Dasar Pembuatan Sistem Pakar Perbedaan Sistem Pakar dengan Konvensional Struktur Sistem Pakar

2.2.4 Dasar Pembuatan Sistem Pakar

Ada beberapa alasan mendasar mengapa sistem pakar dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar, diantaranya: 1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi. 2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar. 3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi. 4. Seorang pakar mahal harganya. 5. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat hostile environment.

2.2.5 Perbedaan Sistem Pakar dengan Konvensional

Tabel 2.1. Perbedaan sistem konvensional dan sistem pakar Arhami, 2005 Sistem Konvensional Sistem Pakar Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program sekuensial Basis pengetahuan dari mekanisme pemrosesan inferensi Program tidak pernah salah kecuali pemrogramnya yang salah Program bisa saja melakukan kesalahan Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil yang diperoleh Penjelasan explanation merupakan bagian dari sistem pakar Membutuhkan semua input data Tidak harus membutuhkan semua input data atau fakta Perubahan pada program merepotkan Perubahan pada kaidah dapat dilakukan dengan mudah Sistem bekerja jika sudah lengkap Sistem dapat bekerja hanya dengan kaidah yang sedikit Eksekusi secara algoritmik Eksekusi dilakukan secara heuristic dan logis Manipulasi efektif pada database yang besar Manipulasi efektif pada basis pengetahuan yang besar Efisiensi adalah tujuan utama Efektivitas adalah tujuan utama Data kuantitatif Data kualitatif Representasi dalam numeric Representasi pengetahuan dalam simbolik Menangkap, menambah dan mendistribusi data numerik atau informasi Menangkap, menambah dan mendistribusi pertimbangan dan pengetahuan

2.2.6 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan development environment dan lingkungan konsultasi consultation environment. Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar. Sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar Arhami, 2005. Komponen-komponen sistem pakar terdiri dari User Interface antarmuka pengguna, basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, fasilitas penjelasan dan perbaikan pengetahuan. Antarmuka pengguna merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oelh sistem. Selain menerima informasi, antarmuka juga menyajikan informasi ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi dan penyelesaian masalah. Komponen ini disusun berdasarkan dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi obyek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui. Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi atau transfer atau transformasi keahlian untuk menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini engineer berusaha untuk mentransfer pengetahuan ke dalam program komputer. Pengetahuan dapat diperoleh dari pakar, dan dapat dikuatkan oleh pengetahuan lain yang berasal dari buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk melakukan akuisisi pengetahuan yaitu metode wawancara yang paling banyak digunakan. Metode ini melibatkan pembicaraan secara langsung dengan pakar. Metode yang kedua adalah analisis protocol. Pada metode ini pakar diminta untuk melakukan pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan dan dianalisis. Metode ketiga adalah observasi. Pada metode ini, pengakuisisi cukup melihat apa yang dilakukan pakar untuk direkam dan diobservasi. Mesin Inferensi, komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi memberikan metodologi penalaran informasi yang ada di dalam basis pengetahuan untuk memformulasikan kesimpulan. Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan yaitu pelacakan ke belakang backward chaining dan pelacakan ke depan forward chaining. Pelacakan ke belakang dimulai dari tujuan untuk selanjutkan dilakukan pelacakan aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori data. Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan dan selanjutnya akan dicoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN. Fasilitas penjelasan, adalah komponen sistem pakar yang akan membuat sistem pakar tersebut menjadi lebih bermanfaat dengan cara meningkatkan penalaran pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar. Bagaimana sistem pakar digunakan? Mengapa muncul pertanyaan-pertanyaan tertentu? Mengapa suatu alternative ditolak? Bagaimana mendapatkan kesimpulan? Perbaikan pengetahuan, komponen terakhir di dalam sistem pakar. Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis kinerja serta belajar dari kinerja. Kemampuan tersebut penting dalam pembelajaran terkomputerisasi sehingga program dapat menganalisis penyebab kesuksesan atau kegagalan yang dialami.

1.8 Java

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Objek Wisata Kabupaten Poso Berbasis Android T1 672006703 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Simulasi TracingAlumni Berbasis Android T1 672007256 BAB II

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Deteksi Kerusakan Mobil Berbasis XML

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Deteksi Kerusakan Mobil Berbasis XML T1 672007002 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Deteksi Kerusakan Mobil Berbasis XML T1 672007002 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Deteksi Kerusakan Mobil Berbasis XML T1 672007002 BAB V

0 1 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Virtual Gamelan Berbasis Android T1 672007003 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Virtual Gamelan Berbasis Android T1 672007003 BAB II

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Virtual Gamelan Berbasis Android T1 672007003 BAB IV

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Virtual Gamelan Berbasis Android T1 672007003 BAB V

0 0 2