang ada di Kementerian Kesehatan. Dengan demikian diharapkan di masa
mendatang proses perencanaan, penganggaran dan pelaporan kegiatan bersumber
PHLN dapat berjalan lebih tertib, lancar dan akuntabel.
Mengingat masih terbatasnya informasi yang kami terima dalam
penyusunan buku ini, maka diharapkan di masa mendatang dapat terjalin
koordinasi yang lebih baik sehingga dapat dilakukan penyempurnaan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini.
Semoga bermanfaat.
ZMNi
Februari 2015
セMョZイNGゥfャ
Ufilsnlruseno Sutarjo, M. Kes.
PQW@
198403 1 004
DAFTAR 151
KATA PENGANTAR .............. .. ...... .. ... .. ...... ............. ...... .......... ...... .... ..... .... ..... .... .. .. ... i
DAFTAR lSi ..... .. .............. .. ...... ........... ........................ ..................................... .... .. ... ... ii
I.
Pendahuluan ......... .. .. .......... .. .............................. .... ............. ..... ....... .. ........ .... .... 1
A. Latar Belakang ... .. ............. ................ ... ........................ ..... .. ... .. ... .................. 1
B. Maksud dan Tujuan ........ ... .... ... .............. ....... ... .. .......... ................................. 1
C. Sumber Data .. ....... ... .......... .. ...... .. ................. .... ............ ................................ 2
II.
Gambaran Umum ..... ... ..... .... .. ... .. ........ ... .... ... ...... .. .............. .......... .... ........ .. ...... 2
A. Pinjaman dan Hibah Terencana Luar Negeri .......... .. ...... .............................. 2
B. Perencanaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri .... .. ........ .. ..... ...... ..... ........... 4
C. Evaluasi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri ............... .... ... ................... .......... 9
D. Perlakuan Pinjaman dan Hibah yang Sudah Selesai ................................. 11
III. Daftar Pinjaman dan Hibah (Terencana) Luar Negeri Kementerian Kesehatan
tahun 2014 ............ ......... ................ .... .... ... .. ....... ......... ........ .. .......................... . 13
IV. Rincian Kegiatan Pinjaman Luar Negeri .............. ............ .. ......... .. ........ .. ...... ... 14
A. Improvement of M. Hoesin in Palembang .. .. ........ ....... ... ......... ..... ............... 14
B. Strengthening of Teaching Hospital in Indonesia ............. ...... .. ........ .. ........ 17
C . Improvement ofH . Adam Malik Hospital in Medan ..................... .... ............ 19
D. Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program
(ICWRMIP) ......... .............................................................................. ... ........ 22
E. Third Water Supply and Snitation for Low Income Community (Community
Based Water SupplylPAMSIMAS II) Project ................................ .. ...... ....... 24
V. Kegiatan bersumber Hibah Luar Negeri ...... .... ............. .... ... ...... ...... .. .. ...... ..... . 28
A. Hibah dalam Bentuk Uang Seluruh Unit Eselon 1 .......... .... .. .. .... .... .. .......... 28
ii
1). Sekretariat Jenderal .......... ... .......... ..... ......... .. .. ... ..... ..... ... ... ..... .. .. ........ . 29
2). Ditjen Bina Gizi dan KIA .... ... ... .... ... ... ... ............. ...... ......... .... .......... .. .... 36
3). Ditjen Bina Upaya Kesehatan .................... .... .......................... ..... ... ..... 40
4). Ditjen. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ..... ... ... .... 43
5). Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan ........ ......... ...... ... ............. 51
6). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) .... ...... 51
B. Persentase Hibah dalam Bentuk Uang berdasarkan Donor .................... ... 63
VI. Pemetaan Hibah Luar Negeri Tahun 2014 di Provinsi Dan Pusat .... .. .... .. ...... 66
iii
I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembangunan
kesehatan
diarahkan
untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya
dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui
peningkatan: 1). Upaya kesehatan; 2). Pembiayaan kesehatan ;
3). Sumber daya manusia kesehatan ; 4) Sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan ; 5) Manajemen dan informasi kesehatan ;
6) Pemberdayaan masyarakat.
Pembiayaan kesehatan yang ada di Kementerian Kesehatan
bersumber dari dana Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN) dan
pendanaan luar negeri yang diterima pemerintah , baik berupa pinjaman
maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima oleh
pemerintah dapat berupa uang, barang maupun jasa, sesuai dengan
yang telah disepakati bersama antara Pemerintah dengan Pemberi
Pinjaman Luar Negeri (PPLN).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud:
Evaluasi pinjaman dan hibah luar negeri dilakukan untuk dapat
mengetahui perkembangan kegiatan yang bersumber dana pinjaman dan
hibah luar negeri pada tahun 2014.
Tujuan:
Dengan adanya evaluasi pinjaman dan hibah luar negeri diharapkan
dapat terpetakan seluruh kegiatan bersumber dana dari pinjaman
maupun hibah luar negeri serta mengetahui
kendala maupun
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
hingga solusi yang diberikan sehingga dapat menjadi lesson learnt bagi
kegiatan lainnya .
1
C . Sumber Data
Penyusunan evaluasi pinjaman dan hibah luar negeri ini dilakukan
dengan menggunanan dokumen sebagai berikut:
1) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(LPK PHLN) yang disampaikan secara triwulanan tahun 2014 oleh
unit teknis yang memiliki kegiatan bersumber dana pinjaman dan
hibah luar negeri . LPK PHLN tersebut disampaikan kepada Biro
Perencanaan dan Anggaran sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) nom or 224/PMK/OS/2011
tentang tata cara
pemantauan dan evaluasi atas pinjaman dan hibah kepada
pemerintah, yang mewajibkan K/L yang menerima PHLN untuk
mengirimkan LPK PHLN kepada Bappenas dan DJPU.
2) Data hibah langsung berupa uang yang sudah masuk dalam DIPA
Kementerian Kesehatan tahun 2014 per 5 Januari 2015.
II.
Gambaran Umum
A.
Pinjaman dan Hibah Terencana Luar Negeri
Pinjaman luar negeri Kementerian Kesehatan pada tahun 2014
merupakan pinjaman luar negeri yang sudah ada sejak tahun sebelumnya
oleh karena tidak ada tambahan pinjaman luar negeri di tahun 2014 . Pada
lahun 2014 Kemenlerian Kesehatan memiliki 4 (empal) pinjaman luar negeri,
1 (satu) hibah lerencana, dan.:. 62 kegiatan dari 12 donor hibah luar negeri
yang sudah diDIPAkan.
Pinjaman luar negeri adalah setiap pembiayaan melaluui utang yang
diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikal oleh
suatu perjanjian pinjaman dan lidak berbenluk sural berharga ngara yang
harus dibayar kembali dengan persyaratan lertentu (Peraturan Pemerintah
nomor 10 lahun 2011 lenlang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri
dan Penerimaan Hibah) . Sesuai dengan Menleri PPN nomor 4 lahun 2011,
pinjaman luar negeri dapal digunakan untuk halhal sebagai berikut: 1).
Membiayai defisil APBN; 2). Mengelola portfolio ulang;
3). Membiayai
kegialan prioritas Kementerian/Lembaga; 4). Dileruspinjamkan kepada
2
Pemerintah
Daerah;
5).
Dihibahkan
kepada
Pemerintah
Daerah;
6). Diteruspinjamkan kepada BUMN.
Berdasarkan DIPA Kementerian Kesehatan tahun 2014, total
pinjaman luar negeri pad a tahun 2014 sebesar Rp 34.081.429.000, (tiga
puluh em pat milyar delapan puluh satu juta em pat ratus dua puluh sembilan
ribu rupiah) berada di 2 (dua) unit teknis, yaitu Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Pinjaman luar negeri yang ada di Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan, antara lain: 1). Improvement of M. Hoesin
in Palembang; 2). Strengthening of Four Teaching Hospital in Indonesia; 3).
Improvement of H. Adam Malik Hospital in Medan. Sedangkan pinjaman luar
negeri yang ada di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan hanya ada 1 (satu) pinjaman luar negeri, yaitu
Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program
(ICWRMIP).
Jika dilihat dari perjanjian kerja sama, pinjaman luar negeri yang ada
di Kementerian Kesehatan merupakan kegiatan lama yang seharusnya sudah
berakhir di tahun 2013.
Tetapi, seiring perjalanan waktu ternyata ada
beberapa kegiatan yang membutuhkan perpanjangan waktu penyelesaian
kegiatan hingga tahun 2014, seperti kegiatan Strengthening of Four Teaching
Hospital in Indonesia, dan Improvement of H. Adam Malik Hospital in Medan.
Walaupun seluruh kegiatan bersumber pinjaman luar negeri sudah
harus selesai di tahun 2014, tetapi pada kenyataannya masih ada kegiatan
yang belum selesai dan terpaksa harus diperpanjang di tahun 2015 oleh
karena adanya beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Kegiatan tersebut
adalah Improvement of M. Hoesin Hospital in Palembang yang dibiayai oleh
KfW Jerman yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003.
Hibah adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa
yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang
diperoleh dari pemberi hibah/donor yang tidak perlu dibayar kembali yang
berasal dari dalam negeri atau luar negeri.
Berdasarkan mekanisme
pencairannya, hibah dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1). Hibah terencana,
adalah hibah yang pencairan dananya dilaksanakan melalui KPPN/masuk
3
dalam DIPA; 2). Hibah langsung adalah hibah yang diterima langsung oleh
K/L , dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui KPPN.
Ada 3 (tiga) bentuk hibah , yaitu: 1). Hibah uang, 2). Hibah
barang/jasa , 3) . Hibah surat berharga . Hibah uang adalah hibah luar negeri
yang berbentuk uang tunai dan harus disetorkan langsung ke Rekening Kas
Umum (masuk dalam DIPA). Hibah barang/jasa adalah hibah luar negeri
yang berupa barang atau jasa harus dinilai dengan mata uang Rupiah pad a
saat serah terima barang/jasa untuk dicatat dalam laporan keuangan
Pemerintah Pusat.
Hibah surat berharga adalah hibah luar negeri yang
berupa surat berharga harus dinilai dengan mata uang Rupiah berdasarkan
nilai nominal yang disepakati pada saat serah terima oleh donor dan
pemerintah, dan dicatat di dalam laporan keuangan Pemerintah Pusat.
Pada tahun 2014 , Kementerian Kesehatan hanya memiliki 1 (satu)
kegiatan bersumber hibah luar negeri yang terencana , yaitu Third Water
Supply and Sanitation for Low Income CommunitylWSLIC 3 (Pamsimas) yang
berada pada kegiatan di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan . Kegiatan Pamsimas tersebut pada tahuntahun
sebelumnya merupakan kegiatan bersumber pinjaman luar negeri yang
berakhir di tahun 2013. Tetapi sejak awal tahun 201 4 , kegiatan Pamsimas
berubah menjadi hibah terencana sampai dengan tahun 2017 .
B. Perencanaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Perencanaan pinjaman dan hibah luar negeri memiliki mekanisme
atau proses perencanaan yang sama seperti perencanaan kegiatan
bersumber dana Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN).
Berikut
adalah alur pengusulan pinjaman dan hibah luar negeri yang direncanakan .
