Refleksi Model Pembelajaran Reflektif

9  Konteks nyata proses pembelajaran, yaitu, pengertian-pengertian yang dibawa oleh pebelajar ketika memulai proses pembelajaran, pendapat- pendapat dan pemahaman-pemahaman yang mereka peroleh dari studi sebelumnya, perasaan dan sikap mereka terhadap bidang studi yang akan mereka pelajari.

b. Penyajian Pengalaman

Pengalaman yang dimaksud di sini adalah setiap kegiatan yang bercirikan adanya pemahaman kognitif dari bahan yang disimak dan juga pelibatan dimensi afektif pebelajar. Di sini, pengalaman bisa dibedakan menjadi dua, yaitu pengalaman langsung dan tidak langsung. Termasuk pengalaman langsung dalam situasi pembelajaran, biasanya berupa: diskusi, penelitian, kegiatan lapang, aksi sosial, home stay , karya wisata, dlsb. Termasuk pengalaman tidak langsung dalam situasi pembelajaran adalah upaya memperoleh informasi mengenai sebuah peristiwa melalui kegiatan membaca, mendengarkan atau menyimak gambar. Untuk itu, biasanya dilakukan proses perangsangan indera dan daya imajinasi pebelajar melalui simulasi, permainan peran, atau tayangan audio-visual.

c. Refleksi

Istilah refleksi di sini dipahami dalam pengertian khas, yaitu suatu upaya menyimak dengan penuh perhatian terhadap bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul-usul, atau reaksi spontan untuk mengerti pentingnya pemahaman mendalam sampai pada makna dan konsekuensinya. Melalui refleksi, pebelajar diajak untuk menggali makna dan konsekuensi dari sebuah pengalaman, misalnya dengan cara:  memahami dengan lebih baik kebenaran hal yang dipelajarinya misal dengan bertanya, apakah pengandaian-pengandaian yang ada di balik paham ekonomi liberal? Apakah pengandaian-pengandaian itu sahih? Apakah jujur? Apakah ada pengandaian-pengandaian lain? Bagaimana jadinya kalau kita menggunakan pengandaian lain?;  Memahami sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami pebelajar ketika merenungkan pengalaman tersebut misal, dengan bertanya: dengan membaca pengalaman seorang pedagang kaki lima, apa yang paling 10 menarik bagi saya? Mengapa saya tertarik? Adakah perasaan lain? Mengapa demikian?;  Memperdalam pemahaman pebelajar tentang implikasi-implikasi bagi diri sendiri maupn orang lain misal dengan bertanya: Dampak apa yang akan timbul dari sistem distribusi gula yang ada saat ini bagi parapedagang kecil dan masyarakat pada umumnya?;  Mendapatkan pengertian pribadi tentang peristiwa-peristiwa, gagasan- gagasan, kebenaran atau pemutar balikan kebenaran, dsb misal dengan bertanya: mungkinkah gaya hidup saya menyumbang pada terciptanya ketidak adilan?;  Memahami siapa saya pebelajar dan bagaimana seharusnya sikap saya terhadap orang lain misalnya dengan bertanya: perasaan apa yang timbul dalam refleksi ini? Mengapa demikian? Apakah saya merasa nyaman dengan perasaan itu? Mengapa? Bagaimana saya harus menyikapinya? Tantangan terbesar bagi seorang pengajar adalah dalam hal merumuskan pertanyaan-pertanyaan refleksi. Pengajar perlu menghindari apa saja yang bersifat manipulasi dan indoktrinasi. Sebaliknya, pengajar perlu membuka kepekaan pebelajar terhadap implikasi-implikasi manusiawi dari apa yang sedang dipelajari sedemikian rupa, sehingga dapat mengatasi pengalaman- pengalaman terdahulu untuk menuju perkembangan pribadi yang lebih matang. Bila memungkinkan, ada baiknya manakala refleksi dilanjutkan dengan saling berbagi refleksi dialog refleksif.

d. Aksi