BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Panitia Farmasi dan Terapi PFT
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197MenkesSK2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
a. ketua Panitia Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter yang ada di dalam kepanitiaan dan jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik,
maka sebagai ketua adalah dokter spesialis farmakologi. RSUP H. Adam Malik sebagai ketua Komite Farmasi dan Terapi adalah dokter spesialis penyakit
dalam konsultan ginjal dan hipertensi. b. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya
dua bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali. Rapat Panitia Farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar-pakar dari
dalam maupun dari luar rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan Panitia Farmasi dan Terapi. Rapat Panitia Farmasi dan Terapi di
RSUP H. Adam Malik belum diadakan sebulan sekali. Berdasarkan Permenkes RI No. 085MenkesPerI1989 menyatakan
bahwa rumah sakit umum kelas A diharuskan memiliki Formularium yang harus selalu dimutakhirkan dan direvisi secara periodik dan ini merupakan tugas Panitia
Farmasi dan Terapi. Revisi seharusnya dilakukan paling sedikit dua tahun sekali atau lebih jika diperlukan. RSUP. H. Adam Malik telah menerbitkan formularium
pada tahun 2003, 2009 dan 2011. Revisi Formularium tahun 2003 ke 2009 terlalu lama. Evaluasi formularium tidak berjalan dengan baik sesuai dengan kebijakan
yang merevisi formularium setiap dua tahun sekali.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
4.2.1 Produksi
Pokja perbekalan melakukan kegiatan produksi sediaan farmasi. Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, yang dimaksud dengan
produksi adalah kegiatan membuat, merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Kegiatan produksi yang dilakukan adalah membuat pengenceran H
2
O
2
3, NaCl 0,9 non steril, alcohol 70, memproduksi handscrub dan mengubah menjadi kemasan yang lebih kecil re-packing antara lain alkohol
96, isodin povidon iodium. Penggunaan handscrub di instalasi farmasi belum diproduksi sendiri,
dalam menunjang pasien safety dibutuhkan dalam pemakaian besar sehingga lebih baik dilakukan produksi sendiri untuk penghematan biaya cost effectiveness.
4.2.2 Penyimpanan
Perbekalan farmasi di RSUP H. Adam Malik disimpan sesuai dengan sifatnya obat termolabil di lemari pendingin dengan suhu 2-8 C
o
, dan obat pada suhu ruangan 15-25 C
o
; bentuk sediaan oral, injeksi, infus, salep; bahan baku obat mudah menguapterbakar terpisah dari produk farmasi lainnya; obat
narkotika dan psikotropik dalam lemari khusus dan terkunci double lock; dan obat high alert pada lemari khusus yang ditandai dengan garis merah diberi tanda
label peringatan berbentuk bulat dan berwarna merah dengan tulisan high alert; obat Lasa diberi label berwarna hijau dengan tulisan Lasa berwarna putih dan
diletakkan dengan jarak beberapa item obat dan disusun secara alfabetis dengan sistem first in first out FIFO dan first expired first out FEFO.
Universitas Sumatera Utara
Gudang penyimpanan di RSUP H. Adam Malik terdiri dari gudang perbekalan farmasi Askes, gudang perbekalan farmasi Jamkesmas, gudang
perbekalan farmasi umum, gudang perbekalan farmasi floor stock, gudang perbekalan farmasi Cathlab jantungbedah jantung, gudang perbekalan farmasi
bahan berbahayamudah terbakar. Cara penyimpanan masih belum sesuai dengan standar cara penyimpanan obat, karena masih ada obat yang disusun bersentuhan
langsung dengan dinding yang dapat mempengaruhi kualitas obat, serta masih adanya obat yang tersusun di luar gudang yang mengakibatkan tidak terjaminnya
keamanan dari ketersediaan obat tersebut. Hal ini dikarena gudang penyimpanan obat yang masih sempit.
4.3 Pelayanan Kefarmasian
Pokja farmasi klinis dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi farmasi RSUP H. Adam
Malik.
4.3.1Konseling
Kegiatan konseling telah dilakukan di RSUP H. Adam Malik untuk pasien rawat jalan. Namun untuk menunjang terlaksananya konseling yang bermutu
dibutuhkan beberapa literatur up to date yang dapat dengan cepat dan mudah diakses yang seharusnya ada di ruangan konseling seperti internet. Namun, ruang
konseling RSUP H. Adam Malik belum didukung oleh fasilitas internet wifi untuk mencari informasi tersebut secara cepat.
Pencatatan data pasien harus dilakukan secara kontinu dan terorganisir sehingga dapat diperoleh informasi perkembangan pasien setelah penggunaan
obat dan dilakukan follow-up untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien dalam
Universitas Sumatera Utara
menggunakan obat. Namun, kegiatan follow-up ini belum dilakukan. Selain itu, data pasien yang telah dikonseling belum dimasukkan ke dalam SIRS untuk
mempermudah pencarian data pasien serta ruang tunggu untuk pasien yang akan dikonseling masih belum tersedia .
4.3.2 Visite
Kegiatan visite telah dilaksanakan pada pasien di RSUP H. Adam Malik. Kunjungan ini berupa kunjungan mandiri. Kegiatan visite belum dilakukan secara
optimal dan menyeluruh pada setiap pasien. Hal ini dikarenakan perbandingan jumlah pasien dengan apoteker belum sebanding yakni sesuai permenkes 1:30 ,
sehingga perlu ditambah lagi tenaga apoteker. Penelusuran riwayat penggunaan obat yang termasuk dalam kegiatan visite telah dilakukan oleh farmasi klinis.
4.4 Instalasi Central Sterilize Supply Department CSSD
Berdasarkan pengamatan, CSSD telah melaksanakan kegiatan: pencucian, pengeringan, pengemasanpaket, pemberian label, pemberian indikator, sterilisasi,
penyimpanan dan pendistribusian ke unit-unit yang membutuhkan perlengkapan steril. CSSD juga melakukan sterilisasi ruangan dengan cara pengasapan
foggingdan penyinaran dengan sinar UV dan sterilisasi dengan etilen oksida untuk alat yang tidak tahan panas. Perlengkapan yang disterilkan di central
sterilize supply departement meliputi instrumen, linen, dan karet.
Menurut Depkes RI tahun 2009 persyaratan ruang strerilisasi pada prinsipnya didesain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan ruang kotor
yang di buat sedemikiaan rupa untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain itu pembagian ruangan di sesuaikan
dengan alur kerja. Namun Proses sterilisasi pada instalasi CSSD RSUP H. Adam
Universitas Sumatera Utara
Malik belum terlaksana dengan baik, karena ruang CSSD masih memiliki sudut dan lift barang steril bersih dan barang tidak steril kotor letaknya masih
berdampingan. Ruang pengemasan, produksi dan prosesing, serta ruang sterilisasi masih berada dalam satu ruangan.
4.5 Depo Farmasi Rindu A