4
Gambar alur pengusulan pinjaman dan hibah luar negeri yang direncanakan
PelaksanaiKegiatan
AlurPinjaman LN
AlurHibah LN
Unit Utama Kemenkes:
1. Meng usulkan kegiatan yang akan
dibiayai PLN /HLN
Biro Renggar Kemenkes:
1. Melakukan Reviewdan Rekap
Usulan Kegiatan PLN/HLN
Menkesl Sesjen Kemenkes:
1. Menandatangani surat usulan
Bappenas:
1. Melakukan ReviewPLN/HLN
2. Mengusulkan Daftar Usulan PLN ke
Calon Pemberi Pinjaman
3. Melakukan Revisi DRKH
Menkes/Sesjen Kemenkes:
1. Melakukan Perjanjian PLN/HLN
Unit Utama Kemenkes:
1. Pelaksanaan Kegiatan
Sumber: Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman
Luar Negeri dan Penerimaan Hibah
Kementerian Kesehatan, dalam hal ini Biro Perencanaan dan
Anggaran, mengusulkan rencana penarikan pinjaman dan/atau hibah luar
negeri yang direncakan berdasarkan kebutuhan penarikan pinjaman dan
hibah luar negeri yang telah disusun oleh unit teknis yang mendapatkan dana
pinjaman dan/atau hibah luar negeri terencana. Usulan rencana penarikan
tersebut disampaikan kepada Bappenas dan Kementerian Keuangan, yang
oleh Kementerian Keuangan akan dibuatkan dokumen trilateral (Kementerian
Keuangan, Bappenas dan Kementerian Kesehatan) terkait rencana penarikan
pinjaman dan/atau hibah luar negeri terencana.
Untuk hibah terencana dan hibah langsung luar negeri memiliki
proses perencanaan yang berbeda.
Berikut adalah tabel proses
perencanaan hibah yang direncanakan dan hibah langsung.
5
Tabel proses perencanaan hibah yang direncanakan dan hibah langsung
Deskripsi
Hibah yang direncanakan
Hibah Langsung
Pengusulan
a. K/L mengusulkan keglatan melalui
Bappenas
b, Penilaian oleh Bappenas
c. Diusulkan ke Pemberi Hibah melalui
Kementeria n Keuangan
a. Usulan tanpa melalu i Bappenas
b, K/L berkonsultasi kepada Bappenas
dan Kemkeu sebelum
penandatanganan Grant Agreement
Kriteria
a, Hibah yang diberikan untuk
mempersiapkan dan/atau
mendampingi pinjaman;
b, Hibah yang telah masuk dalam
dokumen perencanaan yang
disepakati bersama antara
Pemerintah dan Pemberi Hibah;
c. Hibah yang memerlukan dana
pendamping;
d, Hibah yang dilaksanakan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
melalui Pemerintah;
e, Hibah dalam rangka kerjasama antar
instansi dengan Pemberi Hibah luar
negeri di luar negeri, seperti sister
city.
a, Hibah ,untuk penanggulangan
bencana alam; bencana sosial seperti
konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan
teror;
b, Hibah dalam rangka kerjasama
teknik antara Kementerian/Lembaga
dengan Pemberi Hibah luar negeri
(seperti workshop, pelatihan,
seminar), Hibah bersaing (seperti
riset dosen, riset peneliti); dan
c. Hibah yang atas permintaan donor
diserahkan langsung ke
Kementeria n/Lembaga,
PerJanj ia n
Hibah
Sumber:
1,
2.
Dltandatangan l Menteri Keuangan
atau Pejabat yans diberi kuasa di
Llngkungan Kementerian Keuangan
Ditandatangani oleh Menteri K/l
terka l t
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 2011
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional nomor 4 tahun 2011
Perjanjian hibah luar negeri merupakan kesepakatan tertulis
mengenai hibah luar negeri antara Pemerintah dan pemberi hibah luar negeri
(donor) yang dituangkan dalam dokumen perjanjian pemberian hibah atau
dokumen lain yang disamakan. Di dalam perjanjian hibah luar negeri minimal
harus memuat halhal sebagai berikut: 1). Jumlah hibah; 2). Peruntukkan
hibah; 3). Ketentuan dan persyaratan.
Penting untuk diperhatikan pula bahwa setelah dokumen perjanjian
pemberian hibah atau dokumen lain yang disamakan ditandatangani oleh
kedua belah pihak antara pihak penerima hibah dengan pihak donor, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat Project Implementing
Manual (PIM) dan harus ditandatangani oleh kedua belah pihak. PIM ini
adalah pedoman umum sebagai penjabaran dari dokumen perjanjian atau
6
dokumen lain yang disamakan, yang memuat halhal yang harus dilakukan
kedua belah pihak secara lebih detail.
Kementerian Kesehatan memperoleh cukup banyak hibah langsung
luar negeri.
Walaupun hibah langsung tersebut tidak memerlukan
mekanisme seperti pinjaman/hibah terencana , namun seluruh bentuk hibah
langsung baik hibah berbentuk uang , barang , jasa maupun jasa harus
teregistrasi, disahkan dan tercatat dalam dokumentasi negara . Jika hibah
langsung berupa uang , maka harus masuk dalam dokumen DIPA.
Sedangkan jika hibah langsung berupa barang/jasa/surat berharga, maka
harus ada penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pendapatan atas hibah tersebut juga
harus disahkan di DJPU dan dicatat dalam pendokumentasian hibah di
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Pendokumentasian hibah langsung berbentuk uang dengan hibah
langsung berbentuk baran/jasa/surat berharga berbeda satu sam a lain ,
namun tetap harus melalui one gate policy, yaitu seluruh hibah harus tercatat
di Sekretariat Jenderal dalam hal ini perlu koordinasi dengan Pusat Kerja
Sama Luar Negeri (pengajuan registrasi hibah) , Biro Keuangan dan BMN
(pengajuan nomor rekening) , dan Biro Perencanaan dan Anggaran
(pendokumentasian dalam DIPA) .
Berikut adalah perbedaan alur
pendokumentasian hibah langsung berbentuk uang dan hibah langsung
berbentuk barang/jasa/surat berharga .
7
Alur Pendokumentasian Hibah Langsung berbentuk Uang:
AMセ@
I
Dokum en PenciJkung
セ@
Sekretaris
Jenderal Up, Ka Pusat
KLN
t
IC&PtaIItIClHX8mJces
セ@
DR ......
セ@
No, Registrasl Hibah
セ@
Sekretaris Jenderal
Sekretaris
Jenderai Up , Ka, Biro
Keuangan &BMN
i
2. Pen olljulin No.
Rekenino Hibah
Dokum en Pendukung
i
8
Alur Pendokumentasian Hibah Langsung Berbentuk Barang/Jasa/Surat
Berharga:
...........
_or
1. ......... IAST'ID •
• __ ••lPen.....
....... IJS......
Oakum en Pendukung:
Sekretaris
Jenderal UP. Ka Pusat
KLN
No. Registrasi Hibah
SPTMHL, SP3HLBJS,
Plnmltl. Hlbeh BJS
sBbegllBMN
3. Pen gesah an Hibah ke
DJPU
Oakum en Pendukung'
BAST & SPTMHL
C. Evaluasi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Pelaksanaan kegiatan bersumber dana pinjaman dan hibah luar
negeri harus dilakukan pemantauan dan evaluasi sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) nomor 224/PMKOS/2011 tentang Tata Cara
Pemantauan dan Evaluasi atas Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara triwulanan melalui format
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (LPK PHLN)
dan disampaikan kepada Bappenas dan Kementerian Keuangan paling
lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah berakhirnya triwulan bersangkutan.
Dari hasil pemantauan dan evaluasi kinerja pinjaman dan hibah luar
negeri akan dapat diketahui kinerja pelaksanaan kegiatannya. Ada 3 (tiga)
9
kategori kinerja pelaksanaan pinjaman luar negeri, yaitu: on atau above
schedule , behind schedule, dan at risk,
Capaian pelaksanaan kegiatan
yang sedang berjalan harus diukur atau dibandingkan dengan menggunakan
teknik perhitungan Progress Variance (PV),
perbandingan
antara
persentase Time
persentase
Elapse,
Progress Variance adalah
Cumulative
dengan
Disbursement
Cumulative Disbursement (CD) merupakan
realisasi pinjaman proyek yang besaran realisasinya dihitung sejak proyek
efektif hingga tanggal pemantauan/monitoring, Time Elapse(TE) merupakan
waktu yang telah berlalu hingga periode monitoring, Berikut adalah rumusan
perhitungan kinerja pinjaman dan hibah luar negeri:
1 )
2)
3)
0;0 Cumulative Disbursement
% Time Elapse =
=
total penyerapan
I
tota pinjaman
X 100%
Jumlah hari terpakai hingga tanggal monitoring
Progress Variance
total hari periode pinjaman
0/0 Cumulative Disbursement
% Time Elapse
X lOO(JIi)
X 100%
Berdasarkan rumusan perhitungan Progress Variance (PV) tersebut,
maka pelaksanaan kegiatan bersumber biaya pinjaman dan hibah luar negeri
dapat dikategorikan sebagai berikut (PMK 224/PMK,08/2011):
a,
"on dan above schedule" untuk kegiatan dengan nilai PV
セ@
1, yang
berarti realisasi penarikan pinjaman dan/atau hibah yang bersangkutan
telah sesuai atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan,
b.
"behind schedule" untuk kegiatan dengan nilai PV
=1 > x > 0,30 , yang
berarti realisasi penarikan pinjaman dan/atau hibah yang bersangkutan
lebih lambat dari jadwal yang direncanakan ,
c,
"at risk' untuk kegiatan dengan nilai PV
セ@
0,30, yang berarti realisasi
penarikan pinjaman dan hibah mengalami keterlambatan yang akut
sehingga berisiko tinggi memunculkan biaya tambahan yang harus
ditanggung oleh APBN.
10
Ada perbedaan antara penilaian kinerja menu rut Kementerian
Keuangan dengan menurut Bappenas .
Jika menu rut Bappenas, kinerja
pelaksanaan pinjaman atau hibah luar negeri hanya ada 2 (dua) kategori ,
yaitu " at risk " dan "tidak at risk ".
Pelaksanaan kegitatan dikategorikan at
risk jika kegiatan tersebut memiliki nilai PV セ@ 30 .
Khusus untuk pinjaman dan/atau hibah yang berstatus tidak ada
penarikan sama sekali (zero disbursement) , maka hasil perhitungan PV
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori , yaitu:
a. "behind schedule" bila Elapse Time Ratio (ETR) telah melampaui 1%
sampai dengan 70% dari availability period.
b. "at risk" bila ETR telah melampaui 71 % dari periode penarikan pinjaman
dan/atau hibah yang direncanakan.
Elapse Time Ratio (ETR) adalah perbandingan antara periode yang telah
dilampaui mulai effective date dengan periode penarikan pinjaman dan/atau
hibah (a vailability period) . Availability period adalah periode yang tersedia
untuk penarikan pinjaman dan/atau hibah , yaitu periode antara tanggal efektif
pinjaman dan/atau hibah (effective date) dengan periode penarikan pinjaman
dan/atau hibah (a vailability period) .
