Pengakuan Piutang Penilaian Piutang Penghapusan Piutang

kurang dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun periode akuntansi maka hal inilah yang disebut Piutang wesel atau surat piutang Note Receivable.

2.4. Pengakuan Piutang

Dalam banyak transaksi yang terjadi jumlah piutang yang akan diakui tergantung dari harga pertukaran di antara kedua belah pihak. Harga pertukaran tersebut adalah besarnya hutang dari yang berhutang pelanggan atau peminjam dan hal ini akan didukung oleh bukti atau faktur atas transaski tersebut. Faktur sering digunakan sebagai alat pengukuran namun hal tersebut sering menjadi kendala dalam penentuan harga pertukaran. Kesulitan yang dihadapi dalam penentuan harga pertukaran terletak pada jika ada potongan dagang dan potongan tunai. Dalam pengakuan piutang dagang terdapat dua metode yang digunakan : a. Metode Kotor Gross Method Dicatat total penjualan meski ada syarat potongan penjualan atau diskon jika membayar tidak melebihi waktu yang ditetapkan. b. Metode Bersih Net Method Dicatat penjualan bersih setelah dikurangi potongan penjualan nantinya.

2.5. Penilaian Piutang

Piutang Usaha dinilai sebesar jumlah piutang usaha yang diiharapkan dapat ditagih diterima. Setiap akhir periode, saldo piutang usaha harus disesuaikan untuk mengakui adanya Biaya Kerugian Piutang dan memperbaiki penyajian saldo piutang usaha di neraca. 13 13 Nilai piutang yang dapat ditagih = Jumlah piutang – Cadangan kerugian piutang Adjustment Journal: Biaya Kerugian Piutang Bad Debt Expense xxx - Cadangan Kerugian Piutang Allowance for Bad Debt - xxx Kalau di neraca dapat kita lihat sebagai berikut: PT. X Neraca Per 31 Desember 2007 Kas XXX Piutang XXX Cad. Kerugian Piutang xxx Piutang bersih XXX Persediaan XXX

