4.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
4.2.1 Produksi
Pokja perbekalan melakukan kegiatan produksi sediaan farmasi. Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, yang dimaksud dengan
produksi adalah kegiatan membuat, merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Kegiatan produksi yang dilakukan adalah membuat pengenceran H
2
O
2
3, NaCl 0,9 non steril, alcohol 70, memproduksi handscrub dan mengubah menjadi kemasan yang lebih kecil re-packing antara lain alkohol
96, isodin povidon iodium. Penggunaan handscrub di instalasi farmasi belum diproduksi sendiri,
dalam menunjang pasien safety dibutuhkan dalam pemakaian besar sehingga lebih baik dilakukan produksi sendiri untuk penghematan biaya cost effectiveness.
4.2.2 Penyimpanan
Perbekalan farmasi di RSUP H. Adam Malik disimpan sesuai dengan sifatnya obat termolabil di lemari pendingin dengan suhu 2-8 C
o
, dan obat pada suhu ruangan 15-25 C
o
; bentuk sediaan oral, injeksi, infus, salep; bahan baku obat mudah menguapterbakar terpisah dari produk farmasi lainnya; obat
narkotika dan psikotropik dalam lemari khusus dan terkunci double lock; dan obat high alert pada lemari khusus yang ditandai dengan garis merah diberi tanda
label peringatan berbentuk bulat dan berwarna merah dengan tulisan high alert; obat Lasa diberi label berwarna hijau dengan tulisan Lasa berwarna putih dan
diletakkan dengan jarak beberapa item obat dan disusun secara alfabetis dengan sistem first in first out FIFO dan first expired first out FEFO.
Universitas Sumatera Utara
Gudang penyimpanan di RSUP H. Adam Malik terdiri dari gudang perbekalan farmasi Askes, gudang perbekalan farmasi Jamkesmas, gudang
perbekalan farmasi umum, gudang perbekalan farmasi floor stock, gudang perbekalan farmasi Cathlab jantungbedah jantung, gudang perbekalan farmasi
bahan berbahayamudah terbakar. Cara penyimpanan masih belum sesuai dengan standar cara penyimpanan obat, karena masih ada obat yang disusun bersentuhan
langsung dengan dinding yang dapat mempengaruhi kualitas obat, serta masih adanya obat yang tersusun di luar gudang yang mengakibatkan tidak terjaminnya
keamanan dari ketersediaan obat tersebut. Hal ini dikarena gudang penyimpanan obat yang masih sempit.
4.3 Pelayanan Kefarmasian