Dari hasil perhitungan Progress Variance perlu diperhatikan juga
bahwa semakin kecil nilai PV menandakan tidak tercapainya target yang
telah ditetapkan dan akan semakin merugikan pihak pemerintah jika terdapat
commitment fee yang harus dibayarkan kepada pihak Lender/ Donor.
D. Perlakuan Pinjaman dan Hibah yang Sudah Selesai
Kegiatan yang dibiayai oleh pinjaman dan hibah luar negeri
terencana yang saat ini sudah selesai, diwajibkan untuk membuat laporan
pasca kegiatan atau Project Completion Report (CPR) .
CPR tersebut
seharusnya disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan setelah kegiatan
berakhir, kepada :
1)
Direktorat Jenderal Pengelola Utang Kem enterian Keuangan , up.
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
2) Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Pendanaan Pembangunan ,
Bappenas
11
dan ditembuskan kepada :
1) Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
2) Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan
3) Kepala Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
4) Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan
5) LenderlDonor
Sebelum periode pinjaman luar negeri berakhir, penerima pinjaman
dan/atau hibah luar negeri harus mempersiapkan exit strategy agar kegiatan
tersebut dapat terus berkelanjutan walaupun sudah tidak dibiayai dari
bantuan luar negeri. Jika kegiatan tersebut akan berakhir, maka penerima
pinjaman atau hibah luar negeri wajib segera menyelesaikan seluruh
kewajiban tertib administrasi , mengumpulkan buktibukti pendukung dan
memastikan agar pihak lender segera menutup akun kegiatan tersebut.
Tertib administrasi juga suatu keharusan yang harus dilakukan oleh
penerima pinjaman maupun hibah luar negeri, seperti pendokumentasian
surat menyurat, bukti pembayaran dan dokumentasi lainnya.
Hal ini
dilakukan agar kegiatan dapat berjalan lancar serta meminimalisir adanya
fraud .
Sampai saat ini masih ada 1 (satu) kegiatan bersumber biaya
pinjaman luar negeri
yang sudah selesai sejak tahun 2007 yaitu
"Improvement of Health Care Delivery System in NTT'. Namun oleh karena
kegiatan tersebut dinyatakan belum menyelesaikan tertib administrasi maka
hingga kini masalah tersebut belum terselesaikan. Tindak lanjut yang sudah
dilakukan saat ini adalah bahwa Menteri Kesehatan telah bersurat kepada
Gubernur NTT melalui surat nom or UKiMenkes/535/XI/2013 tanggal 1
November 2013 hal Proyek Improvement of Health Care Delivery System in
NTT Province yang inti isinya meminta jawaban klarifikasi tentang audit BPKP
tahun 2013. Hinga saat ini Gubernur NTT masih berkoordinasi dengan BPKP
Provinsi NTT untuk menjawab surat Menteri Kesehatan tersebut.
Jika kegiatan bersumber biaya pinjaman luar negeri sudah selesai
tetapi masih ada sisa dana dari pihak lender yang belum terpakai, maka dana
tersebut wajib dikembalikan kepada pihak lender.
Tetapi jika kegiatan
tersebut bersumber biaya hibah luar negeri dan masih ada sisa dana, maka
12
dana tersebut dapat diperlakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: 1).
Dikembalikan kepada pihak donor; 2) .
Disetorkan ke kas Negara; 3) .
Digunakan di tahun berikutnya dengan mengajukan revisi DIPA pada tahun
berikutnya.
III.
Daftar Pinjaman dan Hibah (Terencana)
Luar Negeri
Kementerian
Kesehatan tahun 2014
[LZMセ
No.
A.
I.
1.
..a....-..N@
r
J
Pinjaman luar Negeri :
Ditjen Bina Upaya Kesehatan
Improvement of M.
KfW Jerman
Hoesin in Palembang
14/05/2003
EUR
sid
11,282,297
.
Diperpanjang
hingga 2015
31/12/2014
2.
06/08/2007
USD
Teaching Hospital in
sid
24,000,000
Indonesia
31/12/2014
Strengthening of Four
EDCF Korea
·
Mengalami
perpanjangan
di th 2014
·
Seharusnya
close 15 April
2013
·
Rencana akan
diperpanjang
kembali hingga
tahun 2015
3.
Improvement of H.
Adam Malik in Medan
EDCF Korea
27/05/2009
USD
sid
30,000,000
·
Mengalami
perpanjangan
di th 2014
27/06/2014
·
Seharusnya
close 27
November
2013
13
II.
1
Pember!
Plnjam.n
Kegl...n
No.
Kal
AIoka.,
PerIod.
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
03 /06/2009
USD
Water Resources
sid
40930121 ,32
Management
30/06/2014
Integrated Citarum
ADB
Closed
Investment Program
(ICWRMIP)
B.
Hibah (Terencana) Luar Negeri
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1.
Th 20092013
Third Water Supply and
World Bank
10/09/2009
Snitation for Low
dan AusAid
si d
merupakan
Income Community
31 / 12/2012
kegiatan
(Community Based
30/09/2017
pinjaman LN . Th
USD 9090.000 ,
Water
20142017
SupplylPAMSIMAS /I)
merupakan
Project
kegiatan hibah
terencana
IV.
Rincian Kegiatan Pinjaman Luar Negeri
A. Improvement of M. Hoesin in Palembang
1) Definisi kegiatan
Improvement
of
M.
Hoesin
in
Palembang adalah kegiatan
peningkatan RS Moh. Hoesin melalui peningkatan alat kesehatan
dengan melakukan pengadaan alat kesehatan yang dibutuhkan.
2) Informasi umum kegiatan
Nama Kegiatan
Improvement of M. Hoesin in Palembang
NomorNPPHLN
2002 66 353 / 2002 70 413
Nomor Registrasi
21511901
Executing Agency
Direktorat
Kesehatan
14
Jenderal
Bina
Upaya
Implementing Agency
RSUP
Dr.
Mohammad
Hoesin
Palembang
Sumber Dana
KfW Germany
Total Pinjaman
EUR 11,282,,297.00
Total Hibah
EUR
1,500,000.00
3) Status Kegiatan
Tanggal Penandatanganan
14 Mei 2003
Tanggal Efektif NPPHLN
14 Mei 2003
Tanggal Penutupan Original
31 Desember 2006
Tanggal Penutupan Aktual
31 Desember 2014
Lama Kegiatan
11 (sebelas) tahun
Status Terkini
Akan diperpanjang tahun 2015
4) Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berorientasi
kepada kepentingan masyarakat dan meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat di bidang kesehatan.
5) Lingkup pekerjaan yang bersumber dari pinjaman (loan):
a. Infrastruktur, meliputi: service zone, electricity, water supply, fire
hydrant system, storm water drainage
b.
Medical equipment
c. Health Management and Information System (HMIS), meliputi:
LAN, soft ware, hard ware.
d.
Consultancy for investement measures
e. Contingencies
Lingkup pekerjaan yang bersumber dari hibah (grant)
sebesar
EUR 1,500,000, adalah untuk pembiayaan accompanying measures.
15
6) Kinerja Kegiatan:
% CD
98 .88 %
% TE
100%
PV
0 .01
Status kinerja
On schedule
7) Pelaksanaan Kegiatan :
a.
Penyerapan total pinjaman sampai dengan triwulan IV tahun
2014 sebesar EUR 11 ,155 ,512 .25 (98 .88 % )
b.
Pelaksanaan pengadaan alat kesehatan sudah direalisasikan
sebesar 100% , namun yang belum selesai adalah pelaksanaan
maintenance.
c.
Pada tahun 2014 tidak ada penyerapan anggaran oleh karena
pihak penyedia belum melaksanakan kewajibannya untuk
melakukan
maintenance
terhadap
alat
kesehatan
yang
membutuhkan maintenance.
8) Analisa dan l\J1asalah Kegiatan :
a.
Kegiatan ini mengalami 5 (lima) kali perpanjangan tahun kegiatan
oleh karena proses penetapan pemenang tender oleh Menteri
Kesehatan tertunda, yang menurut Keputusan Presiden nom or
80 tahun 20092010 disebutkan bahwa pengadaan yang bernilai
lebih dari Rp 50 Miliar harus atas persetujuan Menteri Kesehatan .
b. Adanya keterlambatan impor spare parts untuk kegiatan priventif
maintenance alat kesehatan tetap dikenakan pajak oleh karena
pihak Bea Cukai , sedangkan pemerintah tidak menganggarkan
untuk biaya pajak .
9) Saran
a . Dalam Loan
Agreement
seharusnya memuat pasal yang
menyatakan adanya pembebasan pajak impor untuk barang
utama maupun spare parts/alat pendukung untuk maintenance
barang utama tersebut karena sudah merupakan satu kesatuan.
16
b. Dari Kementerian Pusat sebaiknya ditunjuk petugas sebagai
Project Management Unit (PMU) yang bertugas khusus untuk
memantau pelaksanaan kegiatan bersumber pinjaman luar
negeri yang ada di rumah sakit.
B. Strengthening of Teaching Hospital in Indonesia
1) Definisi kegiatan
Strengthening of Four Teaching
Hospital in
Indonesia adalah
kegiatan Peningkatan 5 (lima) rumah sakit pendidikan di Indonesia
melalui peningkatan alat kesehatan dengan melakukan pengadaan
alat kesehatan yang dibutuhkan. Kelima rumah sakit tersebut yaitu,
Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Rumah
Sakit Sanglah Denpasar (Bali), Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi
Bogor (Jawa Barat), Rumah Sakit Paru Rotinsulu Bandung (Jawa
Barat), Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (Jakarta).
2) Informasi umum kegiatan
Strengthening of Teaching Hospital in
Nama Kegiatan
Indonesia
NomorNPPHLN
INA10
Nomor Registrasi
21593301
Executing Agency
Direktorat
Jenderal
Bina
Upaya
Kesehatan
Implementing Agency
Direktorat
Bina
Upaya
Rujukan
Sumber Dana
EDCF Korea
Total Pinjaman
USD 24,000,000,-
3) Status Kegiatan
Tanggal Penandatanganan
6 Agustus 2007
Tanggal efektif NPPHLN
6 Oktober 2007
Tanggal Penutupan Original
15 April 2013
17
Kesehatan
Tanggal Penutupan Aktual
31 Desember 2014
Lama Kegiatan
7 (tujuh) tahun
Status Terkini
Akan diperpanjang hingga tahun
2015
4) Tujuan
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang efisien, berkualitas dan
sebagai tempat penyediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin.
5) Lingkup pekerjaan yang bersumber dari pinjaman (loan):
a. Pengadaan perala tan kesehatan
b.
Training
c.
Pengadaan jasa konsultan
d.
Contingency
e. Service charge
6) Kinerja Kegiatan :
% CD
88.49%
% TE
100%
PV
0.12
Status kinerja
On schedule
7) Pelaksanaan Kegialan:
a. Penyerapan total pinjaman sampai dengan triwulan IV tahun
2014 sebesar USD 21,236 ,989 (88.49 %).
b.
Degan penyerapan pinjaman yang tertera pada poin 7a,
pelaksanaan kegiatan pengadaan alat kesehatan sudah 100%.
c.
Walaupun pelaksanaan pengadaan alaI kesehatan sudah
dilakukan 100%, namun pembiayaan untuk pengerjaan jasa
konsultan masih belum selesai (90%).