2.6. Penghapusan Piutang

Piutang dagang yang dimiliki perusahaan merupakan tagihan-tagihan yang tidak disertai dengan janji tertulis antara pihak yang berpiutang kreditur dengan pihak yang mempunyai kewajiban debitur sehingga kemungkinan terdapat beberapa piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang tidak tertagih terjadi karena adanya usaha untuk memperoleh pendapatan dikelompokkan sebagai Biaya Usaha dimana dalam akuntansi disebut Biaya Kerugian Piutang Bad Debt Expense. Oleh sebab itu, perusahaan akan menanggung risiko kerugian akibat tidak tertagihnya piutang tersebut. Berikut ini beberapa alasan yang mengakibatkan tidak tertagihnya piutang, yaitu: 1. Terhentinya usaha pelanggan debitur sehingga ia tidak mampu melunasi kewajibannya kepada kreditur; 14 14 2. Debitur melarikan diri; 3. Perusahaan gagal memaksa pembayaran secara sah dari debitur; 4. Belum adanya kesepakatan antara kreditur dengan debitur mengenai jumlah piutang yang masih akan diselesaikan; 5. Debitur meninggal dunia. Risiko tidak tertagihnya piutang merupakan kerugian perusahaan sehingga perusahaan harus melakukan penghapusan terhadap piutang tak tertagih tersebut. Penghapusan piutang ini adalah pengurang jumlah piutang karena debitur diperkirakan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Dalam menentukan kerugian piutang tak tertagih harus ditangani secara tepat. Kesalahan dalam penanganan piutang tidak jarang berakibat fatal bagi perusahaan sehingga mengakibatkan semakin banyak dana yang tertanam pada piutang sehingga akan menghambat kelancaran operasional perusahaan. Menurut Skousen 2001:307, terdapat dua cara untuk menghitung kerugian dari piutang yang tidak tertagih, yaitu: metode penghapusan langsung dan metode penyisihan. 1. Metode Penghapusan Langsung Metode ini digunakan pada perusahaan kecil yang tidak dapat menaksir kerugian piutang secara tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih. Bila diketahui adanya piutang tidak dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening Beban Kerugian Piutang. Kerugian piutang dicatat pada saat dinyatakan bahwa langganan tidak sanggup untuk membayar pailit. 15 15 Kelemahan metode penghapusan langsung adalah tidak mencocokkan biaya yang dikorbankan dengan pendapatn yang diperoleh pada periode yang bersangkutan. Dalam metode ini, piutang yang disajikan di neraca hanya sebesar nilai bruto piutang tanpa adanya pengurangan terhadap piutang yang diakui tidak dapat ditagih kembali. Penggunaan metode penghapusan langsung tidak dapat menunjukkan dalam neraca jumlah piutang yang diharapkan dapat ditagih karena neraca hanya menunjukkan jumlah bruto piutang. Selain itu, menurut metode penghapusan langsung, penjualan yang terjadi mendekati akhir periode akuntansi tidak diakui tidak tertagih atau diakui dapat ditagih sampai periode yang berikutnya. Hal ini mengakibatkan munculnya biaya yang terlalu tinggi pada periode yang berikutnya karena piutang tak tertagih tidak diakui pada periode tersebut. Akibatnya biaya pada periode yang bersangkutan dicatat terlalu rendah sedangkan biaya pada periode berikutnya dicatat terlalu tinggi. Kelebihan dari metode penghapusan langsung ini adalah sederhana dan mudah digunakan khususnya dalam penentuan besarnya kerugian piutang karena metode ini bersifat objektif dimana piutang akan dihapuskan pada waktu terbukti tidak tertagih lagi. Metode penghapusan langsung yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengakui besarnya piutang tak tertagih pada setiap periode akuntansi tidak dapat menaksir kerugian piutang tak tertagih secara tepat. Metode ini bertentangan dengan Standar Akuntansi Keuangan karena metode ini tidak dapat memberikan 16 16 penandingan matching pendapatan dengan beban periode berjalan dan tidak melaporkan jumlah piutang dari nilai bersih piutang yang dapat direalisasikan. 2. Metode Cadangan Penyisihan Dalam metode cadangan penyisihan, setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang cadangan kerugian piutang yang akan dibebankan pada periode yang bersangkutan. Kerugian piutang pada akhir periode akuntansi ditetapkan berdasarkan penaksiran. Berdasarkan metode ini juga jika langganan dinyatakan failit atau tidak dapat membayar maka hal ini tetap akan dilakukan penghapusan piutang. Tujuannya adalah untuk mengurangi nilai piutang usaha sampai sejumlah yang dapat direalisasi dan untuk mengalokasikan biaya kerugian piutang pada periode berjalan. Untuk itu perlu dilakukan penaksiran secara tepat terhadap pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih. Dalam hal ini, Hendrikson 1991:272 berpendapat bahwa taksiran besarnya penyisihan untuk piutang ragu-ragu paling akurat jika didasarkan pada umur dan sifat piutang yang masih harus ditagih pada tanggal neraca dan harapan probabilistik mengenai ketertagihannya. Dalam metode cadangan penyisihan ini, penaksiran kerugian piutang tersebut dimasukkan sebagai beban dan pengurangan tidak langsung dalam piutang dagang melalui suatu kenaikan dalam perkiraan cadangan atau penyisihan dalam periode saat penjualan tersebut dicatat. Untuk menentukan besarnya taksiran piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Penaksiran Dagang yang tidak tertagih berdasarkan Persentase dari Penjualan Kredit Pendekatan Laba Rugi 17 17 Fokus pelaporan dalam melakukan penaksiran piutang dagang yang tidak tertagih dengan persentase penjualan kredit adalah laporan laba rugi. Persentase penjualan kredit yang dilakukan dalam menaksir piutang tak tertagih akan menandingkan besarnya pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan dengan besarnya biaya yang harus ditanggung akibat adanya kerugian piutang tak tertagih yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Pada metode ini, jumlah piutang tak tertagih berbanding akan berbanding lurus sesuai dengan persentase dengan penjualan kredit pada tahun berjalan. Persentase ini merupakan proyeksi berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya yang dimodifikasi dengan perubahan yang diharapkan pada periode berjalan. Kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Hasil perkalian ini merupakan beban kerugian piutang perusahaan pada periode berjalan yang dicatat dengan mendebet rekening beban kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang. b. Penaksiran Dagang yang tidak tertagih berdasarkan Persentase dari Saldo Piutang Pendekatan Neraca Fokus pelaporan dalam melakukan penaksiran piutang dagang yang tidak tertagih dengan persentase penjualan kredit adalah laporan laba rugi. Persentase saldo piutang yang dilakukan dalam menaksir piutang tak tertagih akan menimbulkan adanya cadangan kerugian piutang sebagai pengurang dari nilai bruto piutang yang dilaporkan dalam neraca. Dengan adanya cadangan kerugian piutang tak tertagih, maka jumlah piutang yang diungkapkan dalam neraca adalah sebesar nilai netto dari piutang tersebut. 18 18 Dengan cara ini, saldo piutang pada akhir periode dikalikan dengan persentase tertentu. Hasil perkalian ini merupakan cadangan kerugian piutang yang diinginkan. Jumlah kerugian piutang akan diperoleh dengan cara mengurangi atau menambah saldo rekening cadangan kerugian piutang yang diharapkan terhadap saldo rekening cadangan kerugian piutang. Kelebihan dari metode cadangan ini adalah: - Metode cadangan perhitungannya lebih memuaskan dalam segi penandingan karena metode ini akan menghitung piutang yang tidak tertagih untuk periode yang sama dengan terjadinya penjualan kredit sehingga dapat dilakukan penghitungan terhadap piutang yang diestimasi diperkirakan tidak dapat ditagih kembali. - Penggunaan estimasi taksiran terhadap piutang tak tertagih yang dilakukan dalam metode ini akan dapat menentukan persentase jumlah taksiran piutang tak tertagih. Persentase ini diramalkan berdasarkan pengalaman masa lalu, kondisi pasar sekarang, dan analisis atas saldo piutang yang benar. Sedangkan kelemahan dari metode cadangan ini adalah bila etimasi tidak dilakukan secara cermat, maka akan memberikan gambaran biaya kerugian piutang yang tidak tepat sehingga metode ini akan gagal untuk mempertemukan antara biaya penghapusan dengan jumlah penjualan yang menyebabkan penghapusan tersebut. 19 19

2.7. Penilaian Umur Piutang