8) Analisa dan Masalah Kegiatan :
18
a. Kegiatan ini seharusnya sudah selesai sejak 15 April 2013.
Namun oleh karena ada kendala selama pengerjaannya, seperti
alat kesehatan (EO Gas) yang sudah tidak up date/tidak dapat
dipakai sehingga ditolak oleh rumah sakit penerima dan harus
dialihkan ke rumah sakit lainnya, maka pengerjaan kegiatan
tersebut harus diperpanjang hingga 31 Desember 2014.
b. Adanya penetapan pemenang lelang yang harus dilakukan oleh
Menteri Kesehatan sehingga melalui proses yang panjang
c. Manajemen proyek yang kurang optimal oleh karena pengadaan
alat kesehatan dilakukan di Kementerian Kesehatan pusat, bukan
dilakukan oleh masingmasing rumah sakit sehingga terjadi
ketidaksesuaian antara perencanaan dengan kebutuhan rumah
sakit.
d. Adanya pergantian KPA yang menyebabkan sustainbilitas
pelaksanaan kegiatan terhambat.
9) Saran
a. Proses pengadaan alat kesehatan sebaiknya dilaksanakan oleh
masingmasing rumah sakit, bukan di Kementerian Kesehatan
pusat sehingga pengadaan alat kesehatan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan masingmasing.
b. Perlu ditunjuk pejabat atau tim sebagai Project Implementing Unit
(PIU) di rumah sakit yang bertugas untuk mengawasi proses
kegiatan pinjaman luar negeri di rumah sakit tersebut.
c.
Improvement ofH. Adam Malik Hospital in Medan
1). Definisi kegiatan
Improvement of H. Adam Malik Hospital in l\I1edan merupakan
kegiatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan rumah sakit
Adam Malik melalui peningkatan alat kesehatan dengan melakukan
pengadaan alat kesehatan yang dibutuhkan.
19
2). Informasi umum kegiatan
Improvement of H. Adam Malik Hospital
Nama Kegiatan
in Medan
NomorNPPHLN
INA14
Executing Agency
Direktorat
Jenderal
Bina
Upaya
Kesehatan
Implementing Agency
Direktorat
Bina
Upaya
Kesehatan
Rujukan
Sumber Dana
Korea EXIM
Total Pinjaman
USD
30
juta;
ekivalen
KRW
31,322,385,536
3) . Status Kegiatan :
Tanggal Penandatanganan
6 Maret 2009
Tanggal efektif NPPHLN
27 Mei 2009
Tanggal Penutupan Original
27 November 2011
Tanggal Penutupan Aktual
31 Desember 2014
Lama Kegiatan
5 (lima) tahun
Status Terkini
Sudah selesai
4). Tujuan
To increase the hospital diagnostic and therapy capability by
providing adequate facibilitie s and medical equipment as well so that
the hospital can serve sustainable and various services with high
quality and accuracy in the region.
5). Lingkup pekerjaan yang bersumber dari pinjaman (loan):
a. Jasa konsultan pengawas/supervisi
b. Pengadaan peraltan
c. Pendidikan dan pelatihan
d. Konstruksi bangunan
e.
Pemeliharaan peralatan
20
6). Kinerja kegiatan:
%CD
98.16%
%TE
100%
PV
0.02
Status kinerja
on schedule
7). Pelaksanaan kegiatan:
a. Penyerapan total sampai dengan triwulan IV sudah 100%
b. Pembayaran pengadaan konsultan pengawas tahun 2013 ke
MIRAE masih tertunda karena menunggu revisi DIPA dan
meminta laporan dari konsultan pengawas untuk tahun 2014
8). Analisa dan masalah kegiatan:
a. Banyaknya perubahan ruang lingkup pekerjaan Mechanical and
Electrical
(M&E)
sehingga
memerlukan
waktu
dalam
implementasinya.
b. Tertahannya barang/alat kesehatan di
pelabuhan selama
berbulanbulan oleh karena lambatnya proses pembebasan
administrasi bea cukai.
c.
Untuk mempermudah dalam pengadaan alat kesehatan dan
spare parts-nya, maka harus dapat dipastikan bahwa pihak
supp/ier/penyedia memiliki kantor perwakilan tetap di Indonesia.
9). Saran:
a. Agar perpanjangan kegiatan tidak terjadi secara berulang, maka
seluruh kegiatan harus mengacu pada perencanaan yang telah
ditetapkan pad a awal kegiatan.
Oleh sebab itu perencanaan
harus dilakukan secara baik dan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan.
b. Perlu ditingkatkan koordinasi yang baik dengan pihak bea cukai
sehingga dapat mempermudah proses pembebasan pajak.
21
c . Dalam Loan Agreement perlu diatur dalam suatu pasal yang
mensyaratkan pihak penyedia harus memiliki kantor perwakilan
tetap di Indonesia .
O. Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program
(ICWRMIP)
1) Definisi kegiatan
Integrated Citarum Water Resources Management Investment
Program (ICWRMIP) merupakan kegiatan kerja sama antara
pemerintah dengan masyarakat demi terciptanya daerah tangkapan
air dan sungai yang bersih, sehat, dan produktif, serta memberikan
manfaat yang berkesinambungan bagi seluruh masyarakat di wilayah
sungai Citarum dan Saluran Tarum Barat.
2) Informasi umum kegiatan
Nama Kegiatan
Integrated
Water
Resources
Investment
Program
Citarum
Management
(ICWRMIP)
Nomor NPPHLN
2501INO (SF)
Nomor Registrasi
10789501
Executing Agency
Kementerian Pekerjaan Umum
Implementing Agency
•
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Ditjen
PP dan
PL
Kementerian
Kesehatan
•
Bappenas
•
Kementerian Pertanian
•
Kementerian Kehutanan
•
Kementerian Lingkungan Hidup
Sumber Dana
Asian Development Bank (ADB)
Total Pinjaman
USD 4.093.122,-
22
3). Status Kegiatan
Tanggal Penandatanganan
22 April 2009
Tanggal efektif NPPHLN
3 Juni 2009
Tanggal Penutupan Original
30 Juni 2014
Tanggal Penutupan Aktual
30 Juni 2014
Lama Kegiatan
5
(lima) tahun
4). Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi jumlah
penderita penyakit yang diakibatkan oleh air dan sanitasi yang buruk
pada masyarakat sepanjang bantaran Saluran Tarum Barat (STB)
melalui
peningkatan
ketersediaan
air
bersih,
sanitasi,
dan
peningkatan perilaku pola hidup bersih dan sehat berbasis
masyarakal.
5). Lingkup pekerjaan
a. Penyediaan sarana air minum
b. Penyediaan jamban komunal
c. Penyediaan sarana penolahan sampah terpadu
d. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
e. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
masyarakat
6). Lokasi
a. 9 kabupaten: Bandung, Bandung Barat, Garut, Sumedang ,
Indramayu , Subang , Purwakarta , Karawang, Bekasi
b. 3 kota: Bandung , Cimahi, Bekasi
7). Kinerja kegiatan
%CD
81.16%
% TE
100%
PV
0.19
Status kinerja
On schedule
23
8). Pelaksanaan Kegiatan
a. Kegiatan ICWRMIP telah selesai sejak tanggal 30 Juni 2014
(triwulan II tahun 2014)
b. Penyerapan anggaran pinjaman hingga kegiatan terse but selesai
adalah sebesar Rp 43,028,069 ,211, (81.12%).
c. Pada saat kegiatan berakhir, pengerjaan fisik telah terlaksana
100% .
9). Analisa/Masalah Kegiatan:
a. Adanya kesulitan yang ditemui masyarakat untuk menyiapkan
lahan.
b. Kurangnya sosialisasi ke masyarakat yang melibatkan Pemda
c. Perij inan dari Kementerian PU yang berbenturan dengan
kebijakan Pemda atau instansi lainnya sehingga perlu waktu
lama .
10). Saran:
a. Pemerintah menyediakan lahan untuk sarana umum yang
digunakan masyarakat.
b. Melibatkan Pemda untuk sosialisasi kepada masyarakat.
c. Melakukan advokasi
kepada
Pemda
untuk
memfasilitasi
masyarakat untuk mendapatkan perijinan.
d. Kesinambungan program ini diserahkan kepada Pemda .
E.
Third Water Supply and Snitation for Low Income Community (Community
Based Water SupplylPAMSIMAS II) Project
1) Definisi kegiatan
Third Water Supply and Sanitation for Low Income Community
(Community Based Water SupplylPAMSIMAS II) merupakan salah
satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan
dukungan World Bank dan AusAid , untuk meningkatkan penyediaan
air minum , sanitasi , dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
24
terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit
lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan .
2) Informasi umum kegiatan
Nama Kegiatan
Third Water Supply and Snitation for Low
Income Community (Community Based
Water SupplylPAMS/MAS /I) Project
NomorNPPHLN
TF 094792IBR
Nomor Registrasi
70920201
Executing Agency
Ditjen
Cipta
Karya ,
Kementerian
Pekerjaan Umum
Implementing
•
Agency
Ditjen PP dan PL Kementerian
Kesehatan
•
Ditjen
Pembangunan
Daerah,
Kementerian Dalam Negeri
•
Ditjen Pemberdayaan lVIasyarakat
Desa , Kementerian Dalam Negeri
Sumber Dana
World Bank dan Au sAid
Total Pinjaman
USD 9,090,000,-
3) Status Kegiatan
Tanggal Penandatanganan
10 September 2009
Tanggal efektif NPPHLN
10 September 2009
Tanggal Penutupan Original
31 Desember 2012
Tanggal Penutupan Aktual
30 September 2017
Lama Kegiatan
6
(lima ) tahun
4) Tujuan
Meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin pedesaan/kelurahan dan pinggiran kota (periurban) ; meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih sehat dengan
membangun/menyediakan prasarana dan sarana air minum dan
sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan serta mampu
25
diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk
direplikasi, diperluas dan pengarusutamaan model di daerah lain
dalam upaya mencapai target MDG.
5) Lingkup pekerjaan :
a. Sanitasi total
b. Pemasaran sanitasi dan hygiene
c. Sanitasi dan hygiene sekolah
d. Penguatan unit sanitasi dan hygiene
e. Surveilan kualitas air dan lingkungan
6) Kinerja Kegiatan :
%CD
18.78%
% TE
27%
PV
0.08
Status kinerja
On schedule
7) Pelaksanaan Kegiatan:
a. Pelaksanaan penyerapan anggaran pinjaman sampai dengan
triwulan IV tahun 2014 sebesar EUR 11,
Edisi Februari 2015
EVALUASI PINJAMAN DAN
PEM ETAAN HIBAH LUAR NEGERI
KEM ENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2014
D5
...セ@ ..
BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
Ind
e
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
,I
352 .736
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Ind
Jenderal
e
Evaluasi pinjaman dan pemetaan hibah luar negeri
Kementerian Kesehatan tahun 2014.- - Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2015
ISBN 9786022358008
1. Judul
I. FINANCING CONSTRUCTION
II. HEALTH CARE ECONOMICS AND ORGANIZATION
-
- - --
-
---- --
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
Evaluasi Pinjaman dan
Pemetaan Hibah Luar Negeri
Kementerian Kesehatan tahun 2014
BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya buku Evaluasi Pinjaman dan Pemetaan Hibah Luar Negeri
Kementerian Kesehatan tahun 2014 dapat diselesaikan dengan baik.
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) di Kementerian Kesehatan telah
banyak berkontribusi dan bermanfaat untuk mendukung tugas dan fungsi
Kementerian Kesehatan dalam pembangunan kesehatan nasional, terutama untuk
kegiatan yang belum dapat diakomodir melalui dana APBN. Namun oleh karena
masih terbatasnya informasi terkait PHLN, maka diharapkan buku ini dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan walaupun masih pada informasi umum .
Buku ini memuat informasi mulai dari tahap pengusulan kegiatan PHLN hingga
tahap penutupan kegiatan bersumber PHLN, serta informasi pemetaan hibah luar
negeri yang ada di Kementerian Kesehatan. Dengan demikian diharapkan di masa
mendatang proses perencanaan, penganggaran dan pelaporan kegiatan bersumber
PHLN dapat berjalan lebih tertib, lancar dan akuntabel.
Mengingat masih terbatasnya informasi yang kami terima dalam
penyusunan buku ini, maka diharapkan di masa mendatang dapat terjalin
koordinasi yang lebih baik sehingga dapat dilakukan penyempurnaan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini.
Semoga bermanfaat.
ZMNi
Februari 2015
セMョZイNGゥfャ
Ufilsnlruseno Sutarjo, M. Kes.
PQW@
198403 1 004
DAFTAR 151
KATA PENGANTAR .............. .. ...... .. ... .. ...... ............. ...... .......... ...... .... ..... .... ..... .... .. .. ... i
DAFTAR lSi ..... .. .............. .. ...... ........... ........................ ..................................... .... .. ... ... ii
I.
Pendahuluan ......... .. .. .......... .. .............................. .... ............. ..... ....... .. ........ .... .... 1
A. Latar Belakang ... .. ............. ................ ... ........................ ..... .. ... .. ... .................. 1
B. Maksud dan Tujuan ........ ... .... ... .............. ....... ... .. .......... ................................. 1
C. Sumber Data .. ....... ... .......... .. ...... .. ................. .... ............ ................................ 2
II.
Gambaran Umum ..... ... ..... .... .. ... .. ........ ... .... ... ...... .. .............. .......... .... ........ .. ...... 2
A. Pinjaman dan Hibah Terencana Luar Negeri .......... .. ...... .............................. 2
B. Perencanaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri .... .. ........ .. ..... ...... ..... ........... 4
C. Evaluasi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri ............... .... ... ................... .......... 9
D. Perlakuan Pinjaman dan Hibah yang Sudah Selesai ................................. 11
III. Daftar Pinjaman dan Hibah (Terencana) Luar Negeri Kementerian Kesehatan
tahun 2014 ............ ......... ................ .... .... ... .. ....... ......... ........ .. .......................... . 13
IV. Rincian Kegiatan Pinjaman Luar Negeri .............. ............ .. ......... .. ........ .. ...... ... 14
A. Improvement of M. Hoesin in Palembang .. .. ........ ....... ... ......... ..... ............... 14
B. Strengthening of Teaching Hospital in Indonesia ............. ...... .. ........ .. ........ 17
C . Improvement ofH . Adam Malik Hospital in Medan ..................... .... ............ 19
D. Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program
(ICWRMIP) ......... .............................................................................. ... ........ 22
E. Third Water Supply and Snitation for Low Income Community (Community
Based Water SupplylPAMSIMAS II) Project ................................ .. ...... ....... 24
V. Kegiatan bersumber Hibah Luar Negeri ...... .... ............. .... ... ...... ...... .. .. ...... ..... . 28
A. Hibah dalam Bentuk Uang Seluruh Unit Eselon 1 .......... .... .. .. .... .... .. .......... 28
ii
1). Sekretariat Jenderal .......... ... .......... ..... ......... .. .. ... ..... ..... ... ... ..... .. .. ........ . 29
2). Ditjen Bina Gizi dan KIA .... ... ... .... ... ... ... ............. ...... ......... .... .......... .. .... 36
3). Ditjen Bina Upaya Kesehatan .................... .... .......................... ..... ... ..... 40
4). Ditjen. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ..... ... ... .... 43
5). Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan ........ ......... ...... ... ............. 51
6). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) .... ...... 51
B. Persentase Hibah dalam Bentuk Uang berdasarkan Donor .................... ... 63
VI. Pemetaan Hibah Luar Negeri Tahun 2014 di Provinsi Dan Pusat .... .. .... .. ...... 66
iii
I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembangunan
kesehatan
diarahkan
untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya
dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui
peningkatan: 1). Upaya kesehatan; 2). Pembiayaan kesehatan ;
3). Sumber daya manusia kesehatan ; 4) Sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan ; 5) Manajemen dan informasi kesehatan ;
6) Pemberdayaan masyarakat.
Pembiayaan kesehatan yang ada di Kementerian Kesehatan
bersumber dari dana Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN) dan
pendanaan luar negeri yang diterima pemerintah , baik berupa pinjaman
maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima oleh
pemerintah dapat berupa uang, barang maupun jasa, sesuai dengan
yang telah disepakati bersama antara Pemerintah dengan Pemberi
Pinjaman Luar Negeri (PPLN).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud:
Evaluasi pinjaman dan hibah luar negeri dilakukan untuk dapat
mengetahui perkembangan kegiatan yang bersumber dana pinjaman dan
hibah luar negeri pada tahun 2014.
Tujuan:
Dengan adanya evaluasi pinjaman dan hibah luar negeri diharapkan
dapat terpetakan seluruh kegiatan bersumber dana dari pinjaman
maupun hibah luar negeri serta mengetahui
kendala maupun
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
hingga solusi yang diberikan sehingga dapat menjadi lesson learnt bagi
kegiatan lainnya .
1
C . Sumber Data
Penyusunan evaluasi pinjaman dan hibah luar negeri ini dilakukan
dengan menggunanan dokumen sebagai berikut:
1) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(LPK PHLN) yang disampaikan secara triwulanan tahun 2014 oleh
unit teknis yang memiliki kegiatan bersumber dana pinjaman dan
hibah luar negeri . LPK PHLN tersebut disampaikan kepada Biro
Perencanaan dan Anggaran sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) nom or 224/PMK/OS/2011
tentang tata cara
pemantauan dan evaluasi atas pinjaman dan hibah kepada
pemerintah, yang mewajibkan K/L yang menerima PHLN untuk
mengirimkan LPK PHLN kepada Bappenas dan DJPU.
2) Data hibah langsung berupa uang yang sudah masuk dalam DIPA
Kementerian Kesehatan tahun 2014 per 5 Januari 2015.
II.
Gambaran Umum
A.
Pinjaman dan Hibah Terencana Luar Negeri
Pinjaman luar negeri Kementerian Kesehatan pada tahun 2014
merupakan pinjaman luar negeri yang sudah ada sejak tahun sebelumnya
oleh karena tidak ada tambahan pinjaman luar negeri di tahun 2014 . Pada
lahun 2014 Kemenlerian Kesehatan memiliki 4 (empal) pinjaman luar negeri,
1 (satu) hibah lerencana, dan.:. 62 kegiatan dari 12 donor hibah luar negeri
yang sudah diDIPAkan.
Pinjaman luar negeri adalah setiap pembiayaan melaluui utang yang
diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikal oleh
suatu perjanjian pinjaman dan lidak berbenluk sural berharga ngara yang
harus dibayar kembali dengan persyaratan lertentu (Peraturan Pemerintah
nomor 10 lahun 2011 lenlang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri
dan Penerimaan Hibah) . Sesuai dengan Menleri PPN nomor 4 lahun 2011,
pinjaman luar negeri dapal digunakan untuk halhal sebagai berikut: 1).
Membiayai defisil APBN; 2). Mengelola portfolio ulang;
3). Membiayai
kegialan prioritas Kementerian/Lembaga; 4). Dileruspinjamkan kepada
2
Pemerintah
Daerah;
5).
Dihibahkan
kepada
Pemerintah
Daerah;
6). Diteruspinjamkan kepada BUMN.
Berdasarkan DIPA Kementerian Kesehatan tahun 2014, total
pinjaman luar negeri pad a tahun 2014 sebesar Rp 34.081.429.000, (tiga
puluh em pat milyar delapan puluh satu juta em pat ratus dua puluh sembilan
ribu rupiah) berada di 2 (dua) unit teknis, yaitu Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Pinjaman luar negeri yang ada di Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan, antara lain: 1). Improvement of M. Hoesin
in Palembang; 2). Strengthening of Four Teaching Hospital in Indonesia; 3).
Improvement of H. Adam Malik Hospital in Medan. Sedangkan pinjaman luar
negeri yang ada di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan hanya ada 1 (satu) pinjaman luar negeri, yaitu
Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program
(ICWRMIP).
Jika dilihat dari perjanjian kerja sama, pinjaman luar negeri yang ada
di Kementerian Kesehatan merupakan kegiatan lama yang seharusnya sudah
berakhir di tahun 2013.
Tetapi, seiring perjalanan waktu ternyata ada
beberapa kegiatan yang membutuhkan perpanjangan waktu penyelesaian
kegiatan hingga tahun 2014, seperti kegiatan Strengthening of Four Teaching
Hospital in Indonesia, dan Improvement of H. Adam Malik Hospital in Medan.
Walaupun seluruh kegiatan bersumber pinjaman luar negeri sudah
harus selesai di tahun 2014, tetapi pada kenyataannya masih ada kegiatan
yang belum selesai dan terpaksa harus diperpanjang di tahun 2015 oleh
karena adanya beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Kegiatan tersebut
adalah Improvement of M. Hoesin Hospital in Palembang yang dibiayai oleh
KfW Jerman yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003.
Hibah adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa
yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang
diperoleh dari pemberi hibah/donor yang tidak perlu dibayar kembali yang
berasal dari dalam negeri atau luar negeri.
Berdasarkan mekanisme
pencairannya, hibah dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1). Hibah terencana,
adalah hibah yang pencairan dananya dilaksanakan melalui KPPN/masuk
3
dalam DIPA; 2). Hibah langsung adalah hibah yang diterima langsung oleh
K/L , dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui KPPN.
Ada 3 (tiga) bentuk hibah , yaitu: 1). Hibah uang, 2). Hibah
barang/jasa , 3) . Hibah surat berharga . Hibah uang adalah hibah luar negeri
yang berbentuk uang tunai dan harus disetorkan langsung ke Rekening Kas
Umum (masuk dalam DIPA). Hibah barang/jasa adalah hibah luar negeri
yang berupa barang atau jasa harus dinilai dengan mata uang Rupiah pad a
saat serah terima barang/jasa untuk dicatat dalam laporan keuangan
Pemerintah Pusat.
Hibah surat berharga adalah hibah luar negeri yang
berupa surat berharga harus dinilai dengan mata uang Rupiah berdasarkan
nilai nominal yang disepakati pada saat serah terima oleh donor dan
pemerintah, dan dicatat di dalam laporan keuangan Pemerintah Pusat.
Pada tahun 2014 , Kementerian Kesehatan hanya memiliki 1 (satu)
kegiatan bersumber hibah luar negeri yang terencana , yaitu Third Water
Supply and Sanitation for Low Income CommunitylWSLIC 3 (Pamsimas) yang
berada pada kegiatan di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan . Kegiatan Pamsimas tersebut pada tahuntahun
sebelumnya merupakan kegiatan bersumber pinjaman luar negeri yang
berakhir di tahun 2013. Tetapi sejak awal tahun 201 4 , kegiatan Pamsimas
berubah menjadi hibah terencana sampai dengan tahun 2017 .
B. Perencanaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Perencanaan pinjaman dan hibah luar negeri memiliki mekanisme
atau proses perencanaan yang sama seperti perencanaan kegiatan
bersumber dana Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN).
Berikut
adalah alur pengusulan pinjaman dan hibah luar negeri yang direncanakan .
4
Gambar alur pengusulan pinjaman dan hibah luar negeri yang direncanakan
PelaksanaiKegiatan
AlurPinjaman LN
AlurHibah LN
Unit Utama Kemenkes:
1. Meng usulkan kegiatan yang akan
dibiayai PLN /HLN
Biro Renggar Kemenkes:
1. Melakukan Reviewdan Rekap
Usulan Kegiatan PLN/HLN
Menkesl Sesjen Kemenkes:
1. Menandatangani surat usulan
Bappenas:
1. Melakukan ReviewPLN/HLN
2. Mengusulkan Daftar Usulan PLN ke
Calon Pemberi Pinjaman
3. Melakukan Revisi DRKH
Menkes/Sesjen Kemenkes:
1. Melakukan Perjanjian PLN/HLN
Unit Utama Kemenkes:
1. Pelaksanaan Kegiatan
Sumber: Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman
Luar Negeri dan Penerimaan Hibah
Kementerian Kesehatan, dalam hal ini Biro Perencanaan dan
Anggaran, mengusulkan rencana penarikan pinjaman dan/atau hibah luar
negeri yang direncakan berdasarkan kebutuhan penarikan pinjaman dan
hibah luar negeri yang telah disusun oleh unit teknis yang mendapatkan dana
pinjaman dan/atau hibah luar negeri terencana. Usulan rencana penarikan
tersebut disampaikan kepada Bappenas dan Kementerian Keuangan, yang
oleh Kementerian Keuangan akan dibuatkan dokumen trilateral (Kementerian
Keuangan, Bappenas dan Kementerian Kesehatan) terkait rencana penarikan
pinjaman dan/atau hibah luar negeri terencana.
Untuk hibah terencana dan hibah langsung luar negeri memiliki
proses perencanaan yang berbeda.
Berikut adalah tabel proses
perencanaan hibah yang direncanakan dan hibah langsung.
5
Tabel proses perencanaan hibah yang direncanakan dan hibah langsung
Deskripsi
Hibah yang direncanakan
Hibah Langsung
Pengusulan
a. K/L mengusulkan keglatan melalui
Bappenas
b, Penilaian oleh Bappenas
c. Diusulkan ke Pemberi Hibah melalui
Kementeria n Keuangan
a. Usulan tanpa melalu i Bappenas
b, K/L berkonsultasi kepada Bappenas
dan Kemkeu sebelum
penandatanganan Grant Agreement
Kriteria
a, Hibah yang diberikan untuk
mempersiapkan dan/atau
mendampingi pinjaman;
b, Hibah yang telah masuk dalam
dokumen perencanaan yang
disepakati bersama antara
Pemerintah dan Pemberi Hibah;
c. Hibah yang memerlukan dana
pendamping;
d, Hibah yang dilaksanakan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
melalui Pemerintah;
e, Hibah dalam rangka kerjasama antar
instansi dengan Pemberi Hibah luar
negeri di luar negeri, seperti sister
city.
a, Hibah ,untuk penanggulangan
bencana alam; bencana sosial seperti
konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan
teror;
b, Hibah dalam rangka kerjasama
teknik antara Kementerian/Lembaga
dengan Pemberi Hibah luar negeri
(seperti workshop, pelatihan,
seminar), Hibah bersaing (seperti
riset dosen, riset peneliti); dan
c. Hibah yang atas permintaan donor
diserahkan langsung ke
Kementeria n/Lembaga,
PerJanj ia n
Hibah
Sumber:
1,
2.
Dltandatangan l Menteri Keuangan
atau Pejabat yans diberi kuasa di
Llngkungan Kementerian Keuangan
Ditandatangani oleh Menteri K/l
terka l t
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 2011
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional nomor 4 tahun 2011
Perjanjian hibah luar negeri merupakan kesepakatan tertulis
mengenai hibah luar negeri antara Pemerintah dan pemberi hibah luar negeri
(donor) yang dituangkan dalam dokumen perjanjian pemberian hibah atau
dokumen lain yang disamakan. Di dalam perjanjian hibah luar negeri minimal
harus memuat halhal sebagai berikut: 1). Jumlah hibah; 2). Peruntukkan
hibah; 3). Ketentuan dan persyaratan.
Penting untuk diperhatikan pula bahwa setelah dokumen perjanjian
pemberian hibah atau dokumen lain yang disamakan ditandatangani oleh
kedua belah pihak antara pihak penerima hibah dengan pihak donor, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat Project Implementing
Manual (PIM) dan harus ditandatangani oleh kedua belah pihak. PIM ini
adalah pedoman umum sebagai penjabaran dari dokumen perjanjian atau
6
dokumen lain yang disamakan, yang memuat halhal yang harus dilakukan
kedua belah pihak secara lebih detail.
Kementerian Kesehatan memperoleh cukup banyak hibah langsung
luar negeri.
Walaupun hibah langsung tersebut tidak memerlukan
mekanisme seperti pinjaman/hibah terencana , namun seluruh bentuk hibah
langsung baik hibah berbentuk uang , barang , jasa maupun jasa harus
teregistrasi, disahkan dan tercatat dalam dokumentasi negara . Jika hibah
langsung berupa uang , maka harus masuk dalam dokumen DIPA.
Sedangkan jika hibah langsung berupa barang/jasa/surat berharga, maka
harus ada penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pendapatan atas hibah tersebut juga
harus disahkan di DJPU dan dicatat dalam pendokumentasian hibah di
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Pendokumentasian hibah langsung berbentuk uang dengan hibah
langsung berbentuk baran/jasa/surat berharga berbeda satu sam a lain ,
namun tetap harus melalui one gate policy, yaitu seluruh hibah harus tercatat
di Sekretariat Jenderal dalam hal ini perlu koordinasi dengan Pusat Kerja
Sama Luar Negeri (pengajuan registrasi hibah) , Biro Keuangan dan BMN
(pengajuan nomor rekening) , dan Biro Perencanaan dan Anggaran
(pendokumentasian dalam DIPA) .
Berikut adalah perbedaan alur
pendokumentasian hibah langsung berbentuk uang dan hibah langsung
berbentuk barang/jasa/surat berharga .
7
Alur Pendokumentasian Hibah Langsung berbentuk Uang:
AMセ@
I
Dokum en PenciJkung
セ@
Sekretaris
Jenderal Up, Ka Pusat
KLN
t
IC&PtaIItIClHX8mJces
セ@
DR ......
セ@
No, Registrasl Hibah
セ@
Sekretaris Jenderal
Sekretaris
Jenderai Up , Ka, Biro
Keuangan &BMN
i
2. Pen olljulin No.
Rekenino Hibah
Dokum en Pendukung
i
8
Alur Pendokumentasian Hibah Langsung Berbentuk Barang/Jasa/Surat
Berharga:
...........
_or
1. ......... IAST'ID •
• __ ••lPen.....
....... IJS......
Oakum en Pendukung:
Sekretaris
Jenderal UP. Ka Pusat
KLN
No. Registrasi Hibah
SPTMHL, SP3HLBJS,
Plnmltl. Hlbeh BJS
sBbegllBMN
3. Pen gesah an Hibah ke
DJPU
Oakum en Pendukung'
BAST & SPTMHL
C. Evaluasi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Pelaksanaan kegiatan bersumber dana pinjaman dan hibah luar
negeri harus dilakukan pemantauan dan evaluasi sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) nomor 224/PMKOS/2011 tentang Tata Cara
Pemantauan dan Evaluasi atas Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara triwulanan melalui format
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (LPK PHLN)
dan disampaikan kepada Bappenas dan Kementerian Keuangan paling
lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah berakhirnya triwulan bersangkutan.
Dari hasil pemantauan dan evaluasi kinerja pinjaman dan hibah luar
negeri akan dapat diketahui kinerja pelaksanaan kegiatannya. Ada 3 (tiga)
9
kategori kinerja pelaksanaan pinjaman luar negeri, yaitu: on atau above
schedule , behind schedule, dan at risk,
Capaian pelaksanaan kegiatan
yang sedang berjalan harus diukur atau dibandingkan dengan menggunakan
teknik perhitungan Progress Variance (PV),
perbandingan
antara
persentase Time
persentase
Elapse,
Progress Variance adalah
Cumulative
dengan
Disbursement
Cumulative Disbursement (CD) merupakan
realisasi pinjaman proyek yang besaran realisasinya dihitung sejak proyek
efektif hingga tanggal pemantauan/monitoring, Time Elapse(TE) merupakan
waktu yang telah berlalu hingga periode monitoring, Berikut adalah rumusan
perhitungan kinerja pinjaman dan hibah luar negeri:
1 )
2)
3)
0;0 Cumulative Disbursement
% Time Elapse =
=
total penyerapan
I
tota pinjaman
X 100%
Jumlah hari terpakai hingga tanggal monitoring
Progress Variance
total hari periode pinjaman
0/0 Cumulative Disbursement
% Time Elapse
X lOO(JIi)
X 100%
Berdasarkan rumusan perhitungan Progress Variance (PV) tersebut,
maka pelaksanaan kegiatan bersumber biaya pinjaman dan hibah luar negeri
dapat dikategorikan sebagai berikut (PMK 224/PMK,08/2011):
a,
"on dan above schedule" untuk kegiatan dengan nilai PV
セ@
1, yang
berarti realisasi penarikan pinjaman dan/atau hibah yang bersangkutan
telah sesuai atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan,
b.
"behind schedule" untuk kegiatan dengan nilai PV
=1 > x > 0,30 , yang
berarti realisasi penarikan pinjaman dan/atau hibah yang bersangkutan
lebih lambat dari jadwal yang direncanakan ,
c,
"at risk' untuk kegiatan dengan nilai PV
セ@
0,30, yang berarti realisasi
penarikan pinjaman dan hibah mengalami keterlambatan yang akut
sehingga berisiko tinggi memunculkan biaya tambahan yang harus
ditanggung oleh APBN.
10
Ada perbedaan antara penilaian kinerja menu rut Kementerian
Keuangan dengan menurut Bappenas .
Jika menu rut Bappenas, kinerja
pelaksanaan pinjaman atau hibah luar negeri hanya ada 2 (dua) kategori ,
yaitu " at risk " dan "tidak at risk ".
Pelaksanaan kegitatan dikategorikan at
risk jika kegiatan tersebut memiliki nilai PV セ@ 30 .
Khusus untuk pinjaman dan/atau hibah yang berstatus tidak ada
penarikan sama sekali (zero disbursement) , maka hasil perhitungan PV
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori , yaitu:
a. "behind schedule" bila Elapse Time Ratio (ETR) telah melampaui 1%
sampai dengan 70% dari availability period.
b. "at risk" bila ETR telah melampaui 71 % dari periode penarikan pinjaman
dan/atau hibah yang direncanakan.
Elapse Time Ratio (ETR) adalah perbandingan antara periode yang telah
dilampaui mulai effective date dengan periode penarikan pinjaman dan/atau
hibah (a vailability period) . Availability period adalah periode yang tersedia
untuk penarikan pinjaman dan/atau hibah , yaitu periode antara tanggal efektif
pinjaman dan/atau hibah (effective date) dengan periode penarikan pinjaman
dan/atau hibah (a vailability period) .
Dari hasil perhitungan Progress Variance perlu diperhatikan juga
bahwa semakin kecil nilai PV menandakan tidak tercapainya target yang
telah ditetapkan dan akan semakin merugikan pihak pemerintah jika terdapat
commitment fee yang harus dibayarkan kepada pihak Lender/ Donor.
D. Perlakuan Pinjaman dan Hibah yang Sudah Selesai
Kegiatan yang dibiayai oleh pinjaman dan hibah luar negeri
terencana yang saat ini sudah selesai, diwajibkan untuk membuat laporan
pasca kegiatan atau Project Completion Report (CPR) .
CPR tersebut
seharusnya disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan setelah kegiatan
berakhir, kepada :
1)
Direktorat Jenderal Pengelola Utang Kem enterian Keuangan , up.
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
2) Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Pendanaan Pembangunan ,
Bappenas
11
dan ditembuskan kepada :
1) Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
2) Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan
3) Kepala Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
4) Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan
5) LenderlDonor
Sebelum periode pinjaman luar negeri berakhir, penerima pinjaman
dan/atau hibah luar negeri harus mempersiapkan exit strategy agar kegiatan
tersebut dapat terus berkelanjutan walaupun sudah tidak dibiayai dari
bantuan luar negeri. Jika kegiatan tersebut akan berakhir, maka penerima
pinjaman atau hibah luar negeri wajib segera menyelesaikan seluruh
kewajiban tertib administrasi , mengumpulkan buktibukti pendukung dan
memastikan agar pihak lender segera menutup akun kegiatan tersebut.
Tertib administrasi juga suatu keharusan yang harus dilakukan oleh
penerima pinjaman maupun hibah luar negeri, seperti pendokumentasian
surat menyurat, bukti pembayaran dan dokumentasi lainnya.
Hal ini
dilakukan agar kegiatan dapat berjalan lancar serta meminimalisir adanya
fraud .
Sampai saat ini masih ada 1 (satu) kegiatan bersumber biaya
pinjaman luar negeri
yang sudah selesai sejak tahun 2007 yaitu
"Improvement of Health Care Delivery System in NTT'. Namun oleh karena
kegiatan tersebut dinyatakan belum menyelesaikan tertib administrasi maka
hingga kini masalah tersebut belum terselesaikan. Tindak lanjut yang sudah
dilakukan saat ini adalah bahwa Menteri Kesehatan telah bersurat kepada
Gubernur NTT melalui surat nom or UKiMenkes/535/XI/2013 tanggal 1
November 2013 hal Proyek Improvement of Health Care Delivery System in
NTT Province yang inti isinya meminta jawaban klarifikasi tentang audit BPKP
tahun 2013. Hinga saat ini Gubernur NTT masih berkoordinasi dengan BPKP
Provinsi NTT untuk menjawab surat Menteri Kesehatan tersebut.
Jika kegiatan bersumber biaya pinjaman luar negeri sudah selesai
tetapi masih ada sisa dana dari pihak lender yang belum terpakai, maka dana
tersebut wajib dikembalikan kepada pihak lender.
Tetapi jika kegiatan
tersebut bersumber biaya hibah luar negeri dan masih ada sisa dana, maka
12
dana tersebut dapat diperlakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: 1).
Dikembalikan kepada pihak donor; 2) .
Disetorkan ke kas Negara; 3) .
Digunakan di tahun berikutnya dengan mengajukan revisi DIPA pada tahun
berikutnya.
III.
Daftar Pinjaman dan Hibah (Terencana)
Luar Negeri
Kementerian
Kesehatan tahun 2014
[LZMセ
No.
A.
I.
1.
..a....-..N@
r
J
Pinjaman luar Negeri :
Ditjen Bina Upaya Kesehatan
Improvement of M.
KfW Jerman
Hoesin in Palembang
14/05/2003
EUR
sid
11,282,297
.
Diperpanjang
hingga 2015
31/12/2014
2.
06/08/2007
USD
Teaching Hospital in
sid
24,000,000
Indonesia
31/12/2014
Strengthening of Four
EDCF Korea
·
Mengalami
perpanjangan
di th 2014
·
Seharusnya
close 15 April
2013
·
Rencana akan
diperpanjang
kembali hingga
tahun 2015
3.
Improvement of H.
Adam Malik in Medan
EDCF Korea
27/05/2009
USD
sid
30,000,000
·
Mengalami
perpanjangan
di th 2014
27/06/2014
·
Seharusnya
close 27
November
2013
13
II.
1
Pember!
Plnjam.n
Kegl...n
No.
Kal
AIoka.,
PerIod.
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
03 /06/2009
USD
Water Resources
sid
40930121 ,32
Management
30/06/2014
Integrated Citarum
ADB
Closed
Investment Program
(ICWRMIP)
B.
Hibah (Terencana) Luar Negeri
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1.
Th 20092013
Third Water Supply and
World Bank
10/09/2009
Snitation for Low
dan AusAid
si d
merupakan
Income Community
31 / 12/2012
kegiatan
(Community Based
30/09/2017
pinjaman LN . Th
USD 9090.000 ,
Water
20142017
SupplylPAMSIMAS /I)
merupakan
Project
kegiatan hibah
terencana
IV.
Rincian Kegiatan Pinjaman Luar Negeri
A. Improvement of M. Hoesin in Palembang
1) Definisi kegiatan
Improvement
of
M.
Hoesin
in
Palembang adalah kegiatan
peningkatan RS Moh. Hoesin melalui peningkatan alat kesehatan
dengan melakukan pengadaan alat kesehatan yang dibutuhkan.
2) Informasi umum kegiatan
Nama Kegiatan
Improvement of M. Hoesin in Palembang
NomorNPPHLN
2002 66 353 / 2002 70 413
Nomor Registrasi
21511901
Executing Agency
Direktorat
Kesehatan
14
Jenderal
Bina
Upaya
Implementing Agency
RSUP
Dr.
Mohammad
Hoesin
Palembang
Sumber Dana
KfW Germany
Total Pinjaman
EUR 11,282,,297.00
Total Hibah
EUR
1,500,000.00
3) Status Kegiatan
Tanggal Penandatanganan
14 Mei 2003
Tanggal Efektif NPPHLN
14 Mei 2003
Tanggal Penutupan Original
31 Desember 2006
Tanggal Penutupan Aktual
31 Desember 2014
Lama Kegiatan
11 (sebelas) tahun
Status Terkini
Akan diperpanjang tahun 2015
4) Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berorientasi
kepada kepentingan masyarakat dan meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat di bidang kesehatan.
5) Lingkup pekerjaan yang bersumber dari pinjaman (loan):
a. Infrastruktur, meliputi: service zone, electricity, water supply, fire
hydrant system, storm water drainage
b.
Medical equipment
c. Health Management and Information System (HMIS), meliputi:
LAN, soft ware, hard ware.
d.
Consultancy for investement measures
e. Contingencies
Lingkup pekerjaan yang bersumber dari hibah (grant)
sebesar
EUR 1,500,000, adalah untuk pembiayaan accompanying measures.
15
6) Kinerja Kegiatan:
% CD
98 .88 %
% TE
100%
PV
0 .01
Status kinerja
On schedule
7) Pelaksanaan Kegiatan :
a.
Penyerapan total pinjaman sampai dengan triwulan IV tahun
2014 sebesar EUR 11 ,155 ,512 .25 (98 .88 % )
b.
Pelaksanaan pengadaan alat kesehatan sudah direalisasikan
sebesar 100% , namun yang belum selesai adalah pelaksanaan
maintenance.
c.
Pada tahun 2014 tidak ada penyerapan anggaran oleh karena
pihak penyedia belum melaksanakan kewajibannya untuk
melakukan
maintenance
terhadap
alat
kesehatan
yang
membutuhkan maintenance.
8) Analisa dan l\J1asalah Kegiatan :
a.
Kegiatan ini mengalami 5 (lima) kali perpanjangan tahun kegiatan
oleh karena proses penetapan pemenang tender oleh Menteri
Kesehatan tertunda, yang menurut Keputusan Presiden nom or
80 tahun 20092010 disebutkan bahwa pengadaan yang bernilai
lebih dari Rp 50 Miliar harus atas persetujuan Menteri Kesehatan .
b. Adanya keterlambatan impor spare parts untuk kegiatan priventif
maintenance alat kesehatan tetap dikenakan pajak oleh karena
pihak Bea Cukai , sedangkan pemerintah tidak menganggarkan
untuk biaya pajak .
9) Saran
a . Dalam Loan
Agreement
seharusnya memuat pasal yang
menyatakan adanya pembebasan pajak impor untuk barang
utama maupun spare parts/alat pendukung untuk maintenance
barang utama tersebut karena sudah merupakan satu kesatuan.
16
b. Dari Kementerian Pusat sebaiknya ditunjuk petugas sebagai
Project Management Unit (PMU) yang bertugas khusus untuk
memantau pelaksanaan kegiatan bersumber pinjaman luar
negeri yang ada di rumah sakit.
B. Strengthening of Teaching Hospital in Indonesia
1) Definisi kegiatan
Strengthening of Four Teaching
Hospital in
Indonesia adalah
kegiatan Peningkatan 5 (lima) rumah sakit pendidikan di Indonesia
melalui peningkatan alat kesehatan dengan melakukan pengadaan
alat kesehatan yang dibutuhkan. Kelima rumah sakit tersebut yaitu,
Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Rumah
Sakit Sanglah Denpasar (Bali), Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi
Bogor (Jawa Barat), Rumah Sakit Paru Rotinsulu Bandung (Jawa
Barat), Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (Jakarta).
2) Informasi umum kegiatan
Strengthening of Teaching Hospital in
Nama Kegiatan
Indonesia
NomorNPPHLN
INA10
Nomor Registrasi
21593301
Executing Agency
Direktorat
Jenderal
Bina
Upaya
Kesehatan
Implementing Agency
Direktorat
Bina
Upaya
Rujukan
Sumber Dana
EDCF Korea
Total Pinjaman
USD 24,000,000,-
3) Status Kegiatan
Tanggal Penandatanganan
6 Agustus 2007
Tanggal efektif NPPHLN
6 Oktober 2007
Tanggal Penutupan Original
15 April 2013
17
Kesehatan
Tanggal Penutupan Aktual
31 Desember 2014
Lama Kegiatan
7 (tujuh) tahun
Status Terkini
Akan diperpanjang hingga tahun
2015
4) Tujuan
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang efisien, berkualitas dan
sebagai tempat penyediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin.
5) Lingkup pekerjaan yang bersumber dari pinjaman (loan):
a. Pengadaan perala tan kesehatan
b.
Training
c.
Pengadaan jasa konsultan
d.
Contingency
e. Service charge
6) Kinerja Kegiatan :
% CD
88.49%
% TE
100%
PV
0.12
Status kinerja
On schedule
7) Pelaksanaan Kegialan:
a. Penyerapan total pinjaman sampai dengan triwulan IV tahun
2014 sebesar USD 21,236 ,989 (88.49 %).
b.
Degan penyerapan pinjaman yang tertera pada poin 7a,
pelaksanaan kegiatan pengadaan alat kesehatan sudah 100%.
c.
Walaupun pelaksanaan pengadaan alaI kesehatan sudah
dilakukan 100%, namun pembiayaan untuk pengerjaan jasa
konsultan masih belum selesai (90%).
8) Analisa dan Masalah Kegiatan :
18
a. Kegiatan ini seharusnya sudah selesai sejak 15 April 2013.
Namun oleh karena ada kendala selama pengerjaannya, seperti
alat kesehatan (EO Gas) yang sudah tidak up date/tidak dapat
dipakai sehingga ditolak oleh rumah sakit penerima dan harus
dialihkan ke rumah sakit lainnya, maka pengerjaan kegiatan
tersebut harus diperpanjang hingga 31 Desember 2014.
b. Adanya penetapan pemenang lelang yang harus dilakukan oleh
Menteri Kesehatan sehingga melalui proses yang panjang
c. Manajemen proyek yang kurang optimal oleh karena pengadaan
alat kesehatan dilakukan di Kementerian Kesehatan pusat, bukan
dilakukan oleh masingmasing rumah sakit sehingga terjadi
ketidaksesuaian antara perencanaan dengan kebutuhan rumah
sakit.
d. Adanya pergantian KPA yang menyebabkan sustainbilitas
pelaksanaan kegiatan terhambat.
9) Saran
a. Proses pengadaan alat kesehatan sebaiknya dilaksanakan oleh
masingmasing rumah sakit, bukan di Kementerian Kesehatan
pusat sehingga pengadaan alat kesehatan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan masingmasing.
b. Perlu ditunjuk pejabat atau tim sebagai Project Implementing Unit
(PIU) di rumah sakit yang bertugas untuk mengawasi proses
kegiatan pinjaman luar negeri di rumah sakit tersebut.
c.
Improvement ofH. Adam Malik Hospital in Medan
1). Definisi kegiatan
Improvement of H. Adam Malik Hospital in l\I1edan merupakan
kegiatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan rumah sakit
Adam Malik melalui peningkatan alat kesehatan dengan melakukan
pengadaan alat kesehatan yang dibutuhkan.
19
2). Informasi umum kegiatan
Improvement of H. Adam Malik Hospital
Nama Kegiatan
in Medan
NomorNPPHLN
INA14
Executing Agency
Direktorat
Jenderal
Bina
Upaya
Kesehatan
Implementing Agency
Direktorat
Bina
Upaya
Kesehatan
Rujukan
Sumber Dana
Korea EXIM
Total Pinjaman
USD
30
juta;
ekivalen
KRW
31,322,385,536
3) . Status Kegiatan :
Tanggal Penandatanganan
6 Maret 2009
Tanggal efektif NPPHLN
27 Mei 2009
Tanggal Penutupan Original
27 November 2011
Tanggal Penutupan Aktual
31 Desember 2014
Lama Kegiatan
5 (lima) tahun
Status Terkini
Sudah selesai
4). Tujuan
To increase the hospital diagnostic and therapy capability by
providing adequate facibilitie s and medical equipment as well so that
the hospital can serve sustainable and various services with high
quality and accuracy in the region.
5). Lingkup pekerjaan yang bersumber dari pinjaman (loan):
a. Jasa konsultan pengawas/supervisi
b. Pengadaan peraltan
c. Pendidikan dan pelatihan
d. Konstruksi bangunan
e.
Pemeliharaan peralatan
20
6). Kinerja kegiatan:
%CD
98.16%
%TE
100%
PV
0.02
Status kinerja
on schedule
7). Pelaksanaan kegiatan:
a. Penyerapan total sampai dengan triwulan IV sudah 100%
b. Pembayaran pengadaan konsultan pengawas tahun 2013 ke
MIRAE masih tertunda karena menunggu revisi DIPA dan
meminta laporan dari konsultan pengawas untuk tahun 2014
8). Analisa dan masalah kegiatan:
a. Banyaknya perubahan ruang lingkup pekerjaan Mechanical and
Electrical
(M&E)
sehingga
memerlukan
waktu
dalam
implementasinya.
b. Tertahannya barang/alat kesehatan di
pelabuhan selama
berbulanbulan oleh karena lambatnya proses pembebasan
administrasi bea cukai.
c.
Untuk mempermudah dalam pengadaan alat kesehatan dan
spare parts-nya, maka harus dapat dipastikan bahwa pihak
supp/ier/penyedia memiliki kantor perwakilan tetap di Indonesia.
9). Saran:
a. Agar perpanjangan kegiatan tidak terjadi secara berulang, maka
seluruh kegiatan harus mengacu pada perencanaan yang telah
ditetapkan pad a awal kegiatan.
Oleh sebab itu perencanaan
harus dilakukan secara baik dan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan.
b. Perlu ditingkatkan koordinasi yang baik dengan pihak bea cukai
sehingga dapat mempermudah proses pembebasan pajak.
21
c . Dalam Loan Agreement perlu diatur dalam suatu pasal yang
mensyaratkan pihak penyedia harus memiliki kantor perwakilan
tetap di Indonesia .
O. Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program
(ICWRMIP)
1) Definisi kegiatan
Integrated Citarum Water Resources Management Investment
Program (ICWRMIP) merupakan kegiatan kerja sama antara
pemerintah dengan masyarakat demi terciptanya daerah tangkapan
air dan sungai yang bersih, sehat, dan produktif, serta memberikan
manfaat yang berkesinambungan bagi seluruh masyarakat di wilayah
sungai Citarum dan Saluran Tarum Barat.
2) Informasi umum kegiatan
Nama Kegiatan
Integrated
Water
Resources
Investment
Program
Citarum
Management
(ICWRMIP)
Nomor NPPHLN
2501INO (SF)
Nomor Registrasi
10789501
Executing Agency
Kementerian Pekerjaan Umum
Implementing Agency
•
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Ditjen
PP dan
PL
Kementerian
Kesehatan
•
Bappenas
•
Kementerian Pertanian
•
Kementerian Kehutanan
•
Kementerian Lingkungan Hidup
Sumber Dana
Asian Development Bank (ADB)
Total Pinjaman
USD 4.093.122,-
22
3). Status Kegiatan
Tanggal Penandatanganan
22 April 2009
Tanggal efektif NPPHLN
3 Juni 2009
Tanggal Penutupan Original
30 Juni 2014
Tanggal Penutupan Aktual
30 Juni 2014
Lama Kegiatan
5
(lima) tahun
4). Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi jumlah
penderita penyakit yang diakibatkan oleh air dan sanitasi yang buruk
pada masyarakat sepanjang bantaran Saluran Tarum Barat (STB)
melalui
peningkatan
ketersediaan
air
bersih,
sanitasi,
dan
peningkatan perilaku pola hidup bersih dan sehat berbasis
masyarakal.
5). Lingkup pekerjaan
a. Penyediaan sarana air minum
b. Penyediaan jamban komunal
c. Penyediaan sarana penolahan sampah terpadu
d. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
e. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
masyarakat
6). Lokasi
a. 9 kabupaten: Bandung, Bandung Barat, Garut, Sumedang ,
Indramayu , Subang , Purwakarta , Karawang, Bekasi
b. 3 kota: Bandung , Cimahi, Bekasi
7). Kinerja kegiatan
%CD
81.16%
% TE
100%
PV
0.19
Status kinerja
On schedule
23
8). Pelaksanaan Kegiatan
a. Kegiatan ICWRMIP telah selesai sejak tanggal 30 Juni 2014
(triwulan II tahun 2014)
b. Penyerapan anggaran pinjaman hingga kegiatan terse but selesai
adalah sebesar Rp 43,028,069 ,211, (81.12%).
c. Pada saat kegiatan berakhir, pengerjaan fisik telah terlaksana
100% .
9). Analisa/Masalah Kegiatan:
a. Adanya kesulitan yang ditemui masyarakat untuk menyiapkan
lahan.
b. Kurangnya sosialisasi ke masyarakat yang melibatkan Pemda
c. Perij inan dari Kementerian PU yang berbenturan dengan
kebijakan Pemda atau instansi lainnya sehingga perlu waktu
lama .
10). Saran:
a. Pemerintah menyediakan lahan untuk sarana umum yang
digunakan masyarakat.
b. Melibatkan Pemda untuk sosialisasi kepada masyarakat.
c. Melakukan advokasi
kepada
Pemda
untuk
memfasilitasi
masyarakat untuk mendapatkan perijinan.
d. Kesinambungan program ini diserahkan kepada Pemda .
E.
Third Water Supply and Snitation for Low Income Community (Community
Based Water SupplylPAMSIMAS II) Project
1) Definisi kegiatan
Third Water Supply and Sanitation for Low Income Community
(Community Based Water SupplylPAMSIMAS II) merupakan salah
satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan
dukungan World Bank dan AusAid , untuk meningkatkan penyediaan
air minum , sanitasi , dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
24
terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit
lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan .
2) Informasi umum kegiatan
Nama Kegiatan
Third Water Supply and Snitation for Low
Income Community (Community Based
Water SupplylPAMS/MAS /I) Project
NomorNPPHLN
TF 094792IBR
Nomor Registrasi
70920201
Executing Agency
Ditjen
Cipta
Karya ,
Kementerian
Pekerjaan Umum
Implementing
•
Agency
Ditjen PP dan PL Kementerian
Kesehatan
•
Ditjen
Pembangunan
Daerah,
Kementerian Dalam Negeri
•
Ditjen Pemberdayaan lVIasyarakat
Desa , Kementerian Dalam Negeri
Sumber Dana
World Bank dan Au sAid
Total Pinjaman
USD 9,090,000,-
3) Status Kegiatan
Tanggal Penandatanganan
10 September 2009
Tanggal efektif NPPHLN
10 September 2009
Tanggal Penutupan Original
31 Desember 2012
Tanggal Penutupan Aktual
30 September 2017
Lama Kegiatan
6
(lima ) tahun
4) Tujuan
Meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin pedesaan/kelurahan dan pinggiran kota (periurban) ; meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih sehat dengan
membangun/menyediakan prasarana dan sarana air minum dan
sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan serta mampu
25
diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk
direplikasi, diperluas dan pengarusutamaan model di daerah lain
dalam upaya mencapai target MDG.
5) Lingkup pekerjaan :
a. Sanitasi total
b. Pemasaran sanitasi dan hygiene
c. Sanitasi dan hygiene sekolah
d. Penguatan unit sanitasi dan hygiene
e. Surveilan kualitas air dan lingkungan
6) Kinerja Kegiatan :
%CD
18.78%
% TE
27%
PV
0.08
Status kinerja
On schedule
7) Pelaksanaan Kegiatan:
a. Pelaksanaan penyerapan anggaran pinjaman sampai dengan
triwulan IV tahun 2014 sebesar EUR